Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FIRDA FEBRIYANTI

NIM : 21142012011
TUGAS : KWN (TUGAS 5)

Kajian Surah Al-Ahzab Ayat 45-46


“Menelusuri Makna Sirah Nubuwwah Muhammad Saw.”
Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.
24 Oktober 2021/17 Rabiul Awwal 1443 H

QS. Al-Ahzab: 45-46


ً ِ‫َّللا ِبإِذْنِ ِه َو ِس َرا ًجا ُمن‬
)46( ‫يرا‬ ِ َّ ‫) َودَا ِعيًا ِإلَى‬45( ‫ِيرا‬ َ ‫ي ِإنَّا أ َ ْر َس ْلن‬
ً ‫َاك شَا ِهدًا َو ُمبَش ًِرا َونَذ‬ ُّ ‫يَاأَيُّ َها النَّ ِب‬
Ayat di atas berhubungan dengan ayat sesudahnya yaitu QS. Al-Ahzab : 47-48. Dimana Allah
mengabarkan Rasul utusan-Nya yakni Baginda Nabi Muhammad Saw.

‫اَّلل َو ِّكي ًْال‬


ِّ َّ ِّ‫َّللا َو َكفَى ب‬ ْ َ ‫) َو ََل ت ُ ِّط ِّع ْالكَافِّ ِّرينَ َو ْال ُمنَافِّقِّينَ َود‬47( ‫يرا‬
ِّ َّ ‫ع أَذَاهُ ْم َوت ََو َّك ْل َعلَى‬ ِّ َّ َ‫َوبَش ِِّّر ْال ُمؤْ ِّمنِّينَ بِّأ َ َّن لَ ُه ْم ِّمن‬
ً ِّ‫َّللا فَضْال َكب‬
(48)
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin, bahwa sesungguhnya bagi
mereka karunia yang besar dari Allah (47). Dan janganlah kamu menuruti orang-orang kafir dan
orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.)48(” (QS. Al-Ahzab : 47-48)

Asbabun Nuzul
Ayat 45-46 tidak ada riwayat yang menyatakan asbabun nuzul ayat ini turun, namun ayat ini
sebagai kabar anugerah diutusnya seorang Rasul yang menjadi penerang.

Kemudian sebab ayat 47 turun sebagai berikut :


“Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah dan Hasan Al Bashry. Berkata keduanya : “Di
waktu Allah menurunkan ayat Liyaghfira lakallahu maa taqaddama min dzanbika wa maa
taakhhara berkata orang-orang mukmin : “Selamat kepada engkau ya Rasulullah, kami sudah
mengetahui dengan apa yang Allah berikan kepada engkau. Dan apa yang akan Allah lakukan
terhadap kami?” Yang intinya adalah orang-orang mukmin menanyakan tentang apa yang akan
mereka dapatkan dari Allah SWT. Maka turunlah surah Al-Ahzab ayat 47 sebagai jawaban atas
pertanyaan mereka.

Tafsir Al-Muyassar
Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah
menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka
dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api
neraka. Penyeru kepada tauhid Allah dan ibadah kepada-Nya semata dengan perintah-Nya
kepadamu, lampu yang bercahaya bagi siapa yang ingin mengambil cahaya darimu. Perkaramu
sangat jelas, kamu membawa kebenaran seperti matahari dari segi cahaya dan sinarnya, tidak ada
yang mengingkarinya kecuali orang yang membangkang.
Tafsir Al-Munir
Az-Zuhaili (2003) menandaskan bahwa ayat di atas mengandung fungsi dan tugas dakwah yang
diemban Rasulullah. Rasulullah sebagai cahaya, pelita yang bukan merupakan makna yang
sesungguhnya melainkan lebih kepada sosok yang memberikan tuntunan, bimbingan, dan
menunjukkan ke arah kebaikan.

Rasulullah diutus untuk menyaksikan apakah umatnya merupakan hamba yang membenarkan,
beriman, bertakwa atau sebaliknya mengingkari dan mendustakan ajaran-Nya. Lebih lanjut, dalam
menjalankan tugasnya Rasulullah tidak hanya bertindak untuk memberikan kabar gembira tentang
balasan surga bagi orang-orang beriman yang taat terhadap ajaran-Nya, namun juga memberikan
peringatan tentang betapa pedihnya siksaan api neraka bagi orang-orang yang durhaka dan
menentang ajaran-Nya.

Tafsir Al-Qurtubi
Al-Qurthubi (2007) menjelaskan bahwa esensi diturunkannya ayat di atas adalah untuk menghibur
Nabi Muhammad Saw. dan seluruh kaum mukminin. Nabi Muhammad Saw. merupakan saksi,
pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada agama Allah, dan cahaya yang
menerangi.

Dalam Riwayat Ibnu Abbas disebutkan bahwa ketika ayat tersebut diturunkan, Rasulullah
memanggil Ali dan Mu’adz, lalu mengutus mereka ke negeri Yaman dan sampaikanlah kabar
gembira, bukan kabar buruk yang membuat mereka lari, dan jangan mempersulit, permudahlah
mereka.

Dalam riwayatnya Sa’id menyatakan bahwa makna dari ‫ شَا ِّهدًا‬yakni menjadi saksi bagi umatnya
dan umat terdahulu di hari pembalasan kelak. Pemberi kabar gembira, kabar mengenai rahmat dan
ampunan Allah kepada orang-orang beriman, begitu pun sebaliknya Rasulullah juga bertugas
untuk memberi peringatan tentang betapa pedihnya balasan perbuatan kepada orang-orang yang
menentang risalah dan durhaka kepada Allah.
Nilai-Nilai Pendidikan
 Mendidik menanamkan rasa syukur yang tinggi dan tidak mengingkari nikmat-Nya.
 Mendidik nilai sosial yang tinggi untuk saling memperhatikan di antara sesama dengan
berdakwah.
 Menampakkan mahabbah kepada Allah dan Rasul-Nya dengan ketaatan dan selalu
mengingat-Nya.
 Menguatkan nilai tauhid dalam diri kita dan meningkatkan ibadah.

Tugas Nabi dalam QS. 45-46


 Saksi
 Pemberi Kabar Gembira
 Penuntun Hamba kepada Allah
 Pemberi Peringatan
 Pelita yang Menerangi
Kesempurnaan Risalah
Nabi Muhammad Saw.
‫نجي َل‬ ِّْ ‫ص ِّدقًا ِّل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِّه َوأَنزَ َل ٱلت َّ ْو َر َٰىةَ َو‬
ِّ ‫ٱْل‬ َ ‫ق ُم‬ َ َ ‫ن ََّز َل َعلَي َْك ْٱل ِّك َٰت‬
ِّ ‫ب ِّب ْٱل َح‬
“Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang
telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Ali-Imran: 3)

RISALAH KENABIAN
 Pertama, menyampaikan ajaran Illahi yang termaktub dalam kitab suci;
 Kedua, mengembangkan hikmah kearifan, yaitu kebenaran di luar kenabian; dan
 Ketiga, mendorong kegiatan menelaah gejalagejala alam dan sejarah sebagai tanda-tanda
kebesaran Tuhan, untuk mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui manusia".

(Bulughul Maram Min Adillati Al-Ahkam (Kitab Al-Imaan)


Makna Sirah Nubuwwah
 Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan As-Sirah menurut bahasa adalah
kebiasaan, jalan, kegiatan yang dipekerjakan, dan kelakuan. Menurut istilah umum adalah
perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.
 Sirah nabawiyah merupakan rekaman mata rantai seluruh perjalanan Nabi Muhammad
Saw. dari kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi nabi, serta perjuangannya yang besar
dan tantangan-tantangan berat yang dilaluinya hingga wafat.

Sejarah Rasulullah Saw.


Dalam karyanya yang monumental tentang sirah Nabi Muhammad, Ibn Hisyam memadahkan
bahwa Ibn Ishaq menetapkan dengan jelas dan tepat hari kelahiran Nabi: "Rasul Saw. dilahirkan
hari Senin malam, 12 Rabiul awal, tahun Gajah."

Dari Abu Qatadah al-Anshari, dia berkata, Nabi ditanya tentang puasa di hari Senin. Beliau
Saw. menjawab, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus menjadi Rasul, atau diturunkan
kepadaku (wahyu)." (HR. Muslim)

Keistimewaan Rasulullah Saw.


Dari Jabir ibn Abdullah berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, “Aku telah diberi lima perkara
yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku: (1) aku ditolong dengan rasa takut
yang menghinggapi musuh-musuhku dari jarak sebulan perjalanan, (2) bumi ini dijadikan bagiku
sebagai tempat sujud dan alat bersuci, maka di mana saja seseorang dari umatku mendapati waktu
salat telah tiba, hendaklah dia mengerjakannya, (3) dihalalkan bagiku harta rampasan perang
yang belum pernah dihalalkan bagi seorang Nabi pun sebelumku, (4) diberikan kepadaku hak
untuk memberikan syafaat, dan (5) dahulu para Nabi diutus hanya kepada kaumnya saja,
sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari).

Sejarah Rasulullah Saw.


 Ketika Rasulullah Saw. kecil terjadi peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad Saw.
ketika berada di pedalaman Bani Sa'ad dianggap sebagai salah satu pertanda kenabian dan
isyarat pemilihan Allah kepadanya untuk suatu perkara besar dan mulia.
 Tatkala Nabi Muhammad Saw. berusia 12 tahun, ia dibawa berniaga oleh pamannya, yaitu
Abu Thalib ke negeri Syam, dan ini merupakan perjalanannya yang pertama. Kemudian
ketika Nabi Muhammad Saw. Berusia 25 tahun, ia pergi ke Syam untuk kedua kalinya
dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid.
 Setibanya di Mekkah dari perjalanan dagang tersebut, Nabi Muhammad Saw. menikah
dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu dua bulan sesudah kedatangannya. Setelah itu
Nabi Muhammad Saw. pindah ke rumah Khadijah. Dari pernikahan itu lahirlah 3 orang
putra yaitu Al-Qasim, Abdullah, dan Thayyib, yang semuanya meninggal di waktu kecil,
serta 4 orang puteri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.
 Menjelang usianya yang keempat puluh, dia sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan
masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Makkah. Di sana
Nabi Muhammad mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari untuk bertafakur.
 Aisyah RA berkata: “Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah Saw. adalah
diawali dengan Ar-ru'yah ash-shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah ia
bermimpi, kecuali yang ia lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya subuh.
Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
 Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Rasulullah Saw. memutuskan berdiam diri di Gua
Hira. Beliau beribadah di sana setiap malam selama beberapa hari. Hingga pada 17
Ramadhan tahun 611 M, datanglah malakiat Jibril kepadanya menyampaikan wahyu Allah
yang pertama yaitu QS. Al-Alaq : 1-5.
 Setelah menerima wahyu yang pertama kalinya di Gua Hira’, Rasulullah saw. tidak
menerima kembali wahyu yang kedua selama empat puluh hari. Padahal, ia sangat rindu
sekali dan sangat ingin menerima kembali wahyu yang berikutnya. Lalu, ketika Rasulullah
Saw. sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ia mendengar suara dari langit. Lalu, ia mengangkat
wajahnya ke langit. Ia melihat malaikat yang pernah mendatanginya saat di Gua Hira.
Malaikat itu sedang duduk di antara langit dan bumi.
 Rasulullah Saw. kembali merasa takut mengingat perlakuan malaikat itu kepada dirinya
saat menyampaikan wahyu yang pertama di Gua Hira’. Ia pun kembali ke rumah dan
berkata kepada keluarganya, “Selimutilah aku, selimutilah aku.” Maka Allah menurunkan
QS. Al-Mudatsir : 1-7.
 Setelah ayat (QS. Al-Mudatsir : 1-7) ini turun maka Rasulullah saw. berdakwah secara
terang-terangan dengan menghadapi ujian, cobaan dan tatangan yang sulit dan berat, tetapi]
Rasulullah Saw. istikamah dan sabar dalam menghadapi semuanya.

Anda mungkin juga menyukai