Anda di halaman 1dari 13

SELAYANG PANDANG

TENTANG KISAH KELAHIRAN NABI ISA A.S

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Guru Pengampu : Drs.H.Abdul Hamid M,M.Pd.I
Disusun Oleh :
Vinky Septianingrum (33)

PROGRAM STUDI ASISTEN KEPERAWATAN


SMK SATRIA BHAKTI NGANJUK
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Nabi Isa A.S
Beliau adalah seorang lelaki yang lahir dari perut seorang wanita perawan nan suci
bernama Maryam. Ibunya merupakan anak perempuan dari seorang lelaki pilihan Allah
bernama ‘Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Ya’kub alaihissalam). Keluarga
Imran ini merupakan salah satu keluarga yang dipilih Allah untuk mendapatkan
keistimewaan dari-Nya berupa nikmat kenabian.
Allah Ta’ala berfirman:

‫ِإَّن َهَّللا اْص َط َفٰى آَد َم َو ُنوًح ا َو آَل ِإْب َر اِهيَم َو آَل ِع ْم َر اَن َع َلى اْلَع اَلِميَن ُذ ِّر َّي ًة َب ْع ُض َه ا ِمن َب ْع ٍض ۗ َو ُهَّللا َسِم يٌع‬

‫َع ِليٌم‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga
‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sebagiannya merupakan
keturunan dari yang lainnya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Ali
‘Imran: 33-34)

Kelahiran Nabi Isa A.S


Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam dilahirkan
tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Artinya, beliau lahir tanpa
ayah. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang mustahil bagi Allah Swt.
Allah Ta’ala berfirman:

‫ِإَّن َم َث َل ِع يَس ٰى ِع نَد ِهَّللا َك َم َث ِل آَد َم ۖ َخ َلَق ُه ِمن ُتَر اٍب ُثَّم َق اَل َلُه ُك ن َف َي ُك وُن‬
Artinya : “Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah ia.”
(Ali ‘Imron: 59)

Ketika Maryam bertanya dengan penuh rasa heran saat mendapat kabar gembira
berupa seorang putra yang akan lahir dari perutnya tanpa ‘sentuhan’ seorang lelaki, Allah
menjelaskan dan menegaskan kepadanya serta kepada kita semua,

‫َك َٰذ ِلِك ُهَّللا َي ْخ ُلُق َم ا َي َش اُءۚ ِإَذ ا َقَض ٰى َأْمًر ا َف ِإَّن َم ا َي ُقوُل َلُه ُك ن َف َي ُك وُن‬
Artinya : “Demikianlah Allah, yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Ia
sudah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Ia hanya cukup mengatakan kepadanya,
“jadilah kamu”, lalu jadilah ia.” (Ali’Imran: 47)

Proses penciptaan beliau adalah dengan ditiupkannya roh ke dalam rahim ibunya,
Maryam. Kemudian Allah katakan kepadanya, “kun” (jadilah), sebagaimana yang Allah
sebutkan pada ayat sebelumnya. Maka, seketika itu Maryam hamil sebagaimana wanita pada
umumnya dan kemudian melahirkan Nabi Isa sebagai seorang anak manusia.
Sungguh, penciptaan ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah
swt. sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Alquran,
‫ُأ‬
‫َو َج َع ْلَن ا اْب َن َم ْر َي َم َو َّمُه آَي ًة َو آَو ْي َن اُه َم ا ِإَلٰى َر ْب َو ٍة َذ اِت َقَر اٍر َو َم ِعيٍن‬

Artinya : “Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya sebagai tanda
(kekuasaan kami), dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak
terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.”
(Al-Mu’minun: 50)

Ayat-ayat yang menerangkan tentang proses kelahiran Nabi Isa a.s di atas merupakan
bantahan tehadap tuduhan orang-orang Yahudi, yang menganggap Maryam telah berzina.
Padahal, Allah telah menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu.
Allah swt. berfirman,
‫َو َم ْر َي َم اْب َن َت ِعْم َر اَن اَّلِتي َأْح َص َنْت َفْر َج َه ا َفَنَفْخ َن ا ِفيِه ِمن ُّر وِح َن ا َو َص َّد َقْت ِبَك ِلَماِت َر ِّب َه ا َو ُكُتِبِه َو َك اَنْت‬

‫ِمَن اْل َقاِنِتيَن‬

Artinya : “Dan (ingatlah) Maryam putri ‘Imran yang memelihara kemaluannya (dari
perbuatan keji). Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami,
dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia itu termasuk orang-
orang yang taat.” (At-Tahriim: 12)

‫َو ِإْذ َق اَلِت اْلَم اَل ِئَك ُة َي ا َم ْر َي ُم ِإَّن َهَّللا اْص َط َفاِك َو َط َّه َر ِك َو اْص َط َفاِك َع َلٰى ِنَس اِء اْلَع اَلِميَن‬
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, Sesungguhnya
Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan juga mengistimewakan kamu atas segala
wanita di seluruh dunia.” (Ali ‘Imran: 42)

Mukjizat Yang Diberikan kepada Nabi Isa a.s Ketika Bayi

Allah swt berfirman,

‫َو ُيَك ِّلُم الَّن اَس ِفي اْل َمْهِد َو َك ْه اًل َو ِمَن الَّصاِلِحيَن‬

Artinya : “Dan dia (Isa) berbicara kepada manusia dalam buaian (ketika ia bayi) dan juga
ketika sudah dewasa. Dan dia itu termasuk orang-orang yang saleh.” (Ali-‘Imran: 46)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َم ا َتَك َّلَم َم ْو ُلود ِفي ِص َغ ِر ِه إال ِع يَس ى وَص اِحَب ُج َر ْيج‬

Artinya : “Tidak ada seorang anak yang berbicara ketika kecilnya kecuali Isa dan sahabat
Juraij.”
[HR. Bukhori dalam al-adabul mufrod no. 33, dan juga Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya no.
3572]

Ketika menafsirkan surah Ali ‘Imran ayat 46, Ibnu Katsir mengatakan, “Ia (Isa bin
Maryam) mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah semata tanpa kesyirikan pada saat
ia masih kecil sebagai mukjizat dan tanda (kenabian), serta saat beliau sudah dewasa ketika
Allah wahyukan kepadanya untuk melaksanakan urusan itu (dakwah).” [Lihat tafsir ibnu
katsir surah Ali-‘Imran ayat 46]

Kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam Dalam Islam


Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam yang
sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan juga utusan-
Nya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan sebagaimana yang
diyakini oleh orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau adalah anak zina. Bukan pula
orang-orang Nasrani bahwa beliau adalah Allah atau anak Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membantah keyakinan buruk mereka ini dalam
firman-Nya,

‫ِإْن ُه َو ِإاَّل َع ْب ٌد َأْن َع ْم َن ا َع َلْيِه َو َج َع ْلَن اُه َم َثاًل ِّلَب ِني ِإْس َر اِئيَل‬

Artinya : “Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya dan
Kami jadikan Dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail.” (Az-Zukhruf: 59)

‫ِإَّن َم ا اْلَمِس يُح ِعيَس ى اْبُن َم ْر َي َم َر ُسوُل ِهَّللا َو َك ِلَم ُتُه َأْل َقاَه ا ِإَلٰى َم ْر َي َم َو ُروٌح ِّم ْن ُه‬

Artinya : “Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah, kalimat-Nya
yang Ia kirimkan kepada Maryam, dan juga roh dari-Nya.” (An-Nisaa’: 171)

Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah kalimat
Allah yaitu Allah menciptakan beliau dengan kalimat-Nya, “‫”كن‬. Sedangkan maksud dari
Roh ialah Isa merupakan salah satu dari sekian banyak roh yang telah Allah ciptakan.[Lihat
fathul majid 42-43]
Dan beliau bukanlah roh kudus, karena roh kudus itu ialah Jibril sebagaimana yang
telah dijelaskan oleh para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan yang setelah mereka. [Tafsir
ibnu katsir 1/190]
Dari ayat ini, kita dapati betapa mulia dan agungnya kedudukan Nabi Isa di sisi Allah
Swt. Sehingga Allah sebutkan beliau sebagai kalimat dan juga roh-Nya.
Dan idhafah (penyandaran) pada ayat ini merupakan bentuk penghormatan kepada beliau.

Dakwah Nabi Isa ‘alaihissalam


Dakwah beliau tidak berbeda dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang lain, yaitu
mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah Swt. Hanya saja, Nabi
Isa a.s diutus khusus kepada Bani Israil. Berbeda dengan Nabi kita Muhammad SAW yang
diutus kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan manusia.

‫َو َر ُسواًل ِإَلٰى َب ِني ِإْس َر اِئيَل َأِّن ي َقْد ِج ْئُتُك م ِبآَي ٍة ِّمن َّر ِّب ُك ْم‬
Artinya : “Dan (Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan
berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa ayat
(mukjizat) dari Rabb-mu.” (Ali ‘Imran: 49)

Di antara yang beliau serukan kepada Bani Israil adalah apa yang Allah abadikan
dalam kitab-Nya,

‫َو َق اَل اْل َمِس يُح َي ا َب ِني ِإْس َر اِئيَل اْع ُبُد وا َهَّللا َر ِّبي َو َر َّب ُك ْم ۖ ِإَّن ُه َم ن ُيْش ِر ْك ِباِهَّلل َفَقْد َح َّر َم ُهَّللا َع َلْيِه اْلَج َّنَة‬
‫ْأ‬
‫َو َم َو اُه الَّن اُر ۖ َو َم ا ِللَّظ اِلِميَن ِمْن َأنَص اٍر‬
Artinya : “Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga
Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam
ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan
orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari
siksa api neraka).” (Al-Maaidah: 72)

Walau Allah telah menganugerahi banyak mukjizat yang menunjukkan kenabian


beliau, dan membenarkan kerasulan beliau, hanya sebagian saja yang menyambut dan
menerima dakwah beliau. Mereka adalah al-hawariyyun yang menjadi pengikut dan
penolong setia beliau.

‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا ُك وُنوا َأنَص اَر ِهَّللا َك َم ا َق اَل ِع يَس ى اْبُن َم ْر َي َم ِلْلَح َو اِر ِّييَن َم ْن َأنَص اِر ي ِإَلى ِهَّللاۖ َق اَل‬
‫اْلَح َو اِر ُّيوَن َن ْح ُن َأنَص اُر ِهَّللاۖ َف آَم َن ت َّط اِئَفٌة ِّمن َب ِني ِإْس َر اِئيَل َو َكَفَر ت َّط اِئَفٌة‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah
sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia,
“Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?”
Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah.”
Maka (dengan begitu), segolongan dari Bani Israil beriman (al-hawariyyun) dan segolongan
lain kafir.” (Ash-Shaff: 14)

Siapa yang disalib?


Sejak zaman Nabi Musa ‘alaihissalam, Bani Israil telah menunjukkan sikap-sikap
melampaui batas. Mereka telah dikenal sebagai kaum yang sombong, berhati keras,
pembangkang, suka berbohong dan ingkar janji, selalu mengingkari nikmat dan ayat-ayat
Allah serta hobi mengakal-akali perintah dan larangan Allah. Karenanya, Allah selalu
mengutus para Nabi kepada mereka untuk membimbing dan menuntun mereka ke jalan yang
benar, serta menegakkan hukum Allah di tengah-tengah mereka.
Akan tetapi, ketika ada Nabi yang diutus kepada mereka, selalu saja mendapat
ancaman kejahatan tangan-tangan mereka. Dan mereka tidak segan-segan membunuh para
Nabi yang diutus kepada mereka. Di antara Nabi yang Allah utus kepada mereka adalah
Isa ‘alaihissalam.
Tidak berbeda dengan nabi-nabi yang lain, Isa ‘alaihissalam juga mendapat perlakuan
yang sama dari Bani Israil berupa pendustaan, pengingkaran, gangguan, dan
permusuhan.Tatkala Allah mengutusnya kepada mereka dengan bukti-bukti dan juga
petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan mukjizat-
mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau. Karena dasar kedengkian itulah
mereka mengingkari kenabian Isa ‘alaihissalam dan kemudian memusuhi serta menyakiti
beliau.
Betapa besar permusuhan yang mereka sulutkan sehingga tidak membiarkan
beliau ‘alaihissalam menetap di negeri bersama mereka. Bahkan beliau bersama ibunya selalu
berkelana, berpindah-pindah tempat karena ulah orang-orang Yahudi tersebut.
Tidak sampai di sini. Karena kedengkian telah tertancap dan mendarahdaging, mereka
berusaha membuat konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut Raja Damaskus
saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang. Mereka membuat fitnah-fitnah serta
tuduhan dusta tentang Nabi Isa ‘alaihissalam, sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi
marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem untuk menyalibnya.
Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu langsung
berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang ditempati oleh Nabi
Isa ‘alaihissalam dan kemudian mengepungnya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka telah merancang tipu muslihat, dan
Allah juga membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah sebaik-baik
perancang tipu muslihat.” (Ali ‘Imran: 54)
Dalam keadaan demikian, Nabi Isa ‘alaihissalam menanyakan kepada murid-
muridnya tentang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya seperti wajah beliau. Dan beliau
menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia. Maka, salah seorang pemuda di antara mereka
ada yang merespon beliau dengan jawaban, “Saya bersedia”. Kemudian Allah serupakan
wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Setelah itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat
Allah ke langit dari rumah tersebut dalam keadaan demikian. Tatkala para murid beliau
keluar dari rumah itu, orang-orang Yahudi yang telah mengepung sejak sore menangkap dan
menyalib lelaki tersebut.[Lihat tafsir ibnu katsir 1/293-294]
Setelah itu mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam,
yaitu utusan Allah” (An-Nisaa’: 157)
Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, “Dan mereka
sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi, (orang yang
mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya dengan Isa) untuk mereka.”
Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa sebelum menangkap lelaki tersebut, mereka
menghitung jumlah orang-orang yang keluar dari rumah itu karena mendengar bahwa Isa
telah diangkat ke langit. Setelah dihitung, ternyata mereka mendapatkan ada satu orang yang
kurang. Sehingga mereka ragu apakah yang mereka tangkap itu benar-benar Isa atau bukan?
[Tafsir ath-thobari 9/371, maktabah syamilah]. Inilah mengapa Allah sebutkan di akhir
ayat, “Dan sungguh, orang-orang yang berselisih padanya (urusan pembunuhan Isa) benar-
benar dalam keraguan. Mereka itu tidak memiliki ilmu yang pasti tentangnya. Dan mereka
tidak membunuhnya dalam keadaan yakin (bahwa yang dibunuh itu benar-benar Isa).” (An-
Nisaa’: 157)

Keberadaan Beliau Saat Ini


Para ulama telah sepakat tentang keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit dalam
keadaan masih hidup dan sama sekali belum mati. Dan hal ini telah disebutkan Allah dalam
firman-Nya,

‫َو َم ا َقَت ُلوُه َيِقيًن ا َب ل َّر َف َع ُه ُهَّللا ِإَلْيِهۚ َو َك اَن ُهَّللا َع ِز يًز ا َح ِكيًما‬
Artinya : “Mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin. Akan tetapi (sebenarnya),
Allah telah mengangkatnya (Isa) kepada-Nya. Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (An-Nisaa’: 157-158)
Pengangkatan Nabi Isa ‘alaihissalam terjadi ketika beliau dikepung oleh orang-orang
Yahudi untuk ditangkap dan disalib, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Allah
mengangkat beliau kepada-Nya, yaitu ke langit.
Allah Ta’ala juga berfirman,
‫ِإْذ َق اَل ُهَّللا َي ا ِع يَس ٰى ِإِّن ي ُم َت َو ِّفيَك َو َر اِفُع َك ِإَلَّي َو ُم َط ِّهُر َك ِمَن اَّلِذيَن َكَفُروا‬
Artinya : “(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan
mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-orang yang
kafir tersebut.” (Ali-‘Imran: 55)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud wafat pada ayat ini adalah tidur.
Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat ke langit. [Lihat tafsir ibnu
katsir pada ayat ini]. Imam Ath-Thabari meriwayatkan dari al-Hasan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada orang Yahudi, “Sesungguhnya Isa itu
belum mati. Dan ia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat nanti.” [Lihat tafsir ath-
thobari pada ayat 55 surah Ali ‘Imran]

Dan sangat banyak hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan
bahwa beliau saat ini masih hidup dan berada di langit.
Di antara hadis-hadis tersebut adalah kisah perjalanan mikraj Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam
kisah tersebut, beliau bertemu dengan Nabi Isa ‘alaihissalam di langit yang menyapa dan
memberikan salam penghormatan kepada beliau. [Bukhori (349), Muslim (259)]

Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di Akhir Zaman


Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke dunia pada akhir zaman nanti merupakan perkara
yang pasti akan terjadi dan merupakan salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Tidak ada satu orang pun dari ulama kaum muslimin yang mengingkari kejadian ini. Bahkan
mereka menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang wajib diyakini oleh setiap
muslim.
Hal itu dikarenakan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkannya dalam
Alquran. Begitu pula dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah mengabarkan
akan terjadinya kejadian itu.
Allah Ta’ala berfirman,

‫َو ِإن ِّمْن َأْه ِل اْل ِك َت اِب ِإاَّل َلُيْؤ ِم َن َّن ِبِه َقْب َل َم ْو ِتِهۖ َو َي ْو َم اْل ِقَياَمِة َي ُك وُن َع َلْي ِه ْم َش ِه يًد ا‬
Artinya : “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa
alaihissalam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi
terhadap mereka.” (An-Nisaa: 159)
Imam As-Saffarini menjelaskan bahwa mereka benar-benar akan beriman kepada
Nabi Isa ‘alaihissalam sebelum wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika beliau turun dari langit
pada akhir zaman nanti, sehingga hanya akan ada satu agama, yaitu agama Ibrahim yang
lurus. [Al-irsyad ilaa shohihil-i’tiqood 1/215]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya,
“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian
sebagai seorang hakim yang adil.” [HR. Bukhori no. 2222, Muslim no. 155]

Bagaimana Beliau Turun??


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Nabi
Isa ‘alaihissalam akan turun di dekat ‘menara putih’ yang berada di bagian timur Damaskus
dengan mengenakan pakaian yang dicelupkan wars (wars adalah salah satu jenis tumbuhan
yang tumbuh di daerah Arab, Habasyah, dan juga India. Buahnya dilapisi oleh kelenjar merah
seperti ada bulu-bulu halus diatasnya. Ini biasa digunakan untuk mewarnai pakaian (lihat
almu’jamul-waasith)) dan za’faran (za’faran adalah salah satu jenis wewangian).
Saat turun, beliau meletakkan kedua telapak tangannya di sayap dua malaikat. Ketika
beliau menundukkan kepala, maka akan menetes. Dan ketika beliau mengangkatnya, maka
akan bercucuran air yang sangat bening seperti mutiara. Tidak ada seorang kafir pun yang
mencium aroma nafas beliau kecuali ia akan mati. Sedangkan nafas beliau itu menjangkau
jarak yang sangat panjang, sejauh matanya memandang. [Lihat hadits riwayat Muslim
(2937)]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa ketika turun, Nabi
Isa ‘alaihissalam akan disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan kemudian
sholat bersama mereka.
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku ini yang selalu berperang
menampakkan kebenaran sampai hari kiamat tiba. Maka turunlah Isa alaihissalam, dan
pemimpin mereka (Imam Mahdi) akan berkata (kepadanya), ‘Kemarilah anda dan sholatlah
bersama kami (maksudnya jadilah imam dalam sholat kami-red).’ Kemudian ia menjawab,
‘Tidak, sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai bentuk
penghormatan Allah terhadap umat ini.’” [HR. Muslim no. 156]

Apa Yang Beliau Bawa Ketika Diturunkan dan Untuk Apa Beliau Turun?
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menetapkan suatu hal melainkan ia mempunyai
misi tersendiri untuk itu. Dan Dia juga telah menetapkan misi khusus diturunkannya Nabi Isa
‘alaihissalam di akhir zaman nanti. Di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya,

، ‫ َو َي ْقُتَل اْلِخ ْن ِز يَر‬، ‫ َف َي ْك ِس َر الَّصِليَب‬،‫َو اَّلِذي َن ْف ِس ي ِبَيِدِه َلُيوِش َك َّن َأْن َي ْن ِز َل ِفيُك ُم اْبُن َم ْر َي َم َح َك ًما ُم ْق ِس ًط ا‬
‫ َو َي ِفيَض اْلَم اُل َح َّت ى اَل َي ْق َب َلُه َأَح ٌد‬، ‫َو َيَض َع اْلِج ْز َي َة‬
Artinya : “Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah
kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi,
menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada
seorang pun yang bersedia menerimanya (harta pemberian).” (HR. Bukhari no. 2222, Muslim
no. 155)
Misi lain dari turunnya Isa ‘alaihissalam adalah untuk membunuh Dajjal.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ فيبعث‬-‫ أدري أربعين يوما أو أربعين شهرا أو أربعين عاما‬-‫يخرج الدجال في أمتي فيمكث أربعين ال‬
‫هللا عيسى بن مريم كأنه عروة بن مسعود فيطلبه فيهلكه‬

Artinya : “Dajjal akan keluar di tengah-tengah umatku dan akan menetap selama 40 –salah
seorang perawi berkata, aku tidak tahu apakah itu 40 hari, 40 bulan, atau 40 tahun–. Maka
Allah utus Isa putra Maryam. Kemudian beliau mencarinya dan akan berhasil
membinasakannya.” [HR. Muslim no. 2940]

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang
membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Akan
tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang adil sebagaimana yang disebutkan
dalam hadis di atas.
Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam beribadah dengan
syariat Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, baik dalam perkara-perkara
pokok maupun cabang. Bukan dengan syariat beliau yang dahulu. Sebab, syariat tersebut
telah dihapus.
Dengan demikian, beliau turun ke bumi sebagai khalifah bagi Nabi kita shallallaahu
‘alaihi wasallam, sekaligus sebagai hakim bagi umatnya. [Lihat kitab al-irsyad ilaa shohihil-
i’tiqood 1/196, maktabah syamilah]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan Isa itu masih hidup di langit dan sama
sekali belum mati. Dan ketika turun nanti, ia tidak akan menerapkan hukum kecuali dengan
hukum kitab dan sunah, bukan dengan yang menyelisihi itu.” [Al-irsyad ilaa shohihil-i’tiqood
1/215, maktabah syamilah]
KESIMPULAN

Kisah Nabi Isa ini memberi hikmah bahwa keteguhan hati dan kesabaran sangat dibutuhkan
ketika menghadapi suatu kesulitan, selain itu sangat penting dalam mempertebal dan
memperkuat keimanan serta percaya pada kebesaran Allah SWT. Jika Allah berkehendak
sesuatu yang mustahil pun akan terjadi, seperti kisah Nabi Isa a.s yang lahir dari seorang
perempuan perawan dan dapat berbicara ketika masih bayi.

Anda mungkin juga menyukai