Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ahmad Zamakhsyari Amin

Nim : 762312019008

Prodi : IAT/1

Nabi Isa A.S

Sepanjang sejarah manusia, telah banyak para nabi dan rasul yang Allah utus

ke dunia ini yang bertugas menyampaikan dan mengajarkan agama-Nya serta

mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya. Salah satu di antara mereka

adalah Nabi Isa ‘alaihissalaam.

Siapa itu Nabi Isa?

Beliau adalah seorang lelaki yang lahir dari perut seorang wanita perawan nan

suci bernama Maryam. Ibunya merupakan anak perempuan dari seorang lelaki pilihan

Allah bernama ‘Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi

Ya’kub alaihissalam). Keluarga Imran ini merupakan salah satu keluarga yang dipilih

Allah untuk mendapatkan keistimewaan dari-Nya berupa nikmat kenabian.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ْض ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ ُ ‫ ُذرِّ يَّةً بَ ْع‬  َ‫ِإ َّن هَّللا َ اصْ طَفَ ٰى آ َد َم َونُوحًا َوآ َل ِإ ْب َرا ِهي َم َوآ َل ِع ْم َرانَ َعلَى ْال َعالَ ِمين‬
ٍ ‫ضهَا ِمن بَع‬

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga

‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sebagiannya

merupakan keturunan dari yang lainnya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.” (Ali ‘Imran: 33-34)


Bagaimana Kelahiran Beliau?

Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam 

dilahirkan tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Artinya,

beliau lahir tanpa ayah. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang mustahil bagi

Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ِإ َّن َمثَ َل ِعي َس ٰى ِعن َد هَّللا ِ َك َمثَ ِل آ َد َم ۖ خَ لَقَهُ ِمن تُ َرا‬
ُ‫ب ثُ َّم قَا َل لَهُ ُكن فَيَ ُكون‬

“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti

(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman

kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah ia.” (Ali ‘Imron: 59)

Ketika Maryam bertanya dengan penuh rasa heran saat mendapat kabar

gembira berupa seorang putra yang akan lahir dari perutnya tanpa ‘sentuhan’ seorang

lelaki, Allah menjelaskan dan menegaskan kepadanya serta kepada kita semua,

ُ‫ض ٰى َأ ْمرًا فَِإنَّ َما يَقُو ُل لَهُ ُكن فَيَ ُكون‬ ِ ِ‫َك ٰ َذل‬
ُ ُ‫ك هَّللا ُ يَ ْخل‬
َ َ‫ق َما يَ َشا ُء ۚ ِإ َذا ق‬

“Demikianlah Allah, yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Ia sudah

berkehendak menetapkan sesuatu, maka Ia hanya cukup mengatakan kepadanya,

“jadilah kamu”, lalu jadilah ia.” (Ali’Imran: 47)

Proses penciptaan beliau adalah dengan ditiupkannya roh ke dalam rahim

ibunya, Maryam. Kemudian Allah katakan kepadanya, “kun” (jadilah), sebagaimana

yang Allah sebutkan pada ayat sebelumnya. Maka, seketika itu Maryam hamil

sebagaimana wanita pada umumnya dan kemudian melahirkan Nabi Isa sebagai

seorang anak manusia.


Sungguh, penciptaan ini merupakan salah satu tanda kekuasaan

Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Alquran,

‫ين‬
ٍ ‫ار َو َم ِع‬ ِ ‫َو َج َع ْلنَا ا ْبنَ َمرْ يَ َم َوُأ َّمهُ آيَةً َوآ َو ْينَاهُ َما ِإلَ ٰى َر ْب َو ٍة َذا‬
ٍ ‫ت قَ َر‬

“Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya sebagai tanda

(kekuasaan kami), dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang

banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang

mengalir.” (Al-Mu’minun: 50)

Ayat-ayat yang menerangkan tentang proses kelahiran Nabi

Isa ‘alaihissalam di atas merupakan bantahan tehadap tuduhan orang-orang Yahudi,

yang menganggap Maryam ‘alaihassalam telah berzina. Padahal, Allah telah

menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu.

Allah Ta’ala berfirman,

َ‫َت ِمنَ ْالقَانِتِين‬


ْ ‫ت َربِّهَا َو ُكتُبِ ِه َو َكان‬ ْ َ‫ص َّدق‬
ِ ‫ت بِ َكلِ َما‬ َ ‫َت فَرْ َجهَا فَنَفَ ْخنَا فِي ِه ِمن رُّ و ِحنَا َو‬ َ ْ‫َو َمرْ يَ َم ا ْبنَتَ ِع ْم َرانَ الَّتِي َأح‬
ْ ‫صن‬

“Dan (ingatlah) Maryam putri ‘Imran yang memelihara kemaluannya (dari

perbuatan keji). Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan)

Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia itu

termasuk orang-orang yang taat.” (At-Tahriim: 12)

َ‫ك َعلَ ٰى نِ َسا ِء ْال َعالَ ِمين‬


ِ ‫ك َواصْ طَفَا‬ ِ ‫ت ْال َماَل ِئ َكةُ يَا َمرْ يَ ُم ِإ َّن هَّللا َ اصْ طَفَا‬
ِ ‫ك َوطَهَّ َر‬ ِ َ‫َوِإ ْذ قَال‬

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah

telah memilih kamu, menyucikan kamu dan juga mengistimewakan kamu atas segala

wanita di seluruh dunia.” (Ali ‘Imran: 42)


Mukjizat Yang Diberikan kepada Beliau Ketika Bayi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ‫اس فِي ْال َم ْه ِد َو َك ْهاًل َو ِمنَ الصَّالِ ِحين‬


َ َّ‫َويُ َكلِّ ُم الن‬

“Dan dia (Isa) berbicara kepada manusia dalam buaian (ketika ia bayi) dan juga

ketika sudah dewasa. Dan dia itu termasuk orang-orang yang saleh.” (Ali-‘Imran:

46)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ب ُج َريْج‬
َ ‫وصا ِح‬
َ ‫َر ِه إال ِعي َسى‬ ِ ‫َما تَ َكلَّ َم َموْ لُود فِي‬
ِ ‫صغ‬

“Tidak ada seorang anak yang berbicara ketika kecilnya kecuali Isa dan sahabat

Juraij.”1

Dalam riwayat lain disebutkan,

‫ ِعي َسى‬š:ٌ‫لَ ْم يَتَ َكلَّ ْم فِي ْال َم ْه ِد ِإاَّل ثَاَل ثَة‬

“tidak ada seorangpun yang berbicara sewaktu kecilnya kecuali tiga orang: (satu di

antara mereka adalah) Isa …….” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika menafsirkan surah Ali ‘Imran ayat 46, Ibnu Katsir mengatakan, “Ia

(Isa bin Maryam) mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah semata tanpa

kesyirikan pada saat ia masih kecil sebagai mukjizat dan tanda (kenabian), serta saat

beliau sudah dewasa ketika Allah wahyukan kepadanya untuk melaksanakan urusan

itu (dakwah).”

1
HR. Bukhori dalam al-adabul mufrod no. 33, dan juga Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya no.
3572.
Kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam Dalam Islam

Didalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam

yang sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan

juga utusan-Nya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan

sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau adalah

anak zina. Bukan pula orang-orang Nasrani bahwa beliau adalah Allah atau anak

Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membantah keyakinan buruk mereka ini

dalam firman-Nya,

‫ِإ ْن هُ َو ِإاَّل َع ْب ٌد َأ ْن َع ْمنَا َعلَ ْي ِه َو َج َع ْلنَاهُ َمثَاًل لِّبَنِي ِإس َْراِئي َل‬

“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya dan

Kami jadikan Dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail.” (Az-

Zukhruf: 59)

ُ‫ِإنَّ َما ْال َم ِسي ُح ِعي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم َرسُو ُل هَّللا ِ َو َكلِ َمتُهُ َأ ْلقَاهَا ِإلَ ٰى َمرْ يَ َم َورُو ٌح ِّم ْنه‬

“Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah, kalimat-Nya

yang Ia kirimkan kepada Maryam, dan juga roh dari-Nya.” (An-Nisaa’: 171)

Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah

kalimat Allah yaitu Allah menciptakan beliau dengan kalimat-Nya, “‫”كن‬. Sedangkan

maksud dari Roh ialah Isa ‘alaihissalam merupakan salah satu dari sekian banyak roh

yang telah Allah ciptakan. Dan beliau bukanlah roh kudus, karena roh kudus itu ialah

Jibril ‘alaihissalam sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ahli tafsir dari

kalangan sahabat dan yang setelah mereka.


Dari ayat ini, kita dapati betapa mulia dan agungnya kedudukan Nabi

Isa ‘alaihissalam di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga Allah sebutkan beliau

sebagai kalimat dan juga roh-Nya. Dan idhafah (penyandaran) pada ayat ini

merupakan bentuk penghormatan kepada beliau.

Dakwah Nabi Isa ‘alaihissalam

Dakwah beliau tidak berbeda dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang

lain, yaitu mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah ‘Azza

wa Jalla. Hanya saja, Nabi Isa ‘alaihissalam diutus khusus kepada Bani Israil.

Berbeda dengan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diutus

kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan manusia.

‫َو َر ُسواًل ِإلَ ٰى بَنِي ِإس َْراِئي َل َأنِّي قَ ْد ِجْئتُ ُكم بِآيَ ٍة ِّمن َّربِّ ُك ْم‬

“Dan (Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan

berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan

membawa ayat (mukjizat) dari Rabb-mu.” (Ali ‘Imran: 49)

Di antara yang beliau serukan kepada Bani Israil adalah apa yang Allah

abadikan dalam kitab-Nya,

‫يل ا ْعبُدُوا هَّللا َ َربِّي َو َربَّ ُك ْم ۖ ِإنَّهُ َمن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ْد َح َّر َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْال َجنَّةَ َو َمْأ َواهُ النَّا ُر ۖ َو َما‬
َ ‫َوقَا َل ْال َم ِسي ُح يَا بَنِي ِإ ْس َراِئ‬
‫ار‬ َ ‫لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن َأ‬
ٍ ‫نص‬

“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga

Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah

(dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya
ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang

akan menolongnya dari siksa api neraka).” (Al-Maaidah: 72)

ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ َربِّي َو َربُّ ُك ْم فَا ْعبُدُوهُ ۗ ٰهَ َذا‬


‫ص َراطٌ ُّم ْستَقِي ٌم‬

“Sesungguhnya Allah itu Rabb-ku dan juga Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-

Nya. Inilah jalan yang lurus.” (Ali-‘Imran: 51)

Walau Allah telah menganugerahi banyak mukjizat yang menunjukkan

kenabian beliau, dan membenarkan kerasulan beliau, hanya sebagian saja yang

menyambut dan menerima dakwah beliau. Mereka adalah al-hawariyyun yang

menjadi pengikut dan penolong setia beliau.

ِ ‫ال ْال َح َو‬


ُ‫اريُّونَ نَحْ ن‬ َ َ‫اري ِإلَى هَّللا ِ ۖ ق‬
ِ ‫ص‬َ ‫اريِّينَ َم ْن َأن‬
ِ ‫نصا َر هَّللا ِ َك َما قَا َل ِعي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم لِ ْل َح َو‬
َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا َأ‬
ٌ‫يل َو َكفَ َرت طَّاِئفَة‬
َ ‫صا ُر هَّللا ِ ۖ فَآ َمنَت طَّاِئفَةٌ ِّمن بَنِي ِإ ْس َراِئ‬
َ ‫َأن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah

sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang

setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan

agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-

penolong (agama) Allah.” Maka (dengan begitu), segolongan dari Bani Israil

beriman (al-hawariyyun) dan segolongan lain kafir.” (Ash-Shaff: 14)

Siapa yang disalib???

Sejak zaman Nabi Musa ‘alaihissalam, Bani Israil telah menunjukkan sikap-

sikap melampaui batas. Mereka telah dikenal sebagai kaum yang sombong, berhati

keras, pembangkang, suka berbohong dan ingkar janji, selalu mengingkari nikmat dan

ayat-ayat Allah serta hobi mengakal-akali perintah dan larangan Allah. Karenanya,
Allah selalu mengutus para Nabi kepada mereka untuk membimbing dan menuntun

mereka ke jalan yang benar, serta menegakkan hukum Allah di tengah-tengah

mereka.

Akan tetapi, ketika ada Nabi yang diutus kepada mereka, selalu saja mendapat

ancaman kejahatan tangan-tangan mereka. Dan mereka tidak segan-segan membunuh

para Nabi yang diutus kepada mereka. Di antara Nabi yang Allah utus kepada mereka

adalah Isa ‘alaihissalam.

Tidak berbeda dengan nabi-nabi yang lain, Isa ‘alaihissalam juga mendapat

perlakuan yang sama dari Bani Israil berupa pendustaan, pengingkaran, gangguan,

dan permusuhan.

Tatkala Allah mengutusnya kepada mereka dengan bukti-bukti dan juga

petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan

mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau. Karena dasar

kedengkian itulah mereka mengingkari kenabian Isa ‘alaihissalam dan kemudian

memusuhi serta menyakiti beliau.

Betapa besar permusuhan yang mereka sulutkan sehingga tidak membiarkan

beliau ‘alaihissalam menetap di negeri bersama mereka. Bahkan beliau bersama

ibunya selalu berkelana, berpindah-pindah tempat karena ulah orang-orang Yahudi

tersebut.

Tidak sampai di sini. Karena kedengkian telah tertancap dan mendarahdaging,

mereka berusaha membuat konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut

Raja Damaskus saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang. Mereka

membuat fitnah-fitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa ‘alaihissalam, sehingga


Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-

Quds/Yerussalem untuk menyalibnya.

Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu

langsung berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang

ditempati oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan kemudian mengepungnya.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya,“Mereka telah merancang tipu muslihat,

dan Allah juga membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah

sebaik-baik perancang tipu muslihat.” (Ali ‘Imran: 54)

Dalam keadaan demikian, Nabi Isa ‘alaihissalam menanyakan kepada murid-

muridnya tentang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya seperti wajah beliau.

Dan beliau menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia. Maka, salah seorang pemuda

di antara mereka ada yang merespon beliau dengan jawaban, “Saya bersedia”.

Kemudian Allah serupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Setelah

itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat Allah ke langit dari rumah tersebut dalam keadaan

demikian. Tatkala para murid beliau keluar dari rumah itu, orang-orang Yahudi yang

telah mengepung sejak sore menangkap dan menyalib lelaki tersebut. Setelah itu

mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu

utusan Allah” (An-Nisaa’: 157)

Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, “Dan

mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi,

(orang yang mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya dengan Isa) untuk

mereka.”

Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa sebelum menangkap lelaki tersebut,

mereka menghitung jumlah orang-orang yang keluar dari rumah itu karena
mendengar bahwa Isa telah diangkat ke langit. Setelah dihitung, ternyata mereka

mendapatkan ada satu orang yang kurang. Sehingga mereka ragu apakah yang

mereka tangkap itu benar-benar Isa atau bukan?

Inilah mengapa Allah sebutkan di akhir ayat, “Dan sungguh, orang-orang

yang berselisih padanya (urusan pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan.

Mereka itu tidak memiliki ilmu yang pasti tentangnya. Dan mereka tidak

membunuhnya dalam keadaan yakin (bahwa yang dibunuh itu benar-benar

Isa).” (An-Nisaa’: 157)

Keberadaan Beliau Saat Ini

Para ulama telah sepakat tentang keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit

dalam keadaan masih hidup dan sama sekali belum mati. Dan hal ini telah disebutkan

Allah dalam firman-Nya,

ِ ‫بَل َّرفَ َعهُ هَّللا ُ ِإلَ ْي ِه ۚ َو َكانَ هَّللا ُ ع‬ ‫َو َما قَتَلُوهُ يَقِينًا‬
‫َزي ًزا َح ِكي ًما‬

“Mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin. Akan tetapi (sebenarnya), Allah

telah mengangkatnya (Isa) kepada-Nya. Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.” (An-Nisaa’: 157-158)

Pengangkatan Nabi Isa ‘alaihissalam terjadi ketika beliau dikepung oleh

orang-orang Yahudi untuk ditangkap dan disalib, sebagaimana yang telah disebutkan

di atas. Allah mengangkat beliau kepada-Nya, yaitu ke langit.

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫ك ِمنَ الَّ ِذينَ َكفَرُوا‬


َ ‫ي َو ُمطَهِّ ُر‬
َّ َ‫ك ِإل‬
َ ‫ك َو َرافِ ُع‬ َ َ‫ِإ ْذ ق‬
َ ‫ال هَّللا ُ يَا ِعي َس ٰى ِإنِّي ُمتَ َوفِّي‬
“(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan

mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-

orang yang kafir tersebut.” (Ali-‘Imran: 55)

Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud wafat pada ayat ini

adalah tidur. Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat ke

langit.2

Imam Ath-Thabari meriwayatkan dari al-Hasan bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam berkata kepada orang Yahudi, “Sesungguhnya Isa itu belum mati.

Dan ia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat nanti.”3

Dan sangat banyak hadis-hadis Nabi shallallahu‘alaihi wasallam yang

menunjukkan bahwa beliau saat ini masih hidup dan berada di langit.

Diantara hadis-hadis tersebut adalah kisah perjalanan mikraj Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan

Imam Muslim. Dalam kisah tersebut, beliau bertemu dengan Nabi Isa‘alaihissalam di

langit yang menyapa dan memberikan salam penghormatan kepada beliau.4

Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di Akhir Zaman

Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke dunia pada akhir zaman nanti merupakan

perkara yang pasti akan terjadi dan merupakan salah satu tanda-tanda besar dekatnya

hari kiamat. Tidak ada satu orang pun dari ulama kaum muslimin yang mengingkari

kejadian ini. Bahkan mereka menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang

wajib diyakini oleh setiap muslim.

2
tafsir ibnu katsir pada ayat 55 surah Ali ‘Imran.

3
tafsir ath-thobari pada ayat 55 surah Ali ‘Imran.

4
HR. Bukhori no. 349, Muslim no. 259.
Hal itu dikarenakan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkannya

dalam Alquran. Begitu pula dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang

telah mengabarkan akan terjadinya kejadian itu.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ب ِإاَّل لَيُْؤ ِمن ََّن بِ ِه قَب َْل َموْ تِ ِه ۖ َويَوْ َم ْالقِيَا َم ِة يَ ُكونُ َعلَ ْي ِه ْم َش ِهيدًا‬
ِ ‫َوِإن ِّم ْن َأ ْه ِل ْال ِكتَا‬

“Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa

alaihissalam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi

saksi terhadap mereka.” (An-Nisaa: 159)

Imam As-Saffarini menjelaskan bahwa mereka benar-benar akan beriman

kepada Nabi Isa ‘alaihissalam sebelum wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika beliau

turun dari langit pada akhir zaman nanti, sehingga hanya akan ada satu agama, yaitu

agama Ibrahim yang lurus.5

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya,

“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah

kalian sebagai seorang hakim yang adil.”6

Bagaimana Beliau Turun??

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Nabi

Isa ‘alaihissalam akan turun di dekat ‘menara putih’ yang berada di bagian timur

5
Al-irsyad ilaa shohihil-i’tiqood 1/215, maktabah syamilah.

6
HR. Bukhori no. 2222, Muslim no. 155.
Damaskus dengan mengenakan pakaian yang dicelupkan wars7 dan za’faran.8 Saat

turun, beliau meletakkan kedua telapak tangannya di sayap dua malaikat. Ketika

beliau menundukkan kepala, maka akan menetes. Dan ketika beliau mengangkatnya,

maka akan bercucuran air yang sangat bening seperti mutiara. Tidak ada seorang kafir

pun yang mencium aroma nafas beliau kecuali ia akan mati. Sedangkan nafas beliau

itu menjangkau jarak yang sangat panjang, sejauh matanya memandang.9

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa ketika turun,

Nabi Isa ‘alaihissalam akan disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan

kemudian sholat bersama mereka.“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku ini

yang selalu berperang menampakkan kebenaran sampai hari kiamat tiba. Maka

turunlah Isa alaihissalam, dan pemimpin mereka (Imam Mahdi) akan berkata

(kepadanya), ‘Kemarilah anda dan sholatlah bersama kami (maksudnya jadilah

imam dalam sholat kami-red).’ Kemudian ia menjawab, ‘Tidak, sungguh sebagian

kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai bentuk penghormatan Allah

terhadap umat ini.’”10

Apa Yang Beliau Bawa Ketika Diturunkan dan Untuk Apa Beliau Turun??

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menetapkan suatu hal melainkan ia

mempunyai misi tersendiri untuk itu. Dan Dia juga telah menetapkan misi khusus

7
Wars adalah salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Arab, Habasyah, dan juga
India. Buahnya dilapisi oleh kelenjar merah seperti ada bulu-bulu halus diatasnya. Ini biasa digunakan
untuk mewarnai pakaian (lihat almu’jamul-waasith).
8
Za’faran adalah salah satu jenis wewangian.

9
HR. Muslim no. 2937.

10
HR. Muslim no. 156.
diturunkannya Nabi Isa ‘alaihissalam di akhir zaman nanti. Di antaranya adalah apa

yang disebutkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya,

،َ‫ض َع ْال ِج ْزيَة‬ َ ‫ َويَ ْقتُ َل ْال ِخ ْن ِز‬،‫يب‬


َ َ‫ َوي‬،‫ير‬ َّ ‫ فَيَ ْك ِس َر ال‬،‫َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه لَيُو ِش َك َّن َأ ْن يَ ْن ِز َل فِي ُك ُم ابْنُ َمرْ يَ َم َح َك ًما ُم ْق ِسطًا‬
َ ِ ‫صل‬
‫يض ْال َما ُل َحتَّى اَل يَ ْقبَلَهُ َأ َح ٌد‬
َ ِ‫َويَف‬
“Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah

kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib,

membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan

sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya (harta

pemberian).” (HR. Bukhari no. 2222, Muslim no. 155)

Misi lain dari turunnya Isa ‘alaihissalam adalah untuk membunuh Dajjal.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫فيبعث هللا عيسى‬ –‫–ال أدري أربعين يوما أو أربعين شهرا أو أربعين عاما‬ ‫يخرج الدجال في أمتي فيمكث أربعين‬

‫فيطلبه فيهلكه‬ ‫كأنه عروة بن مسعود‬ ‫مريم‬ ‫بن‬

“Dajjal akan keluar di tengah-tengah umatku dan akan menetap selama 40 –salah

seorang perawi berkata, aku tidak tahu apakah itu 40 hari, 40 bulan, atau 40 tahun–.

Maka Allah utus Isa putra Maryam. Kemudian beliau mencarinya dan akan berhasil

membinasakannya.”11

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang

membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu‘alaihi

wasallam. Akan tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang adil

sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas.

11
HR. Muslim no. 2940.
Syaikh Shalih AlFauzan menjelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam beribadah

dengan syariat Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, baik dalam

perkara-perkara pokok maupun cabang. Bukan dengan syariat beliau yang dahulu.

Sebab, syariat tersebut telah dihapus.

Dengan demikian, beliau turun ke bumi sebagai khalifah bagi Nabi

kita shallallaahu ‘alaihi wasallam, sekaligus sebagai hakim bagi umatnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan Isa itu masih hidup di langit

dan sama sekali belum mati. Dan ketika turun nanti, ia tidak akan menerapkan hukum

kecuali dengan hukum kitab dan sunah, bukan dengan yang menyelisihi itu.”12

12
Al-irsyad ilaa shohihil-i’tiqood 1/215, maktabah syamilah.

Anda mungkin juga menyukai