Anda di halaman 1dari 4

Nabi Imran As.

Nama lengkapnya Imran bin Matsan merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman as,
keluarga imran hidup sederhana diperkampungan Nazareth Palestina. Kegiatan ekonomi
penduduk di perkampungan tersebut pada umunya dari hasil pertanian seperti yang dilakukan
oleh nenek moyang mereka. Kebanyakan mereka menjalankan kegiatan pertukangan kayu.
Mereka mengutip hasil kayu dari hutan dan kemudiannya menjual kayu tersebut kepada
pelanggan yang mahu membelinya.
Imran bin Matsan seorang hamba Allah yang taat dan sabar menyimpan hasrat yang sangat
tinngi untuk tinggal di jerussalam untuk beribadah di BAITUL MAQDIS, sampai beliau pernah
berminpi menjadi penjaga BAITUL MAQDIS untuk membersihkan dan membantu pekerjaan
di tempat suci itu.
Imran Bin Matsan mempunyai istri yang bernama Hannah Binti Faqudz yang merupak ibu
dari MARYAM yang melahirkan nabi ISA as, Ketika Maryam masih di dalam kandungan, istri
Imran bernazar akan “menyerahkan” anaknya itu kepada Allah sebagai Pemelihara agar kelak
menjadi hamba yang soleh yang selalu berkhidmat di Baitul Maqdis (Yerussalem). Hal ini
tertulis di dalam surah alimran ayat ke-35 yang terjemahannya berbunyi:
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat
(di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Alimran:35)
Ketika tahu anak yang dilahirkan itu adalah perempuan, istri Imran menamai anaknya
Maryam, dan istri Imran meminta kepada Allah agar anaknya itu dipelihara oleh Allah dan
melindunginya dari syetan.
Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku,
sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa
yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya
aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” (Alimran:36)
Ada perasaan dalam hati istri imran bahwa pengabdian seorang anak perempuan tidaklah
sehebat seorang lelaki. Padahal Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Anak perempuan tersebut diasuh dan dididik oleh Nabi Zakaria. Pendidikan tauhid dan
kepribadian diberikan kepada Maryam secara mendalam. Karakter Maryam terbentuk menjadi
seorang yang shaleh luar biasa, dia tumbuh menjadi remaja putri cantik yang selalu menjaga
kesucian serta kehormatan perempuannya. Istilah sekarang dia tidak kelihatan bergaul
sembarangan dengan lelaki yang bukan mukrimnya. Tidak pernah membuka aurat didepan
umum apalagi memakai baju baju minim seperti gadis gadis sekarang. Zakaria menjaganya
juga dengan baik. Gadis Maryam menjadi buah bibir orang banyak bahwa dia adalah
perempuan terhormat yang selalu menjaga kepribadian. Dia dipuji kebanyakan oarang waktu
itu, baik tua maupun muda, lelaki atau perempuan.
Luar biasa. Zakaria sebagai nabi Allah sangat memuji keshalehan Maryam, gadis yang
baik dan santun. Ketika Nabi Zakaria berpergian, dia berada didalam rumah saja dan pintu
rumah dikunci dari luar oleh Nabi Zakaria. Hebatnya, ketika Nabi Zakaria pulang kerumah,
nabi menemukan makanan- makanan yang lezat lezat tersedia untuk Nabi Zakaria, padahal
Nabi dan istrinya tidak meninggalkan bahan mentah makanan untuk dimasak. Lantas Nabi
bertanya, “ Hai putriku Maryam, dari mana kamu mendapatkan makanan yang lezat lezat ini ?
“ Maryam menjawab , “ wahai Bapak, semuanya ini datang dari sisi Allah, sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa hisab/ hitungan (tidak terkira).
Demikianlah Allah menyayangi Maryam akibat keshalehanya.
Demikianlah kisah Maryam sebagai anak kandung Imran yang menjadi ibu nabi Isa.As
dalam kisah selanjutnya. Dari kisah pembentukan karakter Maryam menjadi seorang
Perempuan Shaleha serta berbudi pekerti baik ada beberapa faktor pendukung; Pertama, dari
doa ibu-bapak Maryam selama masa kehamilan, On line orang tuanya dengan Allah tidak
pernah putus, meminta mendapatkan anak yang shaleh. Kedua, Pendidikan yang dialaminya
sehingga terbentuk karakternya atau kepribadian yang baik, yakni sumbangsih didikan nabi
Zakaria, seorang yang alim dan rajin beribadah. Sama kata dengan perbuatan, memberikan
contoh/ teladan yang baik. Ketiga, inner motivation yang dimiliki olen Maryam dalam
menjadikan dirinya sebagi hamba Allah yang shaleha. Dia menyadari bahwa tujuan hidup ini
adalah untuk menjadi hamba Allah yang baik (Insan Kamil), yakni mengabdi kepada sang
maha pencipta. Sehebat apapun buruknya lingkungan, jika seseorang itu sudah terbentengi
imannya, insya Allah lingkungan buruk tersebut tidak akan dapat merusaknya.

Hikmah dalam keluarga Imran dalam kehidupan manusia saat ini:

1. Inilah satu-satunya keluarga yang dipakai untuk menjadi Nama Surat dalam al-Qur’an

Tidak ada surat al-Qur’an yang menggunakan nama keluarga kecuali Surat Ali Imron
(Keluarga Imron).
2. Inilah keluarga biasa yang dipuji sejajar dengan keluarga Nabi

Sebagaimana yang bisa kita baca dalam ayat:

ْ َ‫طفَىآَدَ َم َونُو ًح َاوآ َ َ َِلب َْرا ِهي َم َوآَلَ ِع ْم َرانَ َعل‬


)33( َ‫ىال َعالَ ِمين‬ ْ ‫ِإنَّاللَّ َها‬
َ ‫ص‬

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran
melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (Qs. Ali Imron: 33)

Di dalam ayat ini, Allah memilih di atas segala umat dua Nabi: Adam dan Nuh, serta
dua keluarga: Keluarga Ibrahim dan Keluarga Imron.

3. Inilah keluarga ideal yang dibandingkan lebih mulia dari keluarga dua Nabi .

Ayat terakhir dalam Surat at-Tahrim menjelaskan hal itu:

َ‫صدَّقَتْ ِب َك ِل َما ِت َر ِبِّ َه َاو ُكت ُ ِب ِه َو َكانَتْ ِمن َْالق‬ َ ‫َو َم ْر َي َما ْبنَت َ ِع ْم َرانَالَّ ِتيأ َ ْح‬
ِ ‫صنَتْفَ ْر َج َهافَنَ َف ْخنَا ِفي ِه ِم ْن ُر‬
َ ‫وحن ََاو‬
َ‫انِتِين‬

“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan
ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat
Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (Qs. At-
Tahrim: 12)

Ayat ini diawali oleh dua ayat sebelumnya. Di mana ayat 10 Allah menyampaikan
tentang istri dua Nabi yang kafir; istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Selanjutnya di ayat 11
Allah berfirman tentang istri Fir’aun yang beriman, sementara suaminya kafir. Dan di akhir
Surat at-Tahrim, Allah memuji Maryam sebagai orang sangat mulia yang merupakan putri
Imron. Dan kelak, dialah wanita yang melahirkan seorang Nabi dengan cara mukjizat; Nabi Isa
alaihis salam.

Tentu ada banyak pesan tentang pemunculan keluarga Imron. Di antara pesan sangat
penting adalah :
1. Jangan beralasan dengan Nabi Nuh ketika kita gagal mendidik anak. Sebab Allah telah
menegur Nabi Nuh saat dia tidak sanggup membimbing anaknya hingga mau naik ke
bahtera bersama orang-orang beriman. Allah berfirman:

َ‫ظ َكأ َ ْنت َ ُكون َِمن َْال َجا ِه ِلين‬


ُ ‫سلَ َكبِ ِه ِع ْل ٌمإِنِِّيأ َ ِع‬
َ ‫صالِحٍ فَ ََلت َ ْسأ َ ْلنِ َمالَ ْي‬
َ ‫س ِم ْنأ َ ْه ِل َكإِنَّ ُهعَ َملٌغَي ُْر‬
َ ‫قَالَيَانُو ُحإِنَّ ُهلَ ْي‬

”Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan
diselamatkan), sesungguhnya ia adalah perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah
kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya.
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang
yang tidak berpengetahuan.” (Qs. Hud: 46)

Teguran ini Allah sampaikan kepada Nabi Nuh setelah Nabi Nuh bertanya kepada Allah
mengapa anaknya ikut ditenggelamkan bersama orang-orang kafir.

2. Jangan berkata bahwa keluarga kita tidak bisa menjadi mulia seperti keluarga para Nabi.
Karena ternyata keluarga Imron yang merupakan keluarga manusia biasa pun bisa menjadi
sejajar dengan keluarga Nabi. Dan karena para nabi diutus untuk menjadi pembimbing dan
teladan bagi manusia. Tapi sayangnya, sebagian kita masih terbalik dalam menyikapi
generasi dan keluarganya. Saat ada yang gagal mendidik anak, berdalih dengan Nabi Nuh.
Padahal seharusnya tidak boleh, karena Nuh telah ditegur Allah.Sementara saat keberatan
dalam melahirkan keluarga istimewa, acapkali ada yang berkata bahwa kita bukan
keluarga Nabi. Padahal, keluarga Imron pun bisa sejajar dengan keluarga Nabi bahkan bisa
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai