Anda di halaman 1dari 8

Tafsir Surat Al-Falaq, ayat 1-5

- October 27, 2015


‫) َو ِم ْن‬3( ‫) َو ِم ْن َش ِّر َغ اِس ٍق ِإَذ ا َو َقَب‬2( ‫) ِم ْن َش ِّر َم ا َخ َل َق‬1( ‫ُقْل َأُعوُذ ِبَرِّب اْلَفَلِق‬
)5( ‫) َو ِم ْن َش ِّر َح اِسٍد ِإَذ ا َح َس َد‬4( ‫َش ِّر الَّنَّفاَثاِت ِفي اْلُعَقِد‬
Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir
yang mengembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam, telah menceritakan
kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Saleh, dari
Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil, dari Jabir yang mengatakan bahwa al-falaq artinya subuh.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, "Al-falaq"
bahwa makna yang dimaksud ialah subuh. Dan telah diriwayatkan halyangsemisal dari Mujahid,
Sa'id ibnu Jubair, Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil, Al-Hasan, Qatadah, Muhammad ibnu Ka'b
Al-Qurazi, Ibnu Zaid, dan Malik, dari Zaid ibnu Aslam.
Al-Qurazi. Ibnu Zaid, dan Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud sama dengan apa
yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

‫فاِلُق اِإْل ْص باِح‬


Dia menyingsingkan pagi. (Al-An'am: 96)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya,
"Al-falaq," bahwa makna yang dimaksud ialah makhluk. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-
Dahhak, bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk membaca ta'awwuz dari kejahatan
semua makhluk-Nya.
Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa al-falaq adalah nama sebuah penjara di dalam neraka Jahanam;
apabila pintunya dibuka, maka semua penghuni neraka menjerit karena panasnya yang sangat. Ibnu
Abu Hatim meriwayatkannya, untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Suhail ibnu Usman, dari seorang lelaki, dari As-Saddi, dari
Zaid ibnu Ali, dari kakek moyangnya, bahwa mereka telah mengatakan bahwa al-falaq adalah nama
sebuah sumur di dasar neraka Jahanam yang mempunyai tutup. Apabila tutupnya dibuka, maka
keluarlah darinya api yang menggemparkan neraka Jahanam karena panasnya yang sangat
berlebihan. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Amr ibnu Anbasah dan As-Saddi serta lain-
lainnya.
Sehubungan dengan hal ini telah ada sebuah hadis marfu' yang berpredikat munkar; untuk itu Ibnu
Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ishaq ibnu Wahb Al-Wasiti, telah menceritakan
kepada kami Mas'ud ibnu Musa ibnu Misykan Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu
Khuzaimah Al-Khurrasani, dari Syu'aib ibnu Safwan, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari
Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
»‫«اْلَفَلُق ُجٌّب ِفي َج َه َّن َم ُم َغ َّط ى‬
Falaq adalah sebuah sumur di dalam neraka Jahanam yang mempunyai penutup.
Sanad hadis ini garib dan predikat marfu'-nya tidak sahih.
Abu Abdur Rahman Al-Habli telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, bahwa al-
falaq adalah nama lain dari neraka Jahanam.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu yang mengatakan
bahwa sesungguhnya falaq adalah subuh. Pendapat inilah yang sahih dan dipilih oleh Imam Bukhari
di dalam kitab sahihnya.
Firman Allah Swt:
} ‫{ِم ْن َش ِّر َم ا َخ َلَق‬
dari kejahatan makhluk-Nya. (Al-Falaq: 2)
Yakni dari kejahatan semua makhluk. Sabit Al-Bannani dan Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan
bahwa Jahanam, Iblis, dan keturunannya termasuk makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.
Firman Allah Swt.:
} ‫{َو ِم ْن َش ِّر َغ اِس ٍق ِإَذ ا َو َقَب‬
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. (Al-Falaq: 3)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bila matahari telah tenggelam; demikianlah
menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Mujahid. Hal yang sama telah dikatakan
oleh Ibnu Abu Najih, dari Mujahid. Dan hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad
ibnu Ka’b Al-Qurazi. Ad-Dahhak. Khasif. Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa sesungguhnya makna yang
dimaksud ialah malam hari apabila datang dengan kegelapan.
Az-Zuhri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita. (Al-Falaq: 3) Yakni matahari apabila telah tenggelam.
Telah diriwayatkan pula dari Atiyyah dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: apabila
telah gelap gulita. (Al-Falaq: 3) Yaitu malam hari bila telah pergi.
Abu Mihzan mengatakan dari Abu Hurairah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita. (Al-Falaq: 3) Bahwa makna yang dimaksud ialah
bintang.
Ibnu Zaid mengatakan, dahulu orang-orang Arab mengatakan bahwa al-gasiq artinya jatuhnya
bintang surayya. Berbagai penyakit dan Ta'un mewabah seusai jatuhnya bintang surayya, dan
menjadi Lenyap dengan sendirinya bila bintang surayya terbit. Yang dimaksud dengan jatuh ialah
tenggelam.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa di antara asar yang bersumber dari mereka ialah apa yang diceritakan
kepadaku oleh Nasr Ibnu Ali, telah menceritakan kepadaku Bakkar, dari Abdullah keponakan
Hammam, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Aziz ibnu Umar, dari Abdur
Rahman ibnu Auf, dari ayahnya, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan
dengan makna firman-Nya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. (Al-Falaq: 3) Lalu
beliau Saw. bersabda, bahwa makna yang dimaksud ialah bintang bila telah tenggelam.
Menurut hemat saya, predikat marfu' hadis ini tidak sahih sampai kepada Nabi Saw. Ibnu Jarir
mengatakan, ulama lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah rembulan. Menurut
hemat saya, yang dijadikan pegangan oleh orang-orang yang berpendapat demikian ialah apa yang
telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Daud Al-Hafri, dari Ibnu Abu Zi-b, dari Al-
Haris ibnu Abu Salamah yang mengatakan bahwa Siti Aisyah r.a. telah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. memegang tangannya, lalu memperlihatkan kepadanya rembulan saat terbitnya,
kemudian beliau Saw. bersabda:
» ‫«َت َعَّو ِذي ِباِهَّلل ِمْن َش ِّر َه َذ ا اْلَغ اِس ِق ِإَذ ا َو َقَب‬
Mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan rembulan ini apabila telah tenggelam.
Imam Turmuzi dan Imam Nasai telah meriwayatkan di dalam kitab tafsir dari kitab sunan masing-
masing melalui hadis Muhammad ibnu Abdur Rahman ibnu Abu Zi-b, dari pamannya (yaitu Al-
Haris ibnu Abdur Rahman) dengan lafazyang sama; dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
hasan sahih. Lafaznya berbunyi seperti berikut:
» ‫«َت َعَّو ِذي ِباِهَّلل ِمْن َش ِّر َه َذ ا َفِإَّن َه َذ ا اْلَغ اِس ُق ِإَذ ا َو َقَب‬
Mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan (rembulan) ini, yaitu apabila ia telah
tenggelam.
Menurut lafaz Imam Nasai disebutkan seperti berikut:
» ‫ َه َذ ا اْلَغ اِس ُق ِإَذ ا َو َقَب‬،‫«َت َعَّو ِذي ِباِهَّلل ِمْن َش ِّر َه َذ ا‬
Mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan (rembulan) ini, yaitu apabila ia telah
tenggelam.
Orang-orang yang mengatakan pendapat pertama mengatakan bahwa rembulan merupakan pertanda
malam hari bila telah muncul, dan ini tidaklah bertentangan dengan pendapat kami. Karena
sesungguhnya rembulan merupakan pertanda malam hari dan rembulan tidak berperan kecuali hanya
di malam hari. Demikian pula halnya dengan bintang-bintang; bintang-bintang tidak dapat bersinar
kecuali di malam hari; dan hal ini sejalan dengan pendapat yang kami katakan; hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
Firman Allah Swt.:
} ‫{َو ِم ْن َش ِّر الَّنَّفاَثاِت ِفي اْلُعَقِد‬
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul. (Al-Falaq:4)
Mujahid, Ikrimah. Al-Hasan. Qatadah. dan Ad-Dahhak telah mengatakan bahwa yang dimaksud
ialah wanita-wanita penyihir. Mujahid mengatakan bahwa yaitu apabila wanita-wanita penyihir itu
mengembus pada buhul-buhulnya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Saur, dari Ma'mar, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya yang mengatakan bahwa tiada suatu
perbuatan pun yang lebih mendekati kepada kemusyrikan selain dari ruqyatul hayyah dan majanin,
yakni sejenis perbuatan sihir.
Di dalam hadis lain disebutkan bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw., lalu bertanya, "Hai
Muhammad, apakah engkau sakit?" Nabi Saw. menjawab, "Ya." Jibril berkata (yakni berdoa):
‫ ُهَّللا َي ْش ِفيَك‬، ‫ َو ِمْن َش ِّر ُك ِّل َح اِس ٍد َو َع ْي ٍن‬، ‫باسم ِهَّللا َأْر ِقيَك ِمْن ُك ِّل َداٍء ُيْؤ ِذيَك‬
Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari semua penyakit yang mengganggumu dan dari
kejahatan setiap orang yang dengki dan kejahatan pandangan mata; semoga Allah
menyembuhkanmu.
Barangkali hal ini terjadi di saat Nabi Saw. sakit akibat terkena sihir, kemudian Allah Swt.
menyelamatkan dan menyembuhkannya, dan menolak rencana jahat para penyihir dan orang-orang
yang dengki dari kalangan orang-orang Yahudi, lalu menimpakannya kepada mereka dan menjadikan
kehancuran mereka oleh tipu muslihat mereka sendiri hingga mereka dipermalukan. Tetapi sekalipun
mendapat perlakuan demikian, Rasulullah Saw. tidak menegur atau mengecam pelakunya di suatu
hari pun, bahkan beliau merasa cukup hanya meminta pertolongan kepada Allah, dan Dia
menyembuhkan serta menyehatkannya.
Imam Ahmad mengatakan. telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan
kepada kami Al-A'masy, dari Yazid ibnu Hibban, dari Zaid ibnu Arqam yang mengatakan bahwa
seorang lelaki Yahudi menyihir Nabi Saw. Karena itu, beliau merasa sakit selama beberapa hari.
Lalu datanglah Jibril dan berkata, "Sesungguhnya seorang lelaki Yahudi telah menyihirmu dan
membuat suatu buhul yang ditujukan terhadapmu, lalu ia meletakkannya di dalam sumurmu.'" Lalu
Rasulullah Saw. menyuruh seseorang untuk mengambil buhul tersebut dari dalam sumur yang
dimaksud. Setelah buhul itu dikeluarkan dari sumur, lalu diberikan kepada Rasulullah Saw. dan
beliau membukanya, maka dengan serta merta seakan-akan Rasulullah Saw. baru terlepas dari suatu
ikatan. Dan Rasulullah Saw. tidak pernah menyebutkan lelaki Yahudi itu dan tidak pula melihat
mukanya sampai beliau wafat.
Imam Nasai telah meriwayatkan hadis ini dari Hamad, dari Abu Mu'awiyah alias Muhammad ibnu
Hazim Ad-Darir.
Imam Bukhari mengatakan di dalam Kitabut Tib, dari kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan
kepada kami Abdullah ibnu Muhammad yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sufyan ibnu
Uyaynah mengatakan bahwa orang yang mula-mula menceritakan kisah ini kepada kami adalah ibnu
Juraij. Ia mengatakan, telah menceritakan kepadaku keluarga Urwah, dari Urwah, lalu aku
menanyakan tentangnya kepada Hisyam, maka Hisyam mengatakan bahwa Urwah memang pernah
menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa dahulu Rasulullah
Saw. pernah disihir hingga beliau beranggapan bahwa dirinya telah mendatangi istri-istrinya, padahal
tidak.
Sufyan selanjutnya mengatakan bahwa sihir jenis ini merupakan sihir yang paling keras, bila
pengaruhnya demikian. Lalu Rasulullah Saw. bersabda:
‫ِه؟ َأَت اِني َر ُج اَل ِن َفَق َع َد َأَح ُدُه َم ا‬88‫«َي ا َع اِئَش ُة َأْع ِلْم ِت َأَّن َهَّللا َق ْد َأْف َت اِني ِفيَم ا اْس َت ْف َت ْي ُتُه ِفي‬
:‫ َم ا َب اُل الَّر ُج ِل ؟ َق اَل‬: ‫ َفَقاَل اَّلِذي ِع ْن َد َر ْأِس ي ِلآْل َخ ِر‬، ‫ِع ْن َد َر ْأِس ي َو اآْل َخ ُر ِع ْن َد ِر ْج َلِّي‬
‫ قال َلِبَي ُد ْب ُن َأْع َص َم َر ُج ٌل ِمْن َب ِني ُز َر ْي ٍق حليف اليهود كان‬، ‫ َو َم ْن َط َّب ُه‬:‫ َقاَل‬، ‫َم ْط ُبوٌب‬
‫ ِفي ُجِّف َط ْلَع ِة َذ َك ٍر َت ْح َت‬:‫ َو َأْي َن ؟ َقاَل‬:‫ َقاَل‬، ‫ ِفي ُم ْش ٍط َو ُم َش اَقٍة‬:‫ َو ِفيَم ؟ َقاَل‬:‫ قال‬،‫منافقا‬
»‫َر ُع وَفٍة في بئر ذروان‬
Hai Aisyah, tahukah engkau bahwa Allah telah memberiku nasihat tentang masalah yang aku telah
memohon petunjuk dari-Nya mengenainya" Dua orang lelaki datang kepadaku yang salah
seorangnya duduk di dekat kepalaku, sedangkan yang lainnya duduk di dekat kakiku. Maka orang
yang ada di dekat kepalaku berkata kepada temannya, "Mengapa lelaki ini?” Ia menjawab,
"Terkena sihir.” Orang yang berada dekat kepalaku bertanya, "Siapakah yang menyihirnya?” Ia
menjawab, "Lubaid ibnu A 'sam, seorang lelaki dari Bani Zuraiq teman sepakta orang-orang
Yahudi, dia adalah seorang munafik.” Yang berada di dekat kepalaku bertanya, "Dengan apa?” Ia
menjawab, "Sisir dan rambut.” Orang yang berada di dekat kepalaku bertanya, ' 'Di taruh di
mana?'' Ia menjawab, "Di dalam mayang kurma jantan di bawah sebuah batu di dalam sumur
Zirwan."
Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah Saw. mendatangi sumur tersebut dan
mengeluarkannya, kemudian beliau bersabda:
»‫«َهِذِه اْلِبْئ ُر اَّلِتي ُأِر يُتَه ا َو َك َأَّن َم اَء َها نقاعة الحناء وكأن نخلها رؤوس الشياطين‬
Inilah sumur yang diperlihatkan kepadaku dalam mimpiku; airnya seakan-akan seperti warna pacar
(merah) dan pohon-pohon kurmanya seakan-akan seperti kepala-kepala setan.
Kemudian benda itu dikeluarkan dan dikatakan kepada beliau Saw., "Tidakkah engkau
membalikkannya?" Rasulullah Saw. menjawab:
»‫«َأَّم ا ُهَّللا َفَق ْد َش َفاِني َو َأْك َر ُه َأْن ُأِثيَر َع َلى َأَح ٍد ِمَن الَّن اِس َش ًّر ا‬
Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah menyembuhkan diriku, dan aku tidak suka
menimpakan suatu keburukan terhadap seseorang.
Dan Imam Bukhari meng-isnad-kan hadis ini melalui Isa ibnu Yunus, Abu Damrah alias Anas ibnu
Iyad, Abu Usamah, dan Yahya Al-Qattan, yang di dalamnya disebutkan bahwa Aisyah r.a.
mengatakan bahwa beliau Saw. sering berilusi seakan-akan telah melakukan sesuatu padahal tidak.
Dalam riwayat ini disebutkan pula bahwa setelah itu Nabi Saw. memerintahkan agar sumur tersebut
dimatikan, lalu ditimbun.
Imam Bukhari menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Abuz Zanad dan Al-Lais
ibnu Sa'd, dari Hisyam. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Abu Usamah alias Hammad
ibnu Usamah dan Abdullah ibnu Namir. Imam Ahmad meriwayatkannya dari Affan, dari Wahb, dari
Hisyam dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Ibrahim ibnu Khalid, dari Ma'mar, dari Hisyam, dari
ayahnya, dari Aisyah yang menceritakan bahwa Nabi Saw. tinggal selama enam bulan sering
mengalami seakan-akan mengerjakan sesuatu, padahal kenyataannya tidak. Kemudian datanglah
kepadanya dua malaikat, salah seorang duduk di dekat kepalanya, sedangkan yang lain duduk di
dekat kakinya.
Salah seorangnya berkata kepada yang lain, "Kenapa dia?" Yang lain menjawab, "Terkena sihir." Ia
bertanya, "Siapakah yang menyihirnya?" Yang lain menjawab, "Labid ibnul A'sam," lalu disebutkan
hingga akhir hadis.
Al-Ustaz Al-Mufassir As-Sa'labi telah menyebutkan di dalam kitab tafsirnya, bahwa ibnu Abbas dan
Aisyah pernah menceritakan bahwa pernah ada seorang pemuda Yahudi menjadi pelayan Rasulullah
Saw. Lalu orang-orang Yahudi mempengaruhi pemuda itu dengan gencarnya hingga pemuda itu mau
menuruti kemauan mereka. Maka ia mengambil beberapa helai rambut Rasulullah Saw. dan beberapa
buah gigi sisir yang biasa dipakai oleh beliau Saw., setelah itu kedua barang tersebut ia serahkan
kepada orang-orang Yahudi.
Lalu mereka menyihir Nabi Saw. melalui kedua benda itu, dan orang yang melakukannya adalah
salah seorang dari mereka yang dikenal dengan nama Ibnu A'sam. Kemudian kedua barang tersebut
ia tanam di dalam sebuah sumur milik Bani Zuraiq yang dikenal dengan nama Zirwan. Maka
Rasulullah Saw. mengalami sakit dan rambut beliau kelihatan rontok. Beliau tinggal selama enam
bulan seakan-akan mendatangi istri-istrinya, padahal kenyataannya tidak, dan beliau kelihatan
gelisah dan tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya.
Ketika beliau sedang tidur, tiba-tiba ada dua malaikat datang kepadanya. Maka salah seorangnya
duduk di dekat kepalanya, sedangkan yang lain duduk di dekat kakinya. Malaikat yang ada di dekat
kakinya bertanya kepada malaikat yang ada di dekat kepalanya, "Apakah yang dialami oleh lelaki
ini?" Ia menjawab, "Pengaruh Tib." Yang ada di dekat kakinya bertanya, "Apakah Tib itu?" Ia
menjawab, "Sihir." Yang ada di dekat kakinya bertanya "Siapakah yang menyihirnya?" Ia menjawab,
"Labid Ibnul A'sam, seorang Yahudi." Malaikat yang ada di dekat kakinya bertanya, "Dengan apakah
ia menyihirnya?" Ia menjawab, "Dengan rambutnya dan gigi sisirnya." Yang ada di dekat kakinya
bertanya, "Di manakah hal itu diletakkan?" Ia menjawab, "Di dalam mayang kurma jantan di bawah
batu yang ada di dalam sumur Zirwan."
Al-juff artinya. kulit mayang kurma. Dan ar-raufah adalah sebuah batu yang di dalam sumur, tetapi
menonjol digunakan untuk tempat berdirinya orang yang mengambil air.
Maka Rasulullah Saw. terbangun dalam keadaan terkejut, lalu bersabda: Hai Aisyah, tidakkah engkau
mengetahui bahwa Allah telah menceritakan kepadaku tentang penyakitku ini.
Lalu Rasulullah Saw. menyuruh Ali, Az-Zubair, dan Ammar ibnu Yasir untuk mengeringkan sumur
tersebut; maka mereka bertiga mengeringkan sumur itu, yang airnya kelihatan seakan-akan seperti
warna pacar (merah). Mereka bertiga mengangkat batu itu dan mengeluarkan mayang kurma yang
ada di bawahnya. Maka ternyata di dalamnya terdapat beberapa helai rambut Rasulullah Saw. dan
beberapa gigi sisirnya, dan tiba-tiba di dalamnya terdapat benang yang berbuhul (mempunyai ikatan)
sebanyak dua belas ikatan yang ditusuk dengan jarum.
Maka Allah menurunkan dua surat Mu'awwizatain, dan setiap kali Rasulullah Saw. membaca suatu
ayat dari kedua surat tersebut, beliau merasa agak ringan, hingga terlepaslah semua ikatan benang itu
dan bangkitlah beliau seakan-akan baru terlepas dari ikatan. Sedangkan Jibril a.s. mengucapkan:
Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu dari
orang yang dengki dan pandangan mata yang jahat; semoga Allah menyembuhkanmu.
Setelah itu mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bolehkah kami menangkap orang yang jahat itu dan
membunuhnya?" Rasulullah Saw. menjawab:
"‫ َو َأْك َر ُه َأْن ُيِثيَر َع َلى الَّن اِس َش ًّر ا‬،‫"أما َأَن ا َفَق َد َش َفاِني ُهَّللا‬
Adapun diriku telah disembuhkan oleh Allah, dan aku tidak suka menimpakan keburukan terhadap
orang lain.

Demikianlah bunyi hadis ini tanpa isnad, di dalamnya terdapat hal yang garib dan pada sebagiannya
terdapat mungkar yang parah, dan sebagiannya lagi ada yang diperkuat oleh hadis-hadis yang telah
disebutkan di atas. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Anda mungkin juga menyukai