A. Pendahuluan
Perjalanan
sejarah
pendidikan
Islam
di
Indonesia
tidak
bisa
Enung K Rukiati dkk, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia,
2004), hlm. 29.
Islam sudah masuk pada abad ke-7 atau 8 M tersebut, ternyata dalam
perkembangaannya mengalami proses yang cukup lama, baru bisa
mendirikan sebuah kerajaan Islam.2
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/ 3 H. Raja pertamanya
adalah Al-Malik Ibrahim bin Mahdum, yang kedua bernama Al-Malik al
Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah.
Seorang pengembara dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah
pada tahun 1345 M singgah di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan
Malik
Az-Zhahir
pada
perjalanannya
ke
Cina.
Ibnu
Batutah
2)
3)
4)
b. Kerajaan Periak
Kerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di
Indonesia. Sultan Mahdum Alauddin Muhammad Amin yang memerintah
antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai Sultan keenam.
Di Perlak terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa
majelis taklim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim dan
mendalam ilmunya. Pada majelis taklim ini diajarkan kitab-kitab agama
yang berbobot dan pengetahuan tinggi, seperti kitab Al-Um karangan
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
hlm. 28.
3
Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 136
d. Kerajaan Siak
Sultan pertamanya adalah Abdul Jalil Rahmad Syah yang
memerintah sebagai Sultan Siak I (1723-1746 M). Pada masa kerajaan
Siak II di bawah kekuasaan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah
(1746-1765 M) adalah zaman panji-panji Islam berkibar di Siak. Islam
diperkirakan masuk ke Siak pada abad ke-12 M.
Demikianlah diantara kerajaan-kerajaan yang berada di Sumatera yang
berasaskan Islam, perlu ditekankan bahwa semua kerajaan tersebut telah
mendukung penyiaran pendidikan Islam, baik di Sumatera maupun di luar
daerah Sumatera.
C. Sejarah Pendidikan Islam Di Sumatera
1. Pendidikan Islam di Minangkabau
Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk ke Minangkabau kira-kira
tahun 1250 M. Ulama yang termasyhur sampai sekarang sebagai pembawa
Islam ke Minangkabau adalah Syekh Burhanuddin yang dilahirkan di Sintuk
Pariaman tahun 1066 H/ 1646 M dan wafat tahun 1111 H/ 1691 M. Dia
mengajarkan agama Islam dan membuka madrasah (surau) tempat pendidikan
dan pengajaran agama Islam. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, Syekh inilah
yang pertama kali mendirikan madrasah untuk menyiarkan pendidikan dan
pengajaran Islam di Minangkabau dengan sistem yang lebih teratur sesuai
Ibid., hlm.35
e.
f.
g.
h.
Bonjol. Dari segi sejarah pendidikan Islam Malin Basa (Tuanku Imam
Bonjol) sangat berjasa dalam proses penyebaran pendidikan agama Islam
sesuai dengan sistem yang dibawa dari Mekkah. Namun, penjajahan Belanda
di Minangkabau selama 108 tahun, membuat pengajaran agama Islam mundur
sehingga datang pembaharu kedua, ketiga dan seterusnya.
Pada masa sebelum tahun 1900, sistem pendidikan di Minangkabau
dinamai sistem lama. Sistem lama itu dilakukan dengan pengajian Al-Quran
sebagai pendidikan Islam pertama. Sistem ini meliputi cara mengajarkan
huruf Al-Quran (hijaiyah), yaitu dengan cara mengajarkan nama-nama huruf
menurut tertib Qidah Bagdadiyah, kemudian titik huruf, macam-macam baris
dan membaca juz Amma, selanjutnya mushaf Al-Quran. Cara mengajarkan
ibadah bermula dari bersuci, wudhu, lalu shalat. Cara mengajarkan akhlak
melalui cara menceritakan nabi-nabi dan orang shaleh, serta suri teladan dari
guru agamanya. Cara mengajarkan iman, dengan cara mengajarkan keimanan.
Pengajian kitab yang diajarkan bila anak telah mampu membaca Al-Quran,
yaitu dengan mempelajari kitab nahu, sharaf, ilmu fikih, ilmu tafsir dan lainlain.
Adapun sistem baru yang digunakan dalam pendidikan dan pengajaran
di Minangkabau dimulai tahun 1900-1908. Pada tahun 1909-1930, lahirlah
madrasah-madrasah yang menggunakan sistem baru (klasikal). Sekolah yeng
pertama kali menggunakan sistem baru tersebut adalah Sekolah Adabiyah di
Padang yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1909. 10
10
Ibid.,hlm..37
11
Ibid.,
Ibid.,
ihwal tentang pendidikan Islam di Aceh cukup semarak dan maju karena
mendapat dukungan dari pihak pemerintah. Namun, sangat disayangkan,
keadaan yang
13
Ibid.,
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: Mutiara Sumber Widya,
1992), hlm. 185
14
10
disebut
pendidikannya
sekolah
juga
Islam,
menyajikan
artinya
materi
dalam
pelajaran
penyelenggaraan
agama.
Berbagai
11
Selain
fungsinya
diatas,
surau
juga
menjadi
tempat
berkumpulnya anak laki-laki yang telah baligh dan persinggahan bagi para
perantau.
Diantara ulama besar minangkabau yang pernah belajar di surau ulakan
adalah tuanku mansiang nan tuo yang mendirikan surau paninjauan dan tuanku
nan kacik yang mendirikan surau di koto gedang. Kemudian ulama minangkabau
ini melalaui surau-surau yang didirikannya, menyebarkan ajaran islam yang
menghasilkan ulama-ulama islam minangkabau yang baru, seperti tuanku nan tuo
15
12
di koto tuo. Dari sini kemudian surau berkembang dengan pesat diwilayah
minangkabau
Susunan materi pendidikan Islam di Minagkabau, antara lain sebagai
berikut:
1. Belajar huruf hijaiyyah sebagaimana di Aceh
2. Pengajian kitab yang terbagi atas tiga tingkatan,:
a. Mengaji Nahwu, Saraf, dan Fiqih
b. Mengaji Tauhid
c. Mengaji Tafsir
3. Pengajiian Ilmu Tasawuf
Dikemudian hari baru diketahui sumber kitab-kitab baru yang masuk ke
Minagkabau. Sumber terbanyak adalah dari Mesir dan Singapura. Setelah berdiri
took kitab Syekh Ahmad Khalid Bukit tinggi kitab-kitab tersebut dipesan dari
Mesir. Bahkan, majalah Al Manar yang membawa aliran baru itupun mudah
masuk ke Minagkabau. System pendidikan yang digunakan masih seperti masamasa awal, yaitu system halaqah dan system majelis taklim.
Pada tahun 1911, pendidikan islam di Minagkabau tidak hanya di
Pandang sebagai milik para murid madrasah atau santri, melainkan menjadi
milik masyarakat Minangkabau secara keseluruhan. Hal itu disebabkan lahirnya
majalah pertama di Indonesia yang memuat tentang pendidikan Islam untuk
seluruh lapisan masyarakat yaitu majalah Al Munir. Majalah ini diterbitkan di
Padang oleh Syekh H. Abdulloh Ahmad yang dibantu oleh Syekh Abdul Karim
Amrulloh dan Syekh M. Thaib Umar juz I majalah Al Munir terbit tanggal 1
April 1911M.
Beberapa pokok masalah yang menjadi Objek berita majalah Al Munir
sebagai bahan peendidikan masyarakat luas Minagkabau adalah:
1.
2.
3.
pengetahuan.
13
ilmu
4.
5.
6.
7.
8.
dalam agama.16
E. Kesimpulan
Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia terjadi karena lahirnya
kerajaan islam di Indonesia yang sangat mewarnai sejarah pendidikan islam di
Indonesia terlebih-lebih agama islam di Indonesia, pengajaran islam serta
penyebaran islam bertambah maju.
Para ahli sependapat bahwa agama Islam sudah masuk ke indonesia
(khususnya Sumatera) sejak abad ke-7 atau 8 M. Pada zaman kerajaan Samudera
Pasai, sistem pendidikan mencakup: materi pendidikan dan pengajaran agama
bidang syariat ialah fiqih mazhab syafii; sistem pendidikannya secara informal
berupa majelis taklim dan halaqah; tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh
agama; biaya pendidikan agama bersumber dari negara.
Demikianlah isi dari makalah kami ini. Dan kami sangat menyadari
bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun diri para pembaca dimi perbaikan makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibid, hlm, 69
14
15