Anda di halaman 1dari 4

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA nawaahihi (mematuhi segala perintah Allah dan

PENGURUS CABANG NU KAB. BATANG menjauhi larangan-larangan-Nya).


Sekretariat: Gedung PCNU Batang, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.9A Batang Jawa Tengah 51216
Tak lupa, shalawat dan salam semoga tetap
HARI SANTRI NASIONAL DAN SEMANGAT tersampaikan kepada junjungan alam, baginda Nabi
KEBANGSAAN Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
(Khutbah Jumat) sahabatnya, serta seluruh pengikutnya, termasuk kita
semua selaku ummatnya.
Khutbah Pertama :
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
‫س َل‬ ُّ ‫ واصطفى من عباده‬،‫هلل الّذي خلق الخلقَ وقدّر األشيآء‬
ُ ‫الر‬ ِ ‫الحمد‬
‫ وأنعم هذا البال َد إندونيسيا بوجود جمعية نهض ِة‬,‫واألنبيآ َء واألوليآء‬ Seiring momentum Hari Santri Nasional yang besok hari
akan kita peringati, tepatnya pada tanggal 22 Oktober
ُ‫س ْب َحا َنه‬ ُ ُ‫ أَحْ َم ُده‬،‫والبيضآء في السمآء‬
ِ ‫الحمرآء‬
ِ ُ‫ّت بها راية‬ ْ ‫ فامتد‬,‫العلمآء‬
2022, marilah kita memperkokoh kembali pemahaman
ِ ُ ‫ َوأ‬،‫علَ ْي ِه‬
،‫وم ُن ِب ِه َوأَت ََو َّك ُل عليه‬ َ ‫وتعالى ِب َما ه َُو لَهُ أ َ ْه ٌل ِمنَ ال َح ْم ِد َوأ ُ ْث ِني‬ kita tentang makna ukhuwah wathaniyah, sebagai
ّ‫ أشهد أن ال إله إال‬،‫من يهده هللا فال مض ّل له ومن يضلله فال هادي له‬ bagian yang tak terpisahkan dari ajaran agama. Karena,
‫ي وال‬ َّ ‫أن س ّي َدنا مح ّمدا عبدُه ورسولُه ال نب‬ ّ ‫ وأشهد‬،‫هللا وحده ال شريك له‬ sebagaimana dinyatakan oleh Ketua Umum PBNU yang
‫ وجعَل‬،‫ونورا للمؤمنين‬ ً ‫ هدًى‬, َ‫ أَنزَ ل عليه َربُّه القرآنَ المبين‬،‫رسو َل بعده‬ lalu (Prof. Dr. KH. Sa'id 'Aqil Siradj), menjaga tali
‫ صلّى هللا وسلَّم عليه وعلى سائر األنبياء‬،‫رسالتَه رحمةً للعالمين‬ ukhuwah wathaniyah (soliditas berbangsa dan
‫ أ ّما‬.‫ وآل ك ٍّّل والصحابة والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين‬,‫والمرسلين‬ bernegara) bahkan harus lebih diprioritaskan ketimbang
sebatas ukhuwah Islamiyah. Sebab, melalui ikatan
. ‫وصيكم ونفسي بتقوى هللا وطاع ِته لعلّكم تُف ِلحون‬ ِ ُ ‫ فيا عبا َد هللا أ‬,‫بعد‬ ukhuwwah wathaniyah yang kuat, akan tumbuh
Hadirin sidang Jum’ah yang dirahmati Allah, semangat kebangsaan, jiwa patriotisme dan rasa cinta
terhadap tanah air, yang pada gilirannya akan
Mengawali khutbah siang hari ini, marilah kita
memompa semangat kita melakukan berbagai upaya
memanjatkan puji dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT,
untuk mempertahankan tanah air itu dari berbagai
atas segala nikmat dan karunia-Nya yang sedetik pun
ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
tak pernah berhenti kita rasakan. Dan sebagai wujud
Semangat inilah yang dulu digelorakan oleh Hadratus
rasa syukur itu, marilah kita terus berupaya
Syaikh Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945,
meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah SWT,
bersama para ulama, kiai dan kaum santri seantero
dengan cara imtitsaalu awaamirillahi wa(i)jtinaabu
Jawa dan Madura, melalui dikeluarkannya fatwa
“Resolusi Jihad" yang mendorong terjadinya perang tegas mengatakan: “hubbul wathan minal iman” (bahwa
besar di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. cinta terhadap bangsa dan tanah air adalah bagian dari
Semua itu dilakukan demi membela kedaulatan negara iman). Karena tanpa memiliki tanah air, atau menjadi
dari ancaman pasukan gabungan Inggris dan Belanda, sebuah bangsa yang kuat dan berdaulat, akan sulit
yang berupaya menjajah kembali bangsa kita yang baru rasanya bagi kita sebagai umat, dapat mengamalkan
3 bulan merdeka. Hingga alhamdulillah, atas kuasa dan ajaran agama secara damai dan aman. Dengan kata
pertolongan Allah, fatwa "Resolusi Jihad" yang diusung lain, untuk memelihara iman itu sangat dibutuhkan rasa
oleh para kiai dan santri dapat membuahkan hasil yang aman.
gemilang, meski harus ditebus dengan ribuan nyawa dari
Hadirin sidang Jum’ah yang dirahmati Allah,
kalangan santri yang gugur di medan perang. Dalam
catatan sejarah, dikatakan bahwa di antara tokoh Terkait makna tanah air yang dalam bahasa Arab
penting yang turut mensukseskan pertempuran di disebut “al-wathan”, Syaikh Ali al-Jurjani, dalam kitabnya
Surabaya, sekaligus menjadi tokoh kunci yang menjadi at-Ta’rifat, ia menjelaskan:
alasan mengapa perang itu dilakukan di tanggal 10
‫الوطن هو مولد الرجل والبلد الذي هو فيه‬
November, yang hingga sekarang diperingati sebagai
Hari Pahlawan, adalah almaghfurlah Kiai Amin Sepuh “Tanah air adalah tempat kelahiran seseorang dan
Babakan dan Kiai Abbas Buntet, yang oleh Hadratus negeri di mana ia tinggal di dalamnya”. (Lihat: Ali bin
Syaikh Hasyim Asy’ari disebut sebagai “Singa dari Muhammad bin Ali Al-Jurjani, At-Ta`rifat, Beirut, Darul Kitab Al-‘Arabi,
Jawa Barat”. cet ke-1, 1405 H, halaman 327).

Hadirin yang dirahmati Allah, Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pun pernah
mengungkapkan rasa cintanya kepada tanah air yang
Semua itu tak lepas dari kegigihan, do’a dan keikhlasan merupakan tempat kelahiran beliau, yaitu negeri
para kiai dan santri, dibantu berbagai elemen Mekkah. Hal ini bisa kita ketahui dari riwayat Imam Ibnu
masyarakat lainnya, sebagai wujud kecintaan mereka Hibban yang bersumber dari penuturan Abdullah Ibnu
kepada bangsa ini, sekaligus pengamalan mereka Abbas RA, bahwa Nabi pernah bersabda:
terhadap ajaran agama, sebagaimana hal ini difatwakan
oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, ketika menjawab َّ َ‫ط َي َب ِك ِم ْن َب ْل َد ٍّة وأ َ َحب َِّك ِإل‬
َ ‫ َولَ ْوالَ أ َ َّن قَ ْو ِم ْي أ َ ْخ َر ُج ْو ِن ْي ِم ْن ِك َما‬,‫ي‬
ُ‫س َك ْنت‬ ْ َ ‫َما أ‬
pertanyaan Bung Karno yang menanyakan perihal ‫غي َْر ِك‬َ
hukum mencintai bangsa dan tanah air. Beliau dengan
“Alangkah baiknya engkau (wahai Mekkah) sebagai dan tanah air dengan agama. Bahkan, tak jarang
sebuah negeri dan engkau merupakan negeri yang amat sebagian dari mereka secara terang-terangan menolak
aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku konsep nasionalisme atau kebangsaan karena
darimu, niscaya aku tidak akan tinggal di negeri menganggapnya bukan bagian dari ajaran agama.
selainmu”.
Jama’ah sekalian yang dirahmati Allah,
Jama’ah sekalian yang dirahmati Allah,
Semua uraian di atas menegaskan kepada kita, bahwa
Demikian pentingnya tanah air ini, dalam pepatah Arab pemahaman keislaman dan kebangsaan haruslah kita
dikatakan: pahami secara selaras dalam kerangka ukhuwwah
wathaniyah, yakni menjaga loyalitas dan soliditas
. ‫ ومن ليس له تاريخ ليس له ذاكرة‬,‫من ليس له أرض ليس له تاريخ‬ kebangsaan meski di tengah banyaknya perbedaan atau
"Barang siapa tidak memiliki tanah air, ia tidak memiliki kebhinekaan. Karena perbedaan adalah sunnatullah dan
sejarah. Dan barang siapa yang tidak memiliki sejarah, bukan merupakan sesuatu yang dilarang, karena yang
maka ia akan terlupakan.” dilarang adalah pertikaian dan permusuhan. Dengan
bekal pemahaman seperti inilah ajaran Islam akan
Dalam pepatah Arab yang lain juga dikatakan:
benar-benar mewujud menjadi rahmat bagi seluruh
‫ يمكن‬,‫ لو ضاع منك الحبيب‬.‫ في سوق الذهب تلقاه‬,‫لو ضاع منك الذهب‬ alam, dan negeri yang kita cintai ini pun tentunya
‫ آه يا وطن وينك‬,‫ لكن لو ضاع منك الوطن‬.‫في سنة أو سنتين تنساه‬ diharapkan benar-benar menjadi negeri "Darus Salam"
. ‫تلقاه‬ negeri yang selalu penuh kedamaian, menjadi negeri
yang senantiasa aman dan masyarakatnya penuh iman,
“Jika engkau kehilangan emas, di pasar emas kan kau sebagaimana diistilahkan oleh al-Qur’an: baldatun
dapatkan gantinya. Jika engkau kehilangan kekasih, thayyibatun wa rabbun ghafur.
mungkin setahun – dua tahun kau bisa melupakannya.
Kemudian yang terakhir, sebagai penutup khutbah siang
Namun jika engkau kehilangan tanah air, maka dari
hari ini, sebagai bangsa yang besar, ada 2 (dua) hal
mana kau kan temukan gantinya?!”.
yang perlu selalu kita ingat, sebagaimana disimbolkan
Maka, adalah fenomena yang memprihatinkan, apabila dalam akronim 2 kata JAS, yaitu: JAS MERAH dan JAS
hingga saat ini di kalangan sebagian kelompok masih HIJAU. JAS MERAH (JAngan Sekali-kali MElupakan
kerap muncul pandangan keliru yang SejaRAH”), dan JAS HIJAU (“JAngan Sekali-kali
mempertentangkan antara kecintaan terhadap bangsa HIlangkan JAsa Ulama”).
‫‪Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022, “Santri‬‬ ‫أ ّما بعد‪ ،‬فيا أيّها المسلمون رحمكم هللا‪ ،‬أوصيني نفسي وإيّاكم بتقوى هللا‬
‫”‪Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan.‬‬ ‫بأمر بدأ فيه بنفسه وثـ ّنى‬ ‫وطاعته لعلّكم تُف ِلحون‪ .‬واعلموا َّ‬
‫أن هللا أ َمركم ٍّ‬
‫‪Demikian khutbah ini kami‬‬ ‫‪sampaikan.‬‬ ‫‪Semoga‬‬ ‫إن هللا ومآلئكته يصلّون على النبى يآأيها‬ ‫بمآلئكته بقدسه‪ ,‬وقال تعالى‪َّ :‬‬
‫‪bermanfaat bagi kita sekalian.‬‬ ‫الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما‪ .‬الله ّم ص ّل على سيدنا محمد‬
‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‪ .‬أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة‬ ‫وارض الله ّم عن الخلفاء‬
‫َ‬ ‫س ِلك ومآلئك ِتك المق ّربين‪,‬‬
‫ور ُ‬
‫وعلى أنبيآئك ُ‬
‫الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن‪ ...‬وقال تعالى‪ :‬ومآ أرسلناك إال رحمة‬ ‫ي وعن بقيّة الصحابة والتابعين‬ ‫الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعل ّ‬
‫للعالمين‪.‬‬ ‫وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين‪ ,‬وارض ع ّنا معهم برحمتك‬
‫ياأرحم الراحمين‪.‬‬
‫ت‬ ‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ,‬و َنفَ َع ِن ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اآل َيا ِ‬ ‫هللا ِل ْي َو َل ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫اركَ ُ‬ ‫َب َ‬
‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم‪ .‬أَقُ ْو ُل‬
‫َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ,‬وتَقَ َّب َل ِم ِّن ْي َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ ِإ َّنهُ ه َُو ال َّ‬ ‫اللّه ّم اغفر للمؤمنين والمؤمنات‪ ،‬والمسلمين والمسلمات‪ ،‬األ َ ِ‬
‫حياء منهم‬
‫هللا ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم فَا ْستَ ْغ ِف ُر ْوهُ‪ِ ،‬إ َّنهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬ ‫عوات‪ .‬اللهم اختم لنا باإلسالم‬ ‫واألَمواتِ‪ ،‬إِ ّنك سمي ٌع قريبٌ ُم ِج ُ‬
‫يب ال ّد َ‬
‫قَ ْو ِل ْي َهذَا َوا ْستَ ْغ ِف ُر َ‬
‫الر ِح ْي ُم ‪.‬‬ ‫َّ‬ ‫واختم لنا باإليمان واختم لنا بحسن الخاتمة وال تَخ ِتم علينا بسوء الخاتمة‪.‬‬
‫‪------------------------------------------------------------------------------------------------------‬‬
‫كبارها وصغارها‬ ‫الله ّم إ ّنا استودعناك هذه القرية وبال َد إندونيسيا أهلَها َ‬
‫رجالها ونساءها بجودك وكرمك يا أكرم األكرمين‪ .‬ر ّبنا آتنا في الدّنيا‬
‫حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب ال ّنار‪.‬‬
‫‪Khutbah Kedua :‬‬
‫فيا عباد هللا‪ّ ،‬‬
‫إن هللا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن‬
‫نذيرا‪ .‬الذي له‬‫ً‬ ‫نزل الفرقانَ على عبده لِيكونَ للعالمين‬ ‫الحمد هلل الذي َّ‬ ‫الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلّكم تذ ّكرون‪ .‬فاذكروا هللا العظيم‬
‫تقديرا‪ .‬خلق اإلنسانَ ِمن‬ ‫ً‬ ‫واألرض وخلقَ ك َّل شيء فقَدّره‬ ‫ِ‬ ‫ملكُ السموات‬ ‫يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكرهللا اكبر‪.‬‬
‫شاكرا وإ ّما‬
‫ً‬ ‫بصيرا‪ .‬ث ّم هَداه السبي َل إ ّما‬ ‫ً‬ ‫أمشاج َيبتَ ِلي ِه فج َعله سميعًا‬
‫ٍّ‬ ‫نطف ٍّة‬
‫كبيرا‪ .‬و َمن‬
‫ً‬ ‫ريرا ونعي ًما و ُمل ًكا‬ ‫كفورا‪ .‬ف َمن ش َكر كان جزاؤُه ج ّنةً و َح ً‬ ‫ً‬ ‫‪❖ Sumber: https://jabar.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-hari-santri-nasional-dan-semangat-‬‬
‫نصيرا‪ .‬نحمدُه تبارك وتعالى حمدًا‬ ‫ً‬ ‫كفَر لَم َيج ْد له من دون هللا وليًّا وال‬ ‫❖‬
‫‪kebangsaan-qCNrh, oleh : Mohamad Kholil, Wakil Ketua Lembaga Dakwah PCNU Indramayu.‬‬
‫‪Editing & Reposted by SMP TAKHASSUS AL-QUR,AN RAFIRNA Tersono – Batang .‬‬

‫ستطيرا‪ .‬ونسألُه أن‬‫ً‬ ‫شره ُم‬


‫يوم كان ُّ‬ ‫كثيرا‪ ،‬ونعوذ بنور وج ِهه الكريم ِمن ٍّ‬ ‫ً‬
‫رورا‪ .‬أشهد أن ال إله إال هللا شهادة ً تجع ُل‬ ‫س ً‬ ‫يوم ال َح ْشر ن َ‬
‫َضرة ً و ُ‬ ‫يُل ِقّينا َ‬
‫ونذيرا‪ .‬وداعيًا‬
‫ً‬ ‫س ُل مب ِ ّ‬
‫ش ًرا‬ ‫أن سيّدنا محمدًا عبدُه ال ُم ْر َ‬ ‫نورا‪ .‬وأشهد ّ‬ ‫الظلمةَ ً‬ ‫ُّ‬
‫وسلّم وبارك على سيّدنا محمد‬ ‫منيرا‪ .‬اللهم ص ِّل ِ‬ ‫ً‬ ‫إلى هللا بإذنه وسرا ًجا‬
‫وزفيرا‪.‬‬
‫ً‬ ‫وعلى آله وأصحابه وجميع أ ُ ّمته عدد أنفاس مخلوقاتك شهيقًا‬

Anda mungkin juga menyukai