Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA ISLAM

HUKUM BAGI SEORANG MUSLIM MENGUCAPKAN


“HUM SUWASTI WASTU NAMO BUDAYA”.

DISUSUN OLEH:
MASYA ABEL GISTHA. L
NEZA NINDIRA PRATIWI
HUSNUL KHATIMA
MUTHMAINNAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tuntas.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Kolaka, 14 desember 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
Latar Belakang........................................................................................................................
Rumusan Masalah...................................................................................................................
Tujuan.......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
Hukum Bagi Seorang Muslim Yang Mengucapkan “Hum Swasti Wastu Namo Budaya”.....
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................................
Saran ........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam tradisi Hindu, kata Om simbol alias aksara suci untuk Tuhan. yang dalam bagiannya
A(Brahma/ Pencipta), U(Wisnu/Pemelihara) dan M(Siwa/ Pengembali apa yang terdapat di
semesta ke asalnya). Ketiganya dikenal Tri Murti. Aksara AUM menjadi Om selaku
manunggalnya Tri Murti sebagai Tuhan. Maha Esa Tuhannya, bermacam- macam sifatnya.
Swastyastu berasal dari kata Swasti( baik, sehat, selamat) serta Astu( mudah- mudahan, berharap
seperti itu). Bila disambung, arti bebasnya: Ya Tuhan, mudah- mudahan semua orang serta semua
makhluk hidup senantiasa dalam kondisi baik, sehat, serta selamat. Salah satu hadis nabi yang
melarang untuk memulai mengucapkan salam terhadap Non Muslim, bahkan pada zaman
sekarang banyak para pemimpin yang memakai bahasa agama lain untuk memulai ucapan salam
bahkan dengan menambahkan salam agama lainَ
‫ هُ ْم ْنم ٰأ َم ِهه َِبّ ّم ْن ا‬Nُ‫نل نَ ْمهنل َم ِه َمهٌمه‬ ْ ّ‫َم َموهَم ْنَلل َهَم ِ ْن ِممل َم و هسمر نَ مأم َ ّمنَ ّمهُ ي ه‬
ٰ ‫مأن َم ََِن اهّ مرا َمن َل َم َم ا َمم ْنَمس َم هُ ْن م َ َمه‬
‫مأن ه َْهُ َم‬
Nْ ‫" َم ٍة َ هّ َمي هَ ْنهُ ِم ْم‬
Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam.Apabila kalian
berpapasan dengan salah seorang di antara mereka di jalan, maka desaklah dia ke jalan yang
paling sempit."
Tentu hadis ini menjadi tanda tanya mengapa hadis ini turun,, situasi apa yang membuat hadis itu
ada, dan bagaimana pengimplementasian kita terhadap situasi hadis tersebut turun dengan situasi
sekarang.
Rumusan Masalah
 Apa Hukum Bagi Seorang Muslim Mengucapkan “ Hum Suwasti Wastu Namo
Budaya”.

Tujuan
 Agar mahasiswa mengetahui apa hukum bagi seorang musim mengucapkan “Hum
Suwasti Wastu Namo Budaya”
BAB II
PEMBAHASAN

 Apa Hukum Bagi Seorang Muslim Mengucapkan “Hum Suwasti Wastu Namo
Budaya”

Salam merupakan Do’a, do’a yang didasarkan atas ibadah yang pada dasarnya
memang harus bersifat ekslusif tidak bisa dicampuradukan dengan ibadah agama lain,
lebih dari itu menjadi ciri khas dari setiap agama. Salam menurut KBBI ialah : damai,
pernyataan hormat, tabik, salam ialah damai, hormat, salut, selamat,sentosa, tentram
yang artinya disetiap agama memiliki salam yang pastinya atas dasar kedamaian,
keselamatan, bagi setiap orang yang memeluknya. Sebelumnya terdapat hadis
mengenai memulai salam terhadap non-Muslim begitupun sebaliknya, ada yang
memakai salam agamanyan untuk menyapa orang yang memeluk agama lainnya,
adapun sebagian yang memakai salam agama lainnya dengan kata lain tidak memakai
salam agamanya sendiri dengan kata lain mencampur adukan suatu ibadaha
menyatukannya dengan dalih toleransi. Salam lintas agama baru popular belum lama
di masa reformasi. Dimaksudkan selaku salam penghormatan kepada segala penganut
agama, sekaligus sebagai simbol kerukunan serta toleransi beragama.
Banyak para pemimpin sekarang di indonesia yang memperkenalkan salam lintas
agama yang mana adalah suatu ucapan pembuka, selamat, kehormatan, yang dalam
lafalnya itu berisikan salam salam dari berbagai Agama yang ada di Indonesia, yaitu :
Assalamualaikum WR WB, Salam Sejahtera bagi kita semua, Shalom, Um Santi
Santi, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Sejahtera, Salam Kebajikan, dalam satu
kalimat ucapan pembuka. Dengan dalih bahwa mereka menginginkan adanya
toleransi yang kuat dalam memimpin suatu struktur masyarakat, sedangkan salam itu
termasuk dalam ibadah suatua gama. Tentu ini berkaitan dengan keimanan yang harus
dipegang teguhkan oleh manusia. Thabathaba’i mengemukakan bahwa Iman
ialah Kosistensi antara pengetahuan seseorang dengan perbuatannya. Namun apabila
dilihat lebih jauh lagi mengenai maknanya dan kata kata yang ada , tampaknya ada
dua salam dari bagian salam lintas agama yang diyakini berpotensi merusak keimanan
seorang Muslim dalam menjalankan keyakinanya, dikata begitu sebab agama yang
dinilai ekslusif tidak bisa mencampur campurkan ibadah, yakni salam Hindu (Om
Swastiastu) serta salam Buddha (Namo Buddhaya). selebihnya tidak mamasukan yang
diyakininya atas salam itu sendiri ; salam Katolik (Shalom), salam Kristen( salam
sejahtera bagi kita semua) serta salam Khonghucu ( salam
kebajikan), tidak membawa nama Tuhan. Makna serta artinya kurang lebih sama
dengan assaamuaaikum.

Hukum mengucapkan salam dengan bukan lafadz _Assalamualaikum,_ seperti


Selamat Pagi, Selamat Siang maka ulama berbeda pendapat. Yang membolehkan
berpedoman kepada hadis riwayat Ibnu Majah:
‫ك ال َّساَل ُم‬ َ ‫ال ال َّساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم قَالُوا َو َعلَ ْي‬ ِ ِ‫َّاس ْب ِن َع ْب ِد ْال ُمطَّل‬
َ َ‫ب َو َد َخ َل َعلَ ْي ِه ْم فَق‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِل ْل َعب‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ت‬ ‫ُأ‬
ُ ْ‫ال َك ْيفَ َأصْ بَحْ تُ ْم قَالُوا بِ َخي ٍْر نَحْ َم ُد هَّللا َ فَ َك ْيفَ َأصْ بَحْ تَ بَِأبِينَا َو ِّمنَا يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل َأصْ بَح‬ َ َ‫َو َرحْ َمةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتُهُ ق‬
َ ‫بِ َخي ٍْر َأحْ َم ُد هَّللا‬

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada 'Abbas Bin Abdul


Muththalib, dan beliau menemui para sahabat sambil mengucapkan;
"Assalamu'alaikum". Mereka menjawab; "Wa'alaikumussalam warahmatullah
wabarakatuh (dan kepadamu pula semoga tercurah keselamatan, rahmat Allah dan
barakah-Nya) ". Beliau bertanya: "Bagaimana keadaan kalian di pagi ini?", mereka
menjawab; " Baik kami bersyukur kepada Allah, dan bagaimana keadaan anda di pagi
ini?, demi ayahku dan ibuku wahai Rasulullah?". Beliau menjawab: "Baik, Saya
bersyukur kepada Allah."

[Ibnu Majah]

Ulama yg melarang mengucapkan selamat pagi berpedoman kepada hadits riwayat Tabrani
dari Anas bn Malik bahwa Wahab bin Umer berkata kepada Nabi: An’im Sobaahan (Selamat
Pagi) kemudian Nabi menjawab:
‫قَ ْد َأ ْب َدلَنَا هَّللا ُ خَ ْيرًا ِم ْنه‬
“(Allah telah mengganti (Kalimat itu) Dengan yang lebih baik darinya)”.

Mengucapkan *Om Swastyastu* kepada orang Hindu. Mengucapkan salam kepada Non
muslim dengan salam ajaran agama mereka hukumnya Haram berdasarkan ayat Alqur’an
yang melarang kita menyerupai mereka. Seperti ayat:

۱۶; ‫وال يكونوا كالذين أوتوا الكتاب )الحديد‬

“Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan al kitab


kepadanya”.

Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam menafsiri ayat ini bahwa orang mukmin dilarang
menyerupai non muslim dalam segala hukum baik usul maupun furu.

Dalil kedua yg menjadi landasan tidak bolehnya memgucapkan Om Swastiastu adalah


hadits yang diriwayatkan olrh Abu Daud yg menyatakan siapa yg menyerupai suatu kaum
maka ia termasuk bagian dari kaum itu, hadits itu berbunyi:
: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَوْ ٍم فَهُ َو ِم ْنهُ ْم (رواه ابو دا ود‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Bersabda: Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia
termaksud diantara mereka” (HR. ABU DAWUD).

ulama menafsiri hadits ini bahwa org yg menyerupai orang kafir dalam ajaran agama
mereka termasuk dalam hukum itu sesuai kadar tasyabuhnya.
Haramnya umat islam mengucapkan salam agama lain juga berdasarkan kepada hadist
riwayat Tabrani di atas dimana dalam hadits tersebut Nabi Muhammad SAW ketika diberi
salam dengan salam yg biasa diucapkan orang Arab, Nabi kemudian mengatakan bahwa
sekarang cara salam itu sudah di ganti oleh Allah dengan cara salam Islam yang lebih baik
dari cara salam Jahiliyah. cara salam Islam atau Tahiyyatul Islam itu adalah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Motif salam om swastiastu yang diucapkan oleh informan sebagai orang yang
mengucapksan salam dalam berbagai versi agama sebagai eksistensi diri, tujuan
lainnya untuk menunjukan sikap toleransi antar umat beragama. Informan yang
mengucapkan salam dalam berbagai versi agama termasuk ucapan salam om
swastiastu dilatar belakangi oleh beberapa faktor yaitu dorongan internal, semangat
kebangsaan rasa nasionalisme dan prinsip netralitas. Pengalaman positif yang dialami
oleh informan diantaranya merasa di hargai oleh pemeluk agama Hindu, mendapatkan
relasi politik baru, mendapatkan perlakuan baik, mandapatkan simpati dari berbagai
pihak serta timbulnya rasa solidaritas antar sesama pemeluk agama. Sedangkan
pengalaman negatif yang dialami informan setelah mengucapkan salam dalam
berbagai versi agama termasuk ucapan salam om swastiastu diantaranya mandapatkan
perluakuan kurang baik dari beberapa pihak yang tidak sependapat dengan ucapan
salam tersebut sampai mendapatkan cemoohan berupa perkataan kasar, mendapatkan
kritik dan di jauhi oleh beberapa pihak serta dianggap tidak memiliki pendirian oleh
orang-orang di lingkungannya.
Makna ucapan salam om swastiastu bukan hanya sekedar mengucapkan ucapan
salam lebih dari itu ucapan salam om swastiastu ini mendoakankeselamatan, selain itu
makna salam om swastiastu memiliki makna keselamatan di dunia dan diakhirat serta
salam om swastiastu juga dimaknai sebagai salam penyambutan. Bagi semua
informan mengucapkan salam sudah menjadi kebiasaan dan memiliki arti mendoakan
keselamatan untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.

Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dan dalam penulisan makalah kami ini masih banyak terdapat kekurangan.
Daftar Pustaka

https://bantenkini.com
http://digilib.uinsgd.ac.id/38278/4/4_bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai