Disusun oleh :
Aditya Nur Cahyati (1810301060)
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-NYA, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul
“PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KESENIAN
TRADISIONAL LUDRUK”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas akhir semester mata kuliah menulis di Universitas Tidar.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah
ini, khususnya kepada :
1. Dr. Yulia Esti Katrini, MS. selaku dosen pembimbing yang mata kuliah
menulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan
makalah ini.
2. Rekan-rekan di kelas PBSI 2C
3. Keluarga yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak terdapat
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana penanaman pendidikan karakter melalui kesenian tradisional
Ludruk ?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
lawak/dagelan; (g) terdapat selingan travesti; (h) lakon diambil dari cerita rakyat,
cerita sejarah, dan kehidupan sehari-hari; (i) terdapat kidungan, baik kidungan tari
ngremo, kidungan bedayan, kidungan lawak, dan kidungan adegan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dengan
mewariskan nilai sosial dari generasi ke generasi dengan maksud untuk
menjadikan seorang individu berjiwa sosial, berbudi pekerti, mencintai tanah
airnya, bersikap toleransi terhadap sekelilingnya, dapat menempatkan diri dalam
masyarakat, serta mampu mengambil sikap/keputusan terbaik terhadap segala
situasi yang dihadapi demi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang teratur,
dan harmonis.
Pendidikan karakter dibutuhkan pada setiap individu tidak terbatas pada suatu
jenjang pendidikan tertentu. Hal ini dikarenakan pendidikan karakter perlu
ditanamkan terus menerus agar tidak lenyap seiring berkembangnya seorang
individu pada lingkungan masyarakat. Hal lainnya adalah pendidikan karakter
berfungsi untuk mengatasi akar masalah sosial dalam masyarakat yang
berkembang seiring menyeruaknya dampak globalisasi.
6
untuk memperkaya kesenian di daerahnya masing-masing. Selain itu, kesenian
daerah lebih sering mengangkat kearifan lokal dengan tetap mengikuti
perkembangan zaman agar tetap eksis.
Kesenian tradisional biasa mengangkat tema yang dekat dengan masyarakat
seperti kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ia mampu diterima dan dinikmati
segala golongan usia. Disamping topik-topik yang dibicarakan menarik, kesenian
tradisional menyimpan pesan moral yang sudah sepantasnya ditiru.
7
akhirnya mendirikan grup ludruk Kartolo CS beranggotakan Kartolo, Basman,
Sapari, Sokran, Munawar, dan Tini (istri Kartolo).
Derap langkah Kartolo melestarikan ludruk diawali dengan melakukan
kolaborasi dengan Karawitan Sawunggaling Surabaya pimpinan Nelwan’S
Wongsokadi. Mereka masuk dapur rekaman untuk merekam kidungan parikan
diselingi guyonan pada era 1980-an. Dalam kurun waktu itu 95 volume berhasil
direkam dan dilempar ke pasar. Di luar dugaan, sambutan masyarakat Jatim luar
biasa. Album-album barunya senantiasa ditunggu penggemarnya. Sampai saat ini
Kartolo dan Sapari masih sering tampil di JTV (TV-nya Jawapos) di Surabaya.
Meskipun sekarang jarang masuk dapur rekaman, Kartolo dan kawan-kawan
masih sering mendapat panggilan naik pentas. Lingkup pentas pelaku seni ini pun
tidak hanya terbatas di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Ia juga menerima
undangan naik pentas di Jakarta, Bontang, Batam, serta beberapa kota di Nusa
Tenggara Barat.
Hal unik dari Kartolo adalah ia tak pernah melantunkan syair kidungan yang
telah dikasetkan, agar penonton tidak bosan mendengarkan lawakannya. Ia pun
selalu mencatat isi lawakan yang pernah ia sampaikan di pentas. Cara itu ia pilih
untuk terus mencari isi lawakan baru.1
Walau kini ludruk terus mengalami pergeseran namun para seniman ludruk
tetap bertekad melestarikan kebudayaan asli Jawa Timur tersebut.
8
Pembinaan Bahasa “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah,
dan Kuasai Bahasa Asing”. Bahasa daerah sebagai bahasa ibu tetap memerlukan
perhatian dari penuturnya agar tidak punah. Walaupun penggunaan bahasa/dialek
Surabaya pada ludruk umumnya terkesan kasar namun sebenarnya menujukkan
sikap tegas, lugas, dan terus terang, justru karena itulah ludruk memiliki ciri khas
yang tidak ada duanya serta menjadi sahabat karib bagi kaum non-intelek. Dalam
ludruk berbagai bahasa Jawa dari masing-masing daerah yang tersaji
menunjukkan bahwa budaya Indonesia sangat kaya.
Cerita dalam ludruk sarat akan berbagai karakter kehidupan, mulai dari
senang, sedih, terpuruk, haru, baik, buruk, dsb, yang disisipi candaan khas dari
masing-masing pemain. Ludruk menjadi media transfer cerita sejarah, legenda,
maupun cerita kehidupan sehari-hari.
Penanaman pendidikan karakter melalui kesenian tradisional ludruk juga bisa
diterapkan sebagai pembelajaran dalam kelas, seperti merancang pementasan
ludruk per kelas/per kelompok yang akan dipentaskan di ruang kelas atau aula
sekolah. Cerita yang digunakan dapat disesuaikan dengan kreatifitas siswa
sehingga mereka mampu menghayati lakon masing-masing dengan baik. Siswa
dapat diajarkan untuk mencari tema mengenai kejujuran, perjuangan, pencarian
jati diri, dsb. Dalam latihannya, siswa menggunakan bahasa Jawa secara utuh.
Siswa diajarkan bahwa mereka dapat memberikan kontribusi dalam usaha
pelesarian kesenian tradisional ludruk. Pembelajaran ludruk mendorong generasi
muda untuk menaruh ketertarikan pada kesenian ini sehingga regenerasi pemain
ludruk terus berjalan.
Oleh karena itu, kesenian tradisional ludruk mempunyai peran penting dalam
penanaman pendidikan karakter seorang anak.
9
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Kesenian tradisional ludruk dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran mengenai penanaman pendidikan karakter pada anak. Ludruk
merupakan salah satu seni drama yang memiliki pesan moral yang dibungkus
dengan cara yang unik sehingga tidak membosankan.
SARAN
Penulis berharap generasi muda dapat lebih peka akan keberadaan dan
lebih mencintai kesenian tradisional di sekitarnya. Penulis juga berharap akan
hadir generasi muda yang bersedia melestarikan kesenian daerahnya dengan
penuh rasa bangga.
10
DAFTAR PUSTAKA
11