Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENTINGNYA SENI BUDAYA DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BELLA PURNAMA SARI SIMANGUNSONG


X-IIS 4

TAHUN AJARAN 2020


Pengertian

Seni adalah suatu hal yang merujuk kepada keindahan (estetika). Menurut The Liang Gie
(1997: 17), keindahan atau indah adalah sebuah kata yang sepadan dengan kata beauty dalam
bahasa Inggris (dalam bahasa Perancis “beau” bahasa Italia dan Spanyol “bello”). Dilhat dari
sudut pandang kebahasaan, kata indah adalah kata yang merupakan turunan dari kata
Bellum,yang akar katanya adalah Bonum,dan memiliki arti kebaikan kata Bellum atau bonum
adalah dua kata dalam bahasa latin. Berdasarkan asal kata ini,dapat kita simpulkan bahwa
keindahan sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dikenal sebagai sesuatu yang baik atau dalam
term Islam dikenal dengan istilah ma’ruf. Kata ma’ruf adalah kata yang memiliki arti dikenal,
terkemuka, makbul yang diakui. Dalam bahasa Inggris ma’ruf diartikan sebagai kindness atau
kebaikan.Sebagai bahan refrensi, berikut ini beberapa definisi tentang keindahan dalam arti
istilah.

Pertama, Keindahan adalah sifat dari sesuatu benda yang memberi kita kesenangan yang
tidak berkepentingan yang bisa kita peroleh semata-mata dari memikirkan atau melihat benda
individual itu sebagaimana adanya (Mortimer Adler). Kedua, Thomas Aquinas merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan ketika kita lihat. Ketiga, Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Keempat, Charles J. Bushnell
memberikan definisi keindahan sebagai kualitas yang mendatangkan penghargaan yang
mendalam tentang berbagai nilai atau ideal yang membangkitkan semangat. Kelima,
Michelangelo, seniman besar berpendapat sederhana, bahwa keindahan adalah penyingkiran hal-
hal yang berlebihan.

Seni adalah suatu produk budaya dari sebuah peradaban manusia, sebuah wajah dari
suatu kebudayaan yang diciptakan oleh suatu bangsa atau sekelompok masyarakat. Secara
teoritis, seni dapat didefinisikan sebagai manifestasi budaya manusia yang memenuhi syarat-
syarat estetik (Anshari, 1986: 116). Hal ini disebabkan oleh karena ditopang oleh serangkaian
nilai-nilai yang ditinggikan seperti agama atau norma-norma lain. Koentjaraningrat menjelaskan
bahwa dalam budaya terdapat tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia ini
(dalam kehidupan manusia), yaitu: Bahasa, Sistem pengetahuan, Organisasi sosial, Sistem
peralatan hidup dan teknologi, Sistem mata pencaharian hidup, Sistem religi, dan Kesenian.

Lebih jelas Koentjaraningrat menjelaskan: Suatu unsur universal kesenian dapat


berwujud gagasan-gagasan, ciptaan-ciptaan, pikiran, ceritera-ceritera, dan syair-syair yang indah.
Namun kesenian juga dapat berwujud tindakan-tindakan interaksi berpola antara seniman
pencipta, seniman penyelenggara, sponsor kesenian, pendengar, penonton, dan konsumen hasil
kesenian; tetapi kecuali itu semua kesenian juga berupa benda-benda indah, candi, kain tenun
yang indah, benda-benda kerajinan dan sebagainya.

Berkaitan dengan penjelasan Koentjaraningrat diatas, oleh Fakhruroji memaparkan


bahwa secara praktis, seni sebagai sebuah kebudayaan yang diciptakan manusia dapat dibedakan
atas:
a) Seni sastra, seni dengan alat bahasa;
b) Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara;
c) Seni tari, seni dengan alat gerakan;
d) Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk, warna ,dan lain sebagainya; dan
e) Seni drama atau teater seni dengan alat kombinasi sastra,musik,tari atau gerak dan rupa.
Tujuan

Belajar seni rupa dan sastra, memiliki banyak manfaat. Diterapkannya pelajaran seni rupa
dan sastra dalam dunia pendidikan juga memiliki dampak positif terhadap perilaku siswa. Sebab,
saat anak-anak membuat sebuah karya berupa seni rupa mau pun sastra, dalam prosesnya rasa
dan emosi mereka secara tidak langsung sedang dilatih.

Ketua komunitas seni rupa Tasikmalaya, Yusa Widiana mengata kan, seni rupa mau pun
sastra mengandung nilai edukasi. Saat seorang anak belajar menggambar dan bermain dengan
warna (melukis), artinya ia sedang melatih emosi, perasaan dan pikirannya. "Sebab, sebuah
karya lahir dari cipta, rasa, dan karsa," katanya. Menurut dia, seorang anak yang menyukai seni
dan budaya akan tumbuh lebih tertata. Dalam kehidupan pun seorang manusia, di saran kan
untuk menjalani hidupnya dengan seni. Sebab tanpa seni kehidupan manusia mungkin tidak
terarah de ngan pasti.

Yusa menegaskan, belajar seni rupa dan sastra akan melatih ra sa serta emosi manusia.
Para pelaku seni biasanya memiliki rasa yang lebih peka daripada manusia lainnya. "Pelaku seni
akan lebih peka terhadap lingkungan, lebih peka untuk dapat membantu sesama dan lebih peka
untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru dan berguna," katanya.

Seandainya masyarakat sudah banyak yang menyukai seni dan sastra, maka kehidupan
masyarakat akan selaras dengan alam dan lingkungan sekitar. Hasilnya akan tercipta sebuah
tatanan kehidupan yang lebih indah.

Dia mencontohkan, dalam dunia pendidikan di Jerman, sejak siswa mulai belajar di
sekolah taman kanak-kanak, mereka sudah diajari soal seni dan sastra. Hal tersebut menunjukan
betapa seni dan sastra dapat menyeimbangkan emosi anakanak. Ketua Manajemen Pinggiran
Tasikmalaya Afrudin mengatakan, dalam menjalankan pemerintah an, juga kalau dilandasi
dengan seni, maka akan lebih baik lagi hasilnya. Pasalnya, para pelaku seni biasanya memiliki
rasa yang lebih peka.

Dengan kata lain, mereka yang menyukai seni akan menjalani hidup dengan cara yang
rapi, indah dan bernilai. "Sebab keselarasan dan harmoni merupakan hal yang sangat diutamakan
bagi para pelaku seni," ujar Afrudin. Dalam hal ini banyak yang bertanya, mengapa seniman
mempunya kontrol emosi yang lebih baik ketimbang manusia lain pada umumnya. Ini karena,
proses menuju arah ke sana membutuhkan waktu yang sangat panjang. "Dalam mengolah cipta,
rasa dan karsa seorang pelaku seni menempa diri untuk sabar, ikhlas dan penuh dengan
renungan," ujarnya.
Fungsi dan Manfaat

Fungs-Fungsi Seni Dalam Kehidupan

Muhammad Iqbal, pelaku seni kelahiran Sialkot Punjab memberikan rambu-rambu yang
menegaskan bahwa harus ada suatu hal yang harus dicapai dalam berkesenian atau memaknai
seni dalam kehidupan. Pertama, seni harus menciptakan kerinduan akan hidup yang abadi,
karena tujuan utama dari seni adalah hidup itu sendiri. Seni dianggap sebagai saran yang penting
bagi prestasi kehidupan sehingga ia harus memelihara ladang kehidupan agar tetap hijau dan
memberikan petunjuk kehidupan bagi manusia.

Yang kedua adalah pembinaan manusia. Seni harus bisa memberikan dorongan dan
asupan serta mampu memompa rasa keberanian dan kejantanan bagi orang-orang (audiens) yang
bermentalkan ?ayam? dan memberikan semangat kepada setiap manusia serta menciptakan
kerinduan akan tujuan hidup yang baru dan ideal(inspiratif). Seni harus memiliki tujuan etis dan
instruksional. Seni memiliki daya magis dan harus dimanfaatkan untuk menciptakan pribadi
manusia yang baik. Contohnya adalah musik, harus dapat menimbulkan semangat juang dan
mendorong keberanian serta mengilhami perbuatan yang gagah atau membuat manusia berlaku
sederhana, teratur, adil, dan ,menghormati Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ketiga, seni harus mampu membuat kemajuan sosial. Seniman dapat dianggap sebagai
orang agung dan menjadi panutan. Menurut Mohammmad Iqbal, seorang seniman dengan
kekuatan “kenabian-Nya” mampu meninggikan derajat suatu bangsa dan mengantarkannya
kearah kebesaran demi mencapai kebesaran yang lebih tinggi lagi. Apalah arti suatu karya jika
tidak dapat membangkitkan badai emosional dalam masyarakat.

Agus Purwantoro, dalam tulisannya “Peranan Seni Dalam Kehidupan Manusia” juga
menjelaskan tentang seni sebagai kebutuhan hidup. Dalam istilah lain dikatakan seni sebagai
applied art (seni terpakai), seni yang digunakan. Dalam hal ini diterangkan bahwa seni itu
digunakan untuk tujuan dan maksud tertentu terhadap benda atau ide, menurut kegunaannya,
tetapi tidak melepaskan segi keindahannya, disamping memiliki keindahan wujud, seni juga
memiliki nilai kagunaan. Misalnya guci dari Tiongkok Kuno, wujud serta permukaannya
dibentuk dan dihias demikian indah, tanpa menghilangkan fungsi guci tersebut. Manusia ingin
melepaskan dan mencurahkan keinginan keindahan keseluruh hidupnya.
Penutup
Kesimpulan

Seni sebagai realitas estetis, keindahannya memancarkan suatu kreativitas yang luar biasa.
Ia berada dalam lingkungan di mana ia dilahirkan, namun juga tak jarang ia berada di luar
lingkungan di mana ia dilahirkan. Realitas estetis yang ditampilkan sebuah karya seni sebagai
sebuah keutuhan, baik keutuhan material maupun formal.

Karya seni yang hadir dalam realitas merupakan karya manusia (seniman). Proses
penciptaan suatu karya seni lebih menitikberatkan pada dimensi estetis dan kreatif seorang
seniman. Namun, proses terjadinya karya seni tidaklah sesederhana seperti hanya melihat karya
seni yang sudah jadi. Dalam prosesnya, seorang seniman berkontemplasi estetis hingga mampu
mendeformasi objek material ke dalam bentuk suatu karya seni. Proses inilah yang dapat dilihat
sebagai salah satu bentuk kreativitas seniman. Dari kata “proses” tersebut kiranya perlu
direnungkan lagi kata-kata seorang Filsuf Inggris, Alfred North Whitehead (1861-1947),
menuliskan tentang Filsafat proses sebagai berikut:

Realitas bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus bergerak dan berubah dalam suatu
proses yang tak kunjung berhenti. Dalam prinsip relativitas, “yang banyak” yaitu satuan-satuan
aktual yang sudah lengkap, selalu terlibat dalam proses pembentukan “yang satu”, yakni satuan
aktual baru yang membentuk dan mencipta diri. Seluruh alam terus terlibat dalam proses
transmisi maupun kreasi (Ali Mudhofir, 2001:535)

Anda mungkin juga menyukai