Pengertian Seni
Dalam bahasa Sansekerta, disebut “cilpa” sebagai kata sifat yang berarti
berwarna, dan berubah menjadi “su-cilpa” yang berarti sesuatu yang berwarna dan
dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Dalam
bahasa Latin, Seni disebut “Ars, artes dan artista”. Ars adalah teknik atau
craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu, “Artes
berarti kelompok orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran. “Artista” adalah
anggota yang ada dalam kelompok tersebut.
Seni pada mulanya diartikan sebagai ekspresi dari kreatifitas dalam diri
seseorang, sehingga sangat sulit untuk dinilai atau dijelaskan. Oleh karena itu masing-
masing individu memiliki peraturan dan parameter yang menuntun dirinya dalam
mengukur makna keindahan dan ketinggian nilai suatu karya seni.
1. Schopenhauer
Seni adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menciptakan bentuk-
bentuk yang menyenangkan.
2. Sudarmadji
Seni adalah manifestasi batin dan pengalaman estetis menggunakan media
garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
3. Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang
senang melihatnya, mendengarkan dan menikmatinya.
4. Ki Hajar Dewantara
Seni adalah segala aktifitas perbuatan manusia yang timbul dari hidup
perasaannya dan bersifatt indah hingga dapat menggerakkaan jiwa dan
perasaan manusia lain.
5. Suwaji bastomi
Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang dinyatakan
dalam bentuk-bentuk yang agung dan menpunyai daya membangkitkan rasa
takjub dan keharuan.
6. Wiyoso Yudoseputro
Seni adalah manifestasi artistic dari interaksi antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya.
7. Prof.Hamka
Seni yang setinggi-tingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnyay
kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Berdasarkan tentang definisi seni, dapat kita golongkan secara garis besar bahwa,
seni digolongkan atas dua : yaitu golongan seni obyektif-pragmatis dan golongan seni
normatif. Orang yang menganut faham obyektif-pragmatis akan mengakomodasikan
semua suku-suku tradisional bangsa kita sebagai kekayaan yang bernilai seni dan
khusus dijaga kelestariaannya. Sebaliknya orang yang menganut faham seni normatif
mengatakan lukisan atau apa saja yang mempertontonkan aurat bukanlah suatu karya
seni.
Fungsi Seni
Proses peniruan alam dalam dirinya, dan dalam rangka berkomunikasi dengan
sesamanya, maka tercipta seni lukis, seni pahat, seni sastra, seni music dan seni
lainnya. Setiap seni menyampaikan pesan dengan cara sesuai dengan
karakteristiknya.
Apresiasi pesona seni tidak hanya bagaimana menangkap makna atau pesan
yang disampaikan oleh karya seni, akan tetapi lebih jauh lagi adalah menghayati dan
mengambil manfaat dari makna yang terserap. Untuk dapat mengapresiasi karya seni
diperlukan sejumlah perangkat lunak yang telah diinstalkan terlebih dahulu didalam
jiwa seorang pengapresiasi. Diantaranya adalah kepekaan analisis dan sintesis dari
sensibilitas, intelektualitas dan moralitas, yang dapat mengukur keindahan (seni),
kebenaran (sains) dan kebaikan (teknologi). Sumber inspirasi karya seni berada pada
keindahan alam dan budaya (pemikiran) manusia, sedangkan seni hanya merupakan
upaya seniman untuk mengekspresikan hasil tiruannya.
Realitas karya seni secara umum tampil berupa pemikiran, tutur kata, tulisan,
perilaku, karya seni yang bersifat material seperti lukisan, ukiran, pahatan, bangunan,
dan karya-karya seni yang bersifat dinamik seperti music, holografi, tiruan air terjun,
tiruan air mancur, panggung pentas lakon, sandiwara, drama, sinetron termasuk
pentas olahraga. Semakin dekat tiruan keindahan itu dengan alam dan budaya
manusia yang sebenarnya maka karya seni tersebut semakin memperlihatkan
harmoni, bahwa satu komponen dengan komponen yang lainnya tidak saling
meniadakan, tetapi saling memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Karya seni
yang bernilai tinggi atau tak ternilai harganya . untuk sampai kepada tingkat itu, maka
seniman harus memiliki kreativitas gagasan, alasan dan ikhtiar dalam rangka
mewujudkan tiruannya itu agar memika pesona elegan karena kedekatannya dengan
keindahan yang ada di alam dan budaya manusia.
Kesadaran Berkesenian
Kehendak seorang manusia adalah suatu sistem ilmu raga dikendalikan oleh tingkat
kesadaran yang terbentuk dalam otak besar(cerebrum) dan otak kecil ( cerebellum),
bermuara pada tindakan/kegiatan, dan mewujud dalam buah karyanya, yaitu karya
seni (artwork), kesadaran ( consciousness) merupakan hasil interaksi antara dirinya
dengan lingkungannya melalui rangsangan dari luar dirinya berupa arus denyut/pulsa
sensoris seperti arus informasi optik, akustik, termik, elektrik, magnetik dan mekanik.
Jika tujuan seni untuk mencapai kebahagiaan hidup, maka indikatornya adalah
bagaimana kebahagiaan tersebut telah terealisasi, bukan untuk bersenang-senang
tetapi lebih kepada pencarian cara untuk dapat memahami ketertiban alam dengan
segala isinya. Akhirnya kondisi ini dapat mengandung rasa syukur karena telah secara
sadar menemukan dirinya sendiri diantara berbagai keperibadian duniawi. Wujud
karya seni terlahir dan dipicu oleh kesadaran berkehendak untuk mengekspresikan
dunia bathin ke dalam dunia zahir.
Dari segi kualitas, dapat saja karya seni tidak terlalu ekspresif dengan pesan
diri sendiri dari dalam bathin, tetapi lebih berupa upaya kepada penataan dekoratif
yang mempesona. Karya seni yang ekspresif maupun dekoratif terlahir karena sang
seniman telah menyelami ketertiban alam, sehingga wujud karya seninya dapat
bermuatan pesan mulia, berkualitas syukur(ekspresif) atau bermuatan apresiatif
terhadap ketertiban alam, itu semua hanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki
sensibilitas yang tinggi.
Peristiwa yang paling indah akan terjadi apabila pesan dari seniman berimpit
dengan wilayah kesan sang penikmat. Tetapi tentu saja terdapat wilayah pesan yang
tidak terjangkau oleh kesan dan akan terdapat wilayah kesan yang bukan pesan.
Dengan demikian terdapat karya seni akan menjadi suatu realita yang dianggap
penting untuk disadari, diperbaiki, diperhatikan, dinikmati atau dicita-citakan.
Pertama, upaya untuk menyadari sistim nilai yang sedang berlaku, kedua, sebagai
upaya proyeksi sistem nilai-nilai baru yang dianggap lebih baik di masa depan.
IDEALITA
kepuncaksadaran
ANATOMI
Ketaksadaran
SYARAF
Kesadaran
Jiwa KARYA SENI
Kebawahsadaran
ketanpasadaran
REALITA
Seseorang yang melahirkan karya seni sebagaimana diperhatikan pada
Gambar 25, bergantung pada niatnya, keadaan berkehendaknya yang akhirnya karya
seni selain dapat menjadi “berkah”, tidak menutup kemungkinan terdapat pula seni
yang menggoda tingkat kesadaran vegetative atau kebawahsadaran sang penikmat
dengan menyentuh getaran hatinya. modelnya adalah getaran hati disentuh dan
dibawah kearah nafsu lawwamah, nafsu material dan nafsu kebinatangan sehingga
timbullah tindakan-tindakan yang melawan norma atau sistem nilai yang berlaku
dalam suatu komunitas.
Pada hakikatnya seni dikelompokkan atas dua, ada yang normative da nada
yang subyektif-pragmatis, yang normative selain rasional, empiris juga harus
memiliki ketertarikan dengan aspek ilahiyah, tidak seperti halnya yang subyektif-
pragmatis hanyaa rasional dan empirik saja. artinya jika kita berpegang teguh pada
kaidah ini, tidaklah patut kita memperdebatkan apakah “orang dipapua, suku badui,
dan suku-suku lainnya dipedalaman yang pakaiannya sesuai adat.