Anda di halaman 1dari 9

SENI DAN KEINDAHAN

Pengertian Seni

Dalam bahasa Sansekerta, disebut “cilpa” sebagai kata sifat yang berarti
berwarna, dan berubah menjadi “su-cilpa” yang berarti sesuatu yang berwarna dan
dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Dalam
bahasa Latin, Seni disebut “Ars, artes dan artista”. Ars adalah teknik atau
craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu, “Artes
berarti kelompok orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran. “Artista” adalah
anggota yang ada dalam kelompok tersebut.

Seni pada mulanya diartikan sebagai ekspresi dari kreatifitas dalam diri
seseorang, sehingga sangat sulit untuk dinilai atau dijelaskan. Oleh karena itu masing-
masing individu memiliki peraturan dan parameter yang menuntun dirinya dalam
mengukur makna keindahan dan ketinggian nilai suatu karya seni.

Siapapun memiliki sensibilitas keharuan dan siapapun memiliki getar hati


yang dapat diiringi dengan genangan dan linangan air mata keharuan yang merupakan
puncak kebahagiaan dalam bentuk immaterial. Keadaan keharuan ini banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya pada para seniman tetapi juga
pada tokoh-tokoh dalam aktivitas keagamaannya mulai agama islam,hindu,budha
Kristen, konghucu. Konsep seni ini sagat dekat dan melekat pada diri dan seluruh
aspek kehidupan manusia, bahkan lahirnya manusia itu sendiri adalah suatu konsepsi
seni yang luar biasa, sehingga seni akan selalu ada dan bersamaan dengan kebutuhan
manusia. Karenanya gerak seni selalu dinamis dan berkembang mengikuti maju
perkembangan manusia dan pergantian zaman, sehingga terdapat banyak sekali
pengertiann tentang seni.

1. Schopenhauer
Seni adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menciptakan bentuk-
bentuk yang menyenangkan.
2. Sudarmadji
Seni adalah manifestasi batin dan pengalaman estetis menggunakan media
garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.

3. Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang
senang melihatnya, mendengarkan dan menikmatinya.

4. Ki Hajar Dewantara
Seni adalah segala aktifitas perbuatan manusia yang timbul dari hidup
perasaannya dan bersifatt indah hingga dapat menggerakkaan jiwa dan
perasaan manusia lain.

5. Suwaji bastomi
Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang dinyatakan
dalam bentuk-bentuk yang agung dan menpunyai daya membangkitkan rasa
takjub dan keharuan.

6. Wiyoso Yudoseputro
Seni adalah manifestasi artistic dari interaksi antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya.

7. Prof.Hamka
Seni yang setinggi-tingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnyay
kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.

Berdasarkan tentang definisi seni, dapat kita golongkan secara garis besar bahwa,
seni digolongkan atas dua : yaitu golongan seni obyektif-pragmatis dan golongan seni
normatif. Orang yang menganut faham obyektif-pragmatis akan mengakomodasikan
semua suku-suku tradisional bangsa kita sebagai kekayaan yang bernilai seni dan
khusus dijaga kelestariaannya. Sebaliknya orang yang menganut faham seni normatif
mengatakan lukisan atau apa saja yang mempertontonkan aurat bukanlah suatu karya
seni.

Fungsi Seni

Setiap manusia dalam kebutuhan hidupnya senantiasa dia berupaya untuk


memenuhinya. Salah satu kebutuhan yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-
hari manusia adalah seni. Dalam aspek kehidupan manusia, seni memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut:

1. Seni untuk memenuhi kebutuhan individu


- Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni selalu seiring
perkembangan peradaban manusia. Benda yang diciptakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, diciptakan dengan selalu
mempertimbangan nilai seni. Misalnya, perkembangan model kursi
dari zaman romawi, Dinasti cina, sampai gaya kontenporer, atau
perkembangan alat transportasi mulai darii sado, sepeda, mobil, kereta
api, pesawat ulang alik, kesemuanya itu dibuat untuk memenuhi
kebutuhan fisik manusia yang didalamnya selalu memperhatikan segi
keindahan.
- Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunyai kebutuhan emosional yang harus dipenuhi.
Melalui seni seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan menyalurkan
daya imajinasinya atau menikmati seni untuk menghibur perasaan. Untuk
itu orang seringkali melukis, menonton, membuat puisi, mendengarkan
lagu atau menonton, semuanya sebagai apresiasi seni. Seni tidak hanya
semata-mata dikuasai oleh seniman saja, tetapi setiap individu memiliki
bakat dan naluri atau jiwa seni dan dapat disalurkan walaupun dengan
kapasitas yang berbeda-beda oleh karena bakat, naluri atau jiwa seni ini
bersifat alamiah. Seniman dan masyarakat harus dapat berinteraksi dalam
membicarakan dan mengapresiasikan masalah kesehariannya dalam ruang
lingkup seni. Masyarakat diharapkan dapat berbicara dan memberikan
masukan kepada seniman karena seniman dalam mencipta sebuah karya
disamping untuk memenuhi kebutuhan pribadi juga untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, sehingga pada akhirnya suatu karya seni yang
dihasilkan dapat lebih baik.
2. Seni untuk Memenuhi Kebutuhan Sosial
- Fungsi Sosial Seni di Bidang Agama
Pada bidang agama seni dapat memiliki fungsi sosial terutama yang
berkaitan dengan tempat peribadatan. Faktor artistic pada tempat-tempat
peribadatan sangat diperlukan, salah satunya untuk memberi suasana
sejuk, damai, indah, berwibawa, agung, suci agar dapat membuat umat
beragama lebih betah dan lebih nikmat untuk beribadah.
- Fungsi Sosial Seni di Bidang Pendidikan
Setiap pemimpin selalu berupaya dan mengharapkan masyarakat yang
dipimpinnya mempunyai budi pekerti yang luhur yang terpancar dari
lubuk hati dengan penuh ketulusan. Salah satu cara pencapaiannya adalah
melalui pendidikan seni baik secar formal maupun non formal, oleh
karena pendidikan seni dapat menimbulkan pengalaman estetika bahkan
pengalaman etika pada setiap orang.
- Fungsi Sosial Seni di Bidang Komunikasi
Pada umumnya orang berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi karena bahasa merupakan alat yang paling sesederhana dan
mudah untuk dimengerti. Seni dapat dijadikan sebagai alat berkomunikasi.
Contoh: seni music dapat berkomunikasi melalui rangkaian nada yang
indah.
- Fungsi Sosial Seni di Bidang Rekreasi
Salah satu meminimalisir rasa jenuh adalah mencari tempat rekreasi yang
bernuansa seni, apakah di alam pedesaan, museum purbakala, taman kota,
pantai, ataupun pulau. Tempat-tempat artistik atau dimana saja yang dapat
membuat hati menjadi tenteram karena adanya sentuhan seni dari benda
atau objek yang kita kunjungi.

Filosofi Seni Dan Keindahan

Keindahan (beauty) menurut R. E. Brennan (1959) menyatakan bahwa seni


keindahan itu berada pada ketertibannya, pada pesona susunan dari seluruh
bagiannya. Dan pada sifat kegenapannya. Keinndahan berada pada deburan ombak
yang memecah, berada pada gemerciknya air mengalir, kelap-kelipnya bintang dan
contoh-contoh lainnya.

Proses peniruan alam dalam dirinya, dan dalam rangka berkomunikasi dengan
sesamanya, maka tercipta seni lukis, seni pahat, seni sastra, seni music dan seni
lainnya. Setiap seni menyampaikan pesan dengan cara sesuai dengan
karakteristiknya.

Keindahan dapat mengundang keharuan, setiap yang indah memiliki


ketertiban, setiap yang tertib penuh dengan informasi, sesuatu yang penuh dengan
informasi akan memiliki spectrum yang luas untuk berkomunikasi dengan manusia
melalui sensibilitas yang dimilikinya. Dalam diri seseorang telah terakumulasi
sejumlah memori dari yang manis sampai yang pahit, asin sampa hambar, panas
sampai dingin, susah sampai senang, dan lain sebagainya berdasarkan spectrum
pengalaman hidupnya.

Dalam diri manusia tersimpan pula angan-angan yang sementara


diperjuangkan dalam kehidupannya. Apabila terjadi persesuaian dalam bentuk
koherensi antara obyek seni dengan memori atau angan-angan dari subyek sebagai
penikmat seni, maka gejala penyesuaian itu membangkitkan resonansi dalam diri
manusia.
Resonansi terbangkit karena frekuensi getar dari obyek seni yang persis sama
dengan penikmat seni, maka melalui empati dan simpati, dapat saja siapapun yang
mendengarkan cerita bersambung dari radio, atau melihat sinetron dari televise, atau
menghayati cerita sinrilik atau pakkacaping yang memaparkan tokoh Datu Museng,
maipa dan I-Lagaligo, atau cerita malingkundang akan trenyuh sambil meneteskan air
mata, dan lain-lain.

Keindahan bagi masing-masing orang terkadang apresiasinya bergantung pada


pribadi yang bersangkutan, oleh karenanya disebabkan sesuatu yang diapresiasikan
dapat dikatakan indah namun orang lain menganggapnya tidak indah, itu karya seni
yang titik tolaknya tergantung persepsi atau rasionalitas seseorang yang menilainya.

Apresiasi Pesona Seni Dan Keindahan

Apresiasi pesona seni tidak hanya bagaimana menangkap makna atau pesan
yang disampaikan oleh karya seni, akan tetapi lebih jauh lagi adalah menghayati dan
mengambil manfaat dari makna yang terserap. Untuk dapat mengapresiasi karya seni
diperlukan sejumlah perangkat lunak yang telah diinstalkan terlebih dahulu didalam
jiwa seorang pengapresiasi. Diantaranya adalah kepekaan analisis dan sintesis dari
sensibilitas, intelektualitas dan moralitas, yang dapat mengukur keindahan (seni),
kebenaran (sains) dan kebaikan (teknologi). Sumber inspirasi karya seni berada pada
keindahan alam dan budaya (pemikiran) manusia, sedangkan seni hanya merupakan
upaya seniman untuk mengekspresikan hasil tiruannya.

Realitas karya seni secara umum tampil berupa pemikiran, tutur kata, tulisan,
perilaku, karya seni yang bersifat material seperti lukisan, ukiran, pahatan, bangunan,
dan karya-karya seni yang bersifat dinamik seperti music, holografi, tiruan air terjun,
tiruan air mancur, panggung pentas lakon, sandiwara, drama, sinetron termasuk
pentas olahraga. Semakin dekat tiruan keindahan itu dengan alam dan budaya
manusia yang sebenarnya maka karya seni tersebut semakin memperlihatkan
harmoni, bahwa satu komponen dengan komponen yang lainnya tidak saling
meniadakan, tetapi saling memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Karya seni
yang bernilai tinggi atau tak ternilai harganya . untuk sampai kepada tingkat itu, maka
seniman harus memiliki kreativitas gagasan, alasan dan ikhtiar dalam rangka
mewujudkan tiruannya itu agar memika pesona elegan karena kedekatannya dengan
keindahan yang ada di alam dan budaya manusia.

Kesadaran Berkesenian

Kehendak seorang manusia adalah suatu sistem ilmu raga dikendalikan oleh tingkat
kesadaran yang terbentuk dalam otak besar(cerebrum) dan otak kecil ( cerebellum),
bermuara pada tindakan/kegiatan, dan mewujud dalam buah karyanya, yaitu karya
seni (artwork), kesadaran ( consciousness) merupakan hasil interaksi antara dirinya
dengan lingkungannya melalui rangsangan dari luar dirinya berupa arus denyut/pulsa
sensoris seperti arus informasi optik, akustik, termik, elektrik, magnetik dan mekanik.

Berangkat dari kesadaran yang telah terbentuk, kemundian muncul perintah-perintah


dari yang dipaketkan lewat arus denyut/ pulsa motoric terhadap berbagai otot dan
kelenjar dalam membentuk suatu tidnakan berupa laku perbuatan.

Jika tujuan seni untuk mencapai kebahagiaan hidup, maka indikatornya adalah
bagaimana kebahagiaan tersebut telah terealisasi, bukan untuk bersenang-senang
tetapi lebih kepada pencarian cara untuk dapat memahami ketertiban alam dengan
segala isinya. Akhirnya kondisi ini dapat mengandung rasa syukur karena telah secara
sadar menemukan dirinya sendiri diantara berbagai keperibadian duniawi. Wujud
karya seni terlahir dan dipicu oleh kesadaran berkehendak untuk mengekspresikan
dunia bathin ke dalam dunia zahir.

Dari segi kualitas, dapat saja karya seni tidak terlalu ekspresif dengan pesan
diri sendiri dari dalam bathin, tetapi lebih berupa upaya kepada penataan dekoratif
yang mempesona. Karya seni yang ekspresif maupun dekoratif terlahir karena sang
seniman telah menyelami ketertiban alam, sehingga wujud karya seninya dapat
bermuatan pesan mulia, berkualitas syukur(ekspresif) atau bermuatan apresiatif
terhadap ketertiban alam, itu semua hanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki
sensibilitas yang tinggi.

Peristiwa yang paling indah akan terjadi apabila pesan dari seniman berimpit
dengan wilayah kesan sang penikmat. Tetapi tentu saja terdapat wilayah pesan yang
tidak terjangkau oleh kesan dan akan terdapat wilayah kesan yang bukan pesan.
Dengan demikian terdapat karya seni akan menjadi suatu realita yang dianggap
penting untuk disadari, diperbaiki, diperhatikan, dinikmati atau dicita-citakan.
Pertama, upaya untuk menyadari sistim nilai yang sedang berlaku, kedua, sebagai
upaya proyeksi sistem nilai-nilai baru yang dianggap lebih baik di masa depan.

Dengan demikian karya seni merupakan alat komunikasi ekspresif yang


daripadanya akan terpancar sinar ketertiban bagi semua penikmat yang berada pada
panggung kehidupan. Sinar ketertiban yang terpancar dari karya seni, merupakan
sumber kesehatan, sehingga tidak jarang pada kamar-kamar di rumah sakit
terpampang buah karyaa seni lukis, dan karya-karya seni lainnya. Penggunaan terapi
seni pengganti terapi medis saat ini ternyata dapat dilakukan agar dapat melahirkan
suasana kondusif yang mengundang naluri penderita untuk dapat keluar dari kemelut
dan kesemrautan metabolism agar dapat kembali menjadi tertib atau normal.

IDEALITA

kepuncaksadaran
ANATOMI
Ketaksadaran
SYARAF
Kesadaran
Jiwa KARYA SENI
Kebawahsadaran

ketanpasadaran

REALITA
Seseorang yang melahirkan karya seni sebagaimana diperhatikan pada
Gambar 25, bergantung pada niatnya, keadaan berkehendaknya yang akhirnya karya
seni selain dapat menjadi “berkah”, tidak menutup kemungkinan terdapat pula seni
yang menggoda tingkat kesadaran vegetative atau kebawahsadaran sang penikmat
dengan menyentuh getaran hatinya. modelnya adalah getaran hati disentuh dan
dibawah kearah nafsu lawwamah, nafsu material dan nafsu kebinatangan sehingga
timbullah tindakan-tindakan yang melawan norma atau sistem nilai yang berlaku
dalam suatu komunitas.

Pada hakikatnya seni dikelompokkan atas dua, ada yang normative da nada
yang subyektif-pragmatis, yang normative selain rasional, empiris juga harus
memiliki ketertarikan dengan aspek ilahiyah, tidak seperti halnya yang subyektif-
pragmatis hanyaa rasional dan empirik saja. artinya jika kita berpegang teguh pada
kaidah ini, tidaklah patut kita memperdebatkan apakah “orang dipapua, suku badui,
dan suku-suku lainnya dipedalaman yang pakaiannya sesuai adat.

Anda mungkin juga menyukai