Anda di halaman 1dari 8

HAKEKAT SENI

A. LIMA HAKEKAT SENI (Tinjauan Filosofis)


Pertanyaan sekitar apa itu seni, masih terus bergulir dan jawaban yang diberikan oleh para filosof
ternyata sangat beragam. Pembahasan definisi-definisi itu mempunyai lima hakekat seni yaitu:

1. Seni sebagai kemahiran


Sesuai dengan kata Latin “art” yang berasal dari “ars” berarti kemahiran. Untuk kemahiran itu
bahasa Yunani memakai kata “tecne” asal kata teknik.
Seni sebagai kemahiran sesuai dengan etimologi kata art, yaitu membuat barang-barang atau
mengerjakan sesuatu. Sekarang kata itu masih terpakai dengan ungkapan seni atau pertukangan
(the art of carpentry).

2. Seni sebagai kemahiran manusia


Seni sebagai kegiatan manusia menciptakan karya apapun, merupakan definisi yang banyak
dianut seperti definisi para ahli:

- Leo Tolstoy
Menurutnya bahwa seni adalah kegiatan manusia terdiri atas perkata ini yaitu seseorang
secara sadar menyampaikan perasaannya yang dihayatinya kepada orang lain, dengan
perantaraan tanda-tanda lahir sehingga ia kejangkitan perasaan itu dan juga mengalaminya.
Seorang seniman menghayati suatu perasaan melalui tanda-tanda yang dapat diamati oleh orang
lain seperti: kata, bunyi atau suara, rupa serta gerak, menyampaikan perasaan itu kepada orang-
orang itu, sehingga mereka kejangkitan pula perasaan seni siseniman, menghayati pula
pengalamannya.

- Kahler Erich
Menurutnya bahwa seni adalah kegiatan manusia yang menjelajahi dengan menciaptakan
realitas baru dengan cara suprarasional, berdasarkan pandangan dan menyajikan realita itu
secara perlambang atau kiasan sebagai suatu kebulatan dunia kecil yang mencerminkan sebuah
kebulatan dunia yang besar. Realitas itu dihidangkan oleh metafora.
- Reymond Piper
Menyatakan bahwa kegiatan yang direncanakan untuk mengubah bahwa alamiah menjadi
benda-benda yang berguna atau yang indah atau kedua-duanya, dan itulah seni. Hasil dari
intervensi tangan dan jiwa manusia yang teratur ini adalah kerja seni. Agaknya yang lebih tepat
jika dikatakan intervensi (campur tangan) dan cita-rasa manusia adalah karya seni, sedangkan
kebudayaan adalah ujud hasil kerja-sama akal dan tangan.
3.Seni sebagai karya
Seni sebagai kegiatan biasa pula diartikan sebagai produk kegiatan itu yakni karya seni.
Pengertian ini terjadi karena orang mengacaukan proses dan produk dari proses itu.
Pengertian lain memaknakan seni sebagai karya perbuatan manusia, selain daripada itu tidak
dipandang seni. Unsur-unsur alam betapapun idahnya tidak digolongkan karya seni.

4. Pengertian seni terbatas pada seni halus (fine art)


Pengertian ini dianut oleh: Yernant Krikorian yang menguraikan bahwa seni terutama yang
berhubungan dengan benda-benda untuk pengertian estetik, berbeda dengan seni guna atau
senin terapan yang maksudnya untuk kegunaan.
Seni untuk pengertian estetika itu ialah seni halus (fine art) seperti: seni lukis, seni pahat,
seni bina, seni teater, seni musik, seni pentas/drama, seni film serta sastra. Dan seni halus
direntangkan dengan seni guna (useful art) atau seni terapan (applied art), seni teknis (technical
art).

5. Pengertian seni yang dibatasi untuk dipandang dewasa ini sering dikaitkan dengan
pandangan mata.
Para ahli estetika yang menganut faham ini adalah Eugene Johnson yang mengatakan
bahwa seni bermakna perkakas rumah tangga, tembikar, permadani, perhiasan batu permata,
emas, perak, kerajian kulit, kerajinan tembaga.
Disamping itu ada juga kategori seni hias yang posisinya antara seni halus dan seni guna.
Seni hias pada dasarnya memang untuk kegunaan. Kerajinan seni masuk kedalam golongan
seni ini. Kepada aspek keguanaan diletakkan “keindahan” untuk menyenangkan atau laku
dijual dipasaran.

B. FUNGSI SENI
Karya seni terutama sekali karya seni murni sangat sering dianggap sulit untuk bisa dikatakan
memiliki fungsi atau kegunaan. Namun pada kenyatannya bahwa dalam sepanjang sejarah manusia
selalu saja dilahirkan karya-karya seni sepanjang masa dan tiada pernah berakhir, bahkan hal ini
sudah sejak lama menjadi pusat perhatian. Kesadaran kita selalu saja memunculkan pengertian bahwa
kita membutukan karya seni, baik secara insividu mapun kehidupan sosial. Bahkan dapatkah kita
membayangkan hidup didunia ini tanpa ada seni dan atau karya seni..?? Jelas jawabannya tidak. Atau
apakah ada diantara manusia di dunia manapun yang tidak membutuhkan air..?? dan itulah seni
ibarat air kehidupan bahkan terkadang melebihi daripada air itu sendiri. Seiring dengan kemajuan
zaman dan teknologi yang semakin canggih bahwa dahulu air diambil di sungai atau sumber mata air
kemudia dimasak lalu dikonsumsi, kini teknologi memungkinkan air tidak lagi dengan proses
konfensional tersebut. Demikian pula seni seiring kemajuan, karya senipun selalu saja hadir dengan
berbagai kemajuan baik terhadap karyanya maupun pikiran-pikiran yang melatar belakangi kelahiran
karya seni tersebut..
1. FUNGSI PRIBADI SENI
Manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok demi kelangsungan hidupnya, namun
iapun memiliki eksistensi pribadinya sendiri, kehadirannya sendiri yang bisa berbeda bagi
setiap manusia. Dan pengalaman pribadi yang terjadi di dalam diri kita yang bisa diungkapkan
lewat bahasa seni. Masalah cinta, perkawinan, kelahiran dan kematian atau rasa suka cita bisa
menjadi pengalaman pribadi yang direkam oleh seniman dalam karya-karya mereka. Dalam
fungsi pribadi seni ada beberapa permasalahan yang biasanya menjadi pusat perhatian manusia,
sbb:

a. Ekpresi psikologis
Imagi-imagi visual lebih dahulu dikenal orang dari pada bahasa tertulis sebagai media
komunikasi. Hingga kinipun lambang dan tanda rambu-rambu bisa lebih efisien daripada
kata-kata. Seni rupa bisa lebih jauh dari sekedar tanda lalu lintas atau headline koran, ia
mampu mengekpresikan jiwa isi diri kita. Seni melalui material dan tehnik bisa memberi
ujud pada nilai-nilai, pengamanan dan tujuan yang ingin disampaikan oleh sang seniman.

b. Cinta
Masalah cinta, sex, perkawinan dan kelahiran merupakan bagian dari daur kehidupan yang
dijalani oleh manusia. Masalah cinta yang seksualiatas banyak menggunakan obyek wanita
sebagai masalah cinta, ujudnya bisa sangat naturalistik dan sensual, erotis atau bisa
mengalami stilasi bentuk yang simbolik atau abstraksi.

c. Kematian
Kematian selain menggelisahkan manusia sepanjang masa. Berhentinya suatu kehidupan
melahirkan karya-karya seni rupa di dinding, seni Mesir Purba hingga lukisan para
ekspresionis menggambarkan itu semua. Bukan saja kematian, juga tahap-tahap dalam
kehidupan seperti kehidupan seperti masa puberitas dan kedewasaan bisa menggilakan
manusia. Juga kesakitan, penyakit bisa menjadi subjek ang menarik untuk diungkapkan
kembali.

d. Masalah Spiritual
Masalah spriritual bukan hanya wewenang agama, karya-karya non-religius bisa memiliki
nilai spritual. Sebagai contoh: karya Vincen Van Gogh ”The Starry Nigh” atau “Horizon”
dari Srihadi Sudarsono bisa mengungkapkan kehadiran Yang Maha Kuasa justru dibenda
sehari-hari dari alam. Bahkan seni abstrak karya Jackson Pollock pun bisa menggugah
perasaan spiritual, bila kita simak karyanya berjudul “pejalanan batin” dibalik energi
cipratan cat yang menggelora dan menggebu itu.

e. Ekspresi Estetis.
Bila pada masa pra-sejarah manusia mengenal bentuk, warna, maupun tekstur sebagai
tanda-tanda bahaya maupun dimana bisa didapat makanan ataupun pemburuan, manusia
modern sudah dibekali perangkat pembantu lainnya seperti alat komunikasi dan informasi
yang canggih. Ternyata meskipun kebutuhan primer telah terpenuhi, masih ada kebutuhan
lain yang harus tepenuhi. Kemampun persepsi (melihat dan merasa) manusia selalu
membutuhkan rangsangan atau gugahan yang ternyata bisa diisi oleh seni rupa. Dengan
mengenali suatu didalam karya seni, kepuasan estetik bisa tercapai. Teka-teki bentuk,
warna dan komposisi seakan mengundang mata dan batin kita untuk dibahas dan ternyata
mampu membangunkan emosi yang beragam.

2.FUNGSI SOSIAL SENI


Sebenarnya seluruh karya seni fungsi sosial karena selalu ada interaksi antara karya seni
dan pemirsanya. Seni visual bisa menjadi saran untuk menyampaikan protes, pujian ataupun
kritik.
Seni bisa memiliki fungsi sosial jika:
a. Mempengaruhi tingkah laku sekelompok manusia.
b. Sengaja dirangcang untuk digunakan pada tempat-tempat umum.
c. Menggambarkan aspek-aspek kehidupan yang menyangkut orang banyak.
Disini pemirsa akan menanggapi sebagai bagian dari sagi kelompok yang merasa ada
kaitannya dengan karya seni tersebut. Sebagai contoh adalah karya religius, sosial ekonomis,
juga karya-karya propaganda yang sering muncul dimasa perang., atau di negeri-negeri sosialis,
antara lain untuk menumbuhkan patriotisme, pengabdian bisa juga menggugah kebencian pada
musuh. Sedangkan contoh yang paling menyentuh kehidupan kita sehari-hari adalah seni iklan
yang mempengaruhi kita untuk membeli atau memiliki suatu barang.

Permasalahan:
a. Ekspresi politik dan ideologis
Ada beberapa kelompok seniman yang beranggapan bahwa seni bukanlah untuk
menghibur semata, namun untuk memberikan tuntutan kepada masyarakat, untuk membela
suatu kepentingan tertentu. Ada dua macam jenis seni semacam itu, yaitu yang memang
bersifat “revolusioner” dan yang merupakan ekspresi artistic yang menyuarakan kepedulian
terhadap kemanusiaan. Jenis pertama sering muncul sebagai propaganda dan banyak
ditemui di negara sosialis-komunis. Contohnya: Seni revolusionir di Mexico oleh Jose
Clemento Orosco (1883-1974), Diego Rivera (1886-1957) dan David Alvaro Siqueiros
dalam skala yang besar, membentuk mura. Temanya biasa tentang perbedaan kelas sosial,
sedang yang berada di Cina, Kuba, Korea Utara dan Rusia umumnya menggambarkkan
kultus pemimpin revolusioner dan perjuangan/revolusi yang tak kunjung selesai. Teknik
penyampaiannya disederhanakan (karena untuk rakyak banyak yang berpendidikan rendah)
dan bersifat gamblang, hitam dan putih, baik dan buruk. Jenis kedua lebih menggambarkan
kesenjangan sosial dan juga kesengsaraan seperti perang, namun dengan tidak
mengembang misi politik tertentu dan penyampaiannya lebih memiliki penggarapan artistik
yang individual (dari sang seniman), seperti surealis atau juga bidang kubisme seperti pada
karya Picasso dalam “Guernica” yang menggambarkan kekejaman dalam perang saudara di
Spanyol di tahun 1937.

b. Deskripsi sosial
Seni bisa juga menggambarkan kehidupan tanpa harus memberikan jawabanya.
Diskripsi (penjabaran) tersebut dalam “bingkai” seninya maupun menyamakan yang tersirat
dibalik apa yang tergambar. Tema bisa tentang kematian namun bisa juga tentang hiruk-
pikuknya suatu kota New York atau Jakarta misalnya.
c. Satire
Fungsi sosial dari satire adalah mengolok-olok seseorang atau suatu institusi/kelompok,
dengan tujuan agar terjadi perubahan. Namun bila tidak mungkin, dengan berfungsi sebagai
humor, paling tidak pemirsa bisa tertawa. Meski orang juga tahu bahwa satire sering
menyakitkan obyek yang dituju. Karena itu pemerintahan yang tegas dan kaku sering tidak
bisa menerima satire yang gamblang. Satire bisa juga hadir dalam seni yang “serius” seperti
seni lukis, patung, tidak melulu dalam karikatur/kartun.

d.Komunikasi grafis
Seni bisa jadi alat komunikasi yang efektif bila ia mengundang orang untuk berhenti
sejenak, atau dalam era imagi video, bisa tidak berkedip beberapa detik bila
memandangnya. Imagi-imagi visual menjadi sangat penting dalam informasi modern, iklan
sangat banyak menggunakan media ini.

e. Disain untuk informasi


Menjelang akhir abad ke-20 ini, teknologi informasi semakin canggih. Media cat
poster, cetak saring dan fotographi saja sudah tidak memadai. Penggunaan teknologi
komputer untuk animasi dan penggabungannya dalam film dan video menjadi ciri khasnya.
Untuk itu dibutuhkan “seniman” dan “disainer” yang selain memiliki kepekaan tentang
elemen seni juga ketrampilan yang tinggi disamping sudah menjadi keharusan dapat
menguasai berbagai perangkat lunak sebagai sarana penunjang proses kreatifitasnya.

3. FUNGSI FISIK SENI


Karya seni dalam hal ini berfungsi memenuhi kebutuhan fisik manusia akan tempat
(wadah) dan alat. Sebagai wadah dan alat, karya seni tersebut harus bisa berfungsi dengan
baik, juga memenuhi rasa keindahan manusia, jadi ia harus fungsional dan “indah”. Konsep
seni arsitektur modern dan juga seni kriya dan produk modern tidak lagi memisahkan kedua
hal tersebut. Tidak bisa lagi suatu benda pakai indah tapi tidak bisa berfungsi, atau
sebaliknya, sebagai contoh sebuah jam bisa indah dengan segala bagiannya yang rumit bisa
sengaja diperlihatkan dengan indah.
Permasalahannya adalah:
a. Hunian (Dwelling)
Hunian merupakan lingkungan binaan manusia yang paling awal dan merupakan
adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Disini teknologi disesuaikan dengan
material yang terdapat di alam sekitarnya, begitu pula bentuk struktur, selain dengan
pandangan hidup mereka. Kini, alam arsitektur modern, bentuk semakin dipengaruhi
oleh teknologi dan material baru, ditambah dengan perubahan gaya hidup dan arus
informasi global. Kecenderungan masa kini adalah pada penggunaan material dan
teknologi yang tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.

b. Disain untuk Skala Besar ( Baca pembahasan Bab Tinauan Disain )


c. Seni Kriya dan Disain Industri
Menurut Soetsu Yanagi (1889-1961) Seni kriya adalah hasil tangan manusia,
sedang tangan manusia adalah alat penggerak yang paling dasar dan wajar dari
manusia, maka benda-benda yang dibuat dengan tangan seolah selalu mempunyai
hubungan yang dekat dengan jiwa dan rasa manusia.
Dibagian lain Soetsu Yanagi mengatakan mengenai karya seni kriya adalah:
1. Hasil karya seni kriya adalah benda-benda yang dipergunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Keindahan suatu benda kriya adalah keindahan yang menyangkut masalah
kegunaan.
3. Keindahan benda kriya adalah suatu keindahan yang lahir dari kegunaan benda itu.
4. Istilah “kegunaan” dalam hal ini (benda kriya) adalah kegunaan yang menyangkut
baik “rasa” maupun “benda”.
5. Kualitas yang paling penting dalam keindahan benda kriya adalah kualitas
intimitas.

d. Pembagian Seni Kriya


Soetsu Yanagi membagi seni kriya menjadi 2 (dua) bagian, sbb:
1. Seni kriya rakyat (kerajinan rakyat) yaitu: di pedesaan serta industri kecil.
2. Seni kriya seniman yaitu: seni kriya kraton serta seni kriya seniman pengrajin.
e. Perbedaan Seni Kriya dengan Seni Merancang (Disain)
Perbedaan seni kriya dengan seni merancang (disan) terloetak pada:
f. Proses kerja:
Seni Kriya : - Langsung
- Pemikiran Utama (material dan estetis)
Seni Disain: - Koordinatif
- Pemikiran beberapa masalah yaitu: material, proses pembentukan,
pemasaran, dan estetika.
g. Hasil jadi:
Seni Kriya : - Dibuat dengan tangan
- Ada keseimbangan antara konsep dan pembuatan.
- Bisa terjadi perubahan selama proses pembuatan
- Tampak lebih hidup karena tidak perfek.
Seni Disain: - Dibuat dengan mesin
- Tidak ada keseimbangan antara konsep dan pembuatan.
- Sama semua (tergantung jenis) karena produksi massa.
- Tampak dingin

Anda mungkin juga menyukai