- Leo Tolstoy
Menurutnya bahwa seni adalah kegiatan manusia terdiri atas perkata ini yaitu seseorang
secara sadar menyampaikan perasaannya yang dihayatinya kepada orang lain, dengan
perantaraan tanda-tanda lahir sehingga ia kejangkitan perasaan itu dan juga mengalaminya.
Seorang seniman menghayati suatu perasaan melalui tanda-tanda yang dapat diamati oleh orang
lain seperti: kata, bunyi atau suara, rupa serta gerak, menyampaikan perasaan itu kepada orang-
orang itu, sehingga mereka kejangkitan pula perasaan seni siseniman, menghayati pula
pengalamannya.
- Kahler Erich
Menurutnya bahwa seni adalah kegiatan manusia yang menjelajahi dengan menciaptakan
realitas baru dengan cara suprarasional, berdasarkan pandangan dan menyajikan realita itu
secara perlambang atau kiasan sebagai suatu kebulatan dunia kecil yang mencerminkan sebuah
kebulatan dunia yang besar. Realitas itu dihidangkan oleh metafora.
- Reymond Piper
Menyatakan bahwa kegiatan yang direncanakan untuk mengubah bahwa alamiah menjadi
benda-benda yang berguna atau yang indah atau kedua-duanya, dan itulah seni. Hasil dari
intervensi tangan dan jiwa manusia yang teratur ini adalah kerja seni. Agaknya yang lebih tepat
jika dikatakan intervensi (campur tangan) dan cita-rasa manusia adalah karya seni, sedangkan
kebudayaan adalah ujud hasil kerja-sama akal dan tangan.
3.Seni sebagai karya
Seni sebagai kegiatan biasa pula diartikan sebagai produk kegiatan itu yakni karya seni.
Pengertian ini terjadi karena orang mengacaukan proses dan produk dari proses itu.
Pengertian lain memaknakan seni sebagai karya perbuatan manusia, selain daripada itu tidak
dipandang seni. Unsur-unsur alam betapapun idahnya tidak digolongkan karya seni.
5. Pengertian seni yang dibatasi untuk dipandang dewasa ini sering dikaitkan dengan
pandangan mata.
Para ahli estetika yang menganut faham ini adalah Eugene Johnson yang mengatakan
bahwa seni bermakna perkakas rumah tangga, tembikar, permadani, perhiasan batu permata,
emas, perak, kerajian kulit, kerajinan tembaga.
Disamping itu ada juga kategori seni hias yang posisinya antara seni halus dan seni guna.
Seni hias pada dasarnya memang untuk kegunaan. Kerajinan seni masuk kedalam golongan
seni ini. Kepada aspek keguanaan diletakkan “keindahan” untuk menyenangkan atau laku
dijual dipasaran.
B. FUNGSI SENI
Karya seni terutama sekali karya seni murni sangat sering dianggap sulit untuk bisa dikatakan
memiliki fungsi atau kegunaan. Namun pada kenyatannya bahwa dalam sepanjang sejarah manusia
selalu saja dilahirkan karya-karya seni sepanjang masa dan tiada pernah berakhir, bahkan hal ini
sudah sejak lama menjadi pusat perhatian. Kesadaran kita selalu saja memunculkan pengertian bahwa
kita membutukan karya seni, baik secara insividu mapun kehidupan sosial. Bahkan dapatkah kita
membayangkan hidup didunia ini tanpa ada seni dan atau karya seni..?? Jelas jawabannya tidak. Atau
apakah ada diantara manusia di dunia manapun yang tidak membutuhkan air..?? dan itulah seni
ibarat air kehidupan bahkan terkadang melebihi daripada air itu sendiri. Seiring dengan kemajuan
zaman dan teknologi yang semakin canggih bahwa dahulu air diambil di sungai atau sumber mata air
kemudia dimasak lalu dikonsumsi, kini teknologi memungkinkan air tidak lagi dengan proses
konfensional tersebut. Demikian pula seni seiring kemajuan, karya senipun selalu saja hadir dengan
berbagai kemajuan baik terhadap karyanya maupun pikiran-pikiran yang melatar belakangi kelahiran
karya seni tersebut..
1. FUNGSI PRIBADI SENI
Manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok demi kelangsungan hidupnya, namun
iapun memiliki eksistensi pribadinya sendiri, kehadirannya sendiri yang bisa berbeda bagi
setiap manusia. Dan pengalaman pribadi yang terjadi di dalam diri kita yang bisa diungkapkan
lewat bahasa seni. Masalah cinta, perkawinan, kelahiran dan kematian atau rasa suka cita bisa
menjadi pengalaman pribadi yang direkam oleh seniman dalam karya-karya mereka. Dalam
fungsi pribadi seni ada beberapa permasalahan yang biasanya menjadi pusat perhatian manusia,
sbb:
a. Ekpresi psikologis
Imagi-imagi visual lebih dahulu dikenal orang dari pada bahasa tertulis sebagai media
komunikasi. Hingga kinipun lambang dan tanda rambu-rambu bisa lebih efisien daripada
kata-kata. Seni rupa bisa lebih jauh dari sekedar tanda lalu lintas atau headline koran, ia
mampu mengekpresikan jiwa isi diri kita. Seni melalui material dan tehnik bisa memberi
ujud pada nilai-nilai, pengamanan dan tujuan yang ingin disampaikan oleh sang seniman.
b. Cinta
Masalah cinta, sex, perkawinan dan kelahiran merupakan bagian dari daur kehidupan yang
dijalani oleh manusia. Masalah cinta yang seksualiatas banyak menggunakan obyek wanita
sebagai masalah cinta, ujudnya bisa sangat naturalistik dan sensual, erotis atau bisa
mengalami stilasi bentuk yang simbolik atau abstraksi.
c. Kematian
Kematian selain menggelisahkan manusia sepanjang masa. Berhentinya suatu kehidupan
melahirkan karya-karya seni rupa di dinding, seni Mesir Purba hingga lukisan para
ekspresionis menggambarkan itu semua. Bukan saja kematian, juga tahap-tahap dalam
kehidupan seperti kehidupan seperti masa puberitas dan kedewasaan bisa menggilakan
manusia. Juga kesakitan, penyakit bisa menjadi subjek ang menarik untuk diungkapkan
kembali.
d. Masalah Spiritual
Masalah spriritual bukan hanya wewenang agama, karya-karya non-religius bisa memiliki
nilai spritual. Sebagai contoh: karya Vincen Van Gogh ”The Starry Nigh” atau “Horizon”
dari Srihadi Sudarsono bisa mengungkapkan kehadiran Yang Maha Kuasa justru dibenda
sehari-hari dari alam. Bahkan seni abstrak karya Jackson Pollock pun bisa menggugah
perasaan spiritual, bila kita simak karyanya berjudul “pejalanan batin” dibalik energi
cipratan cat yang menggelora dan menggebu itu.
e. Ekspresi Estetis.
Bila pada masa pra-sejarah manusia mengenal bentuk, warna, maupun tekstur sebagai
tanda-tanda bahaya maupun dimana bisa didapat makanan ataupun pemburuan, manusia
modern sudah dibekali perangkat pembantu lainnya seperti alat komunikasi dan informasi
yang canggih. Ternyata meskipun kebutuhan primer telah terpenuhi, masih ada kebutuhan
lain yang harus tepenuhi. Kemampun persepsi (melihat dan merasa) manusia selalu
membutuhkan rangsangan atau gugahan yang ternyata bisa diisi oleh seni rupa. Dengan
mengenali suatu didalam karya seni, kepuasan estetik bisa tercapai. Teka-teki bentuk,
warna dan komposisi seakan mengundang mata dan batin kita untuk dibahas dan ternyata
mampu membangunkan emosi yang beragam.
Permasalahan:
a. Ekspresi politik dan ideologis
Ada beberapa kelompok seniman yang beranggapan bahwa seni bukanlah untuk
menghibur semata, namun untuk memberikan tuntutan kepada masyarakat, untuk membela
suatu kepentingan tertentu. Ada dua macam jenis seni semacam itu, yaitu yang memang
bersifat “revolusioner” dan yang merupakan ekspresi artistic yang menyuarakan kepedulian
terhadap kemanusiaan. Jenis pertama sering muncul sebagai propaganda dan banyak
ditemui di negara sosialis-komunis. Contohnya: Seni revolusionir di Mexico oleh Jose
Clemento Orosco (1883-1974), Diego Rivera (1886-1957) dan David Alvaro Siqueiros
dalam skala yang besar, membentuk mura. Temanya biasa tentang perbedaan kelas sosial,
sedang yang berada di Cina, Kuba, Korea Utara dan Rusia umumnya menggambarkkan
kultus pemimpin revolusioner dan perjuangan/revolusi yang tak kunjung selesai. Teknik
penyampaiannya disederhanakan (karena untuk rakyak banyak yang berpendidikan rendah)
dan bersifat gamblang, hitam dan putih, baik dan buruk. Jenis kedua lebih menggambarkan
kesenjangan sosial dan juga kesengsaraan seperti perang, namun dengan tidak
mengembang misi politik tertentu dan penyampaiannya lebih memiliki penggarapan artistik
yang individual (dari sang seniman), seperti surealis atau juga bidang kubisme seperti pada
karya Picasso dalam “Guernica” yang menggambarkan kekejaman dalam perang saudara di
Spanyol di tahun 1937.
b. Deskripsi sosial
Seni bisa juga menggambarkan kehidupan tanpa harus memberikan jawabanya.
Diskripsi (penjabaran) tersebut dalam “bingkai” seninya maupun menyamakan yang tersirat
dibalik apa yang tergambar. Tema bisa tentang kematian namun bisa juga tentang hiruk-
pikuknya suatu kota New York atau Jakarta misalnya.
c. Satire
Fungsi sosial dari satire adalah mengolok-olok seseorang atau suatu institusi/kelompok,
dengan tujuan agar terjadi perubahan. Namun bila tidak mungkin, dengan berfungsi sebagai
humor, paling tidak pemirsa bisa tertawa. Meski orang juga tahu bahwa satire sering
menyakitkan obyek yang dituju. Karena itu pemerintahan yang tegas dan kaku sering tidak
bisa menerima satire yang gamblang. Satire bisa juga hadir dalam seni yang “serius” seperti
seni lukis, patung, tidak melulu dalam karikatur/kartun.
d.Komunikasi grafis
Seni bisa jadi alat komunikasi yang efektif bila ia mengundang orang untuk berhenti
sejenak, atau dalam era imagi video, bisa tidak berkedip beberapa detik bila
memandangnya. Imagi-imagi visual menjadi sangat penting dalam informasi modern, iklan
sangat banyak menggunakan media ini.