Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

MEMAHAMI KONSEP SENI

Gambar 2.1 Komposisi

Tujuan Pembelajaran
Setelahmempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampi
1. Mendriskripsikan pengertian seni.
2. Mengidentifikasi pembagian seni.
3. Mendiskripsikan fungsi dan nilai seni.
4. Mengidentifikasi aspek-aspek seni.
5. Memahami kegiatan berkarya seni.

Apersepsi

Berdasarkan penelitian para ahli, karya seni sudah ada sejak 36.000 tahun yang lampau.
Dinding-dinding gua di Perancis Selatan membuktikan hal tersebut. Di tempat itu, terdapat
lukisan berupa torehan-torehan pada dinding menggunakan warna yang menggambarkan
kehidupan manusia purba. Artefak / bukti ini mengingatkan kita pada lukisan modern yang
penuh ekspresi. Halini membuktikan bahwa manusia sejak dahulu kala, menggunakan gambar
sebagai wujud ekspresi yang pertama kali dilakukan manusia dalam mengkomunikasikan apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sebelum manusia belajar menulis dan huruf ditemukan,
manusia zaman purba sudah belajar untuk menggambar, yang saat ini lebih disebut sebagai salah
satu wujud dari karya seni. Lalu, apakah pengertian seni? Jenis-jenis seni apa saja yang ada di
Indonesia? Mari kita temukan dengan mempelajari bab ini.

A. Pengertian Seni

Seni sebagai salah satu unsur budaya manusia keberadaannya telah mengalami
perkembangan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni yang
sederhana di zaman prasejarah hingga mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman modern
sekarang ini. Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran, art (s) dapat diartikan
sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan manusia (Sofyan Salam, 2001).
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau
dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda cilpa berarti pewarnaan, arti ini kemudian berkembang
menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam
pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di
dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Saat itu belum ada pembedaan antara seniman dan
tukang. Pemahaman seni sebagai ekspresi pribadi belum ada dan seni merupakan ekspresi
keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Pemahaman ini pada kenyataannya tidak hanya
terdapat di India dan Indonesia saja, tetapi juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Istilah seni yang disepadankan dengan kata art dalam bahasa Inggris berawal dari, istilah-
istilah dalam bahasa Latin pada abad pertengahan ars, artes, dan artista. Ars berarti teknik
atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes
berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; sedangkan artista
adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Dengan demikian kata artista kiranya
dapat dipersamakan dengan cilpa yang berasal dari bahasa Sanskerta. Kata art inilah yang
kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’ar (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris),
dan bersamaan dengan itu artinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah pengertian seni
ini.
Walaupun demikian, di Eropa ada juga istilah-istilah lain yang berhubungan dengan seni,
orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal
dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga mengenal
istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal
mula pengertian dan kegiatan seni, tetapi demikian die Kunst-lah yang digunakan untuk istilah
kegiatan yang berhubungan dengan seni.
Saat ini, seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian
yang dipahamai oleh masyarakat pada umumnya. Pengertian umum tersebut diantaranya seperti
yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan sebagai keahlian membuat
karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) (Depdikbud,
1989:816). Bentuk-bentuk (karya seni) yang memiliki nilai keindahan tersebut diyakini
memberikan kenikmatan dan kepuasan terhadap jasmani-rohani, pencipta (kreator) ataupun
penikmatnya (apresiator). Kesenian tradisional kita, gamelan misalnya, dikatakan sebagai paduan
suara (nada) yang indah yang mengenakkan telinga (pendengaran). Hiasan berupa ukiran yang
menempel pada dinding ruangan memberikan kesemarakan pandangan mata. Tarian daerah yang
lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa, setelah kita menikmati dan menghayatinya.
Pada kenyataannya istilah seni adalah segala bentuk yang memiliki nilai keindahan tidak
selamanya bertahan sebagai satu-satunya definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk seni
modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang dianggap
tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni kini yang hadir justru “tidak
menyenangkan”, tetapi menunjukkan berbagai persoalan yang rumit (sebagai problem
kehidupan). Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan
kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan
suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni dan lainnya. Dalam penciptaan
suatu kerja seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif
secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya.
Dalam pengertian seni di atas terkait dengan faktor keberadaan manusia, pribadi.
Seniman dan lingkungannya sebagai tempat yang bisa berpengaruh terhadap karya seni yang
diciptakannya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik antara karya seni
buatan anak-anak dengan karya seni ciptaan orang dewasa, dan adanya perbedaan norma nilai
seni dan keindahan pada seni tradisional dengan seni modern. Keberadaan karya seni tersebut
menunjukkan bahwa seni memiliki pengertian yang beragam.

Berikut ini beberapa pengertian seni yang dikemukakan oleh para tokoh / seniman :
a. Pengertian seni yang menekankan pada kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat
Kartamiharja.
Menurut Akhdiat, seni adalah kegiatan psikis (rohani) manusia yang merefleksi
kenyataan (realitas). Hal tersebut terjadi karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya
untuk membangkitkan atau menggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) si
penikmat atau apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan jiwa (seniman)
dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri. Seniman yang berkarya hanya dengan
menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas fisik), namun tidak melibatkan jiwanya (ekspresi
emosi), maka karya yang dibuatnya belum dapat dinamakan seni.

b. Plato, filsuf dari Yunani


Seni adalah hasil tiruan alam ( Ars Imitatur Narutam ). Pandangan Plato ini menganggap bahwa
suatu karya seni merupakan tiruan obyek / benda yang ada di alam, atau karya yang sudah dibuat
sebelumnya.

c. Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pendidikan Nasional


Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah, hingga
dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

d. Thomas Munro, Ahli Seni dan Filsuf dari Amerika


Seni adalah buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang
melihatnya.

e. Everyman Encyclopedia
Pengertian seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang
menyebutkan bahwa seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melainkan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan,
ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok misalnya, dibuat untuk memenuhi kebutuhan pokok,
sebagai alat makan. Berdasarkan definisi tersebut sendok bukanlah karya seni. Adapun benda
yang dikategorikan sebagai benda seni yaitu alat musik gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain
sejenisnya. Walaupun demikian benda kebutuhan pokok tersebut dapat berhubungan erat pula
dengan seni. Sebagai contoh, pakaian, si perancang (pembuat pakaian) berusaha memperindah
motif serta modelnya dengan tujuan untuk menghias pakaian tersebut. Hiasan atau model yang
dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian adakalanya
beberapa benda kebutuhan pokok dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya
mendapat sentuhan seni.
f. Benedetto Croce, Filsuf dari Italia
Seni adalah ungkapan kesan-kesan. Seni memiliki kebebasan untuk mengungkapkan
segala khayalan atau pengalaman intutif yang terkumpul dibatinnya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa seni adalah segala kegiatan
manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain, yang divisualisasikan
dalam tata susunan yang indah dan menarik, sehingga dapat menimbulkan kesan rasa senang
atau puas bagi yang menghayatinya (Ida Herawati, 1999).
Menurut Sorhardjo, A.J. (1990) orang dapat merasakan nikmat tanpa dibarengi
kenikmatan. Dalam hal ini kesenangan dan kenikmatan bisa datang bersama-sama atau kadang-
kadang tidak.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pengertian seni mencakup tiga aspek, yaitu :
1) Pembuat / pencipta yang disebut seniman dan pekerja seni
2) Hasil ciptaan atau buatan seniman yang yang disebut karya seni
3) Aspek penikmat seni yang disebut juga pengamat seni
Teori-teori seni pada dasarnya dapat digolongkan dalam beberapa kelompok pemikiran:
Menurut Matius Ali dalam buku Estetika: Sebuah Pegantar Filsafat Keindahan, seni dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Mimesis
Teori-teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni adalah suatu usaha untuk menciptakan
tiruan alam. Kata mimesis berasal dari kata Yunani dimana teori ini pertama kali dicetuskan oleh
Plato. Terjemahan yang tepat dari kata mimesis agak sukar dicari, karena bagi Plato mimesis ini
tidak saja berlaku untuk senirupa melainkan juga berlaku untuk seni musik, drama dan
sebagainya.
Teori mimesis ini amat penting dalam tinjauan seni karena setelah zaman Yunani konsep
ini dihidupkan kembali dalam seni Renaissance dan sampai sekarng masih cukup berpengaruh.
Inti dari teori mimesis ini adalah perkembangan seni naturalis baik secara formal maupun
sebagai pengenalan pengalaman.

b. Teori Instrumental
Teori-teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan bahwa
fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Misalnya fungsi-fungsi
edukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius dan sebagainya.
Cabang lain dari teori ini adalah seni sebagai sarana penyampaian perasaan, emosi dan
sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak dengan pribadi si seniman
ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan kita.

c. Teori Formalistis
Teori-teori ini merupakan reaksi terhadap kedua teori di atas karena menganggap bahwa
keduanya tidak memberikan standar penilaian estetis. Mereka berpendapat bahwa elemen-
elemen bentuk pada suatu karya seni juga memancarkan nilai-nilai estetis.

d. Teori-teori abad 20
Teori-teori yang lebih praktis dan menitik beratkan pada kritik dan apresiasi. Seni adalah
suatu tindakan kreatif, pertama-tama ia adalah suatu realita yang diciptakan dan kedua ia harus
bisa memberikan kesempatan dan kemampuan untuk pnghayatan estetis.
B. Konsep Seni

Gambar 2.2 Peta konsep


Konsep Seni ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai

1. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang
dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya
terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
a. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume,
kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi disebut
semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
b. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang harus
benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak dan raba.

2. Aspek isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari
bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi
penikmat atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu,
persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat
ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-
tindakan tidak bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep
outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von
Ehrenfels pada tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti
sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan komposisi
diubah menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi
keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan
aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia
melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal
(asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan
kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain cenderung
bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat kemiripan
pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung membentuk satu
kesatuan.

3. Aspek estetik.
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan sebagai
sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek.
Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad
pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang
mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru diletakkan pada objek,
sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya
filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka
pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya yang
estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide
menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah
lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh
dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya seni
sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni, melekat
pengertian sikap estetik.
Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
a. Teori obyektif
Menurut teori obyektif, estetik adalah kesan yang terdapat pada suatu obyek atau karya
seni rupa dengan ciri-ciri, sifat, kualitas keindahan yang dihasilkan dari kesatuan unsur seni yang
digunakannya.
b. Teori subyektif
Menurut teori subyektif bahwa suatu benda atau karya seni rupa dikatakan indah bila
dapat menimbulkan perasaan puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan sseorang yang
bersifat individual.

4. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
a. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
b. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
c. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni itu
sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan ditampilkan oleh
penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber nilai. Dengan demikian, maka
sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis, tema-
tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama, sejarah, moral,
disamping tema intrinsik itu sendiri.

Fungsi Seni dan Nilai seni

Gambar 2.3 Pameran Lukisan


Berdasarkan pengertian seni yang telah disebutkan di atas, fungsi seni secara umum
adalah sebagai bentuk/ cara penyampaian ekspresi seseorang kepada orang lain dan
lingkungannya. Beberapa fungsi seni dapat bedakan dalam dua kelompok, yaitu fungsi seni bagi
individu dan fungsi seni bagi sosial.

A. Fungsi Seni Bagi Individu

Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka. Adapun bentuk
kebutuhan tersebut diantaranya:

1. S ENI S EBAGAI A LAT P EMENUHAN K EBUTUHAN F ISIK

Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecakapan dalam memberi apresiasi pada keindahan
dan penggunaan berbagai benda. Dalam proses pemenuhan kebutuhan fisik ini, para seniman
mempunyai peranan penting dalam menciptakan berbagai benda-benda bernilai seni untuk
pemuasan kebutuhan fisik dan memberikan kenyamanan bagi orang lain.

2. S ENI S EBAGAI A LAT P EMENUHAN KEBUTUHAN E MOSIONAL

Emosi adalah perasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, marah, sedih, haru, cinta,
benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri mereka agar kondisi
kejiwaannya tetap normal.

Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut, manusia membutuhkan dorongan dari luar
dirinya. Misalnya, seseorang yang punya jiwa seni dan estetika akan mengungkapkan emosinya
melalui musik, lukisan. Atau ketika seseorang merasa stress, maka ia membutuhkan waktu untuk
rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya untuk meredakan tekanan jiwa.
B. Fungsi Seni Bagi Sosial

Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya. Dalam hal ini seni juga berfungsi sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan
sosial tersebut.

1. S ENI S EBAGAI M EDIA A GAMA / K EPERCAYAAN

Gambar 2.4 Kaligrafi

Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan religi/ agama kepada manusia. Hal ini
bisa kita lihat dari busana/ pakaian, upacara pernikahan, upacara kematian, lagu rohani, kaligrafi,
dan lain-lain.

Contoh fungsi seni dalam agama dapat kita lihat pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci agama Budha dan
Hindu.

2. S ENI S EBAGAI M EDIA P ENDIDIKAN

Gambar 2.5 Aktifitas seni


Seni juga punya peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori, yaitu

• Pendidikan formal; pendidikan di lingkungan sekolah


• Pendidikan non formal; pendidikan di lingkungan masyarakat
• Pendidikan informal; pendidikan di lingkungan keluarga
Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan cara yang
menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana kegiatan ini
dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.

3. S ENI S EBAGAI M EDIA I NFORMASI

Gambar 2.6 Ilustrasi

Melalui seni juga kita bisa menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan lebih mudah. Misalnya
penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat informasi tentang bahaya
narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program pemerintah.

4. S ENI S EBAGAI MEDIA H IBURAN

Ganbar 2.7 Musik keroncong


Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para pelaku seni
dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat merasakan senang,
marah, terharu, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain.

Begitupun individu yang melihat, mendengar, merasakan sebuah karya seni. Manusia bisa
merasa terhibur ketika melihat sebuah lukisan, menonton bioskop, atau menonton sebuah konser
musik.

Macam-macam Seni
Gbr.2.8

Tari Bali

Pembagian Seni Berdasarkan Media dan Teknik Penggunaannya


"Pembagian Seni" Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan
dengan media yang dipilih, teknik yang dipergunakan, serta cara menikmatinya. Berdasarkan hal
tersebut, seni dapat dibagi menjadi seni audio, seni visual, dan seni audiovisual.

1. Seni audio (Auditory Art)

Seni audio adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga). Contoh seni
audio adalah. Sebagai berikut ;

• Seni musik, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada. Misalnya, Pertunjukan
gamelan atau piano.
• Seni sastra, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui kata. Misalnya, pembacaan puisi atau
drama.
• Seni suara, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata. Misalnya, pertunjukan
band.

2. Seni Visual (Visual Art)


Seni visual adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan (mata) contoh seni visual
antara lain sebagai berikut.

• Seni dua dimensi yang meliputi garis, cahaya, bentuk, dan gerak, misalnya, seni lukis,
seni grafis, dan sinematografi.

Gambar 2.9 Seni rupa dua demensi

• Seni tiga dimensi yang meliputi ruang dan wujud yang bisa dicoba. Misalnya seni patung,
arsitektur, seni tari, atau pantonim.

Gambar 2.10 Seni 3 demensi


3. Seni Audiovisual (Audiotory Visual Art)
Seni audiovisual yaitu seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan penglihatan.
Contoh seni audiovisual antara lain sebagai berikut.

• Seni tari merupakan perpaduan gerak dan nada.


• Seni drama merupakan perpaduan gerak, kata, dan visual.
• Seni opera merupakan perpaduan gerak, nada, dan visual.
• Seni media rekam merupakan perpaduan dari berbagai unsur seni, mulai dari gambar,
gerakan, hingga suara. Contoh dari seni media rekam adalah film dan animasi.

• Seni dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), penglihatan (visual art),
dan kombinasi keduanya (audio visual art). Secara umum, seni dapat dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:

Menurut Perkembangannya
Sejauh perkembangan budaya di Indonesia, walaupun banyak pengaruh dari aliran-aliran
barat, seni rupa Indonesia tidak terlepas dari konsep dan pola keindahan Indonesia yang khas.
Contohnya, di era seni modern barat tumbuh aliran yang mendekonstruksi bentuk dan abstraksi.
Sementara itu seni modern di Indonesia melawan presentasi eksotisme dalam karya seni dan
berfokus pada perjuangan melawan penjajahan. Namun, kedua jenis seni tersebut sama-sama
menyinggung persepsi tentang keindahan dan realisme social. Dilihat dari perkembangannya,
seni di Indonesia terbagi atas empat jenis seni, yaitu sebagai berikut.
a. Seni Klasik
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak
dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai
berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan
standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad.
Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni
klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan
bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.

b. Seni Tradisional
Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian yang
dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma, patron-patron atau
pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif
sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung,
kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.
c. Seni Modern

Contoh Lukisan Seni Modern


Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru. Seniman yang
kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan,
baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak
terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa
kini aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan
karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta,
Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.

d. Seni Kontemporer

Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni


kontemporer memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat
temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat maka
masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada mulanya muncul di
Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore.
Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai negara yang memiliki gagasan
yang unik, seperti berupa patung dari es, lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni
instalasi, grafity, dan sebagainya.

Contoh lukisan seni Kontemporer


Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.
Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah
karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan
yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
• Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
• Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis,
patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.
Cabang-cabang Seni

1. SENI MUSIK

Gambar 2.11 Panggung music modern

Seni musik merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya. Selain itu,
di dalam musi terdapat juga unsur lain seperti harmonisasi, melodi, dan notasi. Selain dari alat-
alat musik, suara musik juga berasal dari manusia, misalnya akapela atau beatbox.

beatbox. merupakan salah satu bentuk seni yang mengfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum,
instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable, melalui alat-alat ucap manusia seperti
mulut, lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian
dengan handal.

2. SENI RUPA

Gambar 2.12 Seni lukis


Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan, atau visual art.
Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan dalam bentuk
lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.

3. SENI TARI

Gbr. 2.13 Tari

Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan. Seorang
pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud atau pesan tertentu melalui gerakan
tarian.

Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu maka konsentrasi dan
konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan perasaan.

4. Seni Sastra

Gbr. 2.14 Peta konsep sastra


Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan penglihatan.
Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa menyampaikan pesan dan kesan dengan cara
yang indah. Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi (tulisan).

5. SENI TEATER

Gambar 2.15 Pentas Ketoprak

Seni teater adalah seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah pikir
seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik secara
individu maupun kelompok.

Adapun beberapa kemampuan dasar dalam seni teater adalah kemampuan menciptakan naskah,
memahami karakter, dan mengekspresikan karakter dalam naskah.

C. Nilai Seni

Sebagai mana yang dikutip oleh Surajiyo, menurut The Liang Gie, dilihat dari nilai
mediumnya suatu karya seni mempunyai nilai indrawi yang menyebabkan seorang pengamat
menikmati atau memperoleh kepuasan dari ciri-ciri indrawi yang disajikan oleh suatu karya seni.
Misalnya, warna-warni yang terpancar dari suatu lukisan, kata-kata yang indah yang terdengar
dari haluan musik, nilai bentuk adalah menghargai atau mengagumi bentuk besar dan berbagai
bentuk kecil dalam karya seni.

Karya seni sebagai hasil cipta manusia memiliki nilai untuk memuaskan manusia
(penikmat seni). Seni tidak hanya menyajikan bentuk-bentuk yang dicerap indra manusia semata,
tetapi juga mengandung tujuan abstrak yang bersifat rohaniah, setiap karya seni mengandung
unsur abstrak, sebab bagaimanapun juga seluruh kenyataan ongkrit tidak dapat diungkapkan
dalam suatu karya seni, atau dalam karya seni secara umum, antara lain harus melalui pencipta
seni tersebut (seniman), yaitu orang tersebut tidak mampu menampung seluruh kenyataan. Selain
itu hasil karya seni hanya dapat berarti sebagai karya seni bagi orang yang melihat, mendengar,
atau membacanya, sesuai dengan kepribadian dan selera setiap orang.39 Abstrak juga diartikan
suatu makna yang memberi arti bagi manusia.

Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.

a. Nilai Kehidupan

Nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan manusia yang bersifat mendasar sesuai hakekat dan
citra manusia ditampilkan dalam media seni. Misalnya ide kebangkitan, kebaikan, dan keadilan.

b. Nilai pengetahuan.

Kata seni dapat memberi suatu pemahaman terhadap alam sekitarnya dan berbagai aspek
kehidupan yang melingkupinya. Misalnya, karakteristik tata budaya atau adat kebiasaan atau
masyarakat.

c. Nilai keindahan

Nilai keindahan ini memiliki pengertiannya menyangkut perasaan manusia. Kehidupan hanya
merupakan salah satu di antara hal yang dicoba untuk dinyatakan oleh seni.

d. Nilai indrawi dan nilai bentuk

Nilai ini menyebabkan seorang pengamat menikmati atau mendapat kepuasan dari ciri-ciri
indrawi yang disajikan oleh suatu karya seni. Nilai bentuk menyebabkan seorang mengagumi
bentuk besar dan bentuk kecil.

e. Nilai kepribadian

Nilai kepribadian mengambarkan gaya arsitektur rumah adat Minangkabau akan berbeda dengan
gaya arsitektur Romawi.
Kegiatan Berkarya Seni

Pelaksanaan aktifitas kreasi seni adalah kegiatan merealisasikan konsep seni sebagai
ekspresi. Konsep yang mendasar adalah sumber inspirasi seni yang dipetik dari kehidupan
psikologis si creator seni ( seniman ). Kegiatan berkarya seni memerlukan persiapan berupa
penyediaan alat dan bahan yang diperlukan. Contoh konsep karya seni lukis yang lebih bersifat
subyektif, tetapi sangat penting dalam membentuk keseimbangan antara kehidupan rohani dan
jasmani seseorang

Secara garis besar tahap-tahap dalam kegiatan berkarya seni:


1. Mengamati
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan melaksanakan pengamtan terhadap
realitas internal kehidupan spiritualnya. Hal ini sangat mungkin berkenaan dengan cita-cita,
emosi, nalar, intuisi, gairah, kepribadian, dan pengalaman-pengalaman lain yang sudah atau
sedang dialami seniman tersebut.

2. Menanyakan
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan menanyakan pada dirinya sendiri
mengenai pengalaman mana yang paling berkesan dan mendesak untuk diekspedisian melalui
kegiatan berkarya seni. Tahap ini juga dikenal dengan subject matter.

3. Mencoba
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan mencoba menerka wujud atau visi visual
dari karya yang akan ia hasilkan. Bentuk karya seni yang akan dihasilkan dapat berupa bentuk
figurative (menyerupai bentuk alamiah), semi figurative (bentuk yang telag mengalami distorsi
atau perubahan), atauppun non figurative (tidak lagi menggambarkan sisi alamiah melainkan sisi
atau bentuk abstrak).
4. Menalar
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan menganalisis kekuatan dan kelemahan
dari sketsa-sketsa yang telah dibuat.Tolok ukur dari sudah selesainya suatu karya seni atau belum
adalah tingkat kepuasan yang dialami oleh seniman saat membuatnya.

5. Menyajikan
Menyajikan memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung dari jenis karya ysng
diciptakan. Contohnya setelah membingkai karya, pelukis akan menulis ringkasan konsep dan
deskripsi visual serta membuat label keterangan yang memuat judul, tahun penciptaan, media
yang digunakan, ukuran lukisan, nama pelukis, dan foto karya lukisan.
Motivasi Berkarya Seni
Di balik berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tersimpan suatu motivasi.
Motivasi dapat diartikan sebagai hal yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu.
Motivas juga dapat ditemukan pada kegiatan berkarya seni. Motivasi dalam kegiatan berkarya
seni sangatlah beragam, yakni sebagai berikut.
1 . Motivasi komunikasi,
yakni dorongan yang muncul dalam diri seniman untuk menyampaikan pesan dan
maksud tersirat kepada masyarakat melalui karya seni yang diciptakannyac Seperti yang telah
disinggung sebelumnya, suatu karya seni muncul sebagai bentuk perwujudan antara ide yang
berasal dari dalam diri seniman dan pengaruh dari luan Bagi seniman yang kesulitan untuk
menyampaikan Pemikiran dan gagasannya atas suatu isu, karya seni dapat menjadi media yang
tepat untuk menyampaikan pemikiran tersebut. Dengan motivasi komunikasi, seniman akan
mencíptakan karya dengan pesan yang akan dipahami oleh masyarakat, baik secara tersurat
maupun tersirat.
2. Motivasi ekspresi,
yakni dorongan yang muncul dalam diri Seniman untuk menciptakan karya sebagai wujud
ekspresi diri. Apabila seniman berhasil menuangkan ekspresi, ia akan merasakan sensasi katarsis.
Katarsis sendiri dapat dimaknai sebagai pelepasan diri seseorang dari segala ketegangan dan
beban yang ada di dalam dirinya, atau petampiasan, Motivasi ekspresi akan mendorong seniman
dalam menghasilkan karya yang tidak hanya sarat dengan nilai-nilai individual, tetapi juga nilai-
nilai universal.

Gambar 2. 1 6 Motivasi ekspresi yang terwujud melalui instalasi tanah liat berbentuk tas.
3. Motivasi estetis,
yakni dorongan dan keinginan untuk menciptakan suatu karya seni yang indah secara otonom
atau tidak dikaitkan dengan aspek kehidupan lainnya. Motivasi estetis mendorong seniman untuk
menciptakan suatu karya seni murni yang membawa pengalaman keindahan, baik bagi seniman
itu sendiri maupun bagi masyarakat yang menikmati karya-karyanya.

4. Motivasi praktis, yakni dorongan dari dalam diri seniman untuk menciptakan karya seni yang
tidak hanya indah, tetapi juga bernilai guna tinggi. Motivasi praktis menjadi landasan terciptanya
berbagai bentuk karya seni terapan. Dengan motivasi praktis, seniman akan tertantang untuk
menciptakan karya seni yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak
meninggalkan sisi estetisnya.

5. Motivasi spiritual,
yakni dorongan dari dalam diri seniman untuk menciptakan karya seni sebagai sarana menuju
konsep kebahagiaan hidup sesuai anjuran keagamaan. Motivasi spiritual mendorong munculnya
berbagai bentuk karya seni yang bercorak keagamaan, seperti desain bangunan candi dan tulisan
kaligrafi.

6. Motivasİ ekonomi,
yakni doronqan unluk menciptakan karya seni yang dapat diquınakan unluk Jilemcnuhi
kebutuhan hidup. Suatu karya seni yang indah atau bernilai guna tinggi akan nıenggerakkan
masyarakat untuk membeli karya seni tersebut. Melalui hasil penjualan karya seni, seniman
penciptanya akan memperoleh pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

Gambar 2.17 Motivasi praktis dan ekonomis yang terwujud melalui desain bangku dan kursi dari kayu.

7. Motivasi sosial,
yakni dorongan untuk menempatkan karya seni sebagai sarana atau alat untuk memperbaiki
tatanan atau nilai-nilai yang melenceng dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui motivasi ini,
suatu karya tidak hanya berfungsi secara estetis ataupun fungsional, tetapi juga sebagai sarana
kritik atas suatu isu yang terjadi dalam masyarakat. Suatu karya yang dihadirkan sebagai bentuk
kritik sosial akan membawa pengaruh besar, baik bagi seniman penciptanya maupun masyarakat
yang menikmati karya tersebut. Contohnya dapat dilihat dalam bentuk syair lagu yang bernada
kritik bagi pemerintah ataupun desain grafis pam pakaian yang bernada provokatif.

Sifat Dasar Seni


Sifat dasar seni adalah berbagai watak atau ciri khas alamiah yang menyelubungi seni
berdasarkan kodratnya yang telah dibawa sejak seni dilahirkan atau diciptakan. Apa saja sifat
dasar seni tersebut?
Berdasarkan hasil telaah terhadap berbagai filsafat dan teori seni, dapat disimpulkan
bahwa seni memiliki 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni, yaitu: kreatif, individual, ekspresif,
abadi dan universal (Gie, 1976: 41). Dibawah ini akan dijabarkan beberapa sifat dasar seni
tersebut menurut The Liang Gie.

Sifat Dasar Seni

a. Kreatif

Pada dasarnya, seni adalah hasil kegiatan kreatif, yaitu penciptaan hal-hal baru yang belum
dikenal. Meskipun sebuah karya seni yang diciptakan meniru alam, proses itu tetap tergolong
menjadi penciptaan kreatif. Intinya, seni mengubah sesuatu menjadi hal lain yang baru dan
orisnil, sehingga menghasilkan realitas baru.

b. Individual

Seni yang dihasilkan akan memiliki ciri khas perogangan dari seniman yang
menciptakannya. Dalam artian, karya seni yang dibuat oleh seorang seniman akan berbeda
dengan hasil yang dibuat oleh seniman lainnya, bahkan ketika subjek atau tema yang diangkat
sama.

Beberapa Fotografer dapat memotret model yang sama, namun hasil Foto dari masing-
masing Fotografer akan berbeda. Seni yang baik adalah seni yang membebaskan makna atau
pesan absolut dan tidak memperkosa pandangan Individu perecapnya; multitafsir.

c. Ekspresif

Berbagai ekspresi dan emosi yang berasal dari pengalaman hidup seorang seniman akan
terpancar pada karyanya. Dampaknya akan dirasakan oleh Apresiator dan merupakan bentuk
ekspresi Apresiator itu sendiri terhadap apa yang ia interpretasikan dari karya sang seniman.

Sehingga seni adalah media ekspresi dua arah yang dapat menggerakan hati para pelaku seni
melalui emosi dan gagasan yang tercipta dari sebuah karya seni.

d. Abadi

Konsep karya seni yang telah dihasilkan oleh seorang seniman dan telah diapresiasi oleh
masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu, meskipun penciptannya
telah meninggal. Bahkan ketika karya seni telah rusak dimakan usia, Konsep-konsep dasarnya
akan diteruskan oleh para legasi pelaku seni.

Pada dasarnya, ketika kita menciptakan karya seni, kita hanya menyusun mozaik dari
berbagai pecahan-pecahan kearifan yang telah ada disekitar kita (Intertekstual). Hingga pada
masanya, karya yang telah tercipta juga akan menjadi pecahan kearifan itu sendiri dan akan
digunakan oleh generasi penerus untuk menyusun mozaik baru.

d. Universal

Seni terus berkembang di seluruh dunia dalam sepanjang waktu dan dapat dipahami oleh
siapapun, meskipun dalam beberapa kasus butuh waktu pembelajaran atau tepatnya penghayatan.
Manusia Purba telah mampu mengembangkan seni sebagai penunjang kebutuhan komunikasi
melalui gambar-gambar sederhana.

Gambar telah dikenal jauh sebelum Bahasa ditemukan dan berhasil menjadi media
komunikasi pada masa dan komunitas yang sama. Contoh lainnya adalah susunan nada musik
yang serupa dapat menggerakan hati Pendengarnya ke arah yang sama, meskipun ia tidak
mengerti bahasa lirik lagu yang dinyanyikan.

Tugas Mandiri :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat, jelas, dan tepat di buku


catatan anda dan dikumpulkan pada saat pembelajaran tatapmuka!
1. Tuliskan pengertian seni.
2. Tuliskan tiga kategori seni menurut Matius Ali dalam buku Estetika: Sebuah
Pegantar Filsafat Keindahan.
3. Tulislah 4 aspek perkembangan seni di Indonesia. :
4. Tulislah jenis-jenis seni menurut media yang digunakan.
5. Uraikan mengenai pengertian seni klasik.
6. Tuliskan dan jelaskan fngsi-fungsi seni.
7. Uraikan mengenai pengertian seni kontemporer.
8. Tuliskan dan jelaskan mengenai nilai-nilai yang dimiliki oleh sebuah seni.
9. Jelaskan mengenai pengertian seni terapan.
10. Uraikan mengenai pengertian kemampuan estetika.

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai