Anda di halaman 1dari 87

MODUL 1

WAWASAN SENI
MODUL 1
WAWASAN SENI

Kegiatan Belajar 1
Hakekat Seni

Istilah seni berasal dari istilah “sani” dalam bahasa Sansekerta


yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian
dengan hormat dan jujur (Sugriwa, 1957: 219-133). Tapi, ada juga
yang mengatakan seni berasal dari bahasa Belanda “genie” atau
jenius. Versi yang lain, seni disebut “clipa” yang berarti berwarna
(kata sifat) atau pewarna (kata benda), kemudian berkembang
menjadi cilpacastra yang berarti segala macam kekriyaan (hasil
keterampilan tangan) yang artistik (Soedarso, 1988: 16-17). Dalam
perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai
pengertian seni, yaitu (a) seni sebagai karya seni (work of art), (b)
seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni sebagai kegiatan manusia
(human activity).
Pengertian seni sebagai benda/karya seni adalah bahwa seni
atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi
berbeda dengan sekedar rasa gembira karena mempunyai unsur
transcendental atau spiritual (pendapat Joganatha).
Pemahaman seni sebagai kemahiran dimaknai seni merupakan
sebuah kemampuan dalam membuat sesuatu dalam hubungannya
dengan upaya pencapaian suatu tujuan yang ditentukan oleh
rasio/logika atau gagasan tertentu (pendapat Aristoteles).
Sementara itu ppengertian seni sebagai kegiatan manusia oleh
Leo Tolstoy dikatakan bahwa seni merupakan kegiatan sadar
manusia dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu untuk
menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada
orang lain, sehingga mereka kejangkitan perasaan yang sama dan
juga mengalaminya.
Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam
berbagai bentuk karya seni. Di dalam seni terdapat simbol-simbol
kehidupan yang memiliki makna mendalam tentang hakekat hidup.
Tari dengan ekspresi gerak, music dengan bunyi dan suara manusia,
teater dengan ungkapan ekspresi gerak dan vocal, seni rupa dengan
berbagai media visual, semuanya memiliki gaya dan aliran yang
beragam, merupakan ungkapan ekspresi yang di dalamnya sarat
dengan simbol.
Secara teori, seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu seni
murni dan seni terapan. Seni murni adalah penciptaan seni yang hanya
mempertimbangkan fungsi atau bentuknya, sedangkan seni terapan
adalah penciptaan seni yang dirancang untuk kepentingan tertentu di
luar fungsi sebenarnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan segala perbuatan
manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah,
sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Akhdiat K.
Miharja menyebutkan bahwa seni adalah kegiatan rohani manusai yang
merefleksi realitas (kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk
dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu
dalam alam rohani si penerimanya.
Dalam aktivitas sehari-hari sebenarnya aktivitas berkesenian selalu
dialami manusia. Hanya saja terkadang kita tidak menyadari atau
merasakannya bahwa aktivitasnya merupakan bagian dari ekspresi seni
yang alami.
Kegiatan Belajar 2
Fungsi dan Kedudukan Seni dalam Kehidupan Masyarakat

A. FUNGSI DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL


Dalam pemahaman umum, seni sering diartikan sebagai hiburan.
Konotasi inilah yang harus kita perjelas tidak hanya sebagai media
hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih kompleks dapat diartikan
sebagai sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana (kraton).
Soedarsono mengungkapkan bahwa fungsi seni ada tiga, yaitu 1) untuk
kepentingan acara spiritual, 2) sebagai hiburan pribadi, dan 3) sebagai
penyajian estetis atau tontonan. Secara umum fungsi kesenian di dunia
ini ada tiga, yaitu:
1. Pemujaan/Ritual
Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika
peradaban manusia masih sangat terbelakang. Kehidupan kesenian waktu
itu belum mengenal adanya instrument music, busana, dan gerak, tata
panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa kini.
Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada
misi daripada fisik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni
ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana, baik dari aspek music
iringan, busana (kostum) serta rias, gerak, maupun penggunaan dekorasi
sebagai setting pertunjukan.
2. Tuntunan
Fungsi tuntunan lebih menyentuk pada misi yang secara verbal
diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk
menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang sebagai
contoh, harus mampu memerankan semua tokoh yang ada di dalam kotak
wayangnya.
3. Tontonan/Hiburan
Fungsi seni sebgai tontonan atau hiburan tidak banyak
membutuhkan persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi
tertentu. Seni yang menghibur adalah seni yang mampu memberi
kesenangan pada seseorang/kelompok orang yang berada di sekitar
pertunjukan.

B. FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT MODERN


Fungsi sseni dalam masyarakat modern berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat modern yang sangat beragam dan kompleks. Seni
secara jelas dapat dijumpai disetiap elemen dan situasi kehidupan.
Mungkin di masa lal, seni juga sudah mengusung fungsi berikut ini
namun tidak tampil secara jelas. Bagaimana fungsinya dalam masyarakat
modern silakan simak paparan berikut.
1. Ekspresi/Aktualisasi Diri
Kecenderungan fungsi pertunjukan untuk ekspresi atau
aktualisasi diri ini merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk
seni atau I’art pour I’art. Tidak ada orang yang dapat mengganggu
gugat ekspresi seni dalam penampilannya. Kebebasan di sini lebih
menekankan pada pencapaian tujuan tertentu yang diperjuangkan.
Contoh seni instalasi, happening art, dan sejenisnya.
2. Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan merupakan elemen mendasar
yang perlu dipahami. Hal ini karena esensi seni sebenarnya tidak dapat
lepas dari muatan edukatif. Dengan lain perkataan apa yang
dituangkan ke dalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk
mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti seseorang.
3. Industri
Fungsi seni sebagai industri lebih mengarah pada tujuan atau
kepentingan tertentu untuk mendukung suatu produk tertentu. Seni
untuk industri adalah sesuatu yang mampu memberi daya tarik pada
produk yang ditawarkan.
4. Seni Terapi
Seni untuk terapi digunakan secara khusus untuk memberi
ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psikis.
Dengan berolah seni, seseorang yang memiliki permasalahan atau
tertekan jiwanya akan terobati.
5. Komersial/Instant
Seni untuk kategori sebagai alat mendatangkan keuntungan
(entertainment) ini bisa dibuat menurut keperluan dan keinginan si
penanggap. Apapun bentuk dan wujud kesenian itu asal mampu
memenuhi keinginan pembeli tidak masalah, walaupun kadang-kadang
harus menyimpang pada norma estetis yang berlaku. Seni untuk fungsi
ini terjadi karena permintaan yang paling banyak. Dunia pariwisata
membuka peluang untuk pengemasan jenis-jenis pertunjukan kemasan.
Kegiatan Belajar 3
Jenis-jenis Seni

Seni sebagai bagian dari kebudayaan manusia telah ada sejak


peradaban manusia hadir di bumi ini. Berkesenian merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan manusia. Pada awalnya seni berkaitan erat
dengan kegiatan ritual manusia purba, namun kemudian berkembang
menjadi cabang budaya yang disebut dengan kesenian. Kesenian
memiliki media yang beragam mulai dari media audio/suara hingga
visual. Saat ini seni dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu seni
pertunjukan, seni rupa, dan seni sastra.
Seni pertunjukan dapat dikatakan sebagai seni “sesaat”, artinya
hasi karya seni pertunjukan disajikan dan dihayati oleh penonton pada
saat yang bersamaan dan akan selesai setelah pertunjukan berakhir. Seni
rupa merupakan seni yang “awet”, karena hasil karya seni rupa dapat
disajikan dihadapan penonton dan dihayati sepanjang masa. Secara garis
besar seni rupa memiliki 3 (tiga) cabang, yakni seni lukis, seni patung,
dan seni kriya yang berada kelompok seni murni; sedangkan seni
terapan meliputi semua desain. Gambar termasuk seni lukis. Cabang
seni ini merupakan seni dua dimensi atau sering disebut dwimatra.
Sedangkan seni patung yang memiliki dimensi ketiga yakni kedalaman
atau ketebalan atau ketinggian disebut trimatra.

1. Jenis dan Ruang Lingkup Seni


Masing-masing cabang seni memiliki perjalanan sejarah yang
berbeda. Menurut catatan sejarah, music merupakan seni yang paling tua
lahir di dunia ini. Music dengan bahasa universalnya mampu ditangkap
dan dipahami oleh manusia di manapun mereka berada. Tari dalam
perjalanannya telah menempuh berbagai siklus waktu. Tari lahir setelah
adanya peradaban manusia di dunia. Ketika itu orang menyebut tarian
primitif. Perkembangan selanjutnya disebut dengan tarian rakyat yang
dapat ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia. Tarian-tarian
eksklusif yang berbasis istana (keratin) lahir pada awal abad XIX, ketika
tari itu dikenal kalangan keratin pada masa kerajaan Mataram hingga
sekarang.
Music sudah ada dan masuk ke Indonesia abad XVII ketika bangsa
Portugis menjajah sebagian wilayah Indonesia. Dari perkembangannya
dapat dilihat bahwa music lebih memasyarakat dan dikenal karena
bahasa visualnya lebih universal, juga mudah untuk diikuti masyarakat.
Ada yang berpendapat bahwa keberadaan seni rupa di dunia
dipengaruhi oleh kekuasaan colonial suatu bangsa. Ketika Indonesia
dijajah bangsa Portugis, bangunan Spanyol bermunculan, ketika dijajah
Belanda gaya Indische berpengaruh pada gaya interior suatu bangunan.
Perkembangan dunia seni rupa mengalami masa boom ketika lahir
berbagai gaya dan aliran seni rupa yang dicetuskan oleh beberapa tokoh
seniman dunia. Tokoh-tokoh seniman dunia seperti Picasso, Affandi,
merupakan penentu langkah dan pemberi warna sejarah kehidupan seni
rupa modern saat ini.
Apresiasi adalah upaya pengenalan terhadap objek seni kepada
masyarakat luas. Apresiasi bisa dilakukan secara aktif dan pasif.
Apresiasi pasif dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan
atau melihat pameran tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai
pertunjukan maupun pameran yang dilihat. Apresiasi aktif adalah
melibatkan agresian dalam kegiatan tertentu. Misalnya seorang ikut
menari, ataupun terlibat dalam sebuah pementasan teater. Secara garis
besar wawasan seni berhubungan dengan tiga hal, yaitu:
a. Seni dengan Alam
Seni berhubungan dengan alam mengisyaratkan manusia untuk
selalu ingat pada alam sebagai sumber penciptaan seni. Karya seni
sebenarnya merupakan tiruan alam, ketika karya seni itu merespon
situasi alam yang sedang terjadi.
b. Seni dengan Ekspresi
Seni dengan ekspresi memang tidak bisa dipisahkan. Seni di
dalamnya ada ekspresi. Sebaliknya dalam membicarakan ekspresi tidak
akan lepas dari cabang sebi tertentu.
c. Seni dengan Lingkungan
Seni berhubungan dengan lingkungan memberi pesan kepada anak
untuk selalu dekat dengan lingkungan sekitarnya. Dari lingkungan,
seorang anak didik dapat merefleksikan ke dalam ungkapan seni
menurut kemampuan yang ia miliki.
Berikut akan dijelaskan tentang ketiga jenis seni, yakni tari, drama, dan
musik.
A. TARI
Secara koreografi bentuk tari dapat dikategorikan menjadi tiga
bagian, yaitu tarian tunggal, tari pasangan, dan tari kelompok (massal).
1. Tari Tunggal
Adalah koreografi yang dibuat atau dirancang untuk dibawakan
oleh satu orang penari, namun dapat juga dipentaskan untuk lebih
dari satu penari. Contoh tarian tersebut adalah Golek (Yogyakarta),
Ponggawa (Sunda), Ngremo (Jatim), Baris (Bali), dan sebagainya.

Tari Goleh (Yogyakarta)

2. Tari Pasangan (Beksan)


Adalah tarian berpasangan (berdua) dalam bentuk tari ini bisa
memiliki tema bermacam-macam. Ada yang bertema cinta (love
dance) atau perangan (wireng). Contoh tarian berpasangan adalah
tari Srikandi Mustokoweni (Surakarta), Umarmaya-Umarmadi
(Yogyakarta), Oleg Tampulilingan (Bali), Karonsih, Bambangan
Cakil (Surakarta), dan sejenisnya.

Tari Srikandi Mustokoweni (Surakarta)


3. Kenyataan
menggunakan
Tari Kelompok yang terjadi
naskah dalam drama
(improvisaoris), dapat
tetapi berupa komedi
menggunakan (suka
pentas
cerita)
panggungnya dan
Jenis koreografi atau tragedi (duka cerita). Kekeliruan
berbingkai.kelompok ini dirancang secara khusus untuk demikian terjadi
karena
Pada
dibawakan kekacauan
masa oleh pujanggadengan
lebih dari istilah
baru, 2 orangdrama
muncul dalam
penari.
naskah hidup
Contoh drama keluarga.
tari kelompok Drama
asli yang
digunakanpercintaan
adalah olehBedayayang
pementasan maksudnya
(Surakarta mengandung
amatir.Yogyakarta)
Pada masa ditarikanperistiwa
Jepang, sensor menyedihkan,
7 dan sedenbu
atau 9
mengerikan.
sangat penari,keras Srimpisekali karena(Yogyakarta mengharuskan
4 penari),penampilan
Lawung Ageng drama
menggunakan
(Yogyakarta,naskah. 16Perkembangan
penari) masa kini yang terjadi rombongan
C. professional
MUSIK membuang kembali naskah. Organisasi amatir tetap setia
Apresiasi
dengan naskah, musik
hanyadapatsayingdidefinisikan
sering mengubah sebagai dicapainya
pengarang, kemampuan
penyadur, atau
untuk mendengarkan
penyalinnya. musik dengan penuh pengertian. Menyukai dan
menghargai adalah istilah-istilah yang berhubungan, tetapi keduanya tidak
berarti sama. Drama
3. Istilah Sangat mungkin menyukai music, yakni untuk menerima
kesenangan Untukdarinya
lebih mengetahui– tanpa memahami
perbedaan atau akan
istilah, berikut sungguh-sungguh
dipaparkan
mengapresiasikannya. Beberapa tambahan
pengertian dari drama, komedi, teater, dan sandiwara. pengertian yang dapat mendorong
puncaka.kenikmatan
Teater mendengarkan musik.
1. Unsur-unsurSecara Seni Musikteater adalah gedung pertunjukan. Dalam arti
etimologis
Untuk Tari
memahami
yangBedaya ini
lebih luas, kita
(Surakartauraikan
teater dulu
Yogyakarta)
adalah unsur-unsur
segala tontonan manusia yang memiliki
yang dipertunjukkan
tiga kategori partisipan yang penting bagi keberadaan
di depan orang banyak. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, music, yakni:
a. SENI
B. Komposer DRAMA
lenong, dan sejenisnya. Dalam arti yang sempit dapat diartikan
Menggunakan
1. Pengertian kisahsebuah
sebagai Dramaturgi analogi,
hidup atau kita boleh
kehidupan manusia menyamakan
yang diceritakan komposer
di
sebagai pabrikan.
Dramaturgi adalahKomposer
ajaran menghasilkan
tentang masalah,
atas pentas dan disaksikan oleh orang banyak. Media yang melalui
hokum, dorongan
dan kreatifnya.
konvensi
Nada-nada
drama. Kata drama
digunakan yang
adalah dibayangkannya,
berasal dari bahasa
percakapan, serta
Yunani
gerak, dan laku pengetahuan
draomai
dengan yang kerajinan
atauberarti
tanpa
tangannya,
berbuat,layar berlaku, sejumlah
(dekor).bertindak,komposisi
Penyajian danteater yang kemudian
sebagainya.
dilakukanDrama kita dengar.
berartinaskah
berdasarkan perbuatan
yang
b. Pemain
atau tindakan. Ada beberapa orang yang menganggap
tertulis, yang merupakan hasil seni sastra dengan dibantu ilustrasi drama adalah
Memperluas
sebagai lakon yang
music untukanalogi,
mengisipemain
menyedihkan, adalah
mengerikan,
suasana yangpara pekerja. dapat
sehingga
diharapakan Gagasan-gagasan
dalamdiartikan
cerita
yang
sebagai ditulis
sandiwara
tersebut. oleh komposer
tragedi. semata-mata
Formula dramaturi hanya rekaman
menganut dari
prinsip citaannya
4M,
saja.
yaitu: Musik menjadi hidup hanya ketika ia diterjemahkan dari symbol-
a.simbol musikal di atas kertas kepada bunyi yang sesungguhnya melalui
Mengkhayalkan
sesenimanan
Pertama kali pemain.
manusia atau pengarang mengkhayalkan kisah yang
c. Pendengar
bersumber dari inspirasi (ideal).
Pendengar
b. Menuliskan adalah konsumer. komposer dan pemain tak dapat tanpa
pendengar.
Pengarang Karya seni komposer
menyusun kisah yangdan samapemain
dengan takideakan
yangberarti
sama ketanpa
kelompok pendengar.
dalam tulisan.
2. Unsur-unsur
c. Memainkan Mekanis
Meskipun
Pelakumanusia
memainkan dilibatkan dalamsama
kisah yang unsuruntuk
mekanis,
ketigatetapi dalam
kalinya. hal ini
Di sini
mereka memainkan peranan kedua.
actor dan aktris yang berperan di atas pentas.
a.d. Medium
Menyaksikan
Segala
Penonton musik dipergelarkan
menyaksikan kisahmelalui unsur mekanik atau unsur fisik
di atas panggung.
yang disebut medium.
Seni pertunjukan Ketoprak Yakni, ia dimainkan pada sebuah instrument
atau dinyanyikan
2. Sejarah Teater Indonesia oleh suara manusia.
b.b.Sebelum
Publikasi
Drama/Sandiwara/Toneel
abad 20 tak ada naskah dan pentas. Yang ada adalah
Memublikasikan
naskah-naskah cerita musik
Istilah sadiwara adalah
dan langkah
diketemukan
rakyat pening
oleh KGPA
kisah-kisah yangdalam seluruh
Mangkunegoro
turun kegiatan
temurunVII
produksi
disampaikansebagai musik.
pengganti
secara Termasuk
lisan olehistilah dalam
ayahtoneel, hal
kepadaistilah ini adalah
anak. yang
Permulaan penerbitan
dipakai 20,dan
abadorang
karenapemasaran
Belanda ketika
pengaruh karya komposer.
drama itu. Secara
barat dan carakhusus adalah kualitas
penanggungannya, tidakkomunikasi,
situasi dan acting (duka cerita).
MODUL 2
PENGETAHUN DASAR SENI
KEGIATAN BELAJAR 1
UNSUR-UNSUR MUSIK

Yang termasuk dalam unsur-unsur musik adalah bunyi beserta elemen-


elemen yang membentuknya, seperti ritme, melodi, harmoni, dan notasi musik.
Berikut ulasan unsur-unsur tersebut.
A. BUNYI DAN ELEMEN-ELEMENNYA
Musik merupakan bagian dari dunia bunyi, suatu seni yang di dasarkan pada
pengorganisasian bunyi menuru waktu. Kita membedakan muik dari bunyi-bunyi
lain dengan mengenali empat komponen bunyi yang musikal: pitch, dinamik,
warna suara, dan durasi.
1. Pitch
Pitch adalah tinggi rendah relatif yang terdengar dari suatu bunyi. Dalam
kehidupan sehari-hari, tanpa adanya perbedaan pitch ini, kata-kata yang kita
ucapkan sperti sura robot, dan tidak akan ada musik seperti yang kita kenal
sekarang ini. Pitch suatu bunyi ditentukan oleh frekuensi dari getarannya.
Semakin cepat frekuensinya, semakin tinggi pitch. Sebaliknya semakin lambat
frekuensi, makin rendah pitch. Getaran frekuensi diukur dalam cycle per detik.
Pada piano, nada dengan frekuensi tertinggi adlah 4.186 per detik dan terendah
adalah 27 cycle per detik.
Demikian juga misalnya dawai yang pendek dan tipis akan menghasilkan
nad ayan lebih tinggi dari pada daai panjang dan besar. Alam musik, bunyi yang
mempunyai pitch tertentu dinamakan nada. Dua nad akan berbunyi berbeda jika
mempunyai pitch yang berbeda. ‘Jarak’ pitch antara dua nada disebut interval. jika
dua nada berjarak i nterval oktaf, suaranya terdengar mirip.
Inteval oktaf adalah jarak antara nada pertgama dan terakhir dalam satu
tangga nada. Jarak antara nada tertinggi da terendah yang dapat di hasilkan oleh
vokal atau insyrumen dinamakan pitch range
2. Dinamika
Tingkat kekerasan dan kelembutan dalam musik dinamakan dinamika,
salah satu aspek bunyi. Kekerasan berhubungan dngan amplitudo getaran yang
dihasilkan bunyi. Ketika beberapa instrumen dimainkan lebih keras atau lebih
lembut, atau ad aperubahan pada instrumen –instrumen yang dimainkan, akan
dihasilkan perubahan dinamik. Prubahan ini dapat dibuat secara mendadak atau
bertahap.
Pemain musik dapat menekankan nada-nadanya dengan cara memainnkan
secara lebih keras dari pad nada-nada lainnya. Penekanan ini disebut sebagai
dynamic accent (tekanan dinamik). Sebagai elemen musik, tanda-tanda dinamik
tidak secara mutlak dapat disajikan dengan tepat . sebuah nada memiliki tingkat
dinamik dalam hubungan dengan nada-nada yang lain. Suara terkeras dari sebuah
biola masih lebih kecil di bandingkan dengan kerasnya suara seluruh orkestra, dan
bahkan lebih kecil lagi di bandingkan amplifier suara grup rock. Tetapi ini dapat
dikatakn sebagai for tissimo (sangat keras) dalam konteks biola itu sendiri.
3. Warna Suara
Perubahan-perubahan pada dinamik sepert perbahan pada warna suara
menciptakan keberagaman dan kekontrasan. Ketika sebuah melodi dimainkan
oleh suatu instrumen kemudian dimainkan oleh instrumen lain, melodi tersbut
mempunyai efek ekspresi yang berbeda karena setiap instrumen mempunyai
warna suara sendiri.
Warna suara juga menciptakan rasa keterkaitan, yaiu memudahkan
pengenalan kemunculan kembali suatu melodi ketika instrumen-instrumen yang
sama memainkannya sewaktu-waktu dalam sebuah lagu. Dalam kenyataannya,
komposer sering membuat melodi dengan nada khusus yang ada dalam
pikirannya. Selain itu, arna suara dapat diubah dengan membuat variasi jumlah
instrumen atau suara yang menghasilkan melodi.
4. Ritme
Ritme merupakan unsur dasar dalam kehidupan. Kita melihat perputaran
siang dan malam, di dalm tubuh, kita merasakan rime selagi kita bernafas, detak
jantung, dan bunyi hak sepatu ketika berjalan.
Ritme pada dasarnya adalah suatu pola pengulangan tekanan dan
pelepasan. Dalam pengertian yang luas, ritme merupakan aliran yang teratur
dalam musik melalui waktu. Waktu dalam musik adalah sebagai mana berlalunya
waktu dalam beragam variasi.
Hal ini juga tampak sebagaimana berlalunya kecepatan dan
intensitasnya.Adanya ritme dalam musik akan menyangkut segala elemen lainnya,
baik pitch, warna suara dan dinamika.
Aspek-aspek yang membantu ritme adalah beat, metrum, dan aksen/sinkop
berikut penjelasan dari ketiganya.
a. Ketukan (beat)
Beat (dibaca:bit) merupakan denyutan (pulsa) rata dan berulang yang
membagi musik dalam unit waktu yag sama. Dalam musik, ketuk muncul
antara tiap detik. Kadang-kadang terdengar begitu kuat dan mudah untk
mengikutinya,tetapi juga agak sukar di ikuti membuat perasaan seolah
mengambang atau tanpa tujuan. Beat musik diwujudkan/diperdengarkan
dengan cara yang berbeda-beda. Kadang beat diketukkan secara jelas
dengan bass drum seperti marching band. Kadang-kadang beat tidak begitu
nyata terdengar, misalnya pada alunan melodipermainan biola.
Beat merupakan latar belakang dimana komposer menjadikannya sebagai
pedoman dalam menempatkan nada-nada dengan berbagai panjang
pendeknya. Bet merupakan unit dasar waktu dimana semua nada dapat
diukur. Nada-nada dapat saja berakhir dalam sebagian, seluruh atau lebih dari
satu beat.
b. Birama
Dalam musik, kita mengetahuo pola pengulangan ketukan yangbertekanan
kuat dimana satu atau lebih atau yang satu lebih ringan dari ketukan yang
lainnya. Pengelompokan yang teratur dinamakan birama. Ada beberapa pola
birama yang didasarkan pada jumlah ketukan dalam sebuah birama. Jika
sebuah birama mempunyai 2 beat, disebut duple meter. Kita menghitung 1-
2,1-2,1-2, dan seterusnya. Pola 3 beat pada birama dinamakan triple meter.
Hitungannya 1-2-3,1-2-3, dan seterusnya.irama waltz mempunyai birama
triple.
Pola birama dasar lainnya adalah quadruple meter, yang mempunyai 4
ketukan pada setiap biramanya. Yang mempunyai 4 ketukan pada setiap
biram-nya. Biasanya downbeat muncul juga pada ketukan ketiga hanya saja
dia lebih ringan dari pada ketukan pertama. Hitungannya 1-2-3-4, 1-2-3-4,
dan seterusnya. Irama mars, jazz, dan rock biasanya mempunyai birama
quadruple. Sextuple meter mempunyai 6 ketukan pada setiap birama seperti
1-2-3-4-5-6.
Dengan demikian sextuple meter merupakan kombonasi dari duple meter
dan triple meter. Melodi dalam sextuple meter sering membuat rasa aliran
yang halus.
Quintuple meter, memiliki 5 ketukan pada setiap birama dan septuple
meter dengan 7 ketukan pada setiap biramanya. Setiap metrum tersebut
menggabungkan duple meter dan triple meter.
c. Aksen dan Sinkop (syncope)
Sebuah nada yang bertekanan, pada umumnya dimainkan lebih keras dari
pada nada-nada lainnya, yaitu dengan mendapatkan akses yang dinamis.
Dalam hal ini suatu aksen akan muncul jika sebuah nada off-beat (yang tidak
seharusnya bertekanan) mendapatkan tekanan, yaitu ketika tekanan muncul
diantara dua ketukan. Sinkopasi juga mucul jika sebuah ketukan ringan
mendapatkan teanan seperti 1-2-3-4, 1-2-3-4.
d. Tempo
Kecepatan dalam lagu, kecepatan in dinamakan tempo, suatu konsep dasar
dalam musik. Tempo cpat berhubungan dengan perasaan energik, semgat, dan
kegembiraan. Tempo lambat pada suasana tenang.tan da tempo biasanya
diletakkan pada sisi kiri dari partitur lagu. Seperti juga dinamik, istilah dalam
tempo menggunakan bahasa itali.
Largo : sangat lambat, melebar
Grave : sangat lambat, khidmat
Adagio : lambat
Andante : agak lambat
Moderato : sedang
Allgreto : cepat sedang
Allegro : cepat
Vivace : dengan hidup
Presto : sangat cepat
Prestissimo : secepat mungkin
Kata-kata yang menunjukkan kwalitas, kadang-kadang ditambahkan pada
tanda tempo untuk membuatnya lebih khusus. Dua istilah yang sanngat
umum adalah molto (banyak) dan non0molto (tidak terlalu banyak). Maka
kita mengenal istilah allegro molto (sangat cepat) dan allegro non- molto
(tidak terlalu cepat).
5. Melodi
Melodi sangat mudah dikenali daripada didefinisikan. Melodi adalah
serangkaian nada-nada tunggal yang dikenali ebagaisuatu kesatuan dan
menyaluruh.Melodi yang bergerak dalam interval-interval yang kecil dinamakan
melodi melangkah, sedang yang bergerak interval besar dinamakan melodi
melompat. Yang dimaksud satu langkah adalah jarak antara dua nada yang
berdekatan dalam urutan tangga nada do-re-mi, dan setrusnya. Misalnya nada do
melangkah ke nada re, nada la melangkah ke nada sol. Jarak yang lebih besar dari
pada satu langkah dinamakan lompatan.
Kebanyakan melodi tersusun atas bagian yang pendek yanng dinamakan frasa
(phrase), yang mempunyai pola-pola nada dan ritme yang serupa untuk
membentuk kesatuan melodi. Frasa dapat timbul dalm bentuk pasangan yang
seimbanng, dimana yang pertama merupakan melodi pembuka yanng berkesan
kemunculan, diikuti oleh frasa kedua merupakan melodi penutup. Frasa kedua
dapat merupakan pengulangan dari yang pertama tetapi mempunyai pengakhiran
yang lebih konklusif dan mantap.
KEGIATAN BEALAJAR 2
UNSUR DASAR DAN ELEMEN KOMPOSISI TARI

A. UNSUR - UNSUR DASAR TARI


Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni
unsur gerak, tenaga dan waktu.
1. Gerak
Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari
gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah
mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan
yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak
wantah contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami
sebalikknya gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah
mengalami proses stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan.
Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah diubah menjadi gerak yang
indah namun tak bermakna. Gerak maknawi adalah gerak wantah merupakan
gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna.

2. Unsur Tenaga
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a. intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan
tingkat ketegangan gerak
b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras
c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
3.Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang
yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan
gerak. Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi
penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya
dalam posisi tidak pindah tempat.
Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut
dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.

4. Unsur Waktu
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam
unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam
gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme
lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai

B. ELEMEN KOMPOSISI TARI


Dalam penyusunan karya tari perlu kiranya dibekali dengan beberapa teori
untuk membimbing sebagai penata tari pemula.
Adapun elemen-elemen komposisi tersebut: Gerak,Desain atas, musik, tema,
dramatik, desain lantai, dinamika, tata rias dan busana, properti, komposisi
kelompok, tata panggung, tata lampu dan tata suara.
1. Gerak
Gerak dalam tari merupakan elemen utama karena gerak adalah medium
untuk mengekspresikan sebuah tarian.
2. Tema
Tema adalah ide-ide pokok/ ide sentral. (Masitoh, 2005: 47). Dalam
mengembangkan tema dapat dipilih dari berbagai topik yang dipandang relevan.
Ada beberapa karakteristik tema antara lain:
a) Memberikan pengalaman langsung tentang objek bagi pemain.
b) Menciptakan kegiatan/kreasi sehingga pemain menggunakan semua
pemikirannya.
c) Membangun kegiatan yang berkaitan dengan minat
3. Desain Atas
Desain atas merupakan desain yang dilihat oleh penonton, yang tampak
terlukis pada ruang yang berada di atas lantai. Desain atas ini dapat pula dikatakan
atau lebih tepatnya dengan istilah pose dalam tari karena dilakukan di tempat.
Oleh karenanya desain atas akan lebih jelas nampak apabila dilihat dari satu arah
penonton atau dari depan.Menurut Soedarsono dalam bukunya yang berjudul
pengantar pengetahuan dan komposisi tari mengemukakan ada19 desain atas dan
masing-masing memiliki sentuhan emosional yang berbeda-beda. Adapun 19 dari
desain tersebut sebagai berikut.
a. Desain Datar
Desain datar adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton, badan penari
tampak dalam postur tanpa perspektif. Semua anggota badan dalam postur
mengarah ke samping.Desain datar inimemberikan kesan konstruktif, ketenangan,
kejujuran.

b. Desain Dalam
Desain dalam adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton, badan penari
tampak memiliki perspektif yang dalam. Beberapa anggota badan seperti kaki dan
lengan diarahkan ke belakang, kedepan, ke samping, dan menyudut.
c. Desain Vertikal
Desain Vertikal adalah desain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu
tungkai dan lengan menjulur ke atas atau ke bawah.
d. Desain Horisontal
Desain horisontal adalah desain yang menggunakan sebagian dari anggota badan
mengarah ke garis horisontal.
e. Desain Kontras
Desain kontras adalah desain yang menggunakan garis-garis silang dari anggota
badan atau garis-garis yang akan bertemu bila dilanjutkan.
f. Desain Murni
Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali
tidak menggunakan garis kontras.
g. Desain Statis
Desain statis adalah desain yang menggunakan pose-pose yang sama dari anggota
badan walaupun bagian badan yang lain bergerak.
h. Desain Lurus
Desain lurus adalah desain yang menggunakan garis-garis lurus pada anggota
badan seperti tungkai, torso, dan lengan
i. Desain Lengkung
Desain lengkung adalah desain dari badan dan anggota –anggota badan lainnya
menggunakan garis lengkung.
j. Desain Bersudut
Desain bersudut adalah desain yang banyak menggunakan tekukan-tekukan tajam
pada sendi-sendi seperti lutut, pergelangan tangan, kaki, dan siku.
k. Desain Spiral
Desain Spiral adalah desain yang menggunakan lebih dari satu garis lingkaran
yang searah pada anggota badan.
l. Desain Tinggi
Desain tinggi adalah desain yang dibuat dari bagian dada penari ke atas.
m. Desain Medium
Desain medium adalah desain yang dipusatkan pada daerah sekitar dada ke bawah
sampai pinggang penari.
n. Desain Rendah
Desain rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah yang berkisar antara
pinggang penari sampai lantai.
o. Desain Terlukis
Desain terlukis adalah desain bergerak yang dihasilkan oleh salah satu atau
beberapa anggota badan atau property yang bergerak untuk melukiskan sesuatu.
p. Desain Lanjutan
Desain lanjutan adalah desain yang berupa garis lanjutan yang seolah-olah ada ,
yang ditimbulkan oleh salah satu anggota badan. Misalnya orang yang menyuruh
pergi cukup menggerakkan lengan dan
mengacungkan jari menunjuk pintu.
q. Desain Tertunda
Desain tertunda adalah desain yang terlukis diudara yang ditimbulkan oleh rambut
panjang, rok panjang/lebar, selendang panjang dan sebagainya.
r. Desain Simetris
Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis
anggota badan kanan dan kiri berlawanan arah tetapi sama.
s. Desain Asimetris
Desain Asimetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis
anggota badan yang kiri berlainan dengan yang kanan.
4. Desain Lantai
Desain lantai adalah garis-gasir dilantai yang dilalui oleh seorang penari di
atas panggung atau garis dilantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
Dalam pembuatan desain lantai garis menjadi bagian yang sangat penting dan
menentukan dalam pengaturan /penempatan penari di atas panggung.
Garis memiliki demensi memanjang , mempunyai arah dan mempunyai sifat.
Secara garis besar garis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu garis lurus dan garis
lengkung.
a. Garis lurus
Garis lurus dapat dibuat dalam bentuk diagonal , vertikal, dan horizontal.
Garis lurus memiliki arti simbolis kuat dan tegas, dan biasanya banyak digunakan
untuk tari-tarian yang mengungkapkan kegembiraan.

b. Garis lengkung
Garis lengkung dapat dibuat dalam berbagai bentuk seperti
lingkaran, setengah lingkaran dan sebagainya. Garis lengkung memiliki
arti simbolis lembut, lemah, dan romantis. Desain ini banyak digunakan dalam
tari-tarian religius karena dianggap mampu menyatukan tujuan /keinginan dari
masyarakat pendukungnya.
c. Garis lengkung dalam bentuk lingkaran dan setengah lingkaran
Dalam pembuatan desain lantai garis berfungsi untuk memperjelas suatu
bentuk, maksudnya jika seorang penata tari menginginkan membuat garis
diagonal seorang koreografer sudah mempertimbangkan jumlah penari yang
dibutuhkan agar garis tersebut nampak jelas diagonal. Misalnya dilakukan oleh 5 -
6 penari. Garis juga dapat dipandang sebagai lambang/simbol misalnya garis
horizontal dapat memberi ekspresi ketenangan atau istirahat
5. Desain Musik
Musik adalah salah satu elemen komposisi yang sangat penting dalam
suatu penggarapan tari. Musik merupakan teman yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya, karena antara musik dan tari merupakan dua perpaduan
yang harmonis. Sebagai elemen dasar dari musik adalah nada, ritme, dan melodi.
Ritme adalah degupan dari musik dengan aksen yang diulang-ulang secara teratur.
Tempo adalah cepat lambatnya irama. Melodi adalah susunan dari beberapa nada
untuk membentuk satu gending. Di dalam tari musik dibedakan menjadi dua yaitu
musik internal dan musik eksternal.
a. Musik Internal
Musik internal yaitu musik yang bersal dari diri penari, misalnya tepuk tangan,
hentakan kaki, nepuk dada, suara, tepuk paha, Contoh dalam tari Saman dari
Aceh, tari Kecak dari Bali.
b. Musik Eksternal
Musik eksternal yaitu musik yang berasal dari luar diri penari atau suara yang
dihasilkan oleh alat. Untuk musik eksternal ini bisa dari musik diatonis atau
pentatonis. Musik diatonis adalah alat musik yang menggunakan elektronik.
Sedangkan musik pentatonis adalah musik gamelan atau disebut juga musik
tradisional. Contoh tari sebagian besar tarian menggunakan musik eksternal kalau
di Yogyakarta misalnya tari Golek, tari Bedoyo, Srimpi, Klono Topeng dan
sebagainya.
Adapun fungsi musik dalam dalam tari
1)Sebagai iringan tari
2)Sebagai pemberi suasana pada garapan tari
3)Sebagai ilustrasi

6. Desain Kelompok
Komposisi kelompok adalah komposisis yang dilakukan oleh sejumlah
penari atau lebih dari satu orang penari.. Komposisi kelompok dibedakan menjadi
2 yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.
a.Kelompok kecil. Kelompok kecil terdiri dari 2 –4 penari
b.Kelompok besar 5 –10 orang bahkan bisa lebih.
c.Kolosal 50 lebih
d.Tari masal melibatkan orang lain di luar penari
Elemen-elemen komposisi kelompok yaitu Serempak, berimbang, berturutan,
bergantian, selang-seling, terpecah.
1)Serempak (Unison)
Gerak yang dilakukan oleh sejumlah penari secara bersama sama. Pengaturan
penari dengan pola serempak ini dianggap yang paling sederhana karena dapat
diatur dalam pola lantai garis lurus maupungaris lengkung.
2) Berimbang (balance)
Pengertian kelompok berimbang adalah pembagian jumlah jumlah kelompok kiri
kanan sama atau disebut juga simetris. Selain pembagian jumlah penari yang sama
antar kanan dan kiri sama bisa juga dilakukan dengan melakukan gerak antara
kanan kiri dilakukan oleh sisi tubuh yang berbeda.
3) Berturutan/bergantian (canon)
Desain berturutan adalah gerak yang dilakukan secara berturutan atau bergantian.
Misalnya gerak yang memiliki frase gerak enam belas hitungan dapat dipecah
menjadi frase empat hitungan.
4) Selang-seling (alternate)
Penggunaan desain kelompok selang-seling akan nampak menarik apabila
pengaturan penari dengan pengolahan level.
5) Terpecah (broken)
Seorang piñata tari hendaknya berhati-hati karena gerak dilakukan oleh penari
dengan bentuk heterogen tetapi nampak menjadi satu kesatuan dan saling
berhubungan satu dengan yang lainnya
7. Dinamika
Pengertian dinamika adalah kekuatan dalam yang menyebabkan gerak
menjadi hidup dan menarik dikatakan pula dinamika adalah kekuatan,
kualitas,kekuatan menarik , kekuatan /mendorong, dinamika dapat dikatakan
/diibaratkan sebagai jiwa emosionil dari gerak.Pencapaian dinamika ini
berkaitandengan penggunaan tenaga,ruang , dan waktu.
8. Tata Panggung
Penggunaan properti yang bervariasi juga bisa membantu memunculkan
dinamika karena dengan berbagai macam properti membantu seorang koreografer
mewujudkan berbagai macam gerak.
KEGIATAN BELAJAR 3
UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA

A. UNSUR-UNSUR SENI RUPA


Seni rupa dibangun oleh sejumlah unsure yang membentuk kesatuan yang
padu sehingga karyanya dapat dinikmati secara utuh. Unsur-unsur dasar karya
seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya
seni rupa.
Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk,
ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.
1. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung,
panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-
patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis
dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung
berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral
berkesan lentur.
Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai perlambangan, seperti:
a) Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan;
b) Garis miring mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil, gerak;
c) Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan
d) Garis halus, melengkung-lengkung berirama mengesankan kelembutan,
kewanitaan.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
a) Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan
lengkung.
b) Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans
pada bidang, warna atau ruang
2. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna
apapun, meliputi warna merah, kuning, dan biru.
b) Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
1) merah + kuning : jingga
2) biru + kuning : hijau
3) merah + biru : ungu
c) Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna
sekunder.
Contoh:
1) kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
2) biru + ungu : ungu kebiruan
3) jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan
hitam.
3. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan
benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan
yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur
nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan
tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.
4. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata,
misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk
khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
5. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk
sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang
mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

B. PRINSIP SENI RUPA


Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni
rupa, yaitu:
a. Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa.
Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling
menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi.
Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi
unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang
memiliki kesatuan.
b. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur
sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi
susunan.
c. Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-
menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa
susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang
bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang
diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan
susunan dengan irama yang harmonis.
d. Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang
berlawanan.Perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan
memberikan kesan yang tidak monoton.

e. Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan
bagian lainnya secara keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh
dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek
satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.
f. Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik
bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.

MODUL 3
KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK SENI ANAK SD

Kegiatan Belajar 1
Kemampuan Dasar Anak Sekolah Dasar

Perkembangan manusia dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :

1. Perkembangan kognitif, berhubung dengan perubahan – perubahan yang


terjadi pada cara – cara berfikir seseorang.
2. Perkembangan personal, marupakan perubahan – perubahan yang terjadi
yang berkaitan dengan kepribadian.
3. Perkembangan sosial, berhubungan dengan perubahan – perubahan yang
terjadi pada diri seseorang, antara individu yang satu dengan lainnya.
4. Perkembangan fisik, perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh
manusia.

Perkembangan yang terjadi pada individu disebabkan oleh dua fakrot, yaitu :
Faktor pertumbuhan dan kematangan, perubahan – perubahan yang terjadi pada
individu secara alamiah dan spontan.

1. Faktor belajar, perubahan – perubahan yang terjadi dari interaksi individu


dengan lingkungan sekitarnya.
2. Anak Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang khas dalam hal fisik
maupun psikologis, khususnya dalam tingkat intelektual, emosional,
sosial, estetik, kreativitas dan daya perseptual serta pertumbuhan
fisiknya.

A. KEMAMPUAN INTELEKTUAN ANAK


Menurut peaget (woolfolk and Nicolich, 1984:51) ada empat faktor yang
mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu :

1. Kematangan, merupakan faktor paling dasar dalam perkembangan


berfikir manusia.
2. Aktivitas, aktivitas berfikir seperti observasi, oksplorasi, evalusi dan
problem solving merupakan aktivitas berfikir yang turut andil dalam
membangun kemampuan berfikir anak.
3. Transmisi sosial, pengalaman belajar dari orang lain.
4. Equilibration, faktor keseimbangan yang selalu diupayakan dalam berfikir.

B. KONDISI EMOSIONAL ANAK


Emosi berbeda dengan perasaan (feeling) yang bersifat tenang dan tertutup.
Emosi menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak dan
terbuka.
Emosi sebagai aspek psikologis  mempunyai ciri-ciri yang khsa, yaitu :

1. Lebih bersifat subyektif dibandingkan dengan peristiwa psikologis lainnya.


2. Bersifat flukuatif. Emosi seseorang bisa berubah-ubah tergantung dari
situasi dan kondisi.
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa panca indra.
Berdasarkan penyebab kemunculannya, emosi dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu :

1. Emosi sensoris, emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh.
2. Emosi psikis, emosi yang kemunculannya mempunyai alasan-alasan
kejiwaan, perasaan intelektual,  perasaan sosial., perasaan estesis, dan
perasaan spiritual.

C. KONDISI SOSIAL ANAK


Pada masa Sekolah Dasar, anak erangsur-angsur  mulai menyadari  bahwa
mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya. Mereka
mulai menaruh perhatian pada orang lain disekitarnya. Mereka mulai mencari
teman akrab dan sudah mampu bekerja sama dengan mereka, mengikuti aturan
– aturan kelompok.
Dalam hal ini guru bisa memberikan pembelajaran secara berkelompok agar
anak didiknya dapat bersosialisasi dengan baik.

D. KONDISI PERSEPTUAL ANAK


Perseptual mengandung pengertian  kombinasi antara kognitif dan efektif.
Secara intelektual, pada masa Sekolah Dasar anak sudah mampu mencerna
informasi yang berasal dari luar dirinya apabilah dihubungkan dengan hal-hal
yang sudah  diketahuinya.

E. KARAKTERISTIK FISIK ANAK


Masa Sekolah Dasar adalah masa dimana anak berada dalam proses
pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Pada masa ini anak menyukai kegiatan
yang bersifat fisik.
Kegiatan – kegiatan  fisik ini dapat diarahkan pada permainan – permainan
kelompok yang dampaknya sangat baik bagi perkembangan sosial mereka.

F. KARAKTERISTIK ESTETIK ANAK


Perasaan estetik merupakan suatu hal yang sifatnya alamiah yang dibawa anak
sejak lahir, ini berarti secara alamiah sesungguhnya seseorang itu sudah mampu
menangkap, mengalami atau merasakan keindahan yang ada disekitarnya.

G.  KONDISI KREATIF ANAK


Bakat kreatifitas anak sudah dibawa anak sejak dari lahir. Jika anak dapat
difasilitasi dengan beragam teknologi pada zaman sekarang ono karena bakat
setiap anak berbeda – beda.

KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Seni Anak Sekolah Dasar
A.       KARAKTERISTIK SENI ANAK SEKOLAH DASAR
Karya seni merupakan produk budaya manusia dari semua lapisan sosial,
kelompok ethnis, kurun waktu, jenis kelamin dan usia. Hasil karya seni
sesungguhnya dapat dipengaruhi dan bahkan dapat ditentukan oleh pelaku seni
itu sendiri. Aspek-aspek yang mempengaruhi itu adalah latar belakang,
perkembangan fisik dan mental, kebutuhan dan kesenangan dan lingkungannya
a. Karakteristik Suara Anak Usia SD
Media musik yang paling dekat dengan kita adalah suara dan tubuh kita,
bernyanyi dan bertepuk tangan itulah yang dimaksudkan. Suara yang dihasilkan
manusia memiliki suara yang berbeda-beda sesuai dengan alat produksinya.
Salah satu unsur yang membedakannya adalah ukuran alat produksi suara,
sehingga bisa dikelompokkan maka ada karakteristik suara manusia yang
dibedakan dari usia.
Menurut Andersen karakteristik suara anak dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok, berdasarkan karakteristik dan kemammpuannya:
Usia 4 – 5 tahun suaranya tersengar tipis, kecil dan ringan
Usia 6 – 7 tahun pada umumnya memiliki suara yang tinggi dan ringan, namun
ada juga yang bersuara rendah
Usia 8 – 9 tahun pada umumnya anak mulai dapat bernyanyi dengan nada yang
tepat
Usia 10 -12 tahun pada umumnya belum mengalami perubahan suara , suara
mereka masih terdengar jernih dan ringan

B. KARAKTERISTIK MUSIK ANAK


Musik anak harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu
menjadikan dirinya sebagai media pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati anak.
Karakter musik anak seyogyanya dapat ditemukan tidak hanya pada semua aspek
musik tetapi juga seperti; aspek bunyi, nada, ritme, tempo dan dinamik serta
ekspresi dan bentuk musik. Selain itu seyogyanya musik anak seyogyanya
mampu memberikan kesempatan bagi perkembangan kreativitas berfikir dan
seni (rasa keindahan) anak serta dunia anak. Berikut ini karakteristik yang
sebaiknya muncul dalam musik anak adalah:
1. Musik sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak sehari-
hari.
2. Ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat
3. Nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya.
4. Melalui musik anak diberi kesempatan pula untuk bergerak melalui musik.

C. KARAKTERISTIK GERAK ANAK


Karakteristik gerak fisik anak usia sekolah dasar dapat dikatakan bersifat
sederhana, gerakannya biasanya bermakna dan bertema dimana tiap gerakan
mengandung arti atau tema tertentu. Anak juga mampu menirukan gerak
binatang melalui pengamatannya.
D. KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK
Ada 4 aspek yang dapat digunakan untuk mengamati karya seni rupa anak, yakni;
1. Aspek tipologi seni rupa anak
2. Aspek karakteristik seni rupa anak
3. Aspek periodisasi seni rupa anak
4. Aspek relevansi karakteristik seni rupa anak
Ada tiga tipe tipologi seni rupa anak; yakni tipe visual, tipe haptik dan tipe
campuran keduanya. Pada tipe visual, kemampuan daya tangkap indrawi sangat
menonjol sehingga anak mampu merekam objek aslinya termasuk proporsi,
perspektif, perbandingan serta detailnya. Pada tipe haptik, pengungkapan
suasana hati atau emosi sangat menonjol ketika mereka menuangkan objek
kedalam karya seni rupanya.

E. PERIODISASI SENI RUPA ANAK


Ada beberapa klasifikasi periodisasi seni rupa anak diantaranya yang
disodorkan oleh
1. Lansing mengelompokkan menjadi: Masa coreng moreng (2-4 tahun), figuratif (3-
12 tahun) yang terdiri dari; permulaan figuratif (3-7 tahun), pertengahan figuratif
(9-10 tahun), akfir figuratif (9-12 tahun) dan artistik (12 tahun keatas).
2. Lowenfeld dan Brittain yang menghasilkan: Masa coreng moreng (2-4 tahun)
naturalisme / pseudo naturalistic (12-14 tahun) dan masa dewasa (14-17 tahun).
MODUL 4
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM BERKARYA SENI

KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan Teknologi Penciptaan Karya Seni

1. Istilah Teknologi
Teknologi adalah suatu area studi tentang peralatan untuk mengubah
harfiah menjadi fungsional melalui studi ilmu pengetahauan yang sistematis.
Suatu karya seni mempunyai struktur,wujud atau kontur (contour) isi
(content),dan tata laku (context) pamadhi ,(2000).wujud atau kontur karya seni
merupakan bentuk visual karya,berupa :rupa , gerak, suara yang berfungsi sebagai
penampung gagasan dan ide.untuk mewujudkan ide dan gagasan,seorang pencipta
karya seni membutuhkan teknik,pendekatan,prinsip serta ketrampilan berkarya.
Isi adalah muatan pesan,cerita gagasan, imajinasidalam karya seni.isi
dikembangkan dalam karya seni untuk memberi tekanan,nuansa,spirit,dan bobot
penampilan karya seni.
Ketiga struktur karya seni tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lain ketika proses penciptaan berlangsung, sebagai contoh, ketika seorang akan
menciptakan sebuah tari hendakanya dia memperhatikan sebagai berikut.
1. Bentuk tarian yang akan diciptakan
2. Tarian tersebut mempunyai misi tertentu
3. Kenapa seseorang tersebut tertarik ?

2. Cakupan Teknologi
Koentjaraningrat (1981) meletakkan teknologi kedalam deretan hasil
budaya manusia.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan

3. Model Pemanfaatan Teknologi Dalam Karya Seni


Pendidikan kesenian adalah mendidik anak supaya kreatif. Pembinaannya
melalui pelatihan berapresiasi terhadap keindahan objek. Kreatif mengandung
unsur ,yaitu kemampuan bertahan,berusaha tanpa henti sampai penemuan
pemecahan masalah dengan sempurna. Jalan berlatih ulet adalah keberanian
mengutarakan (berekspresi).
Prinsip keteknikan dapat digolomgkan menjadi tiga yaitu:
a. Pemanfaatan teknologi kerajinan dalam penciptaan karya seni
b. Pemanfaatan teknologi rekayasa dalam penciptaan karya seni
c. Pemanfaatan teknologi pengolahan dalam penciptaan seni

KEGIATAN BELAJAR 2
Ruang Lingkup Penggunaan Teknologi
Untuk menjelaskan cakupan teknologi pada Kegiatan Belajar 1 telah
diutarakan secara konseptual, dimana teknolgi secara ideal mempunyai dampak,
peran dan manfaat kepada masyarakat dan akhirnya masyarakat ikut memasuki
dunia teknologi.
1. Teknologi Sederhana Berenergi Manusia
Ada 3 jenis teknologi yang termasuk dalam teknologi sederhana yaitu :
a. Teknologi Putar
Contoh : jam tangan
b. Teknologi Tarik
Contoh : sepeda
c. Teknologi Pukul
Contoh : genderang

2. Teknologi Berenergi Alam


Teknologi ini masih menggunakan prinsip tarik, dorong dan
putaran, karya teknologi ini dapat bergerak karena bantuan udara atau
angin .
a. Penggerak Berenergi Angin
Fungsi angin tersebut mengubah benda menjadi dapat bergerak,
sehingga menimbulkan gerakan gerakan dalam karya manusia.
Contoh : kipas angin
b. Pemggerak Berenergi Air
Kinerja motor di gerakkan oleh air
Contoh : kincir air

3. Teknologi Tinggi
a. Teknologi Penggerak Bernergi Listrik
b. Teknologi Digital
Merupakan teknologi untuk membentu manusia mempercepat
kinerja dan memperpendek jarak komunikasi sebagai pengganti kinerja
manusia secara otomatis.
Contoh : komputer
Penggunaan teknologi komputer dalam karya seni rupa melalui :
1. Program Freehand drawing.
Berfungsi untuk menggambar
2. Program Corell draw.
Berfungsi untuk menggambar tetapi lebih banyak untuk memberi
fasilitas
3. Program Adobe Photoshop.
Untuk mengubah foto dari segi bentuk wajah, warna maupun
potongan dari masing – masing elemen, program ini menyediakan
fasilitas pemindahan foto kepada gambar baru dengan menambah
latar belakang gambar yang berbeda.
4. Program Makromedia Animasi.
Program ini membeberi fasilitas seorang desainer membuat gambar
yang dapat bergerak, membuat game anak sering juga digunakan
untuk menyempurnakan tampilan di film dan videoclipping.
5. Program Power Point.
Menyediakan fasilitas menggerakkan gambar maupun huruf
walaupun tidak sebebas program animasi, biasanya untuk
presentasi mengajar.
6. Program Editing.

KEGIATAN BELAJAR 3
Rencana dan Laporan Kerja

Bentuk karya seni tidak lagi berupa seni rupa melainkan berupa
kombinasi ( terpadu ), yang ditambah dengan teknik pukul, tarik maupun putar
yang dihubungkan sehingga menimbulkan bunyi – bunyian.
Ide dan gagasan dalam menciptakan karya seni dengan memanfaatkan
teknologi sederhana dapat dituangkan dalam sebuah rancangan yang meliputi
karya apa yang akan dibuat, bagaimana latar belakang munculnya ide tersebut dan
apa manfaat dari karya tersebut.
Selain itu dalam rancangan perlu dijelaskan bagaiman teknik dan cara
kerja atau langkah yang akan dikerjakan untuk mewujudkan ide atau gagasan
tersebut. Bahan apa yang digunakan, bagaimana karakteristik juga perlu di buat
dalam rancangan tersebut dan kesulitan yang diperkirakan akan di temukan.
MODUL 5
OLAH MUSIK

KEGIATAN BELAJAR 1
Bernyanyi

A. Bernyanyi
Tehnik pernapasan sebagai salah satu modal dasar dalam
memproduksi suara yang baik. Tehnik bernyanyi mencakup artikulasi,
resonansi dan beberapa yang berhubungan penguasaan lagu serta
penampilan.
1. Pernafasan
Pernafasan yang sangat baik sangat diperlukan saat bernyanyi
karna bernyanyi merupakan suatu peristiwa bergetarnya pita suara oleh
udara. Jadi udara lah yang menggetarkan pita suara. Udara dalam paru-
paru dihasilkan dari proses pernafasan. Dalam bernyanyi dikenal jenis
pernafasan, yaitu :
a. Pernafasan perut, yang mengembang setelah menghirup udara adalah
bagian perut.
b. Pernafasan dada, ciri utama pernafasan ini adalah mengembangnya
dada dan terangkatnya pundak saat menghirup udara.
c. Pernafasan diafragma (sekat rongga badan), pernafasan yang baik
sewaktu bernyanyi bernafas dengan cara ini badan terhindar dari
ketegangan yang berlebihan dan memiliki daya yang cukup untuk
menghasilkan dan mempertahankan cadangan udara saat bernyanyi.
Cara bernafas diafragma :
· Berdiri dengan rileks
· Tarik nafas sedalam-dalamnya melalui hidung (dua hitungan)
· Pertahankan beberapa saat (dua hitungan)
· Keluarkan udara melalui mulut ( empat hitungan)
· Kendorkan otot (relaksasi dua hitungan)
Jadi proses bernafas yang baik sewaktu bernyanyi adalah
menghirup (inhalasi), menahan (suspensasi), mengeluarkan (ekshalasi),
menahan (relaksasi) lalu di ulang lagi.
2. Tehnik bernyanyi
Suara manusia dibagi menjadi dua yaitu suara anak-anak dan
suara dewasa. Suara anak-anak dibedakan menjadi dua suara tinggi dan
suara rendah. Suara dewasa dibagi dua suara wanita dan suara pria,
jenis suara pria dan wanita dewasa dibedakan menurut register atau
ambitusnya. Dalam paduan suara biasanya hanya dibagi menjadi 4 jenis
yaitu : sopran, alto, tenor, dan bas. Suara wanita tinggi (sopran), suara
wanita sedang (mezzo sopran) suara wanita rendah (alto). Suara pria
tinggi (tenor) suara pria sedang (baritone) suara pria rendah (bas). Suara
anak-anak tinggi dan rendah.
Hal penting dalam latihan ini adalah anda mengenal register
atau ambitus suara anda sendiri
a. Artikulasi
Dapat diartikan sebagai pengucapan kata-kata dan kalimat music
secara nyata dan jelas. Artikulasi dalam vokal dipengaruhi oleh bentuk
bibir, lidah, dan rongga mulut, dengan cara membuka mulut lebar-lebar ke
bawah bukan ke samping.
b. Pembentukan suara
Ada dua dasar dalam pembentukan suara yang baik yaitu :
1. Otot-otot leher dan kerongkongan diupayakan tetap selemas
mungkin
2. Mulut di buka lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup
c. Resonansi
Maksudnya adalah pernafasan rongga-rongga kepala, leher, dan
dada. Ruang resonansi yang paling utama terdapat dibagian kepala. Ruang
ini apabila dimanfaatkan dan dilatih dengan baik akan memberikan banyak
kebaikan pada suara yang dihasilkan. Latihan-latihan untuk membentuk
resonator yang baik.
1. Mulut dikatupkan dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan
2. Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku
3. Gigi bawah dan atas memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk
4. Lidah menyentuh gigi bawah dan permukaannya datar
5. Rongga mulut dan tenggorokan membentuk ruang yang seluas mungkin

3. Penampilan
Bernyanyi yang baik tidaklah seperti yang kita saksikan setiap hari
melalui televisi yang kurang memperhatikan kostum dan gerakan-
gerakan yang berkenaan dengan lagunya. Gerkan tubuh yang benar
adalah gerakan yang mendukung ungkapan music yang hendak
disampaikan kepada pendengar gerakan tangan dan kaki dilakukan
dengan wajar karena bernyanyi lebih mengutamakan unsur vokal
(audio) dibandingkan dengan unsur gerak atau visual. Busana sopan
dan wajar sangat baik dikenakan pada acara pementasan .
Perkembangan audio saat ini memungkinkan penyanyi untuk
menggunakan microphone. Seorang penyanyi perlu berlatih
menggunakan microphone dan berkonsultasi kepada ahli audio tentang
microphone mana yang paling sesuai untuk jenis suaranya disaat
hendak bernyanyi.

KEGIATAN BELAJAR 2
Mendireksi
A. Mendireksi
Aba-aba sangat penting dalam permainan kelompok seperti paduan suara
Ansambel maupun orkes. Aba-aba selain memperlihatkan irama dan tempo lagu
juga memberikan tanda-tanda ekspresi. Dalam permainan pemberi aba-aba adalah
seorang pemimpin dan biasa disebut dirigen atau konduktor (conductor). Jiwa
suatu lagu sangat tergantung dari seorang dirigen atau konduktor dalam
membawakannya oleh karena itu aba-aba perlu dipelajari lebih mendalam.
1. Jenis aba-aba
a. Aba-aba satu pukulan
Gambaran ayunan tangan pada aba-aba ini adalah mulai dari titik
tertnggi kemudian turun kebawah langsung membentuk gerakan melingkar
kesamping luar sebelah kanan lalu naik kembali ketitik awal. Lagu-lagu
yang sudah dikenal untuk melatih gerakan ba-aba ini adalah :
·   Tujuh belas Agustus, ciptaan H.Mutahar
·   Apuse (Papua)
·   Helarotan (Maluku)
·   Potong Bebek Angsa
b. Aba-aba dua pukulan
Gerakan aba-aba ini dimulai sama dengan gerakan satu pukulan.
Jadi, mulai dari titik awal (setinggi mars), kemudian turun ke bawah dalam
bentuk melingkar keluar, lalu naik ke atas (setinggi bahu) untuk hitungan
satu.
c. Aba-aba tiga pukulan
Setelah kita belajar dan menguasai aba-aba satu dan dua pukulan
kini kita lanjutkan pada irama terner yaitu dalam satu birama terdapat tiga
ketukan. Dalam irama terner ketukan yang kuat terdapat pada ketukan
pertama dua hitungan berikutnya diketuk lebih ringan. Untuk membedakan
ketukan kuat dan lemah dalam memberi aba-aba pada umumnya
ditunjukkan oleh gerakan yang lebih tegas.
d. Aba-aba empat pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari
irama dua atau biner. Oleh karena itu dalam memberi aba-abanya pun
seolah-olah ada dua pukulan berat yaitu hitungan satu dan tiga serta dua
pukulan ringan pada hitungan dua dan empat.
e. Aba-aba enam pukulan
Gerakan aba-aba ini pengembangan dari irama dua atau jenis
birama susun. Dikatakan demikian karena dalam satu birama terdapat dua
pukulan kuat yang jatuh pada hitungan pertama dan keempat dengan
demikian dalam gerakan aba-abanya ketukan kuat itu harus diayunkan
lebih kuat atau panjang dibandingkan dengan ketukan lainnya.

2. Sikap Badan
Mulailah berlatih pada sikap berdiri pada kedua kaki anda posisi kaki
kiri sedikit lebih maju daripada kaki kanan. Pandangan lurus dan menyeluruh
ke depan kemudian angkat kedua tangan hingga sejajr dengan mata lalu
turunkan. Kepala tegak jangan kaku namun penuh percaya diri dan
berwibawa tangan dan jari-jari harus bebas dan luwes.
3. Tehnik Aba-aba
Tehnik aba-aba sebelum suatu lagu dimulai dan diakhiri.
a. Aba-aba permulaan
·  Sikap siap
·  Gerakan pendahuluan
·  Saat memulai atau insetting
b. Sikap siap
Sikap siap di sini adalah aba-aba yang diberikan oleh pemimpin
agar penyanyi atau pemain konsentrasi seta menegnal tempo, dinamik,
dan ekspresi lagu.
c. Gerakan Pendahuluan
Setelah penyanyi atau pemain berkonsentrasi dengan aba-aba
persiapan maka berikutnya adalah aba-aba atau gerakan pendahuluan jadi
aba-aba pendahuluan dilakukan di antara aba-aba persiapan dan insetting.
d. Aba-aba Penutup
Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragu-
raguan bagi pe maka aba-aba penutup harus berlangsung sampai nada
terakhir sudah selesai. Baru pada hitungan berikutnya aba-aba dihentikan.
Menghentikan aba-aba ini adalah dengan menambahkan sedikit gerakan
lingkaran kecil persis setelah gerkan aba-aba nada terakhir selesai.

KEGIATAN BELAJAR 3
Bermusik

A. Bermusik
1. Instrumen gitar
Gitar termasuk alat chordophone, yang dimainkan dengan cara
dipetik atau pluck ditinjau dari fungsinya maka gitar dapat digolongkan
sebagai alat music tunggal (solo), maupun sebagai alt music pengiring.
a. Bagian-bagian alat music gitar yaitu, kepala, leher, badan, frets, kotak
suara, penala, fingerboard, lubang suara, bridge.
b. Sikap Bermain
Gunakan kursi tanpa sandaran samping dan tinggi kursi sesuaikan
dengan tinggi pemain. Letakkan foot stool di depan sebelah kiri pemain
sehingga jika kaki kiri diletakkan di atasnya maka paha kiri akan naik.
Lekuk badan diletakkan di paha kiri secara vertical dan paha kanan
menyangga badan gitar sebelah bawah. Siku tangan kanan diletakkan
pada badan gitar sebelah kanan atas. Untuk dapat bermain gitar dengan
baik dan mampu bergerak dengan bebas maka gitar harus terletak atau
bersandar pada paha kiri, dada, paha kanan, dan siku tangan kanan.
c. Sistem Penataan gitar
· Dengan suling kunci nada (stempluit)
· Dengan garputala
d. Penjarian
Sebelum berlatih bermain gitar terlebih dahulu harus memperhatikan
istilah-istilah jari yang akan digunakan untuk bermain gitar.
·  Tangan kiri, telunjuk 1, jari tengah 2, jari manis 3, kelingking 4.
·  Tangan kanan, ibu jari p (pulgar), telunjuk i(indicio), jari tengah
m(medio), jari manis a(anular).
e. Tehnik Petikan Pada Gitar
1. Apoyando (tehnik bersandar)
Tehnik petikan ini dilakukan dengan memetik salah satu dawai,
dan penyelesaiannya dengan menyandarkan jari pada dawai
diatas/dibawah dawai yang dipetik.
2. Tirando (petikan bebas)
Tehnik petikan ini dilakukan dengan memetik salah satu dawai,
dan penyelesaiannya tidak menyentuh ( lepas ) dawai yang berada
dibawah/diatas dawai yang dipetik.
3. Strumming
Tehnik petikan ini lebih banyak dijumpai pada permainan
kelompok atau bersifat iringan.
f. Gitar solo
Dalam permainan gitar tunggal, harus dapat memainkan fungsi melodi,
harmoni (iringan) dan bas dalam satu kesatuan. Untuk menjadi
seorang pemain gitar solo yang professional perlu mempelajari tehnik-
tehnik ketrampilan jari sehingga mampu bermain secara baik dan
benar.
g. Gitar iringan
Fungsi dari gitar iringan adalah mengiringi baik vokal maupun alat
yang lain, maka peran pemain gitar iringan hanyalah sebatas
mengiringi sedangkan melodi pokok telah dimainkan ataupun
dinyanyikan oleh pemain lain.
2. Instrumen Ritme
Alat yang tergolong dalam alat music perkusi (pukul), dengan
sumber bunyi membrane dan idiom (alat/bendanya), dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Perkusi tak bernada, antara lain :
· Castagnet (baca: kastanyet)
· Wood black
· Triangle
· Guiro
· Maracas
· Cabassa
· Tambourine
· Bass drum, side drum, tom-tom, floor tom-tom,cymbal, dan hi-hat,
termasuk dalam drum set
b. Perkusi bernada, antara lain :
· Piano
· Glockenspiel
· Xylophone
· Vibraphone
· Chimes
· Timpani
3. Instrumen Suling
Suling atau rekoder (recorder) termasuk dalam keluarga alat music tiup.
Sikap bermain :
Posisi duduk
· Pemain duduk di ujung bagian depan kursi
· Badan tegap dan rileks
· Pandangan lurus ke depan
Posisi berdiri :
·  Pemain berdiri dengan bertumpu pada kedua buah kaki
·  Kaki agak terbuka (tidak rapat)
·  Badan tegap, tetapi rileks
·  Pandangan lurus ke depan
a. Cara bernafas
Gunakanlah cara bernafas diafragma, seperti Anda telah pelajari pada
Kegiatan Belajar 3.1. Karena, dengan bernafas diafragma anda akan
memiliki pernafasan yang cukup untuk meniup rekorder.
b. Cara Meniup
        Letakkan ujung recorder (mouthpiece) di atas bibir bagian bawah, dan
bibir bagian atas diletakkan dengan wajar di atasnya.Posisi lidah pada
waktu meniup seolah-olah sedang mengucapkan kata “tuu”
Lakukan latihan berikut untuk menguasai cara bernafas dan meniup
rekorder
c. Cara memegang
1) Posisi tangan
Tangan kiri memegang bagian atas recorder, dan tangan kanan
memegang bagian bawah recorder.
2) Posisi jari
Jari-jari tangan kiri berada pada posisi yang tidak terlalu jauh dari
lubang-lubang nada, dengan ibu jari untuk menutup lubang yang
terdapat di bagian belakang recorder, telunjuk pada lubang paling atas,
jari tengah pada lubang ketiga. Jari-jari tangan kanan berada pada
posisi yang tidak terlalu jauh dari lubang-lubang nada, dengan ibu jari
menahan badan rekorder, telunjuk untuk menutup lubang keempat,
jari tengah pada lubang kelima, jari manis pada lubang keenam, dan
jari kelingking pada lubang ketujuh yang terdiri dari 2 buah lubang
kecil.
3) Bentuk jari
Usahakan bentuk jari-jari tangan kanan dan kiri berbentuk bulat,
relaks dan tidak kaku/tegang.
4) Cara menekan
Cara menekan lubang-lubang yang benar adalah dengan meletakkan
bagian tengah dari ujung jari.
d. Cara menala
Sebelum kita memainkan sebuah alat music, maka hal pertama yang perlu
dilakukan adalah menyamakan nada (menala) dengan sebuah patokan
standar (concert pitch/diapason normal), yaitu a’= 440 Hz.
MODUL 6
PENCIPTAAN KARYA ANAK SD

KEGIATAN BELAJAR 1
Penciptaan Nyanyian untuk Anak SD
A. Karakteristik Lagu Anak
1. Melodi
Jangkauan suara anak SD dapat dibedakan berdasarkan jenis suara
anak yaitu suara tinggi dan suara rendah, bukan berdasarkan jenis kelamin.
Anak-anak yang bersuara tinggi memiliki jangkauan antara nada c ’- f’’ ;
sedangkan suara rendah anak berkisar antara nada a – d’’. Melodi yang
dinyanyikan oleh anak sebaiknya diciptakan dalam jarak satu oktaf saja.
Dalam penciptaan nyanyian untuk anak SD digolongkan berdasarkan
kelas. Kelas I,II dan sebagian kelas III luas wilayah suaranya hanya
sekitar 5-6 nada. Kelas IV – V sudah dapat menyanyikan melodi hingga 8
nada atau lebih.
2. Ritme
Ritme nyanyian anak SD sebaiknya mudah dinyanyikan. Ritme
melodi yang memiliki nilai not yang hampir sama akan lebih mudah
dinyanyikan dibandingkan dengan ritme yang nilai-nilai notnya berbeda
jauh (kompleks).

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menciptakan nyanyian


untuk anak, di antaranya :
a. Pembuatan Tema Lagu
Tema lagu dapat dikatakan sebagai ide dasar menguasai seluruh
jiwa lagu. Tema ini yang membedakan antara nyanyian yang satu
dengan lainnya. Tema lagu anak pada umumnya bersifat gembira.
Urutan proses penemuan ide dasar musical atau tema pembuatan
nyanyian anak SD :
1. Amati dan tangkap perasaan anak-anak (langsung maupun tidak
langsung).
2. Jelaskan perasaan anak tersebut mengendap sehingga menjadi milik
diri sendiri.
3. Ubah dalam bentuk ungkapan-ungkapan musical.
4. Catat ide dasar tersebut.
Pada sebagian pencipta lagu, proses di atas tidaklah selalu dalam
urutan yang sama. Namun proses tersebut akan terjadi pula walau hanya
dalam pikiran atau imajinasi.
b. Pengembangan Tema Lagu (sebagai melodi)
Ada beberapa cara yang harus dipelajari terlebih dahulu untuk
mengolah atau mengembangkan suatu motif :
1. Repetisi (pengulangan)
Adalah membuat motif baru dengan mengulang motif sebelumnya
persis sama.
2. Sekuens (Pengulangan pada tingkat yang berbeda)
Adalah pengulangan suatu motif pada tingkat yang lebih tinggi (naik) atau
lebih rendah (turun) dari motif asli. Contohnya, lagu “Satu Nusa Satu
Bangsa”
3. Augmentasi (Pembesaran)
a. Interval
Motif yang terdiri dari beberapa nada dapat dikembangkan juga
dengan cara memperbesar intervalnya.
b. Nilai
Yaitu dengan merubah irama dari suatu motif.
4. Diminusi (Pengecilan interval)
a. Interval
Motif yang terdiri dari beberapa nada dapat dikembangkan juga
dengan cara memperkecil intervalnya.
b. Nilai
Caranya adalah merubah irama motif.
5. Inversi (Pembalikan)
Motif asli menunjukkan alur melodi naik, maka untuk
mengembangkannya dapat dibuat dengan merubah alur melodi menjadi
turun. Pembalikan alur melodi pada pengembangan motif dapat
merupakan pembalikan murni dari interval.
c. Penentuan Teks Lagu
Teks disusun berdasarkan cerita, pikiran, perasaan yang hendak
diungkapkan. Dalam teks lagu anak SD masih berkisar pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahasa yang realistis dan kongkrit.

KEGIATAN BELAJAR 2
Penciptaan Iringan Lagu Anak SD
1. Pembuatan Pola Ritmik
Penciptaan music instrumental, memiliki persamaan dan perbedaan
dengan music vocal kita perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara
lain. Secara umum persamaannya sama-sama bermula dari suatu gagasan
atau ide. Adapun perbedaannya terletak pada medium yang digunakan,
yaitu vokal menggunakan suara manusia sedangkan instrumentalia
menggunakan bunyi dari alat music buatan manusia.
Dalam penyusunan music instrumental, kit perlu
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
a. Karakteristik bunyi dan register masing-masing instrument
b. Tingkat kesulitan teknik permainan intrumen tersebut
c. Hasil perpaduan bunyi sebagian atau keseluruhan instrument yang
digunakan
d. Instrumen natural atau transpose
2. Pengembangan pola ritmik
Mengembangkan pola irama dapat saja dilakukan dengan berbagai
macam variasi dan inilah yang menjadikan music tetap berkembang.
Namun, dalam mengembangkan pola irama untuk anak SD,
pertimbangkan faktor-faktor teknis terutama keterampilan anak untuk
memainkan pola irama tersebut.
3. Pemilihan Instrumen
Pemilihan instrument dapat dikelompokkan ke dalam instrument
bernada instrument tidak bernada.
PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA ANAK
SD
TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN SENI DI SD

Modul 7

KB 1

Proses Penciptaan Tari

Seorang pemula tidak mungkin langsung dapat mencipta atau menyusun


suatu karya tari tanpa melalui tahap- tahap awal dalam penyusunan tari. Tahap –
tahap dalam penciptaan tari adalah mempelajari dan sekaligus mempraktekkan
tahap-tahap dalam proses pembuatan sebuah komposisi tari yaitu Eksplorasi,
Imporvisasi, Evaluasi dan Forming ( pembentukan gerak ). Manfaat tahapan
mengeksplorasi gerak dengan bebas adalah memilih gerak –gerak apa saja yang
akan diekspresikan , kita dapat memilih gerak –gerak apa saja yang akan dipilih
dan akan mudah untuk mernlebih penting lagi adalah kita terbiasa dengan
kelenturan tubuh kita dan juga e mudah untuk mencari gerak –gerak yang kita
kehendaki dalam menyusun gerak tari dan memiliki kreativitas dalam menyusun
gerak tari.

Seorang yang akan menyusun tari disebut penata tari atau koreografer,
terlebih dahulu akan melalui tahapan proses kerja studio atau kerja mandiri dan
kerja kelompok.
Kerja Studio atau biasa disebut kerja mandiri adalah tahapan ketika Anda sebagai
penata tari melakukan eksplorasi, improvisasi , evaluasi, dan forming sampai
pada penyusunan gerak –gerak yang kemudian menjadi suatu bentuk tari yang
utuh.

Kerja kelompok adalah kerja yang sifatnya koordinatif dengan aspek –aspek
estetis yang lain. Aspek estetis tersebut meliputi iringan, tata rias, tata busana dan
aspek lain yang mendukung keutuhan sebuah bentuk karya tari. Kerja kelompok
dilakukan ketika Anda sudah mermbuat konsep-konsep garapan karya tari Anda.
Mulailah Anda melibatkan penari, piñata music, piñata kostum, dan para pemusik.
Katakalah Anda sebagai piñata tari, maka Anda harus melakukan dialog dan
komunikasi dengan piñata musik agar diperoleh harmonisasi antar gerak, karakter
tari, dengan iringan tari. Hal tersebut penting dilakukan karena iringan tari
berfungsi menghidupkan tari. Apabila iringan tidak sesuai dengan karakter
tarinya, maka Anda tidak dapat menciptakan suatu tari yang harmonis, dinamis,
dan menyentuh emosi. Musik iringan berfungsi menghidupkan tari, member soul (
jiwa) dan spirit (semangat) pada karya tari tersebut. Dengan demikian music
iringan tari harus sesuai dan memiliki kesatuan dengan gerak –gerak tari. Hal itu
dapat dilakukan yaitu dengan music iringan tari dibuat dengan menggunakan
peralatan instrumen musik, baik tradisional (pentatonis)maupun music barat
(diatonis). Misalnya Anda menggunakan peralatan instrument gamelan
lengkap,misalnya saluang dari Sumatera Barat, degung dari Sunda, gamelan atau
lainnya.

Apabila Anda menggunakan music iringan tari dengan sistem editing


maka Anda pun tetap melakukan dialog dan komunikasi dengan editor music agar
warna dan jenis musik yang dipilih sesuai dengan karakter gerak tari yang yang
anda susun. Disamping itu agar peralihan dan perpaduan music editing terdengar
halus dan harmonis. Musik iringan tari, baik ciptaan baru maupun editing, harus
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh suatu hasil rekaman yang baik.

Anda juga perlu melakukan dialog dengan piñata busana (apabila busana
didesain oleh orang lain , bukan oleh Anda /piñata tari ). Antara tema tari, gerak
tari , musik dengan busana haruslah serasi agar tidak diperoleh kesenjangan antara
tema tari, karakter tari, dan busana. Demikian juga tatarias harus disesuaikan
dengan tema dan karakter tari.

Contoh :Karya tari anak yang menggambarkan anak –anak sedang bermain, tidak
tepat jika menggunakan desain busana dan rias wajah seperti orang dewasa.

Penjelasan diatas tadi adalah gambaran dari penjelasan dari uraian


tebntang kerja studio dan kerja kelompok nantinya.

Tahap-tahap yang harus dipelajari dan dipraktekkan adalah

1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal Anda sebagai seorang yang akan menyusun
tari dalam proses penyusunan karya tari. Aktivitas anda dalam tahap
eksplorasi ini meliputi berpikir, berimajinasi, merasakan , dan merespons
alam sekitar, lingkungan fisik, dunia binatang tumbuhan , kejadian –
kejadian sekarang maupun dimasa lalu, atau suatu cerita. Eksplorasi
termotivasi dari luar diri Anda sebagai penata tari, sehingga tahap
eksplorasi ini sangat bermanfaat untuk Anda,

2. Improvisasi
Improvisasi memberi kesempatan lebih luas dalam melakukan imajinasi,
pemilihan dan penciptaan dibandingkan dengan eksplorasi. Dalam
improvisasi, seseorang lebih memiliki kebebasan dalam mengungkapkan
ekspresi gerak. Ciri dari improvisasi ditandai dengan gerak spontanitas.
Improvisasi memacu kreativitas dan memberi kesadaran bahwa gerak itu
bersifat ekspresif. Improvisasi dapat tumbuh dari gerak – gerak tertentu
yang telah Anda pelajari. Anda bisa melakukan pemilihan –pemilihan
gerak dengan cara anda sendiri. Proses improvisasi merangsang imajinasi,
sedangkan imajinasi merupakan elemen yang paling esensial dalam laku
kreatif.

3. Evaluasi
Untuk melakukan evaluasigerak , pemilihan gerak juga didasarkan pada
ide dasar yang meliputi tema, ceritera, watak gerak, dan gerak –gerak
yang menjadi cirri dari ide dasarnya. Susunlah gerak –gerak tersebut
meliputi gerak kaki, gerak tangan ,gerak kepaladan gerak tubuh atau torso.
Kemudian lakukan atau gerakkan ( peragakan ) secara berulang –ulang.

4. Forming ( Pembentukan Gerak / Komposisi )


Salah satu hasil dalam pengalaman berkreasi tari adalah menyusun gerak
tari. Proses ini disebut composing atau forming (membuat komposisi).
Kebutuhan membuat komposisi lahir dari hasrat manusia untuk memberi
bentuk pada yang ditemukan (dalam eksplorasi).Langkah melakukan
spontanitas gerak juga penting, tetapi spontanitas gerak juga penting,
tetapi spontanitas gerak hendaknya dipadukan atau ditambah dengan
proses pemilihan gerak, pengintegrasikan gerak, dan penyatuan gerak.
Kesatuan gerak tersebut dinamakan tari atau bentuk tari. Gerak-gerak yang
sudah terorganisir kemudian menjadi bentuk simbolis ( menggambarkan
sesuatu) yaitu suatu bentuk tari yang mengandung eksperesi unik daari
penciptanya ( penata tari ).

KB 2

Konsep Garapan Tari

Dalam membuat karya tari, terlebih dahulu Anda harus memiliki


konsep awal sebelum Anda membuat gerak –gerak tari dalam karya tari Anda.
Pada pokok bahasan ini Anda akan mempelajari tentang penyusunan konsep
garapan ketika Anda akan menyusun karya tari. Dalam menciptakan karya tari,
Anda harus mempunyai konsep garapan karya tari yang akan dibuat. Untuk
menciptakan tariyang akan diberikan kepada anak setingkatSD, Unsur –unsur
dalam memahami konsep garapan karya tari adalah Judul, Sumber Garapan,
Tipe Tari, Mode Penyajian, Konsep Gerak, Konsep Iringan, Konsep Tata
Teknik Pentas ( Dekor/Backdrop, tata panggung, property, Tata rias, Tata
Busana, Tata Lampu, Tata Suara, Penari dan Arena.

a.Judul Karya Tari ( Nama Tari )

Garapan karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau ceritera yang
dipilih ( bentuk drama tari maupun bentuk tari tunggal , pasangan atau
kelompok). Beberapa sumber garapan di bawah ini dapat menuntun Anda untuk
menentukan ide garapan Anda dalam menyusun konsep garapan tari.

b. Sumber garapan

Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam menyusun
konsep kaya tari, yaitu :

1. Auditif : Sumber garapan auditif adalah sumber yang diperoleh dari hal –
hal yang didengar, misal dongeng dari ibu, ceritera dari radio atau kaset
( wayang, legenda, sejarah, kisah hidup seseorang , kisah kepahlawanan
atau semacamnya , jadi ide anda dapat muncul dari hal –hal tersebut
diatas.
2. Kinestetik :Sumber garapan yang berasal dari gerak. Gerak tersebut dapat
diperoleh dari melihat pertunjukan tari, gerak sehari-hari, gerak binatang,
atau gerak apa saja yang rangsang awalnya berasal dari gerak yang pernah
dilihat, baik melihat pertunjukan langsung maupun media elektronik (TV,
video, VCD). Misal setelah Anda melihat pertunjukan tari atau melihat
gerak binatang, atau melihat anak –anak sedang bermain muncullah ide
Anda untuk membuat karya tari Anda.
3. Idea : Sumber garapan dapat juga bermula dari ide yang berasal dari
semua aspek kehidupan di sekitar kita, lingkungan alam, satwa atau fauna.
Ide juga dapat berangkat dari mimpi, angan-angan, ataupun gagasan hati
dan pikiran. Orang biasanya mengatakan sebagai ilham .
4. Tertulis : Sumber garapan ini merupakan rangsang awal yang berasal dari
sumber tertulis, misalnya buku ceritera, komik, dasn sumber lain dalam
bentuk tulisan.
Dari sumber –sumber garapan tersebut, manakah yang anda gunakan
untuk membuat konsep garapan tari ? Sumber garapan tidak bisa
ditentukan harus dari auditif, ide tertulis, atau kinestetik. Sumber garapan
tari dapat lebih dari 1 (satu) tergantung dari sejauhmana daya imajinasi
Anda ketika memperoleh sumber garapan yang untuk menyusun karya
tari.

c. Tipe Tari

Garapan tari dibedakan menjadi empat tipe yaitu

1. Dramatari
Dramatari adalah suatu karya tari yang mengungkapkan suatu ceritera
yang didalamnya terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya memiliki
arti, punya peranan yang bersifat kausal atau sebab akibat, seperti
darmatari dengan ceritera Malin Kundang, Ramayana, Kartini. Dalam
ceritera tersebut ada beberapa tokoh yang harus dimunculkan, dan
masing –masing tokoh memiliki peranan yang saling berhubungan.
2. Dramatik
Karya tari dengan tipe darmatik adalah karya tari yang mengandung
unsur ceritera meskipun di dalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh
tertentu. Misalnya tari Tenun atau tari Batik, menggambarkan gadis yang
sedang menenun atau sedang membatik. Penggambaran gadis dan proses
menenun atau membatik tersebut sudah merupakan suatu peristiwa atau
kejadian ( bersifat dramatik ).
3. Komik
Suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tari karya Didi Nini
Thowok berjudul “Dwi Muka” , tari Golek Kayu, atau bentuk tari
jenaka lain yang ada didaerah asal anda.
4. Abstrak
Suatu garapan tari yang pengukapannya tidak diekspresikan secara jelas.
Karya-karya tari tersebut biasanya karya kontemporer atau karya tari non
tradisional.
d. Mode Penyajian

Mode penyajian adalah semacam gaya penyajian dalam sebuah pertunjukan


tari. Mode penyajian ini ada dua yaitu simbolik representasional.

1. Simbolik
Simbolik maksudnya bahwa garapan tersebut pengungkapannya
diekspresikan dengan simbol –simbol, baik dalam gerak, kostum
maupun pola lantai. Contoh tari badaya dari Jawa yang u peperangan
dua tokoh atau lebih dilakukan oleh penari putri semua dengan kostum
yang dan dalam gerak yang sama. Meskipun dilakukan oleh penari
putri dan dalam gerak yang sama dan halus namun sebenarnya tari
bedaya tersebut bercerita tentang percintaan atau peperangan dua
tokoh atau lebih, baik tokoh putra maupun putri. Penggarapan adegan
percintaan antara dua tokoh laki-laki dan perempuan, digambarkan
dengan tokoh penari putri senua dengan gerak yang halus tidak
menampilkan gerak romantis.
2. Represantasional
Karya tari tersebut diungkapkan dengan jelas, baik ceritera dan
tokohnya diungkapkan secara jelas, sehingga penonton mudah
memahami. Biasanya tari dengan mode penyajian representasional
akan mudah dipahami oleh penonton yang tingkat apresiasinya masih
awam sekali pun. Contoh ceritera Malin Kundang dari Sumatera bisa
ditampilkan dengan model representasional. Tokoh –tokohnya
digambarkan dengan jelas Malin Kundang, ibunya, istri Malin
Kundang

e. Konsep Gerak

Dalam menciptakan karya tari, Anda dapat menggunakan berbagai


jenis dan gaya gerak tari sebgai pijakan. Biasanya penari tari akan berpijak
dan mengembangkan gerak –gerak yang sudah dikuasainya. Misalnya
Anda berasal dari Sulawesi yang menguasai tari daerah Sulawesi, maka
konsep garapannya akan berpijak pada gerak –gerak dan pengembangan
gerak tari yang berasal dari Sulawesi. Tetapi itu tidak mutlak karena Anda
dapat mengembangkan gerak sendiri sebagai konsep garapan gerak tanpa
trikat oleh gerak –gerak daerwah setempat, misal menggarap tari kreasi
atau non tradisional.

f. Konsep Iringan / Musik

Untuk membuat music iringan tari dapat dilakukan dengan alat


sederhana. Oleh karenanya janganlah anda merasa takut dan khawatir
untuk membuat music iringan tari. Anda memang bukan seorang pemusik
atau aranjer namun sebagai calon guru yang nantinya akan mengajar siswa
agar kreatif, maka anda pun dituntun untuk bisa berkreasi dalam segala
situasi. Hendaknya janganlah karenairingan tari tidak harus dibuat dengan
instrumen music yang lengkap. imembuat musik iringan tari, ada beberapa
cara yang bisa ditempuh oleh penata tari yaitu :

1. Iringan /musikdapat berpijak dan mengembangkan music daerah


tertentu sesuai dengan garapan geraknya artinya garapan tarinya
berpijak pada gerak-gerak tari Minang, maka musik iringannya juga
dikembangkan dari musik daerah Minang.
2. Iringan tari dapat juga dibuat dengan cara editing yaitu garapan tari
tersebut tidak menggunakan musik iringan yang sengaja dibuat
dengan menggunakan instrumen musik lengkap untuk kepentingan
tersebut tetapi menggunakan musik –musik yang sudah ada dalam
bentuk rekaman pita kaset. Anda dapat memilih berbagai macam
musik lalu menyeleksi musik sesuai dengan gerak –gerak tari yang
anda buat. Kemudian dilakukan editing, sehingga diperoleh musik
iringan tari yang sesuai dengan konsep geraknya.
3. Ada tari yang tidak menggunakan alat musik mau pun editing, tetyapi
menggunakan musik internal yaitu musik yang suaranya dihasilkan
dari anggota badan manusia, misalnya suara penari, tepukan tangan,
tepukan tangan dip aha, jentikan ibu jari dan jari tengah, seruan atau
teriakan penari.
4. Syair –syair lagu yang dinyanyikan oleh penari atau oleh kelompok
vokalis. Contoh tari permainan anak-anak dapat dilakukam dengan
iringan lagu yang dinyanyikan oleh penari, dapat juga dinyanyikan
oleh vokalis anggota pemusik. Lagu Jamuran, Jaranan dan lagu –lagu
daerah lainnya dapat difungsikan untuk mengiringi tari anak.
5. Iringan tari juga dapat dihasilkan dari kreativitas anda memanfaatkan
benda-benda yang ada di sekeliling anda. Kayu, botol, kertas, ember ,
tongkat, dan benda lainnya dapat menimbulkan bunyi –bunyi tertentu
yang apabila diatur dengan irama dan ritme tertentu dapat menjadi
iringan music yang indah dan kreatif. Atau gunakan alat music
sederhana misalnya rebana, garputala, atau lainnya untuk mengiringi
tari yang sederhana.

g. Konsep Tata Teknik Pentas

Tata teknik pentas menyangkut tempat pertunjukan yang akan


digunakan,penataan tata letak panggung, dekor, properti, tata lampu dan
sebagainya yang semuanya menyangkut hal –hal artestik di panggung
yaitu :
1. Tempat pertunjukan yang akan digunakan jenis proscenium, atau arena
pentas ( lapangan, atau pendopo).
2. Dekor atau backdrop atau latar belakang panggung dapat berwarna
hitam, putih atau abu-abu.
3. Properti apa saja yang digunakan misalnya penggunaan keris, tongkat,
kain, busur, saputangan dan sebagainya.\
4. Tata lampu menggunakan penerangan listrik, patromak, atau obor.
Untuk dramatari, desain lampu disuaikan dengan adegan atau
ceriteranya.
Sebagai seorang guru pasti dapat menyusun atau mencipta karya tari
sederhana untuk siswa setingkat SD. Konsep garapan yang sudah anda
pelajari adalah konsep garapan yang utuh artinya untuk penggarapan
karya tari yang lengkap semacam sendratari.

KB 3
SUMBER TEMA

Seorang penari dalam membuat sebuah karya tari harus menentukan tema
cerita karena akan memudahkan pembuatan tari anak menjadi lebih mudah. Tema
adalah suatu pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.
Beberapa jenis tema yaitu :
a. Tema cerita
Sumber-sumber yang dapat dipakai sebagai materi tema tari adalah sebagai
berikut :
1) Binatang
Pilihlah tema binatang yang menarik untuk anak SD, misalnya : kupu-
kupu, katak, kucing, burung, kelinci, atau ayam. Hindarilah tema
binatang yang kurang menarik, misalnya : ular dan buaya.
2) Alam
Alam sekitar dapat menjadi tema tarian, misalnya : pepohonana, bunga,
dan matahari.
3) Kegiatan sehari-hari
Kehidupan masyarakat dapat diangkat menjadi tema tarian, misalnya :
membatik, petani, dan nelayan.
4) Suasana hati
Suasana hati dapat menjadi tema tarian, misalnya : gembira, sedih, dan
gelisah.

Tema cerita yang dibuat hendaknya akrab dengan dunia anak dan mudah
ditarikan serta gerakannya mudah dimengerti menggambarkan atau
menceritakan apa.

b. Tema Gerak
Gerak tubuh dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Gerak kaki
Beberapa macam gerak kaki sebagai berikut :
a) Langkah gerak kaki pelan, agak cepat, cepat
b) Langkah gerak kaki rendah, sedang, tinggi
c) Langkah gerak lurus, silang, melingkar
d) Langkah jalan biasa, lari, meloncat, merendah
2. Gerak tangan
Kreasi gerak tangan mengacu pada tema cerita yang dipilih, misalnya :
kupu-kupu gerak tangan menyerupai kupu-kupu yang sedang terbang.
3. Gerak badan/torso
Gerak badan dalam tarian, misalnya : membungkuk dan merendah
4. Gerak kepala
Gerak kepala biasanya mengikuti gerakan badan dengan
mempertimbangkan segi artistik dan juga maknawi.

Seni sarat dengan kreativitas, maka kemampuan atau kreativitas masing-


masing orang dalam menyusun karya tari berbeda-beda dan bervariasi.
KB 4
MENYUSUN KARYA TARI

Langkah-langkah dalam menyusun karya tari yaitu :


1. Langkah 1 : Memperagakan tarian di depan tutor dan tutor memberikan
pengarahan hal-hal yang perlu mendapat perhatian.
2. Langkah 2 : Setelah dilakukan revisi gerak, kemudian memperagakan lagi
hasil
karya tari dengan menghitung durasi waktu yang sudah
ditentukan.
3. Langkah 3 : Setelah tari tampak bentuknya, mulailah memilih/merancang
musik
dengan cara editing.
Yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Editing : Penggabungan antara musik yang satu
dengan
musik berikutnya sehingga pergantian
musik
nya tampak halus.
b) Mengisi gerakan : Pilihlah musik yang belum ada tariannya
dan
mengisinya dengan gerak tari.
c) Internal : Mintalah teman-teman menyanyi
mengiringi
tarian dan berbagai macam tepukan untuk
mengiringi tarian.
d) Musik alternatif : Menggunakan beberapa benda yang
menghasilkan suara ( botol, kaleng, atau
beras)
4. Langkah 4 : Merancang rias dan busana(kostum) yang akan digunakan dalam
karya tari tersebut. Buatlah desain yang menunjukkan identitas
dari
tema tariannya.

PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA ANAK


SD
TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN SENI DI SD

Modul 8

KEGIATAN BELAJAR 1

Mencipta Karya Seni Rupa Dwimatra

Karya seni rupa Dwimatra atau dua dimensi adalah jenis karya seni rupa
yang ditandai dengan ukuran (dimensi luas) yaitu panjang dan lebar, oleh
karenanya bentuk karya ini berupa bidang datar. Karya seni rupa Dwimatra terdiri
dari: menggambar, seni lukis, dan mencetak dengan berbagai medium, seni
ilustrasi, seni grafis, desain reklame.
1. Menggambar
Menggambar adalah memindahkan objek dengan mencoret dalam medium dua
dimensi berupa kertas, kanvas, atau media datar.
Karakteristik dan teknik menggambar:
1) Menggambar alam benda (still life drawing)
Menggambar alam benda adalah menggambar objek yang berupa
benda-benda di sekeliling dan digambar secara langsung berbentuk
realis.
Keberhasilan menggambar alam benda adalah ketepatan bentuk dilihat
dari:
a. Proporsi: ketepatan ukuran dan bentuk sesuai dengan benda
atau objek sesungguhnya.
b. Warna : kesesuaian sifat hasil gambar dengan warna benda-
benda yang digambar.
c. Komposisi: susunan benda-benda yang disusun sebagai objek
yang dilihat .
d. Posisi: gambar benda dapat diamati dari berbagai posisi yaitu di
atas cakrawala pandang atau di bawah cakrawala pandang.
e. Langkah menggambar : melihat secara global benda yang akan
digambar, setelah sesuai komposisi objek yang dilihat
dilanjutkan dengan memberi detail gambar.
2) Menggambar model
Menggambar model merupakan istilah untuk menggambar manusia
baik dalam posisi diam maupun bergerak.
Dalam menggambar manusia yang perlu diperhatikan adalah
ukuran/postur tubuh dan proporsi wajah.
Menggambar model dapat berupa gambar wajah dan gambar potret,
gambar potongan tangan, kaki, serta gambar manusia secara utuh.
3) Menggambar binatang
Untuk menentukan posisi, perupa memulai dengan membuat sket
global seperti menggambar alam benda, kemudian satu persatu diamati
tumpuan sendi binatang, mulai bagian kepala, turun menuju kaki,
kelengkapan gambar sesuai dengan teknik.
4) Menggambar ilustrasi
Istilah ilustrasi dari kata ilustraie yang berarti menerangkan atau
menjelaskan.
Beberapa pakar seni menggolongkan ilustrasi sebagai gambar tematik
dan ilustrasi sebagai gambar penjelas.
Ilustrasi sebagai gambar tematik yaitu gambar yang mempunyai tema
dan cerita yang penuh.
Ilustrasi sebagai gambar penjelas adalah gambar yang berfungsi
memberi keterangan isi atau tema yang diminta.
Fungsi ilustrasi dalam perkembangannya:
a. Ilustrasi Komik (gambar komik) yaitu menggambar ilustrasi
yang berfungsi menjelaskan cerita, baik fisik maupun realitas.
b. Ilustrasi Vigenette yaitu gambar pengisi ruang kosong di antara
tulisan satu dengan yang lain yang berfungsi sebagai penghias
atau dapat berbentuk gambar hias.
c. Ilustrasi Grafis yaitu gambar yang dibuat untuk menyertakan
maupun menjelaskan ide dan isi karangan, seperti majalah, kulit
buku, atau gambar ilustrasi penjelas poster.
d. Ilustrasi Karuikatur yaitu gambar sindiran terhadap peristiwa
kini (yang sedang ngetop) saat itu. Biasanya berkaitan dengan
sindiran politik, sosial, ataupun perorangan yang menjadi
wacana publik dan sindiran karikatur berupa penonjolan salah
satu organ tubuh sekaligus menunjukkan sifat objek yang
sedang dibuat sindiran.

5) Menggambar pemandangan
Menggambar pemandangan digunakan untuk mengidentifikasi
gambar yang mengungkapkan atau berobjek pemandangan, yang dapat
berupa alam bebas, pemandangan di suatu sudut jalan, pemandangan
kesibukan di pusat kota, pasar, dan stasiun,
6) Menggambar teknik
Menggambar teknik adalah menggambar dengan bantuan peralatan
mistar yang bertujuan untuk merekonstruksi objek.
Semula diperuntukkan kebutuhan di bidang jasa konstruksi
(menggambar bangunan), namun praktisi yang lain memanfaatkan
untuk menggambar poster, alam benda yang bersifat teknik, dasar
menggambar model maupun alam benda.
7) Menggambar Ornamen atau Hias
Menggambar ornamen sering pula disebut menggambar hiasan
yang berfungsi untuk menghias salah satu benda atau objek, maka
sebagian orang Barat menggolongkan ke seni minor yaitu jenis karya
seni rupa yang berfungsi memperindah mempercaaaantik karya seni
rupa yang lain ( kursi ukir, kalung, dan dekorasi pelaminan).
Karya seni ornamen dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
a. Ornamen primitif
Ornamen primitif merupakan ornamen geometris karena
mendapat inspirasi dari bentuk-bentuk bumi (geo berarti bumi,
metris berarti ukuran atau garis)
b. Ornamen tradisional
Ornamen tradisional merupakan ornamen hasil peninggalan dari
suku atau bangsa yang telah melembaga membentuk kelompok
masyarakat.
Ornamen treadisional memiliki beberapa aliran yang didukung
oleh daerah/suku diantaranya: Sriwijaya (Palembang), Sunda
(Jawa Barat- Cirebon), Jepara (Jawa Tengah), Mataram Kuno
(Jaman Hindu/Kesultanan Yogyakarta), Mataram Baru (Jaman
Hemengku Buwono –Yogyakarta), Majapit, Bali, dan lainnya.
c. Ornamen modern
Ornamen modern adalah ornamen yang menggunakan dasar
penciptannya tidak mengikuti pola tradisi (simbolik) melainkan
berdasarkan atas rasional kemanfaatannya.
Fungsi ornamen dilihat dari pemanfaatannya:
1) Hiasan : untuk memperindah benda, objek, atau yang lain.
2) Simbolik : berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
3) Konstruktif : untuk memperindah konstruksi, bangunan,
furnitur, maupun senjata.
Ornamen sebagai karya seni dapat mengambil ide dasar dari
beberapa hal:
a) Tumbuh-tumbuhan (motif vegetal): bentuk dasarnya
mengambil tumbuhan dan pepohonan.
b) Hewani (animal) : mengambil bentuk dasar dari gubahan
(deformasi) bintang (singa, ular, kaki kuda, ruda, kura-
kura. Harimau, dan lainnya).
c) Alam (natural): mengambil bentuk dasar alam (gunung,
batu, awan, dan lainnya).
d) Buatan (artificial) : benda-benda buatan manusia (kursi,
meja, dan lainnya)
e) Geometris : diambil dari tiruan alam ( gunung berbentuk
segitiga, awan bergerumbul, dan lainnya.
2. Melukis
Melukis mempunyai sifat lebih bebas daripada menggambar. Dalam
menggambar alam benda hasil karya harus sama dengan yang digambar baik
sifat maupun bentuknya, sedangkan melukis perupa diperbolehkan
membayangkan dan merubah warna, bentuk (jika perlu) sehingga yang
digambar adalah bayangan terhadap objek yang dihadapi.
Dalam konstelasi dunia seni lukis terdapat lukisan realis, yaitu lukisan yang
menggambarkan kondisi nyata dan lukisan pemandangan yaitu lukisan
pemandangan alam yang ditambahi dan diubah warnanya untuk dipersangat
sehingga tampak lebih jelas dari warna aslinya.
Berbagai gaya dalam melukis : realis, dekoratif, dan naturalis.
Aliran-aliran dalam melukis: realisme, dadaisme, naturalisme, abstraksionisme,
pop art, optical art, happening art, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan bentuk ada lukisan figuratif dan non-figuratif.
Berdasarkan sifat kebebasan melukis dimanfaatkan untuk mendidik anak
mengungkapkan kreativitas dengan cara:
a. Finger painting : teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan
bantuan alat (mengganti kuas dengan jari-jari tangan secara langsung).
b. Teknik tutup: teknik campuran antara teknik basaha dengan teknik
kering.
Teknik basah menggunakan medium cat air dan teknik kering
menggunakan media krayon. Teknik tutup menggunakan krayon
sebagai kontur atau untuk menumbuhkan warna pekat kemudian ditutup
dengan cat air. Gambar yang ditutup dengan warna krayon kemudian
tertutup oleh cat air akan menjadi efek tidak merata dan terkesan
ekspresif.
c. Teknik gores/teknik tumpang
Teknik ini diawali dengan memberi warna gambar dengan krayon
terlebih dahulu, kemudian ditunggu agak mengeras dan selanjtnya
diproses dengan benda runcing sehingga ketika penggoresan akan uncul
warna awal. Kesan yang ditimbulkan dari efek gores adalah runcing
bekas benda tersebut.
d. Teknik campur
Teknik campur menggunakan warna kering dan warna basah dengan
langkah-langkah:
1) Sediakan ember berisi air yang sudah berwarna (dicampuri
dengan car air).
2) Sediakan cat minyak dalam berbagai warna (cat kayu yang
sudah dicairkan).
3) Tuangkan satu persatu cat kayu ke dalam ember yang sudah
berwarna, usahakan warna-warna cat kayu tersebut tidak
tercampur terlebih dahulu.
4) Pelan-pelan masukkan kertas secara horizontal dan dirasa
beberapa warna telah menempel dapat diangkat.
5) Sekarang diperoleh gambar yang mempunyai kesan marmer.

e. Teknik gesek benang


Teknik gesek benang dengan langkah-langkah:
1) Mewarnai benang-benang dengan warna yang dikehendaki.
2) Susun benang-benang tersebut sedemikian rupa dengan
bertumpuk-tumpuk namun ujung benang diperlihatkan.
3) Tutup tumpukan benang tersebut dengan kertas guna
penekanan.
4) Tekan kertas penutup dengan tangan dan tarik benang satu
persatu sehingga hasil yang ditimbulkan berupa bentuk bunga
terompet.
f. Melipat atau Folder Print: membuat gambar atau lukisan dengan secara
tidak langsung, yaitu menera mengecap.
Langkah-langkahnya:
1) Lipat kertas menjadi dua bagian, sisi A digunakan untuk
memberi warna pekat sesuai dengan ide yang diharapkan.
2) Kertas A direkatkan pada sisi kertas B kemudian ditekan.
3) Kertas dibuka dan ditemukan hasil cetakan (tera) dari mengopi
gambar A ke B.
g. Menempel: membuat gambar dengan cara menempelkan pada kertas.
Terdapat 2 teknik dalam menempel:
1) Azaleyo: bahan yang ditempelkan berupa kertas sejenis dan
potongan kertas tersebut merupakan blok
2) Mozaik: potongan kertas yang ditempel berfungsi sebagai
butiran warna-warna
3) Kolase: yang ditempelkan berupa benda trimarta serta jenisnya
berbeda
3. Menera (mencetak)
Menera adalah membuat gambar dengan secara tidak langsung yaitu
memindahkan gambar melalui bantuan teknik, atau alat tera atau klise(istilah
percetakan).
Klise adalah alat pemindah gambar yang dimaksudnya dngan teknik
reproduksi, yaitu mencetak lebih dari satu. Bentuk klise:
a. Cetak tinggi: membuat gambar dengan menggunakan klise berelief
(bahan mudah dicukil: ketela rambat, kentang, sabun, karet sendak serta
busa)
b. Cetak sablon: dengan menggunakan klise tembus yang berfungsi untuk
meneruskan gambar dari bentuk tembus
Untuk mewarnai menggunakan bantalan warna yang terbuat dari busa
yang dibungkus kain dengan mencelupkan ke dalam mangkuk warna
kemudian dilanjtkan dengan menera lubang bergambar.
c. Cetak klise hilang: memindahkan gambar cetak kertas yang sudah ada
dengan bahan pelarut tinta cetak.
Cara pembuatan sederhana:
1) Sediakan sabun cair yang sudah berbusa,diamkan agar busa
menghilang.
2) Campur air sabun dengan minyak tanah dan minyak kelapa, diaduk
dan siap untuk melumuri gambar cetak menggunakan kuas secara
merata kemudian diamkan sampai setengah kering.
3) Gambar cetak ditumpangi kertas bersih yang siap untuk kepindahan
gambar cetak dengan menekan sehingga gambar cetak akan
berpindah ke kertas putih yang tesedia.
4) Tekan kertas putih dengan benda halus dan digosok-gosok tanpa
merobekken kertas.
Berdasarkan teknik karya seni rupa dapat dikerjakan dengan cara:
a. Konvensioanal: langkah yang dilakukan dengan jalan menggunakan
peralatan standar pabrik serta sesuai dengan teknik yang diminta pabrik
(menggambar dengan pensil, krayon, cat air)
b. Inkonvensioanal: cara yang digunakan ungtuk menciptakan gambar atau
lukisan dengan bervariasi teknik.
Peralatan dan bahan terdiri dari:
a. Medium berkarya: kertas A4, A3, 2x ukuran kuarto
b. Kanvas: media untuk meluis cat minyak.
c. Warna:
1) Warna alami(charcoal): pensil, daun, arang
2) Warna buatan (artificial) dari bahan minyak (pastel, cat minyak, cat
ducco), dari bahan lilin (pastel lilin), dari bahanpigmen kapur (cat
air, cat poster, akrilik, dan sintetik).
3) Pewarna kimiawi: bahan warna sintetik batik

KEGIATAN BELAJAR 2
Mencipta Karya Seni Trimatra

Karya seni Trimatra adalah karya yang mempunyai nilai ruang dan isi dengan
ditandai oleh ukuran panjang x tinggi x lebar. Contohnya patung, maket, taman,
dan bangunan.
Karya seni Trimarta terdiri dari:
1. Membentuk: membuat bentuk dengan cara memahat, mengukir, merakit,
dan melipat.
Membentuk adalah menyususn benda liat menjadi karya rupa trimarta
dengan menggunakan bahan tanah liat, plastisin,was, semen, dan lainnya.
Membentuk karya rupa dengan medium liat dapat dilakukan dengan cara:
a. Membuat lempengan benda liat kemudian dibentuk menjadi karya
Lempengan bisa dibentuk langsung dengan menekan menggunakan
tangan, menggunakan alat yang disebut roller yang digerakkan
menggelinding, dengan menekan menggunakan papan datar atau
dengan memukuli agar menjadi lempengan.
b. Membuat bentuk global kemudian di butsir (keruk)
Langkah-langkahnya membuat bentuk global terlebih dahulu
kemudian dikeruk sedikit demi sedikit akhirnya seperti diharapkan
dengan menggunakan alat seperti sudip dan butsir.
c. Membuat pilin atau bentuk uliran tali kemudian dibentuk menjadi
utuh.
Langkah ini didahului dengan membuat uliran panjang menyerupai
benang atau kawat, dari benang-benang ini kemudian disusun
membentuk karya rupa trimarta seperti yang diinginkan.
2. Memahat relief dan Ukir: membentuk dengan memahat.
Medium yang dipahat antara lain: kayu, batu, atau yang lain yang mudah
dipahat.
3. Merakit dan Membangun: menyusun benda-benda yang sudah dibentuk
terlebih dahulu maupun benda yang belum dibentuk menjadi susunan dan
arti bau dari benda tersebut.
Contoh :
a. Susunan patung dari bahan isi korek dengan menggunakan lem uhu
atau rakol
b. Menggunakan teknik mengayam seperti membuat keranjang
sampah, tempat pot, atau yang lainnya.
4. Melipat dan Menempel
Teknik melipat dan menempel dalan karya trimatra berbeda dalam
melukis.
Teknik melipat dalam hal ini diperlukan untuk membentuk benda dasar
seperti kotak, kerucut, maupun silindrid yang akan dikembangkan dengan
teknik tempel seperti kolase.
KEGIATAN BELAJAR 3

Menyusun Tugas Mencipta Karya Seni Rupa Untuk Anak SD

Menurut L.de.C Bucher pembelajaran seni kepada anak hendaknya


memperhatikan beberapa aspek di antaranya:
1. Ungkapan jiwa (Psychological cathartic)
2. Pelatihan pembentukan karakter anak (Practical and character forming)
3. Pengembangan intelektual dan mengandung pendidikan, multi fungsi
(Intellectual and educative)
4. Pendidikan harkat kemanusiaan (Humanistic and educative)
5. Pembinaan rasa sosial dan kebersamaan termasuk rasa sosial yang
toleransif (Social and idealistic)
Anak sekolah di usia sekolah dasar pada hakekatnya adalah menyiapkan dirinya
agar mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi yang lancar membutuhkan dukungan pendidikan yaitu keberanian
mengemukakan pendapat, berpendapat dengan ide yang luas dan banyak serta
mampu mendengarkan pendapat orang lain.
Kegiatan berkarya seni rupa harus bertolak dari kebutuhan dasar dalam
perkembangannya.
Model Pengembangan Materi Berkarya Rupa untuk Anak SD:

No Aspek yang Materi Bentuk Pelatihan


dikembangkan
1. Ungkapan jiwa Melukis, Menceritakan kejadian yang pernah
menggambar dialami
objek pilihan Membebaskan memilih objek dan
sendiri modelnya
Melukis komik
Menggambar situasi di kelasku
Menyusun potongan gambar dan foto
diselesaikan dengan pewarnaan sesuai
dengan selera anak
Menggambar cita-citaku
Finger painting Memilih berbagai media yang cocok
baik dari kertas, karton, maupun
gerabah
Membentuk Membuat patung dari kertas remasan,
merakit benda-benda limbah
Membentuk dengan benda liat
Menempel bebas
Membuat karya patung kelompok
2. Pembentukan Melukis dan Keadaan rumah, tematis untuk keluarga
karakter menggambar Menggambar kelompok
Menggambar sosok temanku yang
kucintai
Menggambar ornamen
Menggambar meneruskan gambar
temannya
Menggambar kehidupan di keluargaku
Menerjemahkan ide temannya lewat
gambar
Membentuk Membuat patung secara kelompok
dengan berbagai teknik:merakit,
memahat, dan menempel bersama-sama
3. Pengembangan Menggambar Melukis cita-cita
intelektual Menggambar dunia yang akan datang
Menggambar keramaian di pasar, di
jalan
Membuat karya bernuansa perspektif,
konstruksi, dan ketepatan teknik
Menggambar potret atau wajah
Menggambar peta
Menggambar bentuk transparan untyk
diterangkan kepada orang lain
Menggambar ornamen
Menggambar komik
Menera dengan teknik cukil (relief)
Membentuk Menggambar konstruksi
dengan merakit Menempelkan benda-benda berdasarkan
presisi (ketepatan)
4. Pendidikaaan Melukis Mengambil tema alam sekitar
harkat Menggambar Menggambar model dioframa
kemanusiaan Menggambar kelompok
Menerjemahkan atau
menginterpretasikan surat yang dibuat
teman kepada dirinya serta ditunjukkan
kepada orang lain
Menggambar komik
Menggambar meneruskan ide ofrang
lain
5. Pembinaan rasa Menggambar Menggambar meneruskan ide orang lain
sosial dan Menggambar komik
kebersamaan Menggambar kelompok
Menggambar model diorama
Menerjemahkan atau
menginterpretasikan surat yang dibuat
teman kepada dirinya serta ditunjukkan
kepada orang lain
Menggambar poster untuk bingkisan
temannya yang ulang tahun
Menggambar wajah keluarga kakak,
adik, ibu, dan saudara yang jauh tempat
tinggalnya, maupun hubungan
kekeluargaannya
Melukis Mengungkapkan keadaan di kampung
Mengungkapkan peristiwa yang pernah
dialami
Membentuk Membuat kado ulang tahun temannya
dengan mengisikan wajahnya

Keterangan:
1. Menggambar diorama adalah menggambar kelompok, di mana masing-
masing anak menggambar salah satu bentuk: hewan, bangunan, keadaan
alam, rumah, serta orang dalam bermacam-macam bentuk, usia, dan
jabatan, lalu dipotong dan ditempelkan berdiri tegak lurus pada kertas
dasar dengan latar belakang keadaan alam.
2. Menggambar kelompok adalah menggambar bersama-sama dalam satu
bidang taferil (kertas besar).

APRESIASI MUSIK DAN TARI

Pendidikan Seni Di SD

Modul 9
KEGIATAN BELAJAR 1

APRESIASI MUSIK ANAK

1. Arti kata apresiasi adalah penghargaan. Apresiasi seseorang muncul


karena adanya pemahaman yang dihasilkan dari pengetahuan dan/atau
penilaian atas sebuah karya musik.
2. Musik adalah suatu karya seseorang dengan medium bunyi. Dan, bunyi itu
dapat kita tangkap lewat pendengaran.
3. Mendengarkan musik adalah benar-benar mendengarkan, bukan sekedar
mendengar. Mendengar berarti melakukan kegiatan pengamatan melalui
indera pendengaran dengan penuh perhatian pada bunyi yang menjadi
fokus perhatian.
4. Dalam mendengarkan musik sebaiknya kita perlu mengikuti seluruh detail
bagian demi bagian dari bangunan karya musik yang kita dengarkan.
5. Proses mendengarkan yang baik adalah mengingat yang lalu,
mendengarkan yang sedang terjadi, dan mengembangkan imajinasi akan
kemana musik itu hendak mengalun.
6. Dalam mendengarkan musik, tidak hanya satu suara yang dapat kita
tangkap. Kita perlu juga mendengarkan bunyi-bunyi yang berlangsung
secara vertikal.
7. Mendengarkan secara auditif artinya menangkap bunyi lewat indera
pendengaran kita.
8. Cara mendengarkan yang lain adalah mendengarkan secara imajinatif.
Dalam pendengaran imajinatif tidak ada bunyi “yang sesungguhnya” lewat
pendengaran kita, tetapi bunyi musiknya ditangkap lewat membaca notasi
musik.
9. Memahami suatu karya musik lewat pendengaran dan pembacaan
notasinya minimal sudah cukup sebagai cara untuk mengapresiasi sebuah
karya musik.
10. Untuk karya-karya musik mancanegara telah banyak tulisan-tulisan
tentang latar belakang penciptaan karya maupun biografi komponisnya.
11. Karya musik untuk anak-anak SD di semua daerah dan negara memiliki
bentuk yang mirip. Ciri-ciri lagu anak pada umumnya sederhana, dan
riang. Sederhana dalam hal nada dan ritme dibandingakan dengan lagu
orang dewasa. Lagu-lagu anak SD lebih banyak berbentuk musik vokal
yang mengutamakan syair bila dibandingkan dengan musik
instrumentalnya.
12. Syair lagu anak-anak SD biasanya berisi tentang kehidupan anak itu
sendiri maupun lingkungannya.
13. Dalam sebuah karya musik, biasanya terdiri dari beberapa frasa, yang akan
membentuk sebuah kalimat lagu. Sebuah kalimat dalam lagu sederhana,
biasanya terdiri dari beberapa frasa, yaitu frasa pertanyaan/pernyataan dan
frasa jawab.
14. Lagu yang hanya terdiri dari satu kalimat pertanyaan dan satu kalimat
jawaban, bentuknya disebut lagu satu bagian. Lagu jenis ini tidak terlalu
banyak jumlahnya. Bentuk lagu yang banyak ditemukan adalah lagu dua
bagian.
15. Beberapa contoh lagu-lagu musik karya Indonesia yang terdiri dari
beberapa bentuk.
a. “Kampung Halamanku” ciptaan Ibu Sud (satu bagian)
b. “Bintang Kecil” ciptaan Pak Dal (A B)
c. “Kacang Goreng” ciptaan Pak Dal (A B C)
16. Dalam menganalisis karya musik tradisional kita dapat menggunakan ilmu
bentuk analisisi musik sebagai pendekatannya. Lagu-lagu tradisional di
Indonesia pada umumnya tidak menggunakan tangganada diatonis tetapi
tangganada pentatonis.
17. Musik mancanegara yang telah dikenal di Indonesia dapat dianalisis
bentuknya.
Contohnya :
a. “Happy Birthday” (satu bagian)
b. “Twinkle-twinkle Little Star” (satu bagian)
18. Komponis lagu anak yang telah memperkaya kehidupan musik anak SD
diantaranya:
a. Ibu Sud : lahir dengan nama Sarijah di Sukabumi, tanggal 26 Maret
1908. Ia bekerja pada Sekolah Guru sejak tahun 1924 dan di RRI
hingga tahun 1960.
b. A.T. Mahmud : lahir di Palembang, dan kini menetap di Jakarta. Lagu-
lagu anak ciptaannya diantaranya : “Pelangi”, “Ombak”, “Kupu-kupu”,
“Awan Putih”.
c. Pak Dal : lagu-lagu ciptaannya diantaranya : “Tahun Baru”,
“Berlabuh”, “Teka-teki”.
d. WR Supratman : kita kenal lewat lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Walaupun lagu-lagunya banyak berjiwa perjuangan, namun sangat
akrab juga untuk dinyanyikan oleh anak-anak SD. Beliau dilahirkan di
Purwerejo, Jawa Tengah tanggal 9 Mei 1903.
e. C. Simanjuntak : lahir di Tapanuli tahun 1920. Pendidikan yang
dijalani adalah HIS tahun 1936 ia merantau di daerah Muntilan, Jawa
Tengah.
f. Ismail Marzuki : lahir Jakarta, tanggal 19 Mei 1914. Riwayat
pendidikannya dimulai dari sekolah MULO, yang dilanjutkan di AMS.
Apresiasi Musik danTari
Kegiatan Belajar 2
Apresiasi Tari Anak

A. Tari Tradisional Indonesia


Tari tradisional ada karena lahirnya peradaban manusia yang
secara turun-temurun mewariskan karya tari pada keturunannya.
Karyatari tradisional diakui keberadaannya karena mampu mengadaptasi
lingkungan dimana karya tari itu hidup dan berkembang. Tari tradisional
secara jelas dapat dibedakan menjadi dua, yakni : pertama tari tradisional
kerakyatan dan kedua tradisional yang disebut klasik.
Perbedaan karakteristik dua jenis tari tersebut dapat kita lihat lebih
rinci dalam bagan berikut ini :
Aspek Tari Tari Kerakyatan Tari Klasik
1. Gerak 1. Sederhana 1.Rumit
2. Iringan 2. Monoton (ajeg) 2.Variatif (dinamis)
3. Kostum 3. Sederhana 3.Variatif (rumit)
4. Rias 4. Alami (natural) 4.Karekter (wayang)
5. Cerita 5. Legenda/sejarah/ 5.Ramayana/
mitor mahabarata
6. Koreograf 6. Sederhana 6.Variatif
i

Kategori tarian yang kaitannya dengan fungsi pementasannya,


yaitu :
1. Tarian Upacara.
Tarian upacara ini dianggap sacral sehingga tidak sembarang orang
bias menyaksikan. Tarian upacara yang bersifat ritual ini bertujuan
macam-macam. Ada yang digunakan untuk meminta hujan. Adapula
yang digunakan untuk tolak bala (menjauhkan marabahaya), serta ada
pula untuk meminta kesuburan dan kemakmuran.
2. Tari Pergaulan.
Tari pergaulan lebih bebas dipergelarkan dimanapun dan kapan saja
tanpa ada aturan yang mengikat. Tari pergaulan yang berkembang di
beberapa daerah selalu terkait dengan hajatan pada acara syukuran
setelah selesainya suatu kegiatan. Contoh Tari pergaulan tari Ketuk
Tilu (JawaTimur), Tari Joget Bumbung (Bali), Tari Serampang Dua
Belas (Sumatera), Tari Tayub (Jawa Tengah dan JawaTimur).
3. Tari Tontonan.
Tari tontonan ini lebih serius karena dipergelarkan untuk acara
tertentu dan ditonton untuk kalangan tertentu. Contohnya : pergelaran
sebuah karya koreografi untuk ujian kenaikan tingkat di sekolah
kejuruan tari.

B. Apresiasi Tari Kreasi BaruAnak


Tari modern disebut juga dengan tari kreasi baru. Tari jenis ini
dapat bersumber dari dua jenis tarian terdahulu yaitu kerakyatan dan
klasik. Tari kreasi baru merupakan hasil dari sebuah proses kreasi dari
bentuk aslinya (kerakyatan dan klasik). Tampilan tari kreasi baru
mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntutan masyarakat.
Tokoh-tokoh piñata tari kreasi baru banyak muncul di Indonesia,
diantaranya yang terkenal adalah Didik Nini Thowok dari Yogyakarta.
1. Materi Apresiasi Tari Anak.
Untuk memperkenalkan tari sejak usia dini anak perlu diperkenalkan
dulu dengan asal mula gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam
tari kita kenal ada dua jenis, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Tema tari dapat diambil dari kehidupan sehari-hari. Contoh : binatang,
dunia tumbuhan, alam lingkungan sekitar, dunia sekolah, dan lain-lain.
Tari-tari tersebut bertitik tolak dari apa yang biasa dilihat, didengar,
dan dialami sendiri oleh anak.
2. Materi Apresiasi Tari Modern / Aplikasi baru untuk anak.
Bentuk-bentuk tari kreasi baru lebih leluasa untuk dikembangkan
daripada bentuk tari klasik. Keleluasaan ini memungkinkan para
peserta didik untuk menciptakan bentuk-bentuk kreasinya untuk
diajarkan kepada anak sekolah dasar.
Tari modern atau aplikasi baru memerlukan penguasaan secara teknis
serta penjiwaan dalam membawakannya. Secara tematis, tari modern
lebih bebas untuk dituangkan ke dalam bentuk tari.
Untuk mengapresiasi jenis tari modern ini dapat ditempuh dengan dua
cara, yakni: pertama secara pasif dan kedua secara aktif. Pasif dalam
pemahaman ini hanya sebatas melihat atau mengamati sebuah karya
tari. Kedua secara aktif karena melibatkan langsung anak untuk
berlatih membawakan tarian.

C. Manfaat Kegiatan Mengapresiasi Tari Bagi Anak.


1. Apresiasi sebagai media komunikasi
Untuk memberikan sentuhan estatis bagi anak, untuk mengasah
kepekaan rasa melalui berbagai ekspresi karya seni yang ada. Anak
dapat melatih dirinya untuk peka terhadap lingkungan.
2. Apresiasi sebagai media pendidikan
Untuk menumbuhkan pengalaman berfikir kreatif bagianak.
3. Apresiasi sebagai media bermain.
4. Mengapresiasi karya dan koreografi tari
5. Mengenal tari dari sumber tema
MODUL 10
APRESIASI SENI RUPA ANAK

KB 1 Manfaat Belajar Seni Rupa Bagi Anak Usia SD

Secara garis besar manfaat belajar seni rupa bagi anak sebagai berikut:
1. Seni rupa sebagai bahasa visual
Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar
sebenarnya adalah komunikasi intrapersonal dimana semua kejadian ingin
disatukan dalam gambar anak. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa
(visual), dimana angan dan pkiran diungkapkan lewat bentuk-bentuk.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan bahwa prilaku anak
dekat dengan kegiatan berkesenian, tiada hari tanpa gambar atau seni.
Berseni merupakan kebutuhan anak dalam: Mengutarakan pendapat,
Berkhayal-berimajinasi, Bermain, Belajar, Memahami bentuk yang ada
disekitar anak, Merasakan: Kegembiraan, Kesedihan, dan Rasa
Keagamaan. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa
sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menanggapi lingkungan. Berarti
pelajaran seni adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan
daya ingat segabai habasa visual.

2. Seni rupa membantu pertumbuhan mental


Sebagaimana contoh di atas seni rupa sebagai bahasa visual
merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin
menyatakan bentuk yang dipikirkan, dirasakan atau dibayangkan melalui
karya seni rupanya. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan
perkembangan usia mental anak.
Pada dasarnya perkembangan emosi anak usia dini ditandai oleh
perkembangan keseniannya. Dari hasil karya seni seorang anak kita
mampu melihat pertumbuhan mentalnya secara abstrak. Sekitar usia 7 sd 8
tahun (antara kelas 1 dan 2) merupakan usia perkembangan penalaran
anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah.
Hasilnya, terdapat anak yang kuat penalarannya atau kuat perasaannya.
Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar
dengan nuansa garis lebih dominan, maka figur atau obyek lukisan
ditampilkan lebih relaistik. Sedangkan, anak bertipe perasaan (emosional),
ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna yang kuat, dimana
terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak
saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-
teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga
berasal dari faktor instink sebagai internal faktor (teori psikoanalisis).
Biasanya, kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi secara
berimbang. Misalnya: fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta
interaksi antara semua faktor, yang mempengaruhi belajar dan motivasi
belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia
berkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. Barangkali perkembangan
ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan
selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi
humanistik sendiri merupakan cabang Psikologi yang memfokuskan
pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan internal
individu, dan dorongan aktualisasi diri, atau menjadi apapun yang di
inginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997).
Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional maupun persepsi
dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental. Proses ini bisa
dianalisa, bahwa dalam proses berkarya, kinerja anak dikoordinasi oleh
otak dan otak sendiri akan bekerja karena skema dari mata. Mata mencari
bentuk yang mungkin bisa diserahkan kepada otak untuk diubah, dari
bentuk menuju memori dan diungkapkan menjadi gambar. Anak yang
mempunyai kecerdasan emosional kinerja tangan lebih terampil dan tanpa
takut mengembangkan ke dalam bentuk tugas sehari-hari yang rutin.
Dengan demikian proses menggambar merupakan kinerja bersama dari
otak kanan maupun kiri. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni
rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menganggapi lingkungan.
Berarti belajar seni rupa adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui
latihan daya ingat. Proses memahami lingkungan yang berkaitan dengan
otak melalui citra-citra asosiatif dilakukan komunikasi secara metaforis-
simbolis. Sebab, di dalam otak terdapat beberapa pikiran yang dikelilingi
asosiasi.

3. Seni rupa membantu dibidang yang lain


Kemampuan anak dalam mengaktualisasikan apa yang dilihat
menjadi sebuah karya seni, akan membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak pada bidang yang lain. Dalam mendidik dan
membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan, yang berupa:
lingusitik (bahasa), matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal,
interpersonal, intrapersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan
dimunculkan oleh setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai
karakteristik tugas; misalnya lingusitik mengembangkan kenberanian
tampil mengemukakan pendapat. Jika seorang anak tidak berani tampil
maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya
harus dilatihkan agar berjalan beriringan.
Kemampuan seni rupa yang dimiliki seorang anak akan membantu
melatih bidang-bidang yang lain, sebagai contoh. Anak yang mampu
mengatualisasikan karya seninya dengan baik, sudah tentu akan mampu
mengungkapkan perasaaannya berupa linguistik (bahasa) yang baik. Dari
karya seni rupa yang dihasilkan secara tidak langsung juga akan melatih
kemampuan matematika anak agar dapat menghasilkan karya yang baik.

KB 2 Karakteristik Seni Rupa Anak

1. Istilah Menggambar dan Melukis


Pengertian menggambar atau melukis tidaklah memiliki arti yang
sama. Melukis ialah kegiatan menggambar dengan lebih mengutamakan
pengungkapan kesan batin dari pribadi seorang pelukis dengan daya
kreasinya sendiri atau tidak memiliki media yang sudah ada. Seorang
pelukis dalam berkarya seni lukis tidak hanya meniru kepada karya yang
sudah ada atau jadi atau obyek yang sudah ada, tetapi muncul spontan dari
gagasan dan coretannya sendiri. Ide atau gagasan tersebut telah
diungkapkan melalui media kertas atau kanvas.
Melukis bisa dilakukan oleh siapa saja, yang mempunyai bakat
sejak dini sampai pelukis atau seniman ulung sekalipun dan di dalam
melukis seniman biasanya diwarnai oleh karakter masing-atau ciri khas
masing seniman. Dengan demikian setiap seniman mempunyai ciri watak
kepribadian dalam pengungkapan idenya secara kreatif.
Menggambar ialah sederhana yang bisa meniru suatu benda di
dalam bentuk dua dimensi tanpa banyak melibatkan emosi atau ekspresi
dari penciptanya secara berlebihan. Dengan kata lain pengungkapan
ekspresi pencipta yang dibatasi. Sebuah gambar yang lebih mengutamakan
tema, cerita, atau gagasan penciptanya, sedangkan di dalam melukis
pembuat bisa mengekspresikan obyek lukis sesuai daya kreatifnya.
Praktek melukis tidak sulit, karena di dalam melukis yang paling
penting terdapat pada keberanian dan kemauan di dalam mencoretkan atau
memulaskan garis dengan memakai berbagai media yang telah ada, media
yang dipakai dalam melukis antaranya sebagai berikut : pena, pensil, kuas,
pastel, tinta, krayon, cat minyak, cat air, cat poster dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam bidang menggambar yang dipakai bisa berupa kertas,
kanvas atau yang lain.

2. Tema Karya Seni Rupa Anak


Istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti tempat
meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema merupakan
Inti atau ide dasar sebuah cerita. Tema merupakan ide pokok atau makna
yang terkandung dalam sebuah cerita. Menurut Keraf, tema merupakan
suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangan atau
pun karya sastranya. Secara garis besar tema seni rupa dapat dibedakan
menjadi enam jenis yaitu:
a. Manusia dan dirinya sendiri
Dirinya sendiri dapat dijadikan objek perwujudan ungkapan cita rasa
keindahan. Contoh : Pelukis Ekspresionis nusantara Affandi
menjadikan dirinya sebagai objek lukisan dengan judul “Potret Diri”.
b. Hubungan manusia dengan manusia lain.
Manusia dalam mengekspresikan cita rasa keindahan orang-orang
sekitar sebagai objek lukisan. Misal : Istrinya, anak, orang tua,
saudara.
c. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Alam yang ada disekitar kita dapat juga dijadikan objek karya seni
rupa
d. Hubungan Manusia dengan Kegiatannya
Manusia dalam kehidupan sehari - hari selalu melakukan aktifitas atau
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
e. Manusia dengan alam benda
Alam benda yang dijadikan obyek karya seni rupa bermacam-macam,
seperti bentuk silindris, kubistis, atau bentuk bebas.
f. Manusia dengan alam khayal
Di alam pikiran manusia sering muncul gagasan-gagasan, imajinasi
atau khayalan. Bahkan khayalan yang ada dalam benak kita sering
muncul dalam mimpi. Untuk mewujudkan khayalan itu manusia
mengekspresikan melalui karya seni rupa. Sehingga sering kita melihat
karya seni rupa yang menampilkan alam yang tidak kita jumpai.
3. Ciri Umum Lukisan Anak
Berikut merupakan gaya lukisan anak:
a. Gaya wiracerita (heroisme)
Yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan, kepatriotan.
Pada kesempatan ini anaka akan mengungkapkan jiwa patriot
misalnya: penokohan seseorang yang ditandai dengan tema
perkelahiaan.
b. Gaya dekoratif
Yaitu lukisan yang ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk
konturistik (berupa garis) dan jka warna yang dipilih berupa blok
warna dengan sedikit nuansa (teknik menguraikan warna).
c. Gaya komik
Gaya komik adalah ilustrasi gambar yang bersambung dari satu panel
ke panel berikutnya. Dengan kata lain ilustrasi yang penuh gambar.

d. Gaya potret
Gaya potret adalah ciri lukisan yang menggambarkan wajah seseorang,
baik tokoh idola maupun tokoh yang sering bergaul dalam kehidupan
sehari-hari. Gaya potret mengangkat objek dalam posisi bentuk wajah
¾ badan, kepala saja, dan utuh seluruh tubuh.

Komposisi karya seni rupa anak


a. Posisi tumpang tindih
Gambar Tumpang Tindih antara satu objek dengan objek-objek yang
lainnya. Ada objek berada didepan yang menghalangi keberadaan
objek-objek yang berada dibelakangnya atau sebaliknya. Pada tahap ini
anak mulai ada pemahaman terhadap adanya unsur ruang dalam
gambar.
b. Bertumpu pada garis dasar
Unsur visual garis adalah dasar dari semua gambar. Ini adalah yang
pertama dan paling serbaguna dari elemen-elemen visual. Garis dalam
sebuah karya seni dapat digunakan dalam berbagai cara. Hal ini dapat
digunakan untuk membuat bentuk, pola, struktur, pertumbuhan,
kedalaman, jarak, irama, gerakan dan berbagai emosi dalam komposisi
dalam seni rupa. Sebagai contoh garis vertikal menunjukkan kekuatan
dan kepemimpinan. Garis horizontal dapat memberitahu Anda tentang
jarak dan ketenangan. Garis diagonal biasanya berarti tindakan dan
yang akan akan terjadi.
c. Rebahan
Sifat ini merupakan peristiwa yang lucu namun logis buat anak-
anak. Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa
saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus
pada garis dasar tersebut meskipun garis dasar itu berbelok atau
miring arahnya. Akibatnya semua benda tampak rebah atau malah
terjungkir
d. Stereo type
Komposisi Stereo type disebut juga komposisi ritmis adalah susunan
elemen bentuk yang diulang-ulang, sebagai contoh gambar padi pada
kotak sawah.
e. X-Ray atau transparent
X-Ray (transparan), misalnya ditunjukkan dengan gambar bunga
dan pohon yang seharusnya akar-akarnya berada di dalam tanah
atau tidak terlihat, tetapi pada gambar ini tetap diperlihatkan

Tipe gambar anak antara lain:


a. Haptic
Gambar anak yang memiliki tipe haptik menunjukkan
kecenderungan ke arah kebentukan yang lebih visual-emosional
atau upaya penggambaran secara subyektif yang berisi tentang
ekspresi pribadi dalam merespon lingkungannya. Benda yang
digambarkam merupakan reaksi emosional melalui perabaan dan
penghayatannya di luar pengamatan visual. Biasanya benda yang
dianggap penting digambarkan lebih penting dibuat dengan ukuran
lebih besar dibandingkan dengan benda yang kurang penting. Dalam
gaya lukisan, gambar anak yang bertipe haptik dapat disamakan
dengan lukisan bergaya ekspresionisme. Lukisan ekspresionisme
adalah karya lukis yang memperlihatkan ungkapan rasa secara
spontan, dan sebagai pernyataan obyektif dari dalam diri pelukisnya
( inner states) . Lukisan yang bersifat ekspresionistis nampak berkesan
sangat subyektif dari kebebasan pribadi masing-masing pelukisnya.
b. Non-haptic
Non-haptic disebut juga tipe visual yaitu gambar yang mudah
diidentifikasi oleh orang lain dan bentuk disusun sesuai dengan
cerita/hanya sekedar menyusun bentuk sederhana.

KB 3 Periodisasi Gambar Anak

1. Periode gambar anak berdasarkan usia


a. Masa coreng menyoreng (usia 1-4 tahun)
Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak
motorik. Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan
goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini
tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih
mengunakan motorik kasar. Kemudian, pada perekembangan
berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang
bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis
melingkar. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
1) Corengan Tak Beraturan,
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak
beraturan adalah bentuk gembar yang sembarang, mencoreng
tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat corengan
berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
2) Corengan Terkendali, dan
Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak
menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang
dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya kerjasama
antara koordiani antara perkembangan visual dengan
perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya
pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical,
lengkung , bahkan lingkaran.
3) Corengan Bernama.
Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng
moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan
dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol
goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya:
“rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini dapat digunakan oleh
orang tua atau guru pada jenjang pendidikan usia dini (TK)
dalam membangkitkan keberanianan anak untuk
mengemukakan kata-kata tertentu atau pendapat tertentu
berdasarkan hal yang digambarkannya.

b. Masa prabagan (preschematik) usia 4-7 tahun


Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang
digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah
lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian
bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang
menarik lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia
sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna
belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja
berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya.
Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan
kepada kepentingannya. Ini dinamakan dengan “perspektif batin”.
Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia
ini.

c. Masa bagan (schematic) usia 7-9 tahun


Pada tahap ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak
cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar
dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri
kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri
rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan
selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak
(base line). Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada
gambar “tembus pandang” (contoh: digambarkan orang makan di
ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari kaca). Gejala ini disebut
dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang). Misalnya
gambar sebuah rumahyang seolah-olah terbuat dari kaca bening,
hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.

d. Masa realisme awal (drawing realism)


Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai
kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan
penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan.
Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian,
dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran)
belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai
disadari. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak
objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada
bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain
dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti
keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki
lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan
kepada boneka atau bunga.

e. Masa realisme semu (pseudo Realism) usia 11-14 tahun


Pada masa ini, gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang
dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada
anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya
sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif).
Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender,
bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah, Koran dan lain-
lain). Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang
tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan
dalam membebaskan kreatifitas anak “Membebaskan” anak
menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan
imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui
menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan
persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan
berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua
sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu,
dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu.
Tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami.
MODUL 11
KONSEP PENDIDIKAN SENI

KB 1 KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SD

Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala hal


sehingga anak menjadi dewasa, yang meliputi kedewasaan berfikir, merasakan,
berperilaku dan kedewasaan menjalankan tugasnya sebagai anggota
masyarakat.Potensi yang ada dalam diri manusia dikendalikan oleh tiga hal
yakni : otak, perasaan, dan karsa.
Fungsi Pendidikan adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kiri agar
terjadi perpaduan gerak yang dinamis.
Peranan otak kanan manusia adalah mengembangkan kedisiplinan,
keteraturan, dan berpikir sistematis. Peranan otak kiri adalah untuk
mengembangkan kemampuan kreasi yang unstructured seperti ekspresi, kreasi,
imajinasi yang tidak membutuhkan sistematika kerja.
Kinerja otak kanan didukung oleh beberapa mata pelajaran yang dikenal
dengan kelompok mata pelajaran yang berbasis pelatihan berpikir seperti
matematika dan IPA.
Sedangkan otak kiri berbasis pelatihan rasa seperti IPS, Agama, dan Kesenian.
Menurut Ki Hajar Dewantara, perkembangan anak membutuhkan keseimbangan
antara emosi (perasaan) dengan pikiran (intellectual) yang dikemas dalam model
pengalaman kreatif
1. Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, Dan Karsa
Karya seni anak SD mempunyai arti fisik dan simbolis. Mempunyai
arti fisik karena karya ciptaan itu merupakan ungkapanide, kemampuan rasa,
maupun kemanfatannya dalam kehidupan sehari-hari.Karya seni mempunyai
arti simbolis karena dalam proses berkarya (berproduksi) anak menggerakkan
seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.
a. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir
Proses menari merupakan kesatuan kerja antara fungsi rasa dan pikir
menyatu untuk menggerakkan dorongan berkarya.

b. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Kepekaan Rasa


Proses kerja rasa digerakkan untuk menciptakan suasana keindahan. 
Ketika anak melukis segala angan-angan dan ide dicurahkan agar warna
yang ditampilkan sesuai dengan bentuk yang dibayangkan.
Hal tersebut memberi gambaran bahwa pendidikan seni sangat erat dengan
pendidikan rasa.

c. Pelatihan Produksi Seni Membangkitkan Karsa Anak


Proses berkarya pada hakikatnya merupakan kegiatan berangan-angan
serta membayangkan terciptanya suatu karya. Misalnya ketika anak
sedang menyanyikan lagu “kupu-kupu” sebenarnya angan-angan anak
melambung membayangkan keindahan kupu-kupu yang sedang terbang.
Berkesenian membutuhkan kerja kreatifitas, sensitivitas (rasa), dan
karsa (mood) yang kesemuanya memberikan korelasi positif terhadap
pembinaan cipta, rasa dan karsa yang ditumbuhkan oleh siswa.
2. Seni membantu Belajar Memahami Materi Pembelajaran lain
a. Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam belajar,
b. Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain seperti
korelasinya dengan mata pelajaran lain :
1) Sejarah dengan gambar pakaian adat di suatu daerah
2) Matematika dengan gambar geometris
3) Pemandangan gunung dengan IPA
c. Seni membantu berimajinasi dari abstrak menuju konkrit atau sebaliknya

KB 2 FUNGSI PENDIDIKAN SENI

1. Seni Sebagai Media Ekspresi


Pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang
sulit diungkapkan melalui kata-kata.

2. Seni Sebagai Media Komunikasi


Komunikasi adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat
dengan jelas, teratur, dan mudah dipahami orang lain. Seni mengajarkan
pemahaman tentang komunikasi visual sangat penting untuk memahamkan
murid perihal keterkaitan antara materi pelajaran, susunan obyek, maupunarti
dari karya yang telah diciptakan sendiri.

3. Seni Sebagai Media Pembinaan Kreativitas


Pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk
memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri.
Pelatihan kreatifitas anak melalui pendidikan seni dicapai dengan :
a. Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap
rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya serta karya kerajinan dan
teknologi.
b. Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi.
c. Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi
bentuk, artistik, serta memiliki sikap menghargai dan menghayati
d. Produksi mencakup kreativitas dalam berkaryadan berimajinasi.
Pendidikan kreativitas pada dasarnya adalah pendidikan untuk melatih
berpikir global dan komprehensif.

4. Seni Sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi Dan Bakat


Bakat berkesenian adalah kepekaan rasa seseorang terhadap sentuhan
seni dan mudah mengekspresikannya sesuai dengan tahapan kontrak tugas
guruyang diberikan kepada siswa.
Anak berbakat seni adalah anak yang mampu menanggapi karya seni
orang lain serta mampu mensistematikan sesuai dengan rancangannya,
rangsangan tersebut dapat berupa suara, gerakan dan bentuk-bentuk.
 
KB 3 RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SENI

1. Pengetahuan Seni
Pengetahuan seni tersusun atas berbagai materi yang bersifat
komprehensif, yang memuat unsur-unsur pengetahuan yang bersifat organis,
yaitu pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling
berkaitan dengan pengetahuan lain. Pengetahuan seni mempunyai struktur
keilmuan seni :
a. Knowing of the language of art (penghayatan terhadap karya seni)
b.  Artist and their world
Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan linier anorganik, yaitu
pengetahuan yang berbentuk pengetahuan arbitrase, yaitu pengetahuan yang
mempunyai susunan tidak teratur, oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini
disebutkan akan mempunyai arti yang berbeda.
Arthur Wesley Dow berpendapat bahwa dalam proses produksi seni
terdapat 5 butir pengetahuan dalam berkarya seni, yaitu :
a. Obtaining harmony-opposition
b. Transition
c. Subordination
d. Repetition
e. Symmetry
 
2. Apresiasi Seni
Menurut Primadi, apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari
beberapa tahapan :
a. Kejutan (surprise), yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang
menarik, aneh, unik, dan sebagainya.
b. Empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa indahestetik dalam
wilayah ambang sadar.
c. Rasa-betul-estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik
aspek formal karya seni sesuai prinsip estetika.
d. Reaksi psikologis  terhadap kontent etis karya seni, yakni etika, pesan,
dan fungsi karya.
e. Rasa-benar-etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni
sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator.
Pesona dan haru, yakni efek dari penghayatan dan penerapan ciri kreasi
yang sering kali melampaui batas-batas formal karya seni secara integral
terakumulasi dari aktivitas inderawi dan psikologi apresiator.

3. Pengalaman Kreatif
Dalam proses produksi seni anak akan menggunakan pengetahuan
kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis danmampu diungkapkan pada
suatu ketika, serta memanfaatkan pemahamannya tentang bentuk secara
apresiatif.
MODUL 12
PEMBELAJARAN SENI TERPADU

KB 1 DASAR-DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

1. Pengertian pembelajaran terpadu


Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam
bentuk informasi yang utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling
menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran berdasarkan
sifat dan fungsinya. Pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah
pembelajaran lintas bidang studi dengan tema dan ikatan arah yang sama
sehingga menjadi pengetahuan yang utuh.

2. Prinsip Pembelajaran Terpadu


Belajar adalah usaha untuk mencari tau sesuatu lewat kinerja tersistem.
Misalnya seperti di sekolah, kursus, maupun penataran. Belajar adalah usaha
seseorang mencari tahu, mialnya masalah yang ada pada suatu objek.
Pembelajaran terpadu merupakan usaha mengemas peristiwa belajar yang
semula terpisah dalam paket-paket kecil informasi tersebut menjadi sebuah
informasi yang utuh dan memiliki makna. Agar dapat diimplementasikan
dikehidupan nyata. Suatu pengetahuan yang diajarkan ke siswa dapat dikemas
dengan dua cara, sebagai berikut.
a. Materi belajar dikemas dalam sebuah penampilan yang utuh yang memuat
beberapa penggalan pengetahuan (integrated subject metter).
b. Matri pelajaran diberikan secara terpisah dengan disiplin ilmu tersendiri
seperti pelajaran matematika, bahasa, sains, kesenian dan IPS (single
subject metter).

Pengembangan materi pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat


bersifat vertikal dan horizontal.
a. Pembelajaran Terpadu Vertikal
Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah
mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa melihat
keterkaitan dengan materi  pelajaran lain.
b. Pembelajaran Terpadu Horizonta
Pengembangan materi secara horizontal dilakukan oleh furu dengan cara
menggabungkan  beberapa mata pelajaran. Contohnya, perbedaan materi
dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi belajar siswa.

3. Model Pembelajaran Terpadu


Robin Fogatry (1991), memberikan 10 alternatif pengembangan kurikulum
maupun strategi pembelajaran dikelas. Antara lain:
a. Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran. Model ini
dapat dilaksanakan secara Fragmented, Connected, dan Nested.
b. Terpadu materi, yang disinggungkan (across several disciplines) yang
termasuk didalamnya adalah: sequanced, shared, webbed, threaded,
integrated.
c. Terpadu Pengelolaan Kelas, yang cenderung pada pengaturan kelompok
belajar siswa dan struktur kelas.
KB 2 PRINSIP PEMBELAJARAN SENI

1. Arah Pembelajaran Pendidikan Seni


Gambaran arah pembelajaran seni dapat dapat dirangkum, sebagai berikut.
a. Memberi pengalaman estetik sesuai dengan tingkat dan kemampuan
kejiwaan. Hal ini dicapai melalui praktek berkarya seni/ berproduksi seni
sesuai dengan medium seni.
b. Materi pembelajara seni mengangkat bahasan dari cabag-cabang seni,
diantaranya: seni rupa, seni tari, drama, sastra. Masing-masing cabang seni
tersebut merupakan  medium pembelajaran seni disekolah umum.
c. Dala praktek seni, siswa didekatkan dengan lingkungan sekitar sebagai
obyek berkarya.

Secara garis besarjiwa kurikulum seni memiliki cakupan, sebagai berikut.


a. Kurikulum Akademis, mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis
dibidangnya.
b. Kurikulum praktis, memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampiln
hidup dan mengembangkan potensi alami siswa.
c. Kurikulum humannistic, dirancang untuk mengembangkan kepribadian
anak.

Suharjo (1974) menyarankan agar guru terampil menciptakan strategi belajar,


seperti melalui:
a. Pendekatan Partisipatif atau produksi karya seni untuk menemukan hakikat
seni.
b. Pendekatan Definitif, melalui pengajaran teori seni.
c. Pendekatan Eksploratif, strategi memperoleh pegetahuan seni melalui studi
mandiri.

2. Substansi Pendidikan Kesenian


Dilihat dari substansi kependidikan, kesenian merupakan hasil tumpuan
dua disiplin keilmuan, yaitu pendidikan dan berkesenian. Dalam konteks
pendidikan, pendidikan kesenian mengembangkan ranah jiwa manusia, yaitu:
cipta (cognitive), rasa (affective), karsa (psychomotor). Ketiga ranah tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

3. Pendekatan Partisipatif Produksi Seni


a. Prinsip Partisipatif Produksi Seni
Pembelajran praktek atau berkarya seni mempunyai tujuan ideal
sebagai media pembinaan kepribadian manusia kreatif. Pendidikan seni
dapat mengembangkan sikap apresiatif dengan menghargai nilai budaya
luhur melalui pembelajaran seni tradisional. Dasar pendidikan seni adalah
memahami prinsip keindahan melalui pengamatan, menumbuhkan rasa
percaya diri, serta membina sikap kreatif.

b.    Materi pembelajaran


Secara teknis pembelajaran praktek bertolak dari prinsip-prinip
penciptaan karya seni, yaitu: komposisi, kesatuan, kombinasi, nada dan
irama, harmoni, dan ekspresi.

4. Pendekatan Tematis Pembelajaran Seni


Tema merupakan hal yang pokok serta menjadi dasar berfikir dan
bertindak sebagai motivasi penciptaan seni. Motivasi itu sendiri terdapat 3
bentuk dasar. Sebagai berikut.
a. Artistic motivation, dorongan berkarya seni saat pencipta sedang berkarya
seni seberti menggambar.
b. Intellectual motivation, dorongan berkarya seni akibat anak memandang
objek yang dianggap menarik sehingga ia berkeinginan menggambar.
c. Imajinative motivation, dorongan batiniah.

5. Pendekatan Medium Produksi Seni


Secara teoritis tidak ada perbedaan cara pengungkapan karya seni
berdasarkan mediumnya; Rupa, gerak, dan suara. Pada tampilan medium ini,
dirinya diapresepsikan sebagai unsur atau komponen fisik dan non fisik
sekaligus. Komponen fisik, bagian anggota tubuh sebagai perangkat keras dan
penjiwaan gerakan sebagai pembentuk watak gerakan yang khas sebagai
perangkat halus.

6. Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian


Terdapat 3 bentuk keterpaduan dalam pembelajaran seni, yaitu:
a. Keterampilan kurikulum,
b. Keterpaduan pembelajaran,
c. Keterpaduan kelas
Dalam menentukan strategi pembelajaran, sifat dasar dan komponen
penciptaan seni merupakan salah satu pertimbangannya. Ada dua model cara
pemberian tugas, yakni:
a. Model pembelajaran individual, karya seni sebagai ekpresi perseorangan,
b. Model pembelajaran berkelompok atau metode proyek.

KB 3 MERANCANG PEMBELAJARAN SENI TERPADU

1. Rancangan Pembelajaran Terpadu


Dalam merancang pembelajaran terpadu, terdapat teknik menyusun
satuan acara pelajaran pembelajaran terpadu seni. Rancangan ini bisa dibuat
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

2. Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni


Jenis-jenis aplikasi pembelajaran terpadu seni, sebagai berikut.
a. Keterampilan murni
Untuk mengawali pembelajaran terpadu murni dipersyaratkan:
1) Jadwal pelajara diatur
2) Bahan pelajaran dirancang berdasarkan pembelajaran kontekstual
3) Guru harus memahami karakteristik siswa
b. Keterpaduan topic
Guru dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu
topik terlebih dahulu pada hari itu. Topik bisa dikaitkan dengan mata
pelajaran paling pagi, misalnya: dalam pelajaran seni tari nanti akan
dilanjutkan dengan guru bahasa Inggris yang menceritakan perkembangan
tarian balet dalam operet di Yunani dengan menggunakan Bahaa Inggris.
c. Keterpaduan Konsep
Keterpaduan konsep yang akan dilakukan dalam pembelajaran seni
untuk anak sebenarnya lebih dekat dengan pengertian kelas rangkap dengan
satu materi pelajaran kesenian.

d. Keterpaduan kelas dalam satu mata pelajaran


Seorang guru mengajarkan kesenian lebih dari satu kelas sehingga
dapat menyatukan beberapa kelas dalam jam yang sama. Guru dapat
mengajarkan materi seni rupa yang dihadiri oleh beberapa kelas. guru 
memberikan tugas kepada semua siswa dalam satu kelas besar.

e. Kolerasi mata pelajaran


Setiap mata pelajaran harus berkaitan antara mata pelajaran yang
mempunyai nuansa, ciri, teknik belajar yang sama. Contoh: pelajaran
sejarah mengenai keraton membutuhkan imajinasi. Pada kesempatan yang
sama pelajaran seni tari memperagakan pakaian adat keraton yang akan
digunakan untuk pentas tari. Keduanya dijadikan bahasan yang sama
sehingga penghayatan terhadap perkembangan kerajaan keraton lebih
mudah diingat.

f. Keterampilan tugas kerja


Langkah ini dicirakan dengan pemberian tugas tunggal untuk tiga atau
empat mata pelajaran sekaligus. tugas yang dirancang berkaitan dengan
mata pelajaran yang lain.

g. Keterpaduan misi atau Tujuan


Langkah yang dilakukan oleh guru adalah keterampilan teknis salah
satu bidang yang dapat diselesaikan oleh beberapa jenis pelajaran, oleh
karena itu tugas ini dapat dipecahkan bertahap menurut sifat pelajarannya.
Contoh:
1) Matematika, memperkenalkan angka dengan tingkatannya.
2) IPA, mengenal bunyi logam
3) Musik, mengenal suara dan praktik menyanyi berdasarkan nada irama.
Misi tujuan: Memahami nilai angka

Anda mungkin juga menyukai