Anda di halaman 1dari 33

Wawasan Seni

A. Manusia dan Kebudayaan

Dalam proses menuju kesempurnaannya, makhluk manusia


memerlukan berbagai upaya untuk dapat mempertahankan hidupnya.
Upaya yang dilakukan manusia itu merupakan suatu pemanfaatan
sejumlah kemampuan yang dimilikinya yang di
antaranya adalah kemampuan otak yang dapat mengembangkan proses
berpikir atau berakal budi. Kemampuan berakal budi pada manusia
tidak dimiliki jenis makhluk lainnya, sehingga manusia disebut juga
sebagai makhluk berakal budi atau makhluk berpikir. Dengan
kemampuan berpikir, manusia dapat mengembangkan sistem-sistem
yang dapat membantu mempertahankan kehidupannya. Sistem-sistem
tersebut adalah sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi
sosial, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan
kesenian. Keseluruhan sistem tersebut dinamakan kebudayaan
(Koentjaraningrat, 1990:98).
Dengan sistem ini manusia mengembangkan pemikiran simbolis
dan perilaku simbolis sebagai ciri khas manusiawi yang berbeda
dengan binatang. Hal ini terbukti karena manusia membuat dan
menggunakan simbol dalam kehidupannya. Kehidupan budaya
manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk
simbolis. Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan
erat dengan kemajuan sistem simbolis manusia.
Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan tidak bisa lepas
dengan kehidupan manusia yang lain. Hal ini berarti bahwa manusia
dalam mempertahankan hidupnya memerlukan interaksi dengan
sesama dan lingkungannya. Interaksi manusia dalam suatu masyarakat
akan berkembang menjadi salah satu kebutuhan (sosial), karena setiap
manusia senantiasa memerlukan keberadaan manusia yang lain.
Dengan demikian, manusia selain sebagai makhluk budaya juga
makhluk sosial.
Salah satu unsur (subsistem) kebudayaan yang hidup di masyarakat
adalah kesenian. Jika kebudayaan dipandang sebagai sistem
pengetahuan atau sistem gagasan, maka konsekuensi logisnya
kesenian merupakan sistem pengetahuan, nilai-nilai dan gagasan yang
merujuk pada nilai keindahan. Kesenian yang berkembang dalam
suatu kebudayaan masyarakat memiliki nilai-nilai yang bersifat
universal. Yang artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
Kesenian merupakan perwujudan dari ekspresi perasaan manusia.
Manusia sebagai pencipta seni mengungkapkan perasaannya melalui
beragam medium seni, dan karya seni merupakan suatu bentuk
perwujudannya. Dalam konteks kesenian, ada tiga unsur pokok yang
saling berkaitan yaitu pencipta seni (seniman), penikmat seni
(masyarakat), dan karya seni (artifak).

B. Pengertian Seni
Seni mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan keberadaan
manusia di muka bumi ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah
menjadi bagian dari sejarah kehidupan budaya manusia di berbagai
belahan bumi, dengan beraneka macam bentuk dan jenis.

Bentuk yang menyenangkan. berarti memuaskan


kesadaran keindahan kita. Rasa indah itu tercapai bila kita bisa
menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang
kita amati. Definisi ini menyatakan pandangan dari segi kebentukan
fisik (obyektivitas). Definisi seni yang sederhana dan sering
dilontarkan oleh publik secara umum ialah segala macam keindahan
yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni merupakan
karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan
meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi
respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta (kreator)
ataupun penikmat (apresiator).
Karya seni juga memiliki nilai sosial. Kehadiran seni didukung
oleh adanya komunikasi antara masyarakat dengan pencipta
(seniman). Ekspresi seni yang terwujud menjadi karya seni yang
merupakan sarana komunikasi dan dalam upaya berinteraksi
sosial. Proses berkesenian merupakan satu kesatuan antar unsur
pencipta dan penikmat, hingga terjadi intteraksi apresiatif.
Dan pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Seni ialah ekspresi
perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat)
sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada
penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena upaya manusia
dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial, ekonomi,
alam, dan sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui media
gerak (tari), suara (musik), rupa, dan penggabungan/peleburan
berbagai media akan melahirkan kesatuan estetik. Media berekspresi
seni rupa meliputi bentuk, warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan
unsur-unsur estetik.

C. Apakah Keindahan itu?


Ide terpenting dalam sejarah estetika filsafati sejak zaman Yunani
Kuno sampai abad 18 ialah masalah yang berkaitan dengan keindahan
(beauty). Persoalan yang digumuli oleh para filsuf ialah “Apakah
keidahan itu?” Menurut asal katanya, “keindahan” dalam perkataan
bahasa Inggris: beautiful (dalam bahasa Perancis beau, sedang Italia
dan Spanyol bello yang berasal dari kata Latin bellum. Akar katanya
adalah bonum yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi bonellum dan terakhir dipendekkan sehingga
ditulis bellum.
Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan
sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang
indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan
istilah beauty (kendahan) dan the beautifull (benda atau hal yang
indah).

Dalam pembahasan filsafat, kedua pengertian itu kadang –


kadangdicampuradukkan saja. Selain itu terdapat pula perbedaan
menurut luasnya pengertian yaitu: a).Keindahan dalam arti yang luas.
b).Keindahan dalam arti estetis murni. c).Keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Pembagian dan pembedaan terhadap keindahan tersebut di atas,
masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang
merupakan suatu persoalan fisafati yang jawabannya beranekaragam.
Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang pada semua benda
yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita
hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya
adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu
hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan
(balance) dan perlawanan (contrast).
Kini para ahli estetik umumnya berpendapat bahwa membuat
batasan dari istilah seperti ‗keindahan‘ atau ‗indah‘ itu merupakan
problem semantik modern yang tiada satu jawaban yang benar. Dalam
estetik modern orang lebih banyak berbicara tentang seni dan
pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian abstrak melainkan
gejala sesuatu yang konkrit yang dapat ditelaah dengan pengamatan
secara empiris dan penguraian yang sistematis.

D. Nilai Estetis
Istilah dan pengertian keindahan tidak lagi mempunyai tempat
yang terpenting dalam estetik karena sifatnya yang makna ganda
untuk menyebutpelbagai hal, bersifat longgar untuk dimuati macam-
macam ciri dan juga subyektif untuk menyatakan penilaian pribadi
terhadap sesuatu yang kebetulan menyenangkan.
Untuk membedakannya dengan jenis-jenis lainnya seperti
misalnya nilai moral, nilai ekonomis dan nilai pendidikan maka nilai
yang berhubungan dengan segala sesuatau yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetis. Dalam hal ini
keindahan “dianggap” searti dengan nilai estetis pada umumnya.
Apabila sesuatu benda disebut indah, sebutan itu tidak menunjuk
kepada sesuatu ciri seperti umpamanya keseimbangan atau sebagai
penilaian subyektif saja, melainkan menyangkut ukuran-ukuran nilai
yang bersangkutan. Ukuran-ukuran nilai itu tidak terlalu mesti sama
untuk masing-masing karya seni, bermacam-macam alasan, karena
manfaat, langka atau karena coraknya spesifik.
Dalam perkembangan estetik akhir-akhir ini, keindahan tidak
hanya dipersamakan artinya dengan nilai estetis seumumnya,
melainkan juga dipakai untuk menyebut satu macam atau kelas nilai
estetis. Hal ini terjadi karena sebgian ahli estetik pada abad 20 ini
berusaha meyempurnakan konsepsi tentang keindahan, mengurangi
sifatnya yang berubah-ubah dan mengembangkan suatu pembagian
yang lebih terperinci seperti misalnya beautiful (indah), pretty(cantik),
charming (jelita), attractive (menarik) dan graceful (lemah gemulai).
Dalam arti yang lebih sempit dan rangkaian jenjang itu, keindahan
biasanya dipakai untuk menunjuk suatu nilai yang derjatnya tinggi.
Dalam rangka ini jelaslah sifat estetis mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas daripada sifat indah karena indah kini merupakan salah satu
kategori dalam lingkungannya. Demikian pula nilai estetis tidak
seluruhnya terdiri dari keindahan.
Nilai estetis selain terdiri dari keindahan sebagai nilai yang positif
kini dianggap pula meliputi nilai yang negatif. Hal yang menunjukkan
nilai negatif itu ialah kejelekan (ugliness). Kejelekan tidaklah berarti
kosongnya atau kurangnya ciri-ciri yang membuat sesuatu benda
disebut indah, melainkan menunjuk pada ciri-ciri yang nyata-nyata
bertentangan sepenuhnya dengan kawalita yang indah itu. Dalam
kecenderungan seni dewasa ini, keindahan tidak lagi merupakan
tujuan yang paling penting dari seni. Sebagian seniman menganggap
lebih penting menggoncangkan publik daripada menyenangkan orang
dengan karya seni mereka. Goncangan perasaan dan kejutan batin itu
dapat terjadi, dengan melalui keindahan maupun kejelekan. Oleh
karena itu kini keindahan dan kejelekan sebagai nilai estetis yang
positif dan yang negatif menjadi sasaran penelaahan dari estetik
filsafati. Dan nilai estetis pada umumnya kini diartikan sebagai
kemampuan dari sesuatu benda untuk menimbulkan suatu pengalaman
estetis. Estetika kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang
filsafat yang berhubungan dengan ―teori keindahan‖ (theory of
beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk
mengenali, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana
memahaminya. Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-
ciri yang menciptakan nilai estetika adalah (kwalita) yang memang
telah melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang
yang mengamatinya. Pengamatan seseorang hanyalah menemukan
atau menyingkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu
benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk mengubahnya. Yang
menjadi persoalan dalam teori ini ialah ciri-ciri khusus manakah yang
membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetis.
Hampir semua kesalahan kita tentang konsepsi seni ditimbulkan
karena kurang tertibnya menggunakan kata-kata ―seni dan
―keindahan, kedua kata itu menjebak kita cara menggunakan. Kita
selalu menganggap bahwa semua yang indah itu seni dan yang tidak
indahn itu bukan seni. Identifikasi semacam itu akan mempersulit
pemahaman/apresiasi karya kesenian. Herbert Read dalam bukunya
yang berjudul The Meaning of Art mengatakan: bahwa seni itu
tidaklah harus indah (Read 1959: 3).
Sebagaimana yang telah diutarakan diatas, keindahan pada
umumnya ditentukan sebagai sesuatu yang memberikan kesenangan
atas spiritual batin kita. Harus kita sadari bahwa seni bukanlah sekedar
perwujudan yang berasal dari idea tertentu, melainkan adanya
ekspresi/ungkapan dari segala macam idea yang bisa diwujudkan oleh
sang seniman dalam bentuk yang kongkrit. Semakin banyaknya kita
mendefinisikan cita rasa keindahan, hal itu tetaplah teoritis, namun
setidaknya kita akan dapat melihat basis aktivitas artistik (estetik
elementer).
Setiap manusia mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda
tergantung relativitas pemahaman yang dimiliki. Tingkat ketajaman
tergantung dari latar belakang budayanya, serta tingkat terlibatnya
proses pemahaman. Oleh Pavlov, ahli psikologi, mengatakan bahwa
tingkat pemahaman seseorang tergantung dari proses hibitution (ikatan
yang selalu kontak). Sehingga pemahaman tergantung dari
manusianya dalam menghadapi sebuah karya hasil ungkapan
keindahan.

E. Dorongan Berkarya Seni


Berdasarkan penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya
meliputi:
1. Dorongan magis dan religius (keagamaan).
2. Dorongan untuk bermain.
3. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis (sehari-hari).
Sejak zaman prasejarah ketiga dorongan tersebut telah menjadi
titik tolak kelahiran karya seni, dan akan menjadi dasar dalam
penciptaan dan pengembangan karya seni. Pada zaman sekarang,
seniman berkarya seni didasari berbagai dorongan berdasarkan misi
dan visinya.

F. Seni dan Ekspresi


Seni memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab
seni lahir dari ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Sehubungan
dengan nilai ekspresi dalam seni, Herbert Read merumuskan tentang
kedudukan ekspresi dalam proses penciptaan seni, sebagai berikut:
- pertama, pengamatan terhadap kualitas materiil,
- kedua, penyusunan hasil pengamatan tersebut,
- ketiga, pemanfaatan susunan itu untuk mengekspresikan emosi atau
perasaan yang dirasakan sebelumnya.
Bahwa seni adalah susunan yang estetis yang digunakan untuk
mengekspresikan sesuatu perasaan atau emosi tertentu. Berdasarkan
analisis Sanento Yuliman, karya seni yang berkembang hingga saat ini
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori pendekatan, yaitu:
a) Ada karya seni yang secara tegas didasari ekspresi, dengan
pendekatanemosional (intuitif), misalnya karya-karya Affandi,
Courbet, van Gogh, Pollock, dan lain-lain.
b) Ada pula karya seni yang lebih banyak pertimbangan rasional
(kalkulasi) atas komposisi garis, warna, bentuk, bidang, warna, dan
unsur visual lainnya; karya yang dibuat dengan
pendekatan rasional (intelektual) ini misalnya karya Op Art, Kinetic
Art, Kubisme, Konstruktivisme, Purisme, dan lain-lain.
Dari segi kebentukan (visual form), kita menyebutnya gaya
informal (yang pertama), dan gaya formal atau rasional yang
nonlirisisme (yang kedua).

G. Seni dan Keindahan


Pada dasarnya seni itu lahir dari curahan emosi seseorang yang
berupaya berkomunikasi dengan publlik seni, jadi apapun hasilnya,
yang penting di dalamnya terdapat proses berekspresi seni dan
komunikasi emosi dengan menggunakan media seni.
Jika kita mempersoalkan keindahan, ada dua kategori yang saling
bertentangan. Yang satu bersifat subyektif, yang memandang bahwa
indah itu terletak pada diri yang melihat (beauty is in the eye of the
beholder). Sedangkan yang satu lagi bersifat obyektif, yang
menempatkan keindahan pada barang (benda/karya) seni yang kita
lihat.
Socrates mengatakan bahwa keindahan adalah segala sesuatu yang
menyenangkan dan memenuhi keinginan terakhir. Pendapat ini
termasuk kategori subyektif. Yang indah adalah yang mendatangkan
rasa senang tanpa pamrih, dan tanpa adanya konsep-konsep tertentu.
Hal ini akan tergantung pada diri penikmatnya dengan berbagai
keunikan pengalaman batinnya yang berbeda dengan penikmat yang
lain.
Berbeda dengan keindahan obyektif, sebab struktur visual karya
seni (benda tertentu) secara fisik memperlihatkan ciri keindahan itu.
Misalnya jika kita mengamati bunga, timbul pertanyaan, mengapa
bunga itu indah, maka jawabannya adalah bahwa bunga itu
mempunyai warna, bentuk, keharuman dan kehalusan yang memukau.
Keindahan obyektif mudah untuk dianalisis atau dideskripsikan.
Keindahan sebuah lukisan harus ditangkap dengan mata, bukan
dengan moral. Dalam kenyataan pengamatan bentuk karya, tidak bisa
lepas memisah-misahkan antara rasio, moral dan rasa (indera).
Sehingga kita bisa merangkum kedua teori itu dalam proses
penikmatan terhadap seni.

H. Seni dan Alam


Alam, baik berupa flora, fauna, maupun manusia telah mengilhami
seniman dalam mengekspresikan emosinya secara simbolistis (bersifat
perlambangan) sejak zaman prasejarah, Hindu-Budha, Islam, dan
perkembangan selanjutnya, sampai berkenalan dengan seni rupa Barat
(gaya naturalisme). Perkenalan dengan gaya seni rupa Barat
sebenarnya ‗menurunkan‘ derajat seni rupa Indonesia. Mengapa tidak,
sebab seni rupa naturalisme Barat yang intelektualistis itu hanya
menyajikan keindahan alam secara kasat mata (visual realistis).
Keagungan dan keluhuran nilai-nilai budaya bangsa tidak tercermin
dari kekaryaan tersebut, dan mungkin lebih tepat jika dinamakan
‗sebagai potret alam‘ saja.
Dalam menanggapi alam, para seniman memilih sikap yang
berbeda. Ada yang meniru alam secara akurat (kasat mata) atau secara
fotografis (bergaya naturalisme). Namun ada pula yang mengolah
alam dengan berbagai pendekatan dan teknik (misalnya deformasi,
stilasi, abstraksi, dsb) dan dengan pandangan subyektifnya terhadap
alam. Hal ini yang mendasari munculnya otonomi (kebebasan pribadi)
dalam berkarya seni. Selain itu para seniman juga berupaya
mengemukakan keadaan alam ini apa adanya secara realistis (apa
adanya sesuai kenyataan hidup). Alam oleh seniman dipandang
sebagai tema (subject – matter), kadang-kadang ada yang memandang
sebagai motif atau juga dijadikannya sebagai bahan studi.
Bagaimanapun sikap seniman terhadap alam, ternyata kekaryaannya
banyak sekali yang mengikat hubungan dengan alam. Sehingga tidak
mengherankan jika orang dulu pernah mangatakan bahwa alam adalah
guru para seniman atau nature artis magistra.

I. Seni dan Teknologi


Salah satu fungsi seni, selain untuk kepentingan individual dan
sosial, adalah untuk mendukung kebutuhan fisik, yang berkaitan
dengan perlengkapan kebutuhan sehari-hari seperti: alat rumah tangga,
perumahan, teknologi/industri. Keterkaitan seni rupa dengan teknologi
tak lepas dari sifat kodrati manusia yang selalu ingin memperoleh
kenyamanan, kepuasan dan keindahan. Pakaian yangdipakai tidak
cukup hanya sekedar untuk melindungi tubuh, tetapi ingin tampak
indah, serasi, mode yang tidak ketinggalan zaman.
Dengan semakin banyaknya temuan-temuan teknologi, yang
menghasilkan begitu banyak barang-barang, maka peranan seni
rupa/desain semakin terasa untuk memberi sentuhan estetik terhadap
barang-barang tersebut. Sentuhan estetik, khususnya dalam rancang
bangun suatu produk menghasilkan nilai tambah yang bersifat
psikologis maupun finansial/ekonomik.
Sebaliknya, kemajuan teknologi dapat pula dimanfaatkan bagi
pembuatan karya seni/desain, misalnya desain atau ilustrasi dengan
bantuan program-program komputer. Persoalannya, desainer, arsitek
atau ilustrator tidak memiliki kebebasan seperti pelukis dalam
membuat karyanya, karena suatu benda atau bangunan memiliki
bahan/material khusus dan kegunaan tertentu sebagai benda pakai.
Arsitek tak bisa seenaknya merancang bentuk gedung pertemuan
tanpa memperhitungkan keamanan dan daya tampung pengunjung.
Jadi, masalahnya adalah, bagaimana memadukan bentuk dengan
bahan dan fungsi.
Dalam hal inilah teknologi dan seni rupa berkaitan sangat erat.
Oleh sebab itu, pendidikan seni sejak dini perlu memberi kesadaran
kepada siswa –yang di antaranya kelak mungkin ada yang jadi
pemimpin, pengusaha, industriawan—bahwa teknologi dan seni
memiliki keterkaitan yang erat dan saling menunjang. Seni bukan
sekedar sarana ekspresi individual, tetapi juga sarana penunjang
kehidupan yang lebih luas, khususnya teknologi, namun orang
kebanyakan tidak menyadarinya.
WAWASAN SENI
Diposkan oleh ANDY FIRMANSYAH on Selasa, 15 Desember 2009 / Label: ARTIKEL SENI RUPA
SENI RUPA
Standar kompetensi
- Mengapresiasi karya seni rupa
- Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
KOMPETENSI DASAR
- Mengidentifikasi jenis karya seni rupa murni dan terapan daerah setempat
- Mendiskripsikan karakterristik beragam tema ,bentuk dan makna simbolis karyaseni rupa
murni dan terapan daerah setempat.
- Menciptakan karya seni dan memamerkan karya seni dengan mengembangkan beragam
gagasan kreatif yang digali dari keragaman proses,teknik prosedur ,media materi dari seni
nusantara.
INDIKATOR
1. Menjelaskan fungsi seni secara umum.
2. Mengidetifikasi berbagai media berkarya seni.
3. Menyiapkan bahan plastik dari daerah setempat.
4. Membentuk obyek berdasarkan bahan plastik daerah setempat.
5. Membuat perencanaan pameran dikelas.
RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN
1. WAWASAN SENI
A. PENGERTIAN SENI
Pada bab terdahulu bahwa seni atau kesenian adalah ekspresi gagasan atau perasan
manusia yang diwujudkan melalui pola kelakuan yang menghasilkan karya yang bersifat estetis
dan bermakna.
Dari pengertian tersebut atau dari pendapat para ahli fdapat disimpulkan bahwa:
- seni merupakan kegiatan ekspresi rohani/jiwa/gagasan perasaan manusia.
- seni merupakan penciptaan yang menghasilkan karya.
- seni merupakan karya yang memiliki nilai estetis
- seni merupakan karya yang memiliki makna simbolis.
B. FUNGSI SENI
Fungsi seni dapat dibedakan menjadi dua yaitu
a. Fungsi indifidual
Fungsi indifidual ada dua yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan fisik
Dalam hal ini seni berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nyata seseorang .Misalnya
seni bangunan tempat tinggal, dekorasi memperindah ruangan ,seni menata makanan
,seni berpakaiyan dll
2. Pemenuhan kebutuhan emosional.
Seni berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang tidak nyata.Misalnya mengapresiasi
karya lukisan dan karya musik yang hasilnya berupa kepuasan atau sebaliknya.
b. Fungsi Sosial
Berarti bahwa seni merupakan sarana komunikasi antara seniman dengan penikmat
seni,serta lingkungan.
Fungsi sosial ada empat yaitu :
1. Bidang rekreasi, seni dapat berfungsi untuk menhilangkan kejenuhan. Misalnya nonton
konser, menonton seni tari atau teater.
2. Bidang komunikasi, seniman berkomunikasi melalui karyanya dengan penikmat seni,
dan lingkungannya, misalnya kita memahami lukisan seseorang, menghayati lagu
orang lain dan sebagainya.
3. Bidang keagamaan, seni tidak terpisahkan dari kehidupan beragama, misalnya, seni
baca Al Qur’an, pujian Nasyid, karya kaligrafi, dan lain-lain.
4. Bidang pendidikan, kemampuan dasar yang dapat dikembangkan melalui seni meliputi :
a. Perkembangan fisik adalah kemampuan gerak motorik seperti, menggambar,
membentuk, memotong, menari, dan lain-lain.
b. Daya serap yaitu kemampuan merespon dan menyerap kesan yang di terangkan
ke dalam lukisan , menyerap gerak sesama penari, reaksi lawan main dalam
drama dan sebagainya.
c. Emosi berkaitan dengan kemampuan manusia mengungkapkan perasaan
secara bebas dan spontan,misalnya sebuah lagu sering kalki merupakan
tumpahan emosi pengalaman pencipta.
d. Daya cipta atau kreatifitas berkaitan dengan kemampuan manusia berfikir kretif
unik dan khas.
C. TUJUAN SENI
Seni bertujuan sebagai :
a. Media ekspresi
Tujuan penciptaan karya seni semata-mata untuk keperluan pemuasan emosi dan batri
penikmat serta senimannya, seni ditujukan untuk seni semata.
b. Media komersial
Dalam hal ini faktor keuntungan materi sangat diperhitungkan. walaupun demikian, unsur
keindahan tetap diperhatikan karena unsur ini dapat menaikkan harga karya tersebut.
Contoh:
- Busana dirancang sesuai mode masa kini tentu memiliki nilai jual lebih tinggi denga mode
yang biasa.
- Kaset lagu yang dikemas dengan baik akan lebih menarik perhatian
D. Ragam gagasan seni rupa
Ragam seni rupa dapat dikelompokkan berdasarkan :
1. Obyek seni rupa yaitu hal yang diwujudkan menjadi karya seni rupa.Obyek ini sangat
beragam ,adapun obyek seni rupa dapat meliputi:
- Manusia - Alam benda
- Hewan - Benda buatan manusia
- tumbuhan - Gejala alam dll
2. Corak karya seni rupa yaitu secara perwujudan fisik.Hal ini karena banyak dipengaruhi oleh
beragamnya budaya tiap masyarakat.sehingga terbentuk corak:
- Tradisional (primitif dan klasik )
- Modern meliputi representatif,deformatif,abstrak
- Post modern
3. Tema seni rupa, adalah apa yang hendak diceritakan oleh karya seni tersebut.Tema tema
tersebut dapat diwujudkan :
- Manusia dengan dirinya sendiri
- Manusia dengan manusia lain
- Manusia dengan alam benda dll.Seperti yang sudah dibahas pada bab-bab terdahulu.
4. Makna simbolis senirupa,adalah lambang atau simbul yang berupa pesan dari suatu hal
contohnya:
- Patung ganesha lambang ilmu pengetahuan
- Patung dewi sri lambang kesuburan dan sebagainya
B. RAGAM SENI RUPA DAERAH
1. SENI KRIYA(KERAJINAN )
Seni kriya atau kerajinan meliputi
a. keramik
b. Ukiran
c. Meronce
d. Batik (ragam hias )

Pengertian Apresiasi Seni, Fungsi, Manfaat, Tujuan dan Tingkatannya - Pernahkah


sobat mengapresiasi karya ? Pastinya sudah bukan ? Nah, sehubungan dengan itu, kali ini
kita akan mengkaji lebih dalam mengenai apresiasi seni. Yuk simak pembahasannya...
#1. Pengertian Apresiasi Seni

Menurut etimologi (segi bahasa), apresiasi berasal dari Bahasa Latin, “appretiatius” yang
berarti suatu penghargaan atau penilaian. Selain itu, di dalam Bahasa Inggris kita
mengenalnya dengan “appreciate” yang artinya melihat karya, menentukan nilai, menikmati
,menyadari keindahan, dan menghayatinya.

Apresiasi : proses penilaian atau penghargaan positif yang diberikan seseorang terhadap
suatu karya.

Karya : suatu kegiatan yang dilakukan manusia dan membuahkan hasil.

Setelah kita memahami pengertian apresiasi dan karya, selanjutnya kita akan memahami
seni. Apa itu seni ? Seni adalah suatu strategi yang digunakan manusia dengan cara
mengimajinasikan ide, gagasan, dan inspirasi menjadi nyata agar dapat dilihat/diketahui
oleh publik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa apresiasi karya seni adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menilai suatu karya seni. Penilaian tersebut dapat berupa mengenali, menilai, mengakui,
dan menghargai nilai seni yang terdapat pada karya seni tersebut.

Dengan kata lain, seseorang akan menilai suatu karya seni baik dengan cara melihat,
menikmati, mendengar, menilai , menghayati, menjiwai maupun membandingkan karya
satu dengan lainnya.

Menurut Brent G. Wilson (buku : Evaluation of Learning in Art Education), apresiasi memiliki
3 domain (konteks), yaitu :

 Feeling (Perasaan) : berkaitan dengan perasaan mengenai suatu keindahan.


 Valuing (Penilaian) : berkaitan dengan nilai karya seni.
 Emphatizing (Empati) : berkaitan dengan penghormatan/penghargaan terhadap
dunia seni dan profesi (pelukis, pepatung, pemahat, pegrafis, pedesain, pekria, dan
lain sebagainya).

#2. Tujuan dan Manfaat Apresiasi Seni

Apresiasi seni sangat bermanfaat bagi suatu bangsa, karena dengan kita ikut
mengapresiasi, maka secara tidak langsung kita telah ikut mengembangkan kemampuan
seseorang. Pengembangan tersebut bisa didapat baik melalui kemampuan pikiran,
tindakan dan pengembangan kepribadian seseorang.

Tujuan pokok (utama) dari apresiasi seni yang sebenarnya adalah agar publik tahu maksud
dan tujuan dari pembuatan karya seni tersebut. Akhirnya, masyarakat pun dapat menilai,
menanggapi dan menikmati suatu karya seni yang telah ada.

Adapun tujuan akhir apresiasi seni antara lain yaitu :

 Untuk mengevaluasi dan mengembangkan nilai keindahan karya seni ;


 Untuk mengembangkan daya kreasi dan imajinasi ;
 Untuk menyempurnakan karya seni.

#3. Apa Fungsi dari Apresiasi ?


Ketika kita mengapresiasi karya, kita tentu perlu tahu apa sebenarnya fungsi dari
mengapresiasi. Adapun fungsi tersebut antara lain :

 Sebagai sarana meningkatkan rasa cinta terhadap karya anak bangsa Indonesia,
sekaligus peduli terhadap sesama.
 Sarana untuk penilaian, penikmatan, empati, hiburan dan edukasi.
 Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam beberapa hal.

Selain itu, apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara
penikmat karya seni (apresiator) dan pembuat (seniman). Karena hal inilah, diharapkan
seniman mampu menciptakan karya seni yang jauh lebih baik dan berkualitas dari
sebelumnya.

#4. Jenis Apresiasi Seni

Apresiasi seni dibedakan menjadi 2, yaitu :

 Apresiasi pasif : apresiasi yang umumnya dilakukan oleh orang yang masih awam
terhadap seni, namun memiliki minat yang baik terhadap suatu karya seni.
 Apresiasi aktif : apresiasi yang muncul setelah menilai suatu karya seni.

#5. Macam-macam Tingkatan dalam Apresiasi Karya Seni

“Sense of Beauty”, atau rasa keindahan pasti sudah dimiliki setiap orang di dunia ini. Jika
seseorang menilai, tentu akan berbeda dengan yang lainnya. Penilaian si A tentu berbeda
dengan penilaian si B, tergantung bagaimana seseorang menghayatinya. Ada yang
beranggapan bahwa karya seni itu bernilai negatif ada juga yang menilai negatif. Itu semua
tergantung dari sudut pandang pengamat mengenai keindahan yang dianutnya.

Mengapresiasi tidak hanya untuk menilai karya seni saja. Kita dapat menerapkan kegiatan
apresiasi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita hendak membeli baju di Mall, dan
terdapat banyak sekali pilihan baju. Kemudian kita memilih salah satu baju sesuai selera
kita dan memakainya. Kemudian orang lain menganggap penampilan kita menjadi lebih
gagah/menawan. Namun, ada juga orang yang memilih baju lainnya (yang menurutnya
cocok dengan kepribadiannya ). Itupun bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk apresiasi.
Dari contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa persepsi orang itu benar-benar
berbeda antara satu dengan lainnya.

Secara lebih spesifik, hal ini timbul karena :

 Status sosial yang berbeda-beda.


 Tingkat intelektual.
 Pemahaman terhadap seni dan tingkat penilaian seseorang itu beragam.

Nah, karena itulah kemudian muncul suatu tingkatan dalam apresiasi.

Lalu, apa saja tingkatan apresiasi itu ? Dan apa pengertiannya ?

 Apresiasi empatik : suatu sikap apresiasi yang menilai karya seni dengan
tangkapan indrawi saja. Dengan kata lain, penilaian baik dan buruknya suatu karya
dilakukan dengan pengamatan semata. Biasanya, apresiasi jenis ini dilakukan oleh
orang awam yang kurang mengerti dunia seni.
 Apresiasi estetis : sikap apresiasi yang menilai keindahan karya seni disertai
pengamatan dan penghayatan yang lebih mendalam.
 Apresiasi kritis : apresiasi yang menilai karya seni dengan mengklasifikasi,
mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan/menginterpretasi dan
mengevaluasi serta menyimpulkan hasil pengamatannya secara akurat dan
bertanggung jawab. Dengan kata lain, apresiasi ini dilakukan dengan cara ilmiah
dan lebih bersifat keilmuan. Biasanya dilakukan oleh kritikus yang memang sudah
mendalami bidang tersebut.

Kesimpulan....

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa apresiasi seni adalah sesuatu yang
bermanfaat bagi kemajuan pribadi seseorang. Baik orang yang menjadi apresiator maupun
seniman itu sendiri. Selain itu, kita secara tidak langsung juga telah ikut berpartisipasi
dalam melestarikan budaya dan karya anak bangsa.

Jadi, kapankah kamu akan memulai mengapresiasi suatu karya ?

Sumber : http://www.siswamaster.com/2016/10/pengertian-apresiasi-seni-fungsi-manfaat-
tujuan-dan-tingkatan.html#ixzz4gSNxA1t9
PENGERTIAN KEBUDAYAAN,UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN,WUJUD KEBUDAYAAN
DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Posted: March 10, 2013 in Uncategorized

A.Pengertian kebudayaan

Gambar

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-
bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika,
“keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra
budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat
dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B.Unsur-Unsur Kebudayaan

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya


sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

Kesenian

Sistem teknologi dan peralatan

Sistem organisasi masyarakat

Bahasa
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

Sistem pengetahuan

Sistem religi

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar,
faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara
kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to
date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri.
Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai
kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :

1.Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

2.Sistem teknologi dan peralatan

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam
makhluk hidup yang lain.

3.Sistem organisasi masyarakat

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam
makhluk hidup yang lain.

6.Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7.Sistem religi

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

C.WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.

1.Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,


gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3.Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.

D.FAKTOR YANG MENDORONG DAN MENGHAMBAT PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1.Mendorong Perubahan Kebudayaan

adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,terutama unsur-


unsur teknologi dan ekonomi.adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur
perubahan kebudayaan terutama generasi muda.

2.Menghambat perubahan kebudayaan

adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat
istiadat,dan keyakinan agama,adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur
perubahan terutama generasi kolot.

A. FAKTOR INTERNAL
*PERUBAHAN DEMOGRAFIS

perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan


mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang
perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan
papan.

*KONFLIK SOCIAL

konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dalam suatu


masyarakat,contohnya : konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi,untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan
penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.

*BENCANA ALAM

bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan contohnya :


banjir,bencana longsor,letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan
dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilisasi maupun alkuturasi.

*PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM

ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk


delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal
ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.

2.FAKTOR EKSTERNAL
*PERDAGANGAN

indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah bahkan
eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang pendagang
besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.

*PENYEBARAN AGAMA

masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan proses
penyebaran agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur
budaya barat melalui proses penyebaran agama kristen dan kalonialisme.

*PEPERANGAN

kedatangan bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam


bentuk peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur budaya bangsa
asing ke indonesia.

sumber :

http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html#pengertian

http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-dan-7-
unsur.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
PENGERTIAN KESENIAN

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa
keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos
berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-
nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu
masyarakat.

Pengertian, fungsi dan tujuan seni

Dede Ayip senibudaya 7 comments

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu.
Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan
dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.

Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih
sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni
adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium
itu.

Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu,
untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu,
dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme
dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni
menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :

1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik,seni
suara,dan seni sastra,puisi dan pantun

2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnya lukisan, poster,seni bangunan,
seni gerak beladiri dan sebagainya.

3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya
pertunjukan musik, pagelaran wayang,film
Fungsi Seni

1. Fungsi Religi/Keagamaan

Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-
lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb.
contohnya : gamelan dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang)

2. Fungsi Pendidikan

Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut
terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk
pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu
anak-anak, alat peraga IPA, dsb.

3. Fungsi Komunikasi

Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan, kebijakan dan
memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang orang
dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan reklame.

4. Fungsi Rekreasi/Hiburan

Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan yang khusus
pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.

5. Fungsi Artistik

Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang
komersial, seperti : musik kontenporer, tari kontenporer, dan seni rupa kontenporer. (seni pertunjukan
yang tidak bisa dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan
komunitasnya)

6. Fungsi Guna (seni terapan)

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai media ekspresi (karya
seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti :
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.

7. Fungsi Kesehatan (terapi)


Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis
distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti musik telah
terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma
pada suatu kejadian dsb. pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan
gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

TUJUAN PENCIPTAAN SENI

Tujuan karya seni dibuat oleh penciptanya amatlah banyak. Ada yang demi kepuasan pribadi, tuntutan
keadaan, tujuan praktis untuk mencari uang, adapula yang demi kepentingan kesejahtraan umat
manusia. Meskipun tujuannya amat beragam tetapi hakikat dari proses kreasi tersebut adalah
terciptanya nilai-nilai kebaruan. Dikarenakan hasrat untuk menciptakan unsure kebaruan inilah sebuah
karya seni memiliki makna untuk kehidupan yang lebih luas.

Seorang menciptakan karya seni dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan zamannya sehingga
memilki arti penting bagi generasi berikutnya. Di beberapa negara, pencapain tersebut terlihat dari
hadirnya karya besar bidang seni rupa dan terciptanya budaya benda yang menjadi symbol kemajuan
peradaban umat manusia sekarang.

Sebagai media ekspresi, tidak tertutup kemungkinan bahwa seni dipakai untuk tujuan-tujuan ‘negatif’,
seperti penyebarluasan pornografi, pelecehan, fitnah, ataupun penipuan. Demikian pula pandangan
masyarakat yang ‘meminggirkan’ seni dalam proses pendidikan maupun kehidupan sehari-hari
seharusnya telah ditinggalkan, karena tujuan manusia menciptakan karya seni adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan zamannya, dan bukan merusaknya.

5 Macam Jenis Seni yang Wajib Kamu Ketahui Kholis Seni 1 Comment

Macam – Macam Seni – Seni merupakan bagian dari hidup manusia, Sebagian besar dari kita pasti
pernah mendengar tentang seni, bahkan mungkin kamu merupakan salah satu pelaku seni itu sendiri.
Namun sebenarnya apa sih seni itu? Gampangnya, seni itu adalah ekspresi yang memiliki unsur
keindahan atau unsur estetik yang dituangkan menjadi suatu bentuk karya yang dapat dinikmati oleh
kelima panca indera. Lebih jelasnya, kamu bisa membaca ulasan berikut ini:
Seni pada awalnya berasal dari bahasa sansekerta, dari kata sani yang berarti ‘pemujaan, persembahan
dan pelayanan’. Kata-kata tersebut memiliki kaitan yang cukup erat dengan upacara keagamaan yang
biasa disebut dengan ‘kesenian’.

Padmapusphita berpendapat kalau seni itu asalnya dari bahasa Belanda, yaitu dari kata ‘genie’ yang
dalam bahasa latin artinya ‘genius’, bisa dibilang seni adalah kemampuan yang didapat sejak lahir.
Namun di Eropa, seni disebut dengan ‘art’ yang dapat diartikan sebagai artivisual dari suatu objek atau
benda yang melakukan kegiatan tertentu.

Seni sendiri terbagi menjadi 6 bagian:

1. Seni Rupa

via: pexels.com

via: pexels.com

Seni rupa merupakan salah satu bagian dari cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap
yakni dengan menggunakan elemen rupa sebagai salah satu wujud yang dikelompokkan ke dalam
bentuk multimedia, gambar, lukis, patung, kerajinan tangan, kriya dan grafis.

Kompetensi dasar yang harus dimiliki dalam bidang seni rupa meliputi kemampuan memahami dan
berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat atau memahat patung, kemampuan memahami
dan membuat karya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan/hand crafting, serta
keahlian memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini ditetapkan sebagai
dasar kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.

Seni rupa sudah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme sampai jaman melenium. Seni Rupa
merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang secara performatif dapat mempresentasikan wujud
yang tampak mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam berbagai klasifikasi bentuk
seperti telah disebut sebelumnya.
Representasi berbagai bentuk seni rupa sudah dipertimbangkan secara sinergis melalui berbagai
perhelatan media yang digunakan sebagai dasar dari perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa
adalah wujud mediasi bentuk tampak mata yang dekat ke arah bentuk gambar, lukis, patung, kerajinan
tangan kriya dan multimedia yang berhubungan dengan unsur cabang kesenian.

2. Seni Musik

via: pixabay.com

via: pixabay.com

Unsur suara merupakan elemen utama dari seni musik. Unsur lain dapat berbentuk harmoni, melodi dan
notasi musik yang merupakan wujud sarana yang diajarkan di sekolah. Media yang digunakan dalam seni
musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen bisa berbentuk alat musik yang berasal
dari Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain adalah seruling,
gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, kolintang dan arumba. Jenis alat musik dari
Barat antara adalah piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.

Kompetensi atau kemampuan dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi
kemampuan dalam memahami dan berkarya musik, pemahaman ilmu pengetahuan musik mencakup
harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang dapat membuat seseorang
beradaptasi dengan berbagai perangkat musik secara cepat.

Tidak hanya itu, kamu juga butuh kemampuan untuk memahami dan membuat notasi, kemampuan
untuk mengaransemen, serta untuk praktik dasar maupun mahir dalam banyak atau beberapa alat
musik atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat karya berbasis
multimedia.

Seni musik biasanya lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik dan lebih memiliki
proporsi pada bunyi secara teratur, bunyi yang memiliki irama dan paduan bunyi yang menjurus pada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme atau insturmental, melodi maupun harmoni. Seni
musik biasanya banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran seperti: klasik,
ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memahami perkembangan musik melalui bunyi-
bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang dari zaman Renaissance hingga
abad milenium. Secara progresif aliran musik yang sedang berkembang pada saat ini adalah musik yang
mempunyai tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Dibanding seni lainnya, Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Suara/bunyi yang
digunakan sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menerjemahkan makna
bunyi ke dalam penerjemahan kuantum buah pikiran dari aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemaknaan secara mendalam untuk mengerti artikulasi penataan musik
terhadap cara penyampaian makna musik itu sendiri untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan
demikian makna penataan musik menjadi semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media
komunikasi antara penata musik dengan para penghayat musiknya.

3. Seni Teater

via: www.stageandcinema.com/

via: www.stageandcinema.com/

Kompetensi dasar dalam bidang seni teater mencakup kemampuan dalam memahami dan membuat
karya teater, kemampuan memahami dan membuat karya naskah, kemampuan memahami bermain
peran di bidang casting, kemampuan memahami dalam membuat setting atau tata teknik pentas
panggung dan menciptakan suasana sebagai perangkat tambahan yang diperlukan dalam membidangi
seni teater.

Pada sisi lain, kemampuan untuk memahami seni peran di luar dirinya membutuhkan keahlian khusus
yang harus dikuasai secara teoiritis maupun teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan
membuat sarana dan prasarana untuk perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual
yang wajib dikuasai seorang pemain drama dalam kaitannya dengan penyajian teater yang berbasis
teknologi. Seni teater juga sebagai bagian dari integral kesenian untuk memiliki media ungkap suara
dalam wujud seni peran. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan,
diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian yang sangat penting dari
profesionalitas profesi yang harus dimiliki.

4. Seni Tari

via: www.laughspark.info

via: www.laughspark.info
Tari adalah gerakan halus yang memiliki unsur estetis. Gerak dalam tari memiliki makna tertentu dari
koregorafer. Keindahan seni tari terletak pada kepuasaan dan kebahagiaan dari para penonton maupun
para penari.

Keahlian yang dibutuhkan dalam menari meliputi keahlian dalam menari tradisional ataupun tari
garapan/modern. Kemampuan untuk memahami serta menguasai tujuan dari tari itu sendiri yang
diarahkan oleh koreografer. Kemampuan untuk memahami an berkarya tari (koreografi) adalah
keterampilan khusus yang memiliki hubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan para
penari memiliki kepekaan memahami secara menyeluruh aspek-aspek dalam tari dan aspek keindahan
secara teknis. Sebagai penyesuaian dari abad modern, kemampuan untuk memahami dan membuat
perangkat multimedia erat hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia
yang beradaptasinya dengan teknologi.

Baca juga: 57 Macam Tarian Asal Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui!

Perwujudan dari ekspresi budaya yang ditunjukan melalui gerak yang dijiwai serta diikat dengan nilai-
nilai budaya dapat menjadi patokan dasar atau standar ukur tari yang dapat dikaji menjadi bentuk dari
tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting dalam kesenian di Indonesia dalam
bentuk gerak tari, diperlukan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran
dan fungsi tarian yang sangat penting sampai saat ini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dari
puncak tari sebagai budaya di sebuah daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah berhasi; menjadi
puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang dapat diunggulkan dari daerah
dimana tarian tersebut berasal.

Macam ragam tari-tarian yang diwarisi oleh masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun
yang berpandangan sekuler, tradisional maupun modern. Bentuk tarian dari zaman prasejarah sampai
dengan zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah tarian untuk dapat bertumbuh-
kembang sampai akhir zaman.

Seni tari memerlukan suatu media gerak. Gerak murni atau gerak biasa tidak memiliki maksud-maksud
tertentu. Gerak maknawi memiliki makna yang mendalam untuk menyampaikan maksud-maksud
tertentu yang dapat dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan
geraknya dapat memiliki bangunan ekspresi bentuk yang dapat dinikmati oleh manusia. Seni tari di
tanah air banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh karena itu, dari zaman
dahulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang penting dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam
berbagai upacara terkait dengan cara maupun tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara
keagamanaan atau ritual.
Seni tari dapat mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang
dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dinamisme sejak zaman dulu, dapat menjadi kekuatan penting
dalam setiap upacara keagamaan. Dalam berbagai perkembangannya,seni tari tradisional akhirnya alam
mewariskan seni pertunjukan yang baru dan inovatif melalui berbagai dramatari prembun, sampai
sendratari jenis kesenian yang muncul pada zaman modern.

Pada masyarakat sekarang yang hidup serba modern dan dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan
hadirnya penari yang baik, elegan dan guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu
merumuskan masa depan tari sesuai dengan perkembangan zaman secara proporsional. Oleh karena
itu, beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari yang dapat memenuhi
syarat sebagai penari yang profesional.

5. Kerajinan Tangan

via: unsplash.com

via: unsplash.com

Kerajinan tangan adalah seni yang berbentuk benda hasil kerajinan. Kerajinan tangan memiliki unsur-
unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta kegiatan seni yang menekankan pada keterampilan
tangan. Seni dan pengetahuan yang lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam usaha
pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu bentuk kehidupan akan terasa datar
dan gersang apabila tidak memiliki unsur seni. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan
memperluas cakrawala hidup serta keanekaragaman ilmu pengetahuan seseorang. Secara aktual
kesenian yang ada dalam berwujud seni musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural,
dan multidimensional.

Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah
contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian
buat atau kalian kenali.

Anda mungkin juga menyukai