PENGANTAR FILSAFAT
TENTANG KEINDAHAN
“SENI ESTETIKA, KEBERADAAN RASA, FILSAFAT
KEINDAHAN, DAN NAMA2 YANG INDAH ”
Disusun oleh :
KELOMPOK 5 (Lima)
1. SANTI YULIANTI
2. SULIANA
3. ERNA YULIANA
4. KHAIRUL ANWAR
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kita semua dalam bentuk yang sempurna
dan telah diamankan kepada kita sebagai manusia agar memelihara apa yang ada dimuka bumi,
oleh karena itu patutnya melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada kita dengan sungguh-
Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi kita semua yakni Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya yang InsyaAllah selalu
Alhamdulillah dengan berbagai macam kendala akhirnya kita dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Keindahan. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. kami menyadari bahwa penullian makalah ini masih terdapat kekeliruan yang sedikit
mengganggu para pembaca, namun dengan adanya makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami
2
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 4
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah menciptakan manusia dengan penuh kelebihanya serta merupakan makhluk yang
paling sempurna di muka bumi ini, manusia memiliki berbagai perasaan seperti senang, susah,
hiba, kecewa, duka, benci, cemburu, dendam, takut, ragu, muak, gundah, dongkol, kasih dan
sayang. Manusia memiliki kelebihan-kelebihan dan mampu berekspresi sesuai dengan keinginan
sendiri-sendiri. Manusia memiliki cipta rasa dan karsa bagaimana manusia mampu menciptakan
hal-hal baru, memiliki rasa dan karsa dalam hal ini manusia menggunakan kelebihan yang
memperdengarkan suara cabul menarikan gerakan erotis yang merangsang, melukiskan aurat ini
merupakan salah satu wujud penyalah gunaan dari apa yang dimiliki manusia dan sampai saat ini
hal-hal tadi selalu ada dilingkungan sekitar kita. Di dalam kehidupan sehari-hari keindahan sangat
berguna dan dibutuhkan oleh manusia pada umumnya. Keindahan digunakan manusia agar
mendapatkan rasa kepuasan tersendiri. Keindahanpun tidak dapat dipandang sama oleh setiap
orang, karena apabila seseorang memandang atau menilai bahwa benda itu memiliki keindahan
yang timggi belum tentu orang lain memandang bahwa benda tersebut memiliki keindahan yang
Cara membuat benda indah pun tidak bisa jika dengan teori dalam jiwa yang kosong,
karenajika tidak mempunyai jiwa dan teori yang mendalam maka sulit untuk seseorang membuat
benda itu menjadi indah. Biasanya jika pelukis, pemusik atau sastrawan memiliki jiwa yang penuh
dengan keadaaan hati yang baik akan menghasilkan karya yang memuaskan juga selain itu,
4
Sehingga di dalam makalah ini kelompok kami ingin menyajikan teori tentang nilai estetika
dan seni. Estetika yang mempunyai hubungan dengan seni . Cangkupan estetika pun cukup luas
yang dapat didalami dan di pelajari dalam kaidah-kaidah yang mengandung unsur keindahan. Lalu
bagaimana cara kita menyikapi agar hal-hal tersebut tidak sampai terjadi pada diri kita sebagai
umat islam jika tidak dengan cara menggunakan cipta rasa dan karsa kita dengan sebaik-baiknya,
sehingga kita tidak tidak menyalahgunakan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita sebagai
umat islam.
B. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimanakah filsafat tentang keberadaan rasa, keindahan dan nama-nama yang indah?
C. TUJUAN
2. Untuk mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan rasa, keindahan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. SENI ESTETIKA
Seni adalah kekuatan pribadi seseorang yang kreatif, ditambah dengan keahlian yang
bersangkutan dalam menampilkan tugas pekerjaanya. Seperti ungkapan George R. Terry (1964)
yaitu; Art is personal creative power plus skill in performance. Jadi seni merupakan kemampuan
dan kemahiran seseorang untuk mewujudkan cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh yang
Seni bisanya adalah bakat alamiah yang dibawa sejak seseorang dilahirkan, sebagai karunia
Allah. Tetapi dapat pula seni diperoleh dari lingkungan seperti; pendidikan, agama, pergaulan,
pengalaman, praktek sehari-hari suatu kelompok etnis. Sedangkan keindahan Menurut George
Santayana, bahwa; merupakan teori tentang nilai-nilai. Dapat pula dikatakan bahwa keindahan
adalah; kebenaran, yaitu pernyataan tentang ideal, simbol, kesempurnaan tuhan, serta manifestasi
termasuk kehidupan yang menyenangkan. Nilai-nilai yang terkait dengan keindahan adalah
berangkat dari keadaan “positif”, sedangkan nilai moral berangkat dari keadaan yang
“negatif”.
Mengkaji citarasa seni seseorang secara filosofis, berarti mendalami bagaimana seorang
penciptaannya dan idealismenya sebagai perwujudan yang dapat dinikmati orang lain, bagaimana
seorang itu menyampaikan kehalusan, keindahan, kebagusan, keelokan, kecaantikan warna dan
6
Sedangkan keindahan artifisial hanya dapat dimengerti oleh seseorang melalui proses
keterlibatan perasaan dan penalarannya terhadap proses dan hasil karya seni itu, antara lain yang
berkaitan dengan semangat hidup, kepekaan dan situasi emosional. Kehadiran sesuatu yang indah
dalam hidup seseorang, menjadikan perjalanan hidupnya penuh warna, harmonis, ada rasa nikmat
yang memuaskan hatinya, ada sesuatu makna hidup dan perasaan haru yang mendalam, yang
seringkali membawa seseorang pada suatu perasaan yang rendah hati, ada semangat dan harapan
Menurut A.A.M. Djelantik, hal-hal yang indah dapat dibagi atas dua golongan, yaitu; yang
pertama keindahan alami yang tidak dibuat oleh manusia, sedangkan yang kedua adalah hal-
hal indah yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia. Merujuk pendapaat ini, betapa kita
melihat yang maha kuasa menciptakan indahnya tubuh seekor kuda berlari disertai debu yang
mengepul dibelakangnya, betapa indahnya burung merak yang ekornya dapat mengembang,
betapa indahnya air terjun diantara tebing-tebing. Yang kemudian para seniman lukis, seniman
Pada hakikatnya keindahan alam merupakan cerminan dari cahaya keindahan Ilahi. Dalam
sebuah hadits disebutkan bahwa; Tuhan adalah Maha Indah dan menyukai yang indah-indah.
Penghayatan dan penjiwaan keindahan alam membawa pada munculnya kesadaran atas
keindahan. Jadi sebenarnya manusia adalah penikmat atas apa yang disuguhkan oleh yang maha
kuasa kepada kita dan manusia menangkapnya dengan naluri seninya. Yang demikian seharusnya
negeri, dan dengan bangga menggerakkan tangan-tangan pemerinah kepada hal yang baik
dan benar agar jalannya roda pemerintah sesuai dengan keindahan seni pemerintahan.
Dan indahnya perdagangan yang jujur tanpa adanya kecurangan-kecurangan dan tipu
muslihat. Indahnya perkawinan yang saling mengasihi, setia dan berjanji sehidup-semati tanpa
adanya KDRT ataupun perselingkuhan. Indahnya beragama yang saling toleransi tanpa adanya
7
gujatan dan perselisihan. Oleh karena itu secara filosofis maka yang keluar dari konsep seni
1. Pengertian intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .Teori
intrinsik berpendapat bahwa nilai seni terdapat pada “bentuknya”. Bentuk adalah medium
inderawi sebuah karya seni. Isinya adalah tidak relevan. Misalnya, lukisan pemandangan
alam; nilai keindahan dibentuk dari hubungan garis-garis, warna-warna, dan bentuk-bentuk
yang dapat disadari. Sedangkan pepohonan, gunung, awan, matahari, dan mungkin sungai
tidaklah relevan dengan keindahan yang sesungguhnya sebagai objek real. Teori intrinsik
secara subtansif menyadur konsep idea Plato yang dikembangkan oleh Kant.
2. Pengertian ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.Teori ekstrinsik
berpendapat bahwa susunan dari arti-arti di dalam dan susunan medium inderawi yang
menampung proyeksi dari makna dalam harus dilebur. Nilai-nilai keindahan mencakup
semunya, meliputi semua arti yang diserap dalam seni dari cita yang mendasarinya.
Contohnya : puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu
3. Teori serba intelektual didasari filsafat Aristoteles yang menyatakan bahwa “keindahan
adalah kebenaran, keindahan yang benar atau kejujuran!” kebenaran yang dimaksud adalah
manifestasi prinsip universal dalam kehidupan yang nyata ataupun khayali. Disebut pula
sebagai kebenaran baru (new reality)dan kebenaran kedua (second reality). Intelektual
merupakan suatu kumpulan kemampuan sesorang untuk meperoleh ilmu pengetahuan dan
8
timbul. Artinya, ilmu pengetahuan dan seni memiliki tujuan yang sama hanya berbeda
dalam prosesnya: ilmu pengetahuan menyajikan bayangan dalam bentuk nilai-nilai abstrak,
4. Katharsis merupakan penyaluran emosi dan agresi yang bias berupa kekesalan, kesedihan,
kebahagiaan, impian dan lainnya ini dilakukan dengan pengalaman wakilan (Vicarious
Teori katarsis yang diintrodusir oleh Aristoteles bertolak dari efek seni drama/teater
terhadap khalayaknya yang mendapatkan kepuasan dan kedamaian. Baginya, keindahan adalah
ekspresi dan ekspresi adalah “muatan” atau “isi” seni. Seni adalah representasi bukan realitas
Dalam konteks ini, seseorang tidak melakukan penyaluran emosi dan agresi-nya secara
nyata oleh individu tersebut, melainkan dilakukan hanya melihat atau membayangkan sesuatu
membayangkan dirinya menjadi seorang bintang musik Rock yang sedang pentas dihadapan
ribuan penonton.Atau contoh lainnya seorang ibu yang menonton sebuah serial TV yang
menggambarkan sosok seorang anak yang baik dan berbakti pada orang tuanya, ibu tersebut
merasa tenang dan merasa puas karena emosinya tersalurkan, meskipun dalam kenyataannya ibu
1. Teori bentuk, Teori ini dikenal sebagai pandangan formalism dalam estetika.
Mengutamakan bentuk dari pada pokok soal, tema, dan muatan isinya.
perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain agar mereka terjangkit.
9
3. Teori metafisik, merupakan bayangan realitas mutlak.
dinamika kejiwaan yang tidak bersifat intelektual, bahkan didorong dari keinginan bawah
sadar manusia.
5. Teori penandaan, seni merupakan suatu lambing atau tanda-tanda perasaan manusia.
B. KEBERADAAN RASA
Dengan rasa, cipta dan karsa, seseorang berusaha menemukan keindahan sesuai selera
masing-masing, hal ini akan menimbulkan sestetika yang menjadikan seseorang tersebut menjadi
seorang seniman ataupun pencipta karya seni, dengan kemampuan membedakan antara yang indah
Estetika berasal dari bahasa yunani yaitu aisthesis yang berarti pengamatan. Jika berbicara
tentang keindahan dapat dirasakan dari pengalaman tentang dunia disekeliling kita,
sehingga ditemukan suatu batasan yang membedakan cita rasa tentang indah, bagus, elok, cantik
di satu pihak dan kejelekan sebagai lawannya. Sejauh mana seseorang mampu menimbulkan daya
pendengarannya, daya pandangnya, daya sentuhnya terhadap sesuatu, maka sejauh itulah rasa seni,
cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Dengan demikian konsep estetika adalah abstrak karena
tidak dapat dikomunikasikan sebelum diberi bentuk. Kebanyakan estetika meniru dari alam, mulai
dari suara, bentuk sampai pada warna. Akan tetapi untuk batasannya sudah barang tentu sulit
ditentukan.
Rasa estetika itu dibangkitkan dari hasil seni ketika berusaha menimbulkan respon
(tanggapan) dari bermacam objek dan pengalaman. Seseorang dapat saja mengatakan bahwa dia
lebih senang lagu dangdut dari pada lagu pop, seriosa, dan keroncong, kendati seseorang yang lain
menganggap bahwa dangdut itu menjengkelkan. Oleh karena setiap orang memang berbeda rasa.
10
Sebagai paduan, seni harus pula bermoral dan berlogika untuk menghindari seni estetika
yang tidak mempedulikan kebenaran logika dan kebaikan moral. Sebagai contoh:
mempertontonkan tubuh telanjang, menari erotis, melukiskan aurat dan masih banyak lagi. Karena
seni hanyalah rasa dan berapa banyak rasa seni itu sendiri seperti rasa senang, susah, hiba, kecewa,
duka, benci, cemburu, dendam, takut, ragu, muak, gundah, dongkol dan cinta.
C. FILSAFAT KEINDAHAN
Pada kajian estetika keindahan seni ini kita akan bergelut dengan kegiatan. ketangkasan
(aptilude) yaitu keterampilan motorik cipta rasa karsa yang berhubungan dengan anggota
tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf, panca indra dan otot. Menurut
harrow (1972) hal ini desebut juga dengan pembelajaran psikomotorik antara lain sebgai
berikut:
1. Menuruti seperti berbagai prilaku yang diperoleh dari melihat dan mendengar serta merasa
paling rendah).
2. Manipulasi seperti melakukan suatu gerakan, bentuk (baik visual maupun audio) sehingga
dengan demikian kita tidak lagi akan melihat pada tingkat selanjutnya.
3. Ketepatan gerakan seperti melakukan dengan lancar, tepat, seimbang dan akurat (sehingga
dengan demikian kita akan dengan indah, cantik, elok, bagus, dan tanpa kejelekan akan
4. Artikulasi seperti menunjukkan serangkaian gerakan yang akurat berurut, tepat, cantik,
indah, elok dan bagus (sehingga dengan demikian kita akan sempurna menciptakan
11
Seni memang menyangkut nilai dan yang disebut seni memang nilai, bukan bendanya.
Nilai adalah sesuatu yang selalu bersifat subjektif, tergantung pada manusia yang menilainya.
Karena subjektif, maka setiap orang, setiap kelompok, setiap masyarakat memiliki nilai-nilaina
sendiri yang disebut seni. Setiap seni itu memiliki nilai-nilai dasar yang sama. Nilai-nilai dasar ini
ialah nilai yang ada dalam hidup manusia, yaitu nilai agama, filsafat, seni dan ilmu pengetahuan.
Masing-masing nilai tadi mempunyai dasar, aturan, bentuk dan fungsinya sendiri dalam hidup
manusia.
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu
karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap
menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan
sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti
1. Nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini
2. Nilai isi (content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan/kognisi, nilai rasa, intuisi atau
bawah sadar manusia, nilai gagasan dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat
terdiri dari nilai moral, nilai sosial, nilai religi dan sebagainya.
3. Nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi
Semua dasar-dasar nilai itu menyatu padu dalam wujud seni dan tak terpisahkan hanya dapat
kntekstual-budaya. Nilai dapat diartikan esensi, pokok yang mendasar yang akhirnya dapat
12
menjadi dasar-dasar noratif. Nilai sebagai esensi ini dalam seni, dapat masuk kedalam aspek
instrinsik seni yaitu struktur bentuk seni. Tetap juga dapat masuk aspek ekstrinsiknya juga berupa
Nilai esensi bentuk yaitu struktur, adalah hasil dari cara pengaturan unsur-unsur dalam seni
yang hanya dapat dilakukan dengan menggunakan logika. Setiap struktur tentu telah dipilih oleh
seniman dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam logika struktur inilah muncul kesimpulan
bahwa yang indah itu benar. Kalau pemilihan strukturnya begitu kuat dan utuh, maka sesuatu yang
selesai, sempurna, dapat tercipta dalam karya seni. Bagian karya seni itu ternyata disusun
sedemikian rupa sehingga muncul suatu tatanan matematis yang sangat esensial (segi tiga,
lingkaran, persegi dan lain-lain). Inilah penggunaan logika dalam struktur bentuk yang bernilai
esensial. Tidak mengherankan apabila beberapa seniman musik mengakui bahwa matematika amat
penting dalam penciptaan musik atau musik yang baik dapat melatih logika seseorang.
Sementara itu, nilai esensi ekstrinsik sudah umum dikenal lewat karya seni. Karya seni
besar tidak hanya mempunyai arti instrinsik tetapi juga ekstrinsik. Sebuah karya seni disebut seni
karena aspek intrinsik bentuknya, tetapi karya seni disebut besar dan mahakarya karena unsur
pemikiran seseorang mengenai hidup dapat menuntun menciptakan karya seni besar tak jarang
bahwa seniman sebenarnya juga seorang filsuf, hanya filsafatnya tidak diuraikan secara logis,
Nilai sebagai esensi, nilai sebagai kepentingan subjektif, dan seni sebagai kualitas,
merupakan nilai-nilai yang pokok dalam seni. Nilai-nilai itu diwujudkan dalam seni lewat aspek
13
D. NAMA-NAMA YANG INDAH
Puncak keindahan itu sendiri tidak dapat disebut salah satu nama Allah tetapi karena dalam
seni orang berbeda rasa maka kita tidak menyebut salah satu nama tapi keseluruhan nama-nama
Itulah sebabnya ketika para seniman meyaksikan kebesaran Allah menciptakan alam raya
yang luas ini mereka mengucapkan, “Allahu Akbar (Allah Maha Besar) begitu juga umat islam
menyelesaikan sholat subuh (pagi hari) dan sholat maghrib (sore hari) dengan membaca
takbir sebanyak tiga puluh tiga kali sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad kepada putri
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Seni Merupakan Kemampuan Dan Kemahiran Seseorang Untuk Mewujudkan Cipta Rasa
Dan Karsa yang dimiliki oleh yang bersangkutan dalam tugas dan fungsinya sebagai
seniman.
sentuhnya terhadap sesuatu maka sejauh itulah rasa seni cipta rasa dan karsa yang
dimilikinya.
3. Hasil dari pada suatu Karya Seni adalah terciptanya suatu keindahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Djelantik A.A.M 1999 Estetika (Sebuah Pengantar). Bandung Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia
Hidayatullah, Riyan. Dkk. 2016. Estetika Seni. Yogyakarta: Arttex Sumardjo, Jacob. 2000.
http://linggaagung.staff.telkomuniversity.ac.id/estetika/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2013/10/30/keindahan-yang-mengandung-nilai ekstrinsik-
dan-nilai-intrinsik/
16