Anda di halaman 1dari 12

"Manusia dan Keindahan"

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Alamiah, Sosial, dan Budaya Dasar.

Dosen Pengampu : Dr. Nurkholis, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
Givari Akbar ( 210911002 )

PRODI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021/2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulllah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah "Ilmu alamiah, sosial, dan budaya
dasar”.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi saya sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Bagi saya sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh
sebab itu saya sangat menerima kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.

Cirebon, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Malasah ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Pengertian Manusia .................................................................................... 2


B. Pengertian Keindahan ................................................................................. 3
C. Hakikat Keindahan ..................................................................................... 4
D. Hubungan Manusia Dengan Keindahan ..................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 5


A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Akhir Kata .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Topik mengenai manusia adalah topik yang tak pernah mengenal tua. Pemba-
hasan ini akan terus berlanjut sampai seluruh manusia sudah tidak lagi berkeentingan di
dunia ini. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas pembahasan tentang hubungan
antara manusia dan keindahan. Kita juga akan membahas perihal pengertian manusia,
dan pengertian keindahan, hakikat keindahan, dan hubungan manusia dengan
keindahan.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian manusia.

B. Pengertian estetika atau keindahan.

C. Hakikat keindahan.

D. Hubungan manusia dengan keindahan.

Dari keempat materi tersebut, diharapkan kita mampu memahami


apa itu manusia dan keindahan, dan apa hubungan antara kedua itu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia secara etimologis berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens”
(latin) yang berartti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia bisa diartikan sebagai
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau
individu yang tidak dapat hidup sendiri. Dari kedua definisi tersebut, dapat diketahui
bahwa manusia adalah suatu kelompok atau individu yang berpikir, berakal budi.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang palinng tinggi
derajatnya seperti yang telah Allah SWT firmankan dalam surah Al-Ahzab (33) ayat 72,
yang kurang lebih artinya adalah sebagai berikut:

“sesungguhya kami telah menawarkan kepada langit bumi dan gunung gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia
itu sangat zalim dan sangat bodoh” (Al-Ahzab [33];72)

Lalu mengapa manusia dikatakan makhluk paling sempurna? Yaitu, karena


manusia dikarunia akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan setiap tindakan-
tindakannya melalui proses belajar terus menerus.
Akan tetapi manusia juga memiliki keterbatasan fisik seperti ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan pancaindera jika dibandingkan dengan makhluk yang lain. Manusia
memiliki naluri, nalari, dan nurani. Sifat nalari ini adalah sifat dimana manusia dapat
melakukan penalaran berdasarkan pemikirannya yang bersifat logis, dan analisis.
Berbeda dengan hewan yang hanya memiliki naluri saja untuk mempertahankan
hidupnya.

2
Manusia digolongkan juga menjadi dua golongan yaitu;

1. Manusia sebagai makhluk individu

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani, dan rohani; unsur
fisik dan psikis; unsur raga dan jiwa. Yang mana unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa,
unsur yang ada dalam diri individu itu tidak terbagi (merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan). Individu juga berarti “perseorangan” atau “seorang-seorang” yang
memiliki keunikan tersendiri. Seperti halnya pada manusia. Kita memiliki keunikan
atau ciri khas masing-masing.

2. Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia disebut juga sebagai makhluk sosial. Arti sosial disini jika diartikan
secara etiomogis adalah “berkawan” atau “bermasyarakat”. Sedangkan menurut istilah
berarti juga bahwa manusia adalah individu yang tidak dapat lepas dari individu lain.
Maka dari itu, untuk bertahan hidup manusia sangat memerlukan individu lainnya.

B. PENGERTIAN ESTETIKA ATAU KEINDAHAN

Estetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu, “aesthesis” yang berarti “perasaan”
atau “sensitivitas”. Sedangkan di dalam KBBI sendiri, keindahan berasal dari kata
“indah” yang berarti juga “cantik” atau “elok”. Beberapa filsuf terkenal juga
mempunyai definisi keindahan ini tersendiri. Beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Herbert Read

Menurut Herbert Read, keindahan adalah suatu hubungan yang selaras dalam satu
benda dan antara benda itu dengan si pengamat.

2. Aristoteles

Menurut Aristoteles, keindahan adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan.

3
3. Hegel

Menurut Hegel, keindahan adalah identitas yang sempurna dari yang ideal dan
nyata.

4. Michael Angelo

Menurut Michael Angelo, keindahan adalah keindahan adalah penyingkiran hal


hal yang berlebihan.

Dalam arti luas, keindahan berhubungan dengan segala hal. Meliputi keindahan
seni, keindahan moral, keindahan alam, dan keindahan intelektual. Dalam artian yang
murni, keindahan berhubungan dengan pengalaman estetis seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedangkan dalam artian terbatas,
keindahan hanya berhubungan dengan pencerapan inderawi belaka, khususnya simetria
(keindahan berdasarkan penglihatan) dan harmonia (keindahan berdasarkan
pendengaran).

C. HAKIKAT KEINDAHAN

Menurut Imanuel Kant, keindahan itu dilihat dari dua segi. Yaitu;

1. Segi subjektif

Yaitu, bahwa keindahan adalah sesuatu yang tidak direnungkan dan dilihat dari
kegunaan praktisnya, tetapi memberikan rasa senang pada si penghayat.

2. Segi objektif

Yaitu, bahwa keindahan adalah keserasian dari suatu objek terhadap tujuan yang
dikandungnya, terlepas objek ini tidak dilihat dari kegunaanya.

Menurut Al-Ghazali, keindahan itu memiliki syarat, diantaranya:

4
1. Perwujudan dari kesempurnaan yang dapat dikenali kembali dalam suatu dengan
sifatnya.
2. Memiliki perfeksi yang karakteristik.
3. Semua sifat pada sesuatu yang indah, merupakan representasi (mewakili)
keindahan yang bernilai tinggi.
4. Nilai keindahan dari suatu yang indah, sebanding dengan nilai keindahan yang
terdapat di dalamnya.
5. Dalam sebuah karangan (tulisan) harus memiliki sifat-sifat perfeksi yang khas,
keharmonisan huruf-huruf, hubungan arti yang tepat satu sama lain, pelanjutan
dan spasi yang tepat serta susunan kata dan kalimat yang menyenangkan.
6. Syarat lain untuk keindahan adalah tercakupnya nilai-nilai spiritual, moral,dan
agama.

Para ahli mendefinisikan keindahan ini berbeda beda, tapi terlepas dari itu semua
hal paling esensial atau paling hakiki adalah sangat ditentukan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
1. Menimbulkan rasa menyenangkan.
2. Adanya hubungan diantara objek dan subjek.
3. Terdapat nilai kebaikan.
4. Terkait dengan nilai nilai moral, atau spiritual, dan agama.

Terlepas dari rumusan-rumusan yang dituliskan mengenai hakikat keindahan disini,


dapat disimpulkan bahwa hakikat keindahan itu terletak pada objek itu sendiri. Kendati,
cara kita memandang, menghayati, dan mengamati sesuatu keindahan tersebut masih
berdasar pada apa yang kita pikir dan rasakan masing masing (subjektif).

5
D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEINDAHAN

Manusia dengan keindahan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, hal
yang dapat menyenangkan hati manusia adalah sesuatu yang baik dan indah. Manusia
memiliki lima komponen yang secara otomatis sudah dimiliki oleh setiap manusia
semenjak dilahirkan. Kelima komponen tersebut adalah, diantaranya:

1. Nafsu.
2. Akal.
3. Hati.
4. Ruh.
5. Sirri (rahasia ilahi).

Dengan kelima komponen tersebut, menjadikan manusia tidak dapat dipisahkan


dengan sesuatu yang dinamakan keindahan. Keindahan merupakan dambaan setiap
manusia. Karena dengan keindahan manusia akan merasakan nyaman hidupnya. Secara
hakikat juga manusia sangat memerlukan keindahan itu untuk merasa hidupnya lebih
nyaman dan berwarna.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita membahas tentang pengertian manusia, pengertian keindahan, hakikat


keindahan, dan hubungan manusia dengan keindahan, sampailah kita pada tahap
kesimpulan ini. Diantarannya dapat kita simpulkan tentang:

1. Pengertian manusia

a. Manusia secara etimologis berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens”
(latin) yang berartti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia bisa diartikan
sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok atau individu yang tidak dapat hidup sendiri.
b. Manusia adalah makhluk individu dan sosial.

2. Pengertian estetika atau keindahan

a. Estetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu, “aesthesis” yang berarti “perasaan”
atau “sensitivitas”. Sedangkan di dalam KBBI sendiri, keindahan berasal dari
kata “indah” yang berarti juga “cantik” atau “elok”.
b. Dalam arti luas, keindahan berhubungan dengan segala hal. Meliputi keindahan
seni, keindahan moral, keindahan alam, dan keindahan intelektual. Dalam
artian yang murni, keindahan berhubungan dengan pengalaman estetis
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
Sedangkan dalam artian terbatas, keindahan hanya berhubungan dengan
pencerapan inderawi belaka, khususnya simetria (keindahan berdasarkan
penglihatan) dan harmonia (keindahan berdasarkan pendengaran).

3. Hakikat keindahan

a. Menimbulkan rasa menyenangkan.


b. Adanya hubungan diantara objek dan subjek.
c. Terdapat nilai kebaikan.

7
d. Terkait dengan nilai nilai moral, atau spiritual, dan agama.
4. Hubungan manusia dengan keindahan
Manusia dengan keindahan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, hal
yang dapat menyenangkan hati manusia adalah sesuatu yang baik dan indah. Manusia
memiliki lima komponen yang secara otomatis sudah dimiliki oleh setiap manusia
semenjak dilahirkan. Kelima komponen tersebut adalah, diantaranya:

1. Nafsu.
2. Akal.
3. Hati.
4. Ruh.
5. Sirri (rahasia ilahi).

B. Akhir Kata
Alhamdulillah, pembahasan kita kali ini telah rampung, dengan adanya makalah
ini, tentunya saya berharap ini bisa menjadi media belajar kita bersama. Tentunya
makalah ini masih bisa dan harus dikaji ulang, agar menjadi sebuah pembahasan yang
benar-benar matang. Saya juga berharap agar kita senantiasa semangat dalam
menuntut ilmu, hingga kita berpulang menuju rahmatullah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barlian, Prof. Dr. Eri, M.S. Dr. Iswandi U., M.Si. Desember 2020. Ekologi
Manusia. Yogyakarta. DEEPUBLISH.

Sarinah, S.Ag, M.Pd.I. Mei 2019. Ilmu Sosial Budaya Dasar (Di Perguruan
Tinggi). Yogyakarta. DEEPUBLISH.

Anda mungkin juga menyukai