Kelompok 2
Disusun oleh:
Dimas Febriyanto 50422430
Faid Wikananda Wijaya 50422491
Muhamad Farhan 50422942
Andhika Galuh Pamungkas 50422208
Muhammad Alfin Sabrian 50422983
Kelas: 1IA24
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
A. Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok,
dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga disebutkan
Keindahan adalah keadaan di mana sesuatu yang enak dipandang, cantik, dan juga
elok. Pada buku Garis Besar Estetik oleh The Liang Gie, Keindahan dalam Bahasa
Inggris diterjemahkan dalam kata Beautiful, Perancis Beau, Italia dan Spanyol Bello.
(The Liang Gie 1976). Kata-kata tersebut berasal dari Bahasa Latin yaitu Bellum yang
berasal dari akar kata Bonum yang berarti kebaikan dan kemudian dipendekkan
menjadi kata Bellum.
B. Hakikat Keindahan
Keindahan adalah suatu susunan kualitas atau produk tertentu yang terdapat
pada suatu hal kualitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan pertentangan
(contrast).
Herbert Read merumuskan bahwa keindahan adalah rasa puas ketika kita
mampu mengapresiasi kesatuan atau keselarasan hubungan terhadap pengamatan
manusia (Read 2017). Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa
keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan saat dilihat. Menurut luasnya
pengertian keindahan dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie keindahan adalah ide
kebaikan, menurut Aristoteles keindahan adalah suatu yang baik dan
menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan yakni berupa keindahan dalam bentuk dan warna.
Menurut Emannuel Kant meninjau keindahan itu dari dua segi. Pertama dari segi
subjektif dan kedua segi objektif.
1. Segi subjektif, segi subjektif menyatakan bahwa bahwa ciri-ciri yang menciptakan
keindahan pada suatu benda itu tidak ada, melainkan yang ada hanya perasaan
tanggapan dalam si pengamat.
2. Segi objektif, segi objektif menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang
menciptakan keindahan ialah kualitas yang telah melekat pada suatu benda.
Menurut Al Ghazali keindahan itu mempunyai syarat seperti:
a. Nilai keindahan dari sesuatu yang indah sebanding dengan nilai keindahan
yang terdapat di dalamnya.
b. Perwujudan dari kesempurnaan yang dapat dikenali kembali sesuai dengan
sifatnya.
c. Keindahan adalah tercapainya nilai moral, spiritual, dan agama.
2. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai manusia ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku
perbuatan manusia yang bejat. Sebagai contoh novel yang menggambarkan
keadaan ini adalah “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta” Karya W.S Rendra.
3. Penderitaan Manusia
Berbagai macam faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi faktor
yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusia yang membuat
orang menderita akibat nafsu. Keadaan ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan.
4. Keagungan Tuhan
Keagungan tuhan dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam
semesata serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam ini merupakan keindahan
yang mutlak ciptaan tuhan dan manusia hanya meniru saja keindahan ciptaan
tuhan. Seindah-indah ciptaan manusia tidak akan mengalahkan keindahan ciptaan
tuhan. Seperti salah satu seni Leonardo Da Vinci yang membuat lukisan
Monalisa sebagai wanita cantik
1. Membawa kesenangan
Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan saat dilihat. Baginya keindahan adalah aspek yang baik, sehingga
dalam karya seni, keindahan diidentikkan dengan kebaikan. Sesuatu bisa
dikatakan indah jika menarik dan menyenangkan dilihat manusia. Namun, pada
dasarnya keindahan tidaklah terbatas pada indera penglihatan saja tetapi
mencangkup semua indera termasuk indera pendengaran.
2. Bermakna
Sesuatu yang indah itu adalah sesuatu yang memiliki makna atau arti filosofis
yang dalam. Sesuatu yang dibuat dengan tak sengaja, tanpa maksud, dan tak
memiliki makna tak dapat dianggap indah.
3. Selera
Keindahan itu sifatnya subjektif. Pada umumnya manusia memiliki perasaan
keindahan. Rata-rata manusia yang melihat sesuatu yang indah akan terpesona.
Namun pada hakikatnya tidak semua orang memiliki kepekaan terhadap
keindahan itu sendiri.
4. Mengandung kebenaran
Pada dasarnya, suatu hal yang indah itu tidaklah selalu benar. Indah saja tak
cukup bila itu salah. Kebenaran juga tidak cukup jika tidak memiliki keindahan.
Tetapi suatu hal yang benar dan juga indah itu lebih sempurna. Karena itu segala
jenis tiruan tidaklah indah, karena dasarnya tidak benar.