Di susun Oleh :
Teguh Maulana
Mimi Maryami
M. Alfin
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
hubungan dan keterkaitan antara manusia dan keindahan. Mulai dari pengertian
masing-masing dan hubungan keduanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai sebuah spesie primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu
berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan
kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi
sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan,
waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal. Agak sulit menyatakan
keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati
karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu
yang berwujud atau suatu karya.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu
yang di dalamnya terdapat kebaikan. Seperti Plato misalnya menyebut tentang
watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Bangsa tersebut
juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebut symmetria
untuk keindahan berdasarkan pengelihatan dan harmonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya
meliputi:
- keindahan seni.
- keindahan alam
- keindahan moral
- keindahan intelektual
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Jadi keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat
pada suatu hal kulitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity)
keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan
pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa
keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna,
bentuk, nada dan kata-kata.
Nilai Estetik merupakan nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan seperti nilai moral, nilai ekonomik, nilai
pendidikan dan sebagainya. Nilai estetik juga dapat disebut sebagai nilai suatu
benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan.
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk
sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan
disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,
yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam
pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
D. Tujuan Penciptaan Keindahan
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
tujuan tertentu pula. Berikut ini adalah alasan atau motivasi dan tujuan penciptaan
keindahan:
Tata nilai yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai
hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan adalah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan
sebagainya.
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam
semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan
mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahanNya. Seindah-
indahnya tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai ciptaanNya.
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu
melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk
kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat
menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-
mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat
luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat
menikmati keindahan.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak
ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai
konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam
menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi
merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek
imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang
beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan
perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling
indah.
1. Renungan
b. Teori metafisik, seni yang dibuat oleh manusia hanyalah merupakan mimemis
(tiruan) dari realita duniawi.
c. Teori psikologi, seni yang dibuat oleh manusia sebagai bentuk pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadarnya.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan
yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa
keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
Teori objektif berpendapat bahwa keindahan adalah kualitas yang memang telah
melekat pada bentuk indah yang bersangkutan terlepas dari orang yang
mengamatinya. Teori subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan
keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri
seseorang yang mengamati suatu benda.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,
sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat
kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap
kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap
kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat
menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai
keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
The Liang Gie; Garis Besar Estetika; Penerbit Ikarya, Yogyakarta, 1976
Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji.1996. MKDU Ilmu Budaya Dasar. Depok:
Universitas Gunadarma.