Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu kehidupan, manusia sering kali mengalami
permasalahan. Berbagai permasalahan yang dialami manusia sangat beragam, baik
yang berada di tingkat kecil, maupun di tingkat besar. Permasalahan ini selalu
membuat manusia menjadi terganggu kelancarannya dalam menjalankan kehidupan.
Bahkan ada yang melenceng dari arah kehidupannya, menjadi manusia yang tidak
baik, yang dapat merugikan diri sendiri bahkan merugikan masyarakat atau bisa
disebut sebagai sampah masyarakat.
Dalam kehidupan manusia tidak hanya penuh dengan permasalahan. Di sisi
lain, kehidupan manusia juga diwarnai dengan keindahan. Keindahan inilah yang
dapat mengatasi segala permasalahan manusia. Keindahan dapat membuat
permasalahan yang ada menjadi hilang. Keindahan yang paling utama yang dapat
dinikmati manusia adalah keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan.
Pemandangan yang indah sering kali menjadi solusi utama dalam penyelesaian
berbagai masalah manusia.
Seiring berjalannya waktu, keindahan alam ini mulai pudar. Hal ini
dikarenakan oleh perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri,
sehingga banyak dari keindahan alam yang sudah tidak bisa dinikmati manusia. Oleh
karena itu, dewasa ini manusia seringkali berusaha untuk menciptakan keindahan.
Penciptaan keindahan ini bisa didasarkan pada peniruan keindahan yang sudah
diciptakan Tuhan, atau penciptaan keindahan yang didasari oleh naluri manusia.
Adapun tujuan dari menciptakan keindahan yang utama adalah untuk memuaskan
diri sendiri, maupun orang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keindahan?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai estetik?
3. Apa saja penyebab manusia menciptakan keindahan?
4. Apa yang dimaksud keindahan dalam pandangan romantik?
5. Teori apa saja yang berkaitan dengan penciptaan seni?
6. Apa yang dimaksud dengan keserasian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk megetahui apa yang dimaksud dengan keindahan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai estetik.
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab manusia menciptakan keindahan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keindahan dalam pandangan romantik.
5. Untuk mengetahui teori apa saja yang berkaitan dengan penciptaan seni.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keserasian.

D. Manfaat Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan keindahan.
2. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai estetik.
3. Agar pembaca mengetahui apa saja penyebab manusia menciptakan
keindahan.
4. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud keindahan dalam pandangan
romantik.
5. Agar pembaca mengetahui teori apa saja yang berkaitan dengan penciptaan
seni.
6. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan keserasian.

2
E. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dalam empat bab, yang tiap-tiap babnya terdiri atas:

Bab I, Pendahuluan

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

Bab II, Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori yang menunjang penulisan.

Bab III, Pembahasan

Bab ini akan membahas keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang
diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah
tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisis proses dan hasil
penyelesaian masalah.

Bab IV, Penutup

Bab ini terdiri atas simpulan dari masalah yang diajukan penulis, yang
diperoleh dari penelitian dan saran yang akan ditujukan kepada pihak-
pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Keindahan
Keindahan merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang
berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain, keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk. Kita sangat sulit apabila membicarakan
keindahan, tetapi mudah untuk menjelaskan sesuatu yang indah.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetika”, keindahan
berasal dari bahasa Inggris “beautiful”, dalam bahasa Perancis “beau”, bahasa Italia
dan Spanyol “bello”, dalam bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum”
yang berarti kebaikan. Kata “bonum” sendiri merupakan penyempitan dari kata
“bonellum”. Di samping itu, terdapat pula perbedaan pengertian keindahan menurut
luasnya, yakni:
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas diambil dari pengertian yang berasal dari bangsa
Yunani. Plato menyebutkan bahwa keindahan berkaitan dengan watak yang
indah dan hukum yang indah. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah
dan kebajikan yang indah. Orang Yunani mengartikan keindahan, berkaitan
dengan buah pikiran dan adat istiadat. Keindahan yang berkaitan dengan
penglihatan dan harmoni disebut “symmetria” oleh orang Yunani. Jadi
pengertian keindahan secara luas meliputi keindahan seni, keindahan alam,
keindahan moral, dan keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetis murni
Keindahan dalam arti estetis menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan tarian yang indah,
melakukan drama yang indah, atau bahkan membaca puisi dengan sangat
indah.

4
3. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas adalah hal yang bersangkutan dengan benda-
benda yang dapat dilihat. Contohnya bentuk dan warna.
Jadi, keindahan pada dasarnya merupakan sejumlah unsur-unsur tertentu yang
terdapat atau berkumpul pada suatu hal. Unsur-unsur tersebut adalah kesatuan
(unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance),
dan perlawanan (contrast). Dapat disimpulkan bahwa keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai Estetik


Nilai estetik merupakan nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam keindahan. Dalam dictionary of sociology and related sciences,
pengertian nila estetik yang lebih rinci adalah kemampuan yang dipercaya ada pada
suatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan. Di dalam suatu benda,
terdapat nilai selain nilai estetik yang digolongkan menjadi dua, yaitu nila ekstrinsik
dan nilai intrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
untuksesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai
intrinsik merupakan sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan ataupun kepentingan benda itu sendiri. Contohnya, bentuk puisi yang terdiri
dari bahasa, diksi, baris, sajak, dan irama merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan
pesan yang ingin disampaikan merupakan nilai intrinsik. Tarian Dmarwulan-
Minakjinggo, tariannya merupakan nilai ekstrinsik. Pesan yang terkandung di
dalamnya merupakan nilai intrinsik.

B. Faktor Penyebab Manusia menciptakan Keindahan


1. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat dirasakan sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan, sehingga menjadi hambatan yang merugikan bahkan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Contohnya kawin paksa, pingitan,
paham bahwa derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki. Tata nilai
semacam ini sudah tidak lagi dikatakan indah. Keadaan ini menjadi inspirasi
bagi para sastrawan zaman Balai Pustaka untuk merubah nasib kaum wanita
dengan membuat novel. Contohnya, “Layar Terkembang” oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, dan “Siti Nurbaya” oleh Marah Rusli.
6
2. Kemerosotan Zaman
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia
yang jelek, terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini
dipenuhi tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama dan moral
masyarakat. Oleh karena itu, W. S. Rendra membuat sajak berjudul
“Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta”. Isi dari sajak ini adalah protes
perbuatan buruk para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan
mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3. Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia menderita. Faktor yang paling
menentukan ialah manusia itu sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nafsu ingin
berkuasa, serakah, tidak berhati-hati, dan sebagainya. Keadaan demikian ini
tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenagkan, sehingga dikatakan
tidak indah.
4. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam. Manusia hanya
dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan. Seindah-indahnya ciptaan
manusia, tidak akan mampu menyamai keindahan ciptaan Tuhan. Kecantikan
seorang wanita ciptaan Tuhan telah membuat kagus Leonardo da Vinci. Oleh
karena itu, ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dan membuat lukisan Monalisa.

C. Pengertian Keindahan dalam Pandangan Romantik


John Keats (1795-1821) dalam Endymion mengatakan sesuatu yang indah
adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah
berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah
konsep yang baru mampu berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Mengenai
keindahan, Coleride mengutip Shakespeare (1564-1616) dan karyanya Midsummer
Night, yaitu sesuatu yang rendah dan tidak mempunyai nilai dapat berubah menjadi
berarti. Ia mengambil contoh tembakau, karena kebiasaanlah maka tembakau yang
sebenarnya tidak enak menjadi nikmat.

7
D. Teori yang berkaitan dengan Penciptaan Seni
1. Teori Pengungkapan
Dalil dalam teori ini, seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia.
Teori ini berkaitan dengan pengalaman seorang seniman ketika menciptakan
suatu karya seni. Bagi seseorang, pengungkapan berarti menciptakan seni
dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Menurut filsuf
Italia, Benedeto Croce, pengungkapan tersebut bisa berupa angan-angan
warna, garis, dan kata. Leo Tolstoi menegaskan bahwa kegiatan seni adalah
memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan seseorang yang telah
mengalaminya, kemudian memunculkannya melalui garis, gerak, warna, suar,
bentuk, dan kata-kata sehingga perasaan itu dapat dialami juga oleh orang
lain.
2. Teori Metafisik
Teori ini merupakan teori yang berasal dari Plato. Dalam teori ini, Plato
menegaskan suatu teori peniruan (imitation theory). Sebagai contoh, Plato
mengambil konsep ke-ranjangan yang abadi, asli, dan indah sempurna oleh
ciptaan Tuhan. Kemudian tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang
merupakan ide tertinggi ke-ranjangan itu. Dan akhirnya, seniman meniru
rajang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya
seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dan kebenaran
atau dapat menyesatkan.
3. Teori Psikologis
Berdasarkan psikoanalisa, dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni
adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seorang seniman.
Karya seninya merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang
diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Menurut Freedrick Schiller
(1757-1805), asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play
impulse) yang ada dalam diri seseorang. Permainan tersebut
menyeimbangkan segenap kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi
Herbert Spencer (1820-1903), permainan tersebut berperan untuk mencegah
kekmampuan mental manusia menganggur dan menciut karena disia-siakan.

8
Oleh karena itu, seorang seseorang melakukan serangkaian permainan yang
imajinatif dan kegiatan yang akhirnya menghasilkan suatu karya seni.

E. Pengertian Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi, dari kata dasar rasi, yang artinya cocok,
kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok tersebut mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran, dan seimbang. Dalam dunia musik, keserasian berkaitan
dengan tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut. Dalam keindahan terdapat
keserasian unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur tersebut ialah kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan
perlawanan (contrast). Seorang filsuf Inggris, Herbert Read merumuskan definisi
bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di
antara pencerapan-pencerapan inderawi kita. Dalam keselarasan itu, seseorang
memiliki perasaan seimbang dan tenang.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Keindahan merupakan sejumlah unsur-unsur tertentu yang terdapat atau
berkumpul pada suatu hal. Unsur-unsur tersebut adalah kesatuan (unity), keselarasan
(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan
(contrast). Sesuatu nilai yang berkaitan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan disebut nilai estetik. Faktor penyebab manusia menciptakan keindahan
adalah tata nilai yang telah usang, kemerosotan zaman, penderitaan manusia, dan
keagungan Tuhan. Teori yang mendasari pembuatan karya seni adalah teori
pengungkapan, teori metafisik, dan teori psikologis. Di dalam keindahan terdapat
keserasian berbagai unsur. Keserasian merupakan kecocokan yang mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.

B. Saran
Di dalam perkembangan dunia ini, telah banyak keindahan alam ciptaan Tuhan
yang telah rusak oleh karena sifat buruk yang ada dalam diri manusia. Oleh karena
itu, sangat penting untuk seluruh masyarakat menyikapi kerusakan ini dengan nilai
estetik yang akan memunculkan berbagai karya seni yang memiliki keindahan yang
tinggi. Penciptaan karya seni ini janganlah hanya terpaut pada pribadi seseorang saja,
tetapi harus memperhatikan norma-norma yang berlaku, sehingga keindahan karya
seni tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang, tidak hanya untuk memuaskan diri
sendiri saja. Hal ini dikarenakan keindahan merupakan sesuatu hal yang sangat vital
dalam kehidupan manusia, sebab keindahan ini dapat membantu manusia
menjalankan kehidupannya dengan arah yang benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

11

Anda mungkin juga menyukai