Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sinta Solihatun Nisa

NIM : 021.041.0067
Kelas : PGMI 2B
Tugas : PLSBT TUGAS INDIVIDU 2

1. Manusia dan Cinta Kasih


Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh betas
kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh betas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat
perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa,
sedangkan kasih lebih keluamya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula
cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia
menyembah Tuhan dengan ichlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-
Nya.
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala
sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan
melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan
cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan kehamionisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Al-
Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta
mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada
para mukmin agar tidak bcrlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
2. Manusia dan Keindahan
Keindahan itu adalah definisi yang menjadi sangat valid bila dan hanya bila terkait
kepada sesuatu yang kita tidak miliki, Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru bisa
dikomunikasikan setelah mempunyai bentuk yang kongkrit.
Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, dan sebagainya.
Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni
indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung),
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, peralatan rumah
tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan
kebenaran.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Jadi pengertian keindahan dalam arti luas bisa dibagi lagi menjadi :

 keindahan seni : keindahan yang berhubungan dengan hasil karya manusia contoh: guci,
lukisan dan ukiran
 keindahan alam: keindahan alam berasal Tuhan manusia tidak dapat membuat keindahan
alam manusia hanya dapat menjaga keindahan alam agar tetap tarjaga contoh:air
terjun,perbukitan,dan pegunungan
 keindahan moral : keindahan yang berhubungan dengan sikap dan kesopanan dalam
berprilaku sesorang
 keindahan intelektual.: keindahan yang berhubungan dengan pola dan cara berfikir
seseorang dalam menyikapi suatu masalah

2. Keindahan dalam arti estetik murni


Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam
hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti lebih sempit bisa diartikan sehingga hanya menyangkut benda-
benda yang dapat dilihat dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata.
Pengelompokan-pengelompokan keindahan adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang
pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat
praktis, atau kebutuhan•kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada cakupannya.
Dalam pengelmpokan pengertaian keindahan membedakan keindahan berdasarkan
cakupannya yaitu antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah benda
tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti
luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut
The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari
pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles
yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Alasan Manusia Mencipta Keindahan


Keindahan itu pada dasamya terbentuk secara alamiah. Semua Alam itu diciptakan oleh
Tuhan. Maka dapat diambil kesimpulam bahwa smua keindahan yang dapat kita nikmati selama
ini adalah ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang.
Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan
sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan
Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja
dapat menikmati keindahan.
Hubungan manusia dan keindahan
Manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut
dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi).
Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya
manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal,
manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya
sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi
komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang
endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari
keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal
dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan
“kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda.
Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau
keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa
terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni
berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu
manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan
adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
3. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh
siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar
diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Factor – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor
eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua
macam; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar –
benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan
akibat ulah manusia yang bersangkutan. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat
berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk
penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain –
lain.
Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan, memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif
lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam,
musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu
penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal.
Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya
dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat
yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu
memenuhinya.
4. Manusia dan Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut
mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus
memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut
tidak adil.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada
itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan
perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu
jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan
menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan
tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan Ditinjau dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu : aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban
dan aspek teknik. Apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka
manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi
teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai
harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau
boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang
dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan
sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai
dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf.
Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah,
berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap
rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat
balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan
yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial.
Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila
manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada
hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia.
Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan
5. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan Hidup adalah suatu pedoman atau petunjuk hidup yang dipakai manusia
berdasarkan pada pengalaman hidupnya.
Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Lebih Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Akan tetapi
yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena
hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup
sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu ialah:
mengenal, mengerti, menghayati, meyakini, mengabdi, mengamankan.
Pandangan Hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama
2. Pandangan hidup yang berupa Ideologi
3. Pandangan hidup yng berupa renungan
Cita – Cita
Cita – cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam pikiran. Cita – cita
merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup dimasa yang akan datang. Ada
beberapa faktor yang dapat menentukan seseorang dapat atau tidak mencapai cita – citanya,
yaitu

 Manusianya yang memiliki cita – cita


 Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita – citakan
 Seberapa tinggi cita – cita yang hendak dicapai
 Usaha manusia itu untuk mengejar cita-citanya
 Berdoa kpada Allah swt agar cita-citanya bisa tercapai

Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan
bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang percumah untuk menghayal yang tidak-
tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail, berlebihan dan fanatik karena
kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-
cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb
kedokteran dia stress, dan bahkan dia terkena gngguan jiwa.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka
bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang
berkecukupan. lagi pula orang yang paling baik bukanlah orang yang memiliki cita-cita tetapi
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain” {H.R.
Bukhari}.
6. Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian
Tanggungjawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya,
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan tugas yang diberikan
dosen. Bila mengumpulkan tugas, maka hal itu berarti mahasiswa tersebut telah memenuhi
kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya.
Macan-macam jenis tanggungjawab:

 Tanggung jawab terhadap diri sendiri contoh: menjaga tingkah laku dan menjaga
kehormatan diri atau keamanan diri sendiri terutama pada saat kita berada dluar
lingkungan keluarga
 Tanggung jawab terhadap keluarga contoh: kita sebagai anak harus memiliki
tanggungjawab untuk tetap menjaga nama keluarga kita dimana pun kita berada
 Tanggung jawab terhadap Tuhan contoh: bagi umat muslim melaksanakan rukun iman
dan rukun islam
 Tanggung jawab terhadap bangsa contoh: menjalankan Bela Negara, membayar pajak

Pengabdian dan Pengorbanan


Wujud tanggung jawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
7. Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak
tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahan
merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari,
kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakuatan. Menurut
Sigmund Freud, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (objektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-
haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus
tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Cara – cara Mengatasi Kegelisahan

1. memerlukan sedikit pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri
(instropeksi),akibat yang palingburuk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau
yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
2. Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
3. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
kegelisahan tersebut Keterasingan. Terasing berarti tersisihkan dari pergaulan,
terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Yang menyebabkan orang
berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak
dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seorang, sehingga
ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau langgang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau langgang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian,
karena kesepian bagian hidup dari manusia.
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang
tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan
tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat berkosentrasi. Ketidak
kosentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Usaha-Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Orang-orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada
mental si penderita. Bisa juga melalui psikolog. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya
dan dirinya sendiri.
8. Manusia dan Harapan
Harapan yang dibuat oleh hati Anda adalah impian Anda. Sedangkan harapan yang
dibuat oleh pikiran Anda adalah rencana Anda. Dengannya, Anda tidak mungkin melihat jalan-
jalan menuju ke tempat-tempat yang baik, bila hati Anda kosong dari harapan.
Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang
kecil dan yang sederhana – sebagai syarat bagi pencapaian yang besar dan yang sulit.
Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk menggunakan semua
kekuatan dari keberadaan Anda – untuk mencapai yang tertinggi dari yang mungkin Anda capai.
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai harapan, manusia yang tampa harapan berarti
manusia tersebut mati dalam hidup orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan
biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya
Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan terhadap diri sendiri maupun
kepercayaan kepada Tuhan YME. Agar harapan kita terwujud maka perlu usaha dengan
sungguh-sungguh manusia wajib berdoa.Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya
harapan. Ada beberapa dorongan berbagai kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan harapan
di antara lainnya:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri
2. Kepercayan kepada orang lain
3. Kepercayan terhadap pemerintah
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Dari kepercayaan-kepercayaan kita dapat mendorong agar kita terus semngat untuk
menjelani hidup kita. Dari kepercayaan-kepercayaan akan timbul harapan-harapan agar kita tidak
ada henti-hentinya trus berharap dan berusaha juga Berdoa kepada Tuhan YME, agar keinginan
yang kita inginkan terkabul.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
dapat dibedakan atas: kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain,
kepercayaan kepada pemerintah, kepercayaan kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai