Anda di halaman 1dari 16

Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

“MEMANUSIAKAN MANUSIA ”

Disusun Oleh :
1. NOVITA SARI (23562010088)
2. JUNENAH (23562010087)
3. IQBAL FAJRI (23562010089)
4. DINDA WUNA (23562010086)

TEHNIK REKAYASA KOMPUTER


DOSEN : IBU RIZKI FITIRANI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Dosen mata kuliah “Ilmu Budaya Sosial dan Budaya Dasar” Ibu RIZKI
FITRIANI yang telah membimbing kami dalam mata kuliah yang bersangkutan. Dalam
tugas ini kami dapat menyelesaikan makalah tentang ” MEMANUSIAKAN MANUSIA
”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar ini. Semoga karya tulis yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan semua
pembaca. Demikian kata pengantar ini kami buat. kami menyadari bahwa makalah ini
masih sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon maaf bila ada kesalahan kata
dalam pembuatan makalah ini, kami harap kritik dan saran pembaca yang membangun
dapat membuat makalah ini lebih baik. Terima Kasih.
BAB I PENDAHULUAN

Setiap manusia di muka bumi pasti pernah merasakan cinta. Cinta datang dengan bentuk yang
berbeda-beda, entah itu cinta kepada keluarganya bahkan kepada lawan jenis. Tak
hanya manusia, mahluk lain pun dapat merasakan cinta. Cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (kaming) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasihan. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak
bisa di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta
itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta. Kendati pun demikian,
hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang
sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa
menggapainya. Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk
membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil
judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas
dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang
tidak pernah ada akhirnya.
BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia dengan Cinta Kasih


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih,
yaitu :

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan


J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau rasa kaming (kepada), ataupun rasa sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata
kasih, artinya perasaan kaming atau cinta (kepada)
atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti
cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih
dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh
karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka (kaming) kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasihan. Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama,
antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk
mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang
mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu
memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan
kemesraan. Ketertarikatan adalah perasaan untuk
hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia.
Keintiman yaitu adanya kebiasaan- kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda
dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-
panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti
kaming. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan
lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa kaming. Ketiga unsur cinta tersebut
sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak
ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut
bukan cinta.

Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih


kaming yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan
kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan
dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung
jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama


Cinta Diri

Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk
tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatuyang menghalanginya untuk hidup.
Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara
bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri
ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya,
melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib,
tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari
segala keburukan. “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya
sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua
keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan
kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8) “Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan
manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai
harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa
bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa
memperoleh karunia lagi,”

Cinta kepada Sesama Manusia

Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh
karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri,
seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya
yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan
sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada
orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya
sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman,
menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak
punya, dan menjauhi segala larangan Allah.

Cinta Seksual

Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih kaming, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor
yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan kaming. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
 Cinta Keibuan

Kasih kaming itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi.
Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih kaming dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat
bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

 Cinta Kebapaan

Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa
modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis
seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak
jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal
dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia
kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih
kaming, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil –
: “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
 Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih kaming yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan
menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya
ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya

“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah


mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang” (QS Ali Imran, 3:31).

 Cinta Kepada Rasul


Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki
peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna
bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
· Pengertian Kasih Kaming

Pengertian kasih kaming menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan kaming, perasaan cinta atau perasaan suka pada
seseorang. Dalam berumah tangga kasih kaming merupakan kunci kebahagiaan. Kasih
kaming ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih kaming sadar atau tidak
dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja
menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan
perhatian dan kasih kaming dalam kehidupan keluarga.

Kasih kaming, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih kaming orang
tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih kaming
dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi
secara timbal balik antara orang tua dan anak.

B. MANUSIA DENGAN KEINDAHAN


Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsaYunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain
baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan
yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang
disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk
keindahan berdasarkan pendengaran .Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya
meliputi keindahan seni, keindahan alam,keindahan moral dan keindahan intelektual.

· Makna Keindahan

Mejawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan pekerjaan yang sulit. Ini
kalau yang di tuntut jawaban yang bisa memuaskan semua pihak. Kesulitan semacam
itu memang bisa di mengerti oleh karena sampai sekarang ini kita bisa temukan berbagai
batasan atau pengertian tentang keindahan yang celakanya, berada satu sama
lain.Sekedar penguat konstatasi di atas, baik juga di lihat beberapa persepsi tentang
keindahan berikut ini:
 Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
 Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-
bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Yang
indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaanya itu belum indah. Keindahan
harus bisa memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa
dikatakan indah,karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
 Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. Yang indah memiliki proporsi
yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di
samakan dengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang
baik.Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang. Yang indah
adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya
bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang
menuntut adanya suatu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. namun
demikian, dari pengertian yang ada, sebenarnya,kita bisa menempatkannya dalam
kelompok-kelompok pengertian sendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau
kecenderungan dari suatu pengertian yang di kemukakan seseorang sesuai dengan
pengelompokan-pengelompokan yang ada.

Pengelompokan-pengelompokan yang dapat kita sebut adalah sebagai berikut:

 Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.Dalam hal
ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek.
Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang
ada pada obyeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagai
semestinya. Sedang yang kedua, yang disebut keindahan subyektif adalah keindahan
yang biasanya di tinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya.
 Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasarkan pada cakupanya. Bertitik tolak
dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahansebagai kualitas abstrak dan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
 Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas sempitnya. Dalam pengelompokan ini
kita bisa membedakan antara pengertiankeindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni,
dan dalam arti yangterbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang
Gie, mengandunggagasan tentang kebaikan. Dari apa yang di kemukakan di atas, dua hal
bisa kita petik, yaitu : pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga
jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua,
keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat
tergantung pada subyeknya.

C.MANUSIA DENGAN PENDERITAAN

a. Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak
menyenangkan yang dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami
penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga
yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan
energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan
dan kebahagiaan. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih
terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang
merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia
yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya,
bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta
manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan
mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah
manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang
terkandung dalam kemanusiaannya.

b. Hubungan Manusia dan Penderitaan

Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa
atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak
bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan. Mahluk
bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan
pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran
rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan
bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat
menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada
penderitaan kekal di akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak
hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya
naluri namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu
mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan
dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat
memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhindar dari
penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa
sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi
kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi
kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan
didalam neraka. Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada
penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit
rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan
menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin
menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat. Banyak yang
salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati
rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang
terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak
mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring
manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
• Cara Manusia Menghadapi Penderitaan

Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami
manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan nya,
sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita
dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.

 Siksaan

Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa
sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai
suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani
dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :


a. Kebimbangan
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
b. Kesepian
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia.

penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:


 Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
 Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
 Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
 Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
 Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan.

Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan
perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan
disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat
keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku
secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia
menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis ). Terjadinya konflik sosial –
budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan
masyarakat.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :


Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohani.
Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-
konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap
fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan
jiwa yang lebih parah.
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,
sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan
terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular,
tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :


Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
 Terjadinya konflik sosial budaya.

3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial. Proses kekalutan mental yang dialami seseorang
mendorongnya kearah positif dan negatif.
 Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap
survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
 Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.

Bentuk frustrasi antara lain :


Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik
berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitarnya.
Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan.
Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan
membisu.
Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-
sikap sendiri yang negatif kepada orang lain
Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari pada orang lain.
Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :


Kota – kota besar
Anak-anak muda usia
Wanita
Orang yang tidak beragama
Orang yang terlalu mengejar materi

Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,


maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia


Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.
Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman,
aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku melainkan hambaku sendirilah yang
merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha
hambanya sendirilah yang bisa mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara
nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib
buruk itu manusialah penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia
menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya:

Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah
pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh
pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus
merasakan penderitaan yang telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu
yang telah menderita itu dipulihkan.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri
sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh
pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus
merasakan penderitaan anaknya.
Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman
Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta,” perbuatan buruk
yang merendahkan derajat kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya
Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu
dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu kota itu.

2.Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.


Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa
kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
 Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya.
Ia disekolahkan, kecerdasan luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan
mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai
di Universitas., dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone
Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
 Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan
ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan
tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita
dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya,
pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabarn sang istri
yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
 Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah
azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang ampuh dan sombong. Fir’aun
adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala
tentaranya mengejar Nabi Musa dan –para pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu
terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan
tentaranya berada tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu
tertutup dan mereka semua tenggelam.
d. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak
berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul
sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif
yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah
menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia
berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dan lain- lain. Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan
oleh para seniman kepada pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan
memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang
sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan
yang berupa hambatan yang harus disingkirkan.

D. MANUSIA DENGAN KEADILAN


Manusia dengan Keadilan adalah yang dimana pada kondisi kebenaran ideal secara
moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang yang ditempatkan sesuai
tempatnya. Keadilan dalam menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau
benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,
maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama,
maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan
pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil. Keaadilan oleh Plato diproyeksikan
pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan
perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada
pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah
merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. sebuah negara ideal
akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan),
dan keadilan. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue)
pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”.
Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di
dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan
dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan
keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran
bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena
definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan
segala sesuatunya pada tempatnya.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang mendasar” tanpa
memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi, kelas, ras, etnis, agama, umur, dan
sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus dilakukan penghapusan kemiskinan secara
mendasar, pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan
kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan sosial. Inilah tugas yang
harus dilaksanakan pemerintah.
Dan di Indonesia terdapat pada sila “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan
menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur “Dalam mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan
dan sikap yang perlu di pupuk yakni:
Perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyong
Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
Sikap suka bekerja keras
Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermamfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesehjatraan bersama

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan , antara lain memalui delapan jalur pemerataan sebagai berikut ;
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khusus nya pangan , sandang dan
papan.
Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
Pemerataan pembagian pendapatan
Pemerataan kesempatan kerja
Pemerataan kesempatan berusaha
Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi muda
dan kaum wanita.
Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Berbagai Macam Keadilan :


Keadilan legal atau keadilan moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum
merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi
kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut
sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut
keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
Keadilan distributive Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-
hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama
(justice is done when equels are treated equally).
Keadilan komutatif Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan
ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan
ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
kaming.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan
atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang
satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam
angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar
biasa.

Anda mungkin juga menyukai