Anda di halaman 1dari 23

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Budaya
Dosen Pengampu : Fatiyah, S.Hum., M.A.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Eko Agus Setyono

15140049

Ainul Fitria Carubaning Rahayu

15140059

Mega Matahari Ismail

15140068

Isma Safitri

15140073

Program Studi Ilmu Perpustakaan


Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan

ke hadirat Allah SWT, yang

telah memudahkan kami dalam menyusun makalah Pengantar


Ilmu Budaya yang membahas mengenai Manusia dan Cinta
Kasih. Tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh umat
manusia di alam ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikhlas
membantu sehingga makalah ini dapat tersusun. Semua bantuan yang diberikan
sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis hanya bisa
berdoa semoga semua bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan
dari Allah SWT. Amin.
Terakhir, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi
penulis khususnya.

Yogyakarta, 18 Maret 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................... 2
C. Tujuan....................................................................... 2
BAB II
A.
B.
C.
D.
E.
F.

PEMBAHASAN
Pengertian Cinta dan Jenis-jenisnya..........................
Pengertian Kasih Sayang..........................................
Pengertian Kemesraan dan Jenis-jenisnya................
Pengertian Pemujaan................................................
Pandangan Islam Mengenai Cinta dan Kasih Sayang
Cara Manusia untuk Mewujudkan Cinta Kasih..........

3
6
6
8
9
11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................... 13
B. Saran........................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang
pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada
umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya.
Kebingungan

mereka

semakin

bertambah

ketika

dunia

perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana


penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan
cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih
menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan
makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan
dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup
manusia

yang

sampai-sampai
terkenal,

cukup

fundamental.

membawa

berpendapat

Khalil

bahwa,

Begitu

fundamentalnya

Gibran,

seorang

Cinta

hanyalah

punjagga
sebuah

kemisterian. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias


di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang
berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta,
mereka butuh akan cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu,

cinta bisa diibaratkan

sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya


sangat

memerlukan

pengetahuan

dan

latihan

untuk

bisa

menggapainya.
Begitupun dengan kasih, sering sekali kita terkecoh bahkan
sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena

itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia


dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas
dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan
perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan tema yang diangkat mengenai Manusia dan Cinta Kasih, tim
penulis mendapatkan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian cinta dan jenis-jenisnya?
2. Apakah pengertian kasih sayang?
3. Apakah pengertian kemesraan dan jenis-jenisnya?
4. Apakah pengertian pemujaan?
5. Bagaimana pandangan Islam mengenai cinta dan kasih
sayang?
6. Bagaimana cara untuk mewujudkan cinta kasih?
C. Tujuan
Berdasarkan adanya rumusan masalah yang dijadikan pokok dalam
pembahasan makalah ini, maka dari itu makalah ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui pengertian cinta dan jenis-jenisnya.


Untuk mengetahui pengertian kasih sayang.
Untuk mengetahui pengertian kemesraan dan jenis-jenisnya.
Untuk mengetahui pengertian pemujaan.
Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai cinta dan kasih sayang.
Untuk mengetahui cara mewujudkan cinta kasih.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cinta dan Jenis-jenisnya
Dalam

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(KBBI,

Balai

Pustaka, 1996), cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau


rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya.
Menurut James Drever, (1998: 263) cinta adalah perasaan
khusus yang menyangkut kesenangan terhadap atau melekat pada objek, cinta
berwarna emosional bila muncul dalam pikiran dan dapat membangkitkan
keseluruhan emosi primer, sesuai dengan emosi di mana objek itu terletak
atau berada.
Menurut Musfir bin Said az-Zahrani, cinta adalah satu
emosi terpenting dalam kehidupan manusia, faktor terpenting
dalam menyatukan hati-hati manusia dan pembentukan kasih
sayang di antara sesama mereka.
Seorang psikolog bernama Abraham Maslow berpendapat
bahwa cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa
membuat orang melahirkan tindakan-tindakan produktif dan
kreatif.

Dengan

kebahagiaan

bila

cinta

seseorang

mampu

akan

mendapatkan

membahagiakan

orang

yang

dicintainya. Maslow bahkan memasukkan cinta sebagai salah


satu dari teori hierarki kebutuhannya.
Menurut Sarlito W. Sarwono, cinta itu memiliki tiga unsur,
yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan
adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas
hanya

untuk

dia.

Keintiman

yaitu

adanya

kebiasaan-

kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara


Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-

panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan


dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti
sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak
bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah
satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak

sempurna atau dapat disebut bukan cinta. Secara sederhana


cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi
unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal /
Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian
yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik,
positif,

berguna,

saling

menguntungkan,

menciptakan

keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.


Sedangkan menurut Erich Fromm, dalam bukunya Seni
Mencintai, yang disebut cinta adalah sikap, suatu orientasi
watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia
keseluruhan, bukan menuju satu objek cinta. Selanjutnya ia
mengemukakan

bahwa

manusia

memberikan

kasih

sayangnya kepada yang lain, terutama kepada sesama


manusia dalam mewujudkan hubungan pribadinya. Maka dari
itu ia membagi cinta sebagai berikut :
1. Cinta Persaudaraan
Cinta
persaudaraan
(agape,

bahasa

Yunani)

diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya.


Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas
manusia berdasarkan suku bangsa, bangsa, ataupun
agama. Dalam cinta ini semua manusia sama derajatnya,
yaitu sebagai makhluk ciptaan Allah. Atas dasar cinta
yang demikian, seseorang tidak mempunyai rasa pamrih
untuk

berbuat

baik

kepada

sesamanya.

Cintailah

sesamamu seperti engkau mencintai dirimu, demikianlah


hendaknya perwujudan dari cinta persaudaraan.
2. Cinta Keibuan
Kasih sayang yang bersumber pada cinta keibuan,
yang paling asli adalah yang terdapat pada diri seorang
ibu terhadap anaknya sendiri. Seorang ibu akan merawat
anaknya semenjak masih di dalam kandungan 9 bulan

lamanya hingga ia lahir dan tumbuh dewasa. Selain ibu,


guru taman kanak-kanak atau perawat di rumah sakit juga
merupakan
seoraang

orang-orang
ibu,

yang

mereka

menggantikan

mengajar

fungsi

anak-anak

atau

memelihara orang sakit dengan penuh kasih sayang.


3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan
dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan
sifat eksklusif (khusus) yang bisa memperdayakan cinta
yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu
tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis
jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian
maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam
ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak
didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal
pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya
akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan
sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga
perselingkuhan

atau

ke

tempat

pelacuran

yang

didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang


karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan
saja, dengan uang sebagai bayarannya.
4. Cinta Diri Sendiri
Di samping mencintai sesama manusia, seseorang
perlu juga memiliki cinta kepada diri sendiri. Cinta diri
sendiri

adalah

mengurus

dirinya

sendiri

sehingga

kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi secara wajar.


5. Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling
jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat
perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan

simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia


kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan
menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua
tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
Katakanlah : Jika kamu (benar-benar)mencintai
Allah,

ikutilah

aku,

niscaya

Allah

mengasihi

dan

mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi


maha penyayang (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah
akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong
yang

mengarahkannya

dalam

kehidupannya

dan

menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini


pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta
pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan
seluruh alam semesta.
B. Pengertian Kasih Sayang
Kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada)
atau menaruh belas kasihan.

Sedangkan sayang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan kasihan. Oleh karena


itu, kasih sayang diartikan sebagai cinta, kasih, atau amat
suka akan (kepada).
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W. J. S.
Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan
sayang,

peraasaan

cinta

atau

perasaan

suka

kepada

sesorang.
Manusia yang dapat memberikan kasih sayang adalah
manusia yang tingkat perasaannya luhur, khususnya yang
memiliki perasaan simpatik dan sosial. Mereka yang memiliki
perasaan simpati adalah orang-orang yang memiliki perasaan

senang atau respek kepada orang lain. Sedangkan mereka


yang memiliki perasaan sosial adalah orang-orang yang
memiliki perasaan bahwa dirinya menrupakan bagian dari
masyarakat, sehingga mau berbuat sesuatu yang baik dan
berguna untuk orang lain.
C. Pengertian Kemesraan dan Jenis-jenisnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti sangat erat atau karib,
sehingga

kemesraan

berarti

hal

yang

menggambarkan

keadaan sangat erat atau karib.


Kemesraan dapat diartikan sama dengan keakraban.
Dengan demikian, kemesraan atau keakraban berarti hal atau
keadaan

yang

mempererat

hubungan.

Kemesraan

atau

keakraban yang dilandasi rasa cinta dapat muncul dalam


sifat-sifat romantik, terutama tampak dalam wujud gerak
atau tingkah laku yang sedang bermesraan.
Tingkatan kemesraan dapat dapat dibedakan berdasarkan
umur dan secara umum dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja
Kemesraan tingkat remaja pada umumnya terjadi
ketika remaja berada pada masa pubertas. Biasanya
kemesraan pada kaum remaja populer dengan sebutan
pacaran.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga
Kemesraan terjadi juga dalam rumah tangga. Dalam
tradisi lama, perjodohan ditentukan oleh keluarga atau
diistilahkan

kawin

paksa.

Dengan

kawin

paksa

ini,

diharapkan cinta kasih yang didambakan akan terjalin


setelah pernikahan, namun terkadang akibat kawin paksa
ini menyebabkan hubungan rumah tangga tidak harmonis
karena dari awal tidak didasari rasa cinta. Pada abad ke20, tata cara kawin paksa ini menjadi sasaran ejekan para

sastrawan Indonesia, seperti yang terlukis dalam karakarya mereka, diantaranya novel yang berjudul Salah
Asuhan karya Abdul Muis.
Tetapi, di zaman sekarang ini, keluarga cenderung
membebaskan anak-anaknya untuk memilih jodohnya
sendiri. Akibatnya, pernikahan yang terjadi atas dasar
suka sama suka dan hubungan rumah tangga lebih
harmonis.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut
Kemesraan juga dapat diteruskan
manusia

usia

lanjut

(manula).

dalam

masa

Pandangan

lama

mengatakan bahwa kalau manusia sudah berusia lanjut,


tidak pantas lagi untuk bermesraan. Tingkat kemesraan
dalam manula, kiranya makin terasa apabila pasangan
yang

sudah

tua

sering

berdamawisata

berdua,

mengunjungi tempat-tempat yang indah di dalam negeri,


maupun luar negeri. Dengan cara tersebut mereka akan
mengingat masa mudanya.
Apabila kita membandingkan

hubungan

antara

kekeluargaan Timur dan Barat akan terlihat perbedaan


yang mencolok. Di dunia Timur, kekeluargaan sifatnya
sangat akrab walaupun merupakan keluarga besar (big
family),

sedangkan

kekeluargaan

kurang

keakrabannya

walaupun

di

Barat dirasakan

mereka

umumnya

merupakan keluarga kecil/keluarga inti (nuclear family).


Dari hal tersebutlah dapat dikatakan bahwa hubungan
keluarga

pada

orang

Timur

bersifat

kebersamaan

(kolektif), sedangkan pada orang Barat cenderung bersifat


individu (egoistis).
Kemesraan dapat

menimbulkan

daya

kreativitas

manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan

berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan


bakatnya.

Hubungan

yang

akrab

dituangkan

dalam

bentuk seni misalnya seni pahat, seni patung, seni lukis,


seni sastra, dan sebagainya sesuai dengan bakatnya.
D. Pengertian Pemujaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W. J. S.
Poerwadarminta,

pemujaan berasal dari kata puja yang

berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewadewa atau berhala. Kemudian dalam perkembangannya,
pujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan
yang diagungkan, dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pujaan
terkandung pengertian bukan sekedar dipuja, tetapi juga
disucikan.
Di antara objek-objek pemujaan, terdapat objek yang
ditujukan orang kepada Yang Mahakuasa, yang bersifat
pemujaan

tertinggi.

Pemujaan

tersebut

dilakukan

oleh

manusia kepada Tuhan, karena pemujaan kepada Tuhan


adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Hal
itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti
dalam surat Al-Furqan ayat 59-60, yang artinya: Dia yang
menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa di antara
keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian Dia
bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka
tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu
diketahui. Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada
Tuhan Yang Maha Pengasih.
Manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu
dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang.
Dalam surat An-Nuur ayat 41 dinyatakan, Tidaklah kamu
tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di

10

langit

dan

di

bumi

dan

(juga)

burung

dengan

mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui


(cara)

sembahyang

dan

tasbihnya,

dan

Allah

Maha

Mengetahui apa yang mereka kerjakan.


E. Pandangan Islam Mengenai Cinta dan Kasih Sayang
Secara etimologi, al-hubb (cinta) adalah bentuk generik dari al-habb
yang berarti inti hati. Al-Hujwiri mengatakan bahwa kata mahabbah berasal
dari kata habbah berarti benih-benih yang jatuh di padang pasir. Diartikan
demikian karena memang cinta adalah sumber kehidupan.
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas
iman. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati
nurani, seperti halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa
manusia yang menurut istilah dalam Islam bahwa seorang
manusia belum akan diakui beragama bila ia tidak memiliki
perasaan kasih saying.
Allah berfirman: Katakanlah: Jika bapak-bapak (para
pembesar dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya,
dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
daripada mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan (azab/siksaan)-Nya,
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik, ( Al-Quran Surat At-Taubat, 9: 24).
Secara umum, Islam membagi cinta menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Cinta Terhadap Sang Pencipta (Hablumminallaah)
Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk
Allah,

manusia

berusaha

untuk

selalu

mengadakan

hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan ritual


(ibadah) dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini, seseorang

11

pemeluk agama merasa yakin bahwa dengan selalu


mengadakan

hubungan

baik

dengan

Tuhan,

maka

hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia tidaknya


hidup seseorang adalah tergantung kepada hubungan
baik tidaknya terhadap Allah.
Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba
kepada Khalik (Penciptanya), dengan jalan mengakui
tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan mematuhi secara
konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya
dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya dihindari.
Cinta terhadap Allah ini tidak bisa terlepas dari yang
disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.
2. Cinta Terhadap Sesama Manusia (Hablumminannaas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia
tidak bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya.
Karena dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu
terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama
manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan
dengan yang namanya akhlak.
Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas
dari kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa
kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda
bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenisjenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk
saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan,
supaya

dengan

begitu

ia

cocok

pula

untuk

saling

melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang


satu pula. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya:
Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu
sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,

12

dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan


bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara
kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling
takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia
adalah dengan tolong-menolong, kenal mengenal (saling
mengenal) dan keserasian. Menurut pandangan Islam,
rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan,
salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di
antara manusia.
3. Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik
berupa udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain
merupakan

prasarana

terpelihara

keserasiannya.

merusak

lingkungan

kehidupan
Maka

harus

yang

harus

tetap

segala

yang

dapat

karena

dapat

dicegah,

berakibat kehidupan yang tidak bersih, tidak tertib, dan


tidak aman. Itulah sebabnya Islam melarang, bahkan
mengutuk orang-orang yang melakukan kegiatan yang
dapat merusak lingkungan.
Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua
binatang

dan

melarang

ummatnya

untuk

menyiksa

binatang. Karena binatang adalah juga makhluk ciptaan


Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan
tentu saja tidak boleh melukai dan menyiksa mereka.
Bahkan sebagai salah satu sumber makanan, kita juga
harus menghormati mereka dengan berdoa, dengan tidak
membunuh mereka lebih dari yang kita makan.

13

Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia


merupakan

bagian

yang

tak

terpisahkan

dari

alam

semesta yang saling dukung-mendukung dengan seluruh


bagian alam itu, dan karena individu-individu manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan secara laras
bekerja sama dengan seluruh alam semesta ini, maka
tidak boleh ada ketidakserasian antara mereka satu sama
lain.
F. Cara Mewujudkan Cinta Kasih
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan cinta
kasih diantaranya:
1. Cara Mewujudkan Cinta Persaudaraan
Untuk

mewujudkan

cinta

persaudaraan

dapat

dilakukan dengan cara melakukan kegiatan sosial dan


kemanusiaan. Contohnya adalah saling tolong-menolong,
tepa

selira,

kerja

bakti,

saling

menghargai

dan

menghormati, dan lain-lain.


2. Cara Mewujudkan Cinta Keibuan
Untuk mewujudkan cinta keibuan dapat dilakukan
dengan cara memberikan kasih sayang kepada anak.
Contohnya

adalah seorang ibu yang dengan ikhlas

melahirkan, meyusui, menyayangi, dan merawat anaknya


hingga ia dewasa.
3. Cara Mewujudkan Cinta Erotis
Untuk

mewujudkan

cinta

erotis

dapat

dilakukan

dengan cara mencintai sesorang dengan dasar cinta kasih


yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat dan
norma yang berlaku. Contohnya adalah seorang laki-laki
yang

mencintai

seorang

perempuan,

kemudian

ia

14

meminang sang perempuan dan dinikahinya sehingga


hubungan antara keduanya didasakan pada cinta kasih
yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat dan
norma yang berlaku.
4. Cara Mewujudkan Cinta Diri Sendiri
Untuk mewujudkan cinta kasih pada diri sendiri dapat
dilakukan dengan cara mengurus diri sendiri, sehingga
kebutuhan jasmani dan rohani diri sendiri terpenuhi
secara wajar. Contohnya adalah mandi, menyisir rambut,
memakai wangi-wangian, memakai baju yang sopan, tidak
melanggar adat dan norma yang ada, dan lain-lain.
5. Cara Mewujudkan Cinta kepada Allah
Untuk mewujudkan cinta kepada Allah dapat dilakukan
dengan cara mentauhidkan Allah, yaitu percaya dan yakin
bahwa Allah adalah Esa dan tidak ada yang berhak
disembah

melainkan

Allah.

Contohnya

adalah

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala


larangan-Nya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
-

Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan

dari cinta dan kasih sayang


Cinta kasih ideal itu memiliki tiga unsur yaitu keterikatan,
keintiman

dan

kemesraan

atau

sering

juga

disebut

Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras,


-

dan seimbang satu sama lain.


Cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, tapi
antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan

kasih

meupakan

pengungkapan

untuk

mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.


Cinta itu mulia dan sangat indah. Cinta itu sebuah
kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar

biasa.
Dalam pandangan Islam, cinta terbagi menjadi cinta
terhadap Sang Pencipta (Allah), cinta terhadap sesama
manusia, dan cinta terhadap lingkungan hidup.

B. Saran
Sebagai

manusia

yang

mengemban

nilai

moral,

seharusnya kita dapat selalu berusaha agar perasaan cinta


kasih dapat tumbuh dengan tulus dan tidak menjerumuskan
kita ke dalam lembah cinta yang tidak sesuai dengan
kemanusiaan. Jangan sampai cinta yang seharusnya tanpa
pamrih jatuh ke lembah cinta yang penuh dengan nafsu,

13

apalagi sampai tidak bermoral dan kelewat batas, harus kita


hindari.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pengertian Cinta Menurut Para Ahli. Dalam
www.pengertianahli.com/2014/09/pengertian-cinta-menurutpara-ahli.html. Diunduh Kamsis, 17 Maret 2016, pukul 10:49.
Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Bahasa : Jakarta.
Kurn, Wawan. 2014. Cinta Menurut Para Psikolog. Dalam
http://wawank-wawank.blogspot.co.id/2011/11/cintamenurut-para-psikolog.html. Diunduh Kamis, 17 Maret 2016,
pukul 10:40.
Nursanti, Ida. 2007. Cinta Ilahi dalam Perspektif Sufi (Telaah
Psikologi: Jalaluddin Rumi dan Rabi'ah Al-Adawiyah). Dalam
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/34/jtptiain-gdls1-2007-idanursant-1661-bab2_410-7.pdf. Diunduh Kamis, 17
Maret 2016, pukul 18:12.
Poerwadaminta, Wilfridus Josephus Sabarija. 1976. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Balai Bahasa : Jakarta.
Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Widagdho, Djoko. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Widya, Citra. 2012. Teori Abraham Maslow. Dalam http://wwwcitrawidya.blogspot.co.id/2012/03/teori-abrahammaslow.html. Diunduh Minggu, 13 Maret 2016, pukul 10.15.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor :
Ghalia Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai