Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji sykur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manusia dan Cinta
Kasih. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Apresia Ilmu Budaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memeberi manfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 3
C. Tujuan.................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang
lazim disebut pikiran dan perasaan. Manusia adalah makhluk berbudaya yang
senantiasa mendayagunakan akalnya untuk menciptakan kebahagiaan
Cinta dimiliki oleh setiap insan manusia. Cinta tidak melulu tentang kisah
dua orang remaja laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, objeknya lebih dari itu,
bisa di antara anak dan orang tua, suami istri, ataupun dengan sesama teman.
Cinta dan kasih selalu terikat, begitu pun kasih dengan sayang.
Ketika memberikan sebuah definisi cinta, maka akan lahir beberapa
definisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu.
Hal ini dikarenaka sudut pandang yang berbeda. Pemaknaan cinta, kasih, sayang,
dan kemesraan sebenarnya terdapat perbedaan. Cinta kasih menjadi salah satu
keutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat cinta kasih?
2. Bagaimana pengertian kasih sayang?
3. Bagaimana pengertian kemesraan?
4. Bagaimana pengertian pemujaan?
5. Bagaimana pengertian belas kasihan?
6. Bagaimana hubungan manusia dan cinta kasih?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat cinta kasih
2. Untuk mengetahui pengertian kasih sayang
3. Untuk mengetahui pengertian kemesraan
4. Untuk mengetahui pengertian pemujaan
5. Untuk mengetahui pengertian belas kasihan
6. Untuk mengetahui hubungan manusia dan cinta kasih
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Cinta merupakan salah satu unsur dari akal dan budi. Bila manusia
kehilangan cinta, mereka tidak akan mampu lagi menetralisasikan sifat-sifat
kebinatangan yang ada dalam dirinya. Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan
merupakan pengaruh yang pasif. Dapat dikatakan bahwa salah satu esensi dari
cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang. Atau lebih tegas lagi bisa
dikatakan bahwa cinta itu terutama pada aspek memberi bukan menerima.
B. Cinta Kasih dalam Pelbagai Dimensi
Cinta bisa dibilang merupakan bagian hidup manusia. Kebenaran cinta
telah diakui secara universal dalam arti merupakan pengertian yang umum. Cinta
tidak sekadar pertautan unsur-unsur yang telah disebutkan tetapi lebih luas dari
itu, cinta mempunyai hubungan dengan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan,
dan aktivitas pemujaan.
Kasih sayang bisa diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta, atau
perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang menuntut paling tidak adanya dua
pihak yang teribat di dalamnya. Yaitu seorang yang mencurahkan kaih sayang
dengan orang yang memperoleh kasih sayang.
Pengalaman hidup sehari-hari memaksa kita untuk mengakui bahwa
bagaimana pun hidup kita akan memperoleh arti apabila telah mendapat perhatian
dari orang lian. Perhatian pada dasrnya merupakan salah satu unsur dasar cinta
kasih. Perhatian bisa datang dari orang tua, saudara, suami, isri, atau teman.
Sebagai manusia normal kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam
hidup kita.
Hidup kita akan menjadi lebih terasa indah, bahagia, dan mengesankan
apabila kita telah mampu memahami berbagai perhatian orang lain. Seperti pada
syair Jalaludin Rumi.
Kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci, dan didambakan oleh setiap
orang. Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan lahir tanpa orang yang
melahirkannya. Dengan kata lain. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang
apabila tidak ada orang lain yang memberi. Dengan bertitik tolak pada kasus
hubungan pada orang tua dan anak, kita bisa membedakanbentuk kasih sayang
berikut ini:
Pertama, orang tua bersikap aktif meberikan aktif kasih sayang, sementara
anak bersikap pasif. Kondisi seperti ini membuat anak manejadi takut, kurang
berani menyatakan pendapat, minder, dan cenderung menjadi anak yang tidak
5
mampu berdiri sendiri dalam masyarakat. Kedua, bentuk kasih sayang di mana
orang tua bersikap pasif sementara anak bersikap aktif. Orang tua jadi cenderung
mendiamkan tingkah laku anaknya dan tidak memberikan respon terhadap
apapun yang diperbuat anak. Ketiga, orang tua dan anak bersikap pasif. Kondisi
ini membuat keluarga terasa dingin, tidak ada tegur sapa, tidak ada kasih sayang.
Keempat, orang tua dan anak bersikap aktif. Hubungan yang seperti ini
menjadikan keluarga lebih intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
dan yang lebih penting saling membutuhkan.
Kaih sayang merupakan salah satu kondisi yang merupakan pertumbuhan
lebih lanjut dari cinta. Dalam kasih sayang, masing-masing dituntut untuk
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling penegrtian, dan
saling terbuka, sehingga keduanya seakan merupakan satu kesatuan yang bulat
utuh. Sebelum kita memberikan kasih sayang kepada orang lain, kita harus
terlebih dahulu memberikan kasih sayang kepada diri sendiri. Mencurahkan kasih
sayang lebih utama dari melakukan peribadatan.
C. Kasih Sayang
Menurut Kasus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.
Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta,
perasaan suka kepada seseorang. Ada berbagai macam bentuk kasih sayang,
bentuk itu sesuai dengan kondisi penyanyang dan yang disayangi. Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi bila
diakhiri dengan perkawinan maka di dalam berumah tangga keluarga itu bukan
lagi bercinta tapi sudah bersifat kasih sayang.
Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing-masing pihak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang
merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang,
meskipun ada pula kelahiran anak tidak diharapkan, namun hal itu termasuk
kekecualian. Kelahiran anak yang tidak diharapkan umumnya bukan lahir karena
hasil kasih sayang. Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan
pemanjaan. Pemanjaan anak berakibat kurang baik, karena umumnya anak yang
6
dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak shaleh, dan tidak
mengormati orang tua.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati
yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang
sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih yang telah
mendalam.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan
manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini
karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan yang
sebenarnya. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian dari hidup manusia, karena
7
Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri, penciptaan semesta untuk
manusia.
1. Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai
dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Di alam semesta ini
tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta
segala-galanya. Bahwa Tuhan Mahakuasa, Mahatahu, tidak ada yang
bisa menyangkal. Dalam kehidupan sehari-hari orang menyatakan
“Tuhan telah menggariskan,” Itu pertanda orang yang mengakui
kebenaran Tuhan.
Pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi
dengan Tuhannya. Itu berarti manusia mohon ampun atas segala
dosanya, minta perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan,
agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala
kekurangan yang ada padanya.
Bila setiapa hari manusia memuja kebesaran-Nya dan selalu
mohon apa yang diinginkan, maka wajarlah cinta manusia kepada
Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Alangkah besar dosa kita apabila tidak mencintai-Nya meskipun
hanya sekejap.
2. Tempat pemujaan
8
membangun tempat beribadah yang sebaik dan seindah mungkin,
mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya.
F. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta. Pertama, cinta agape
ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diterangkan pada kegiatan belajar. Kedua,
cinta philia ialah cinta kepada orang tua dan saudara. Ketiga, cinta eros dan amor.
Cita eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan sementara cinta amor
karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik
mencintai seorang pemuda kerdil.
Di samping itu terdapat cinta terhadap sesama yakni perpaduan cinta
agape dan cinta phillia. Cinta kepada sesama ini disebut dengan belas kasihan.
Ada lagi yaitu cinta kepada bangsa dan tanah air. Dalam cinta kepada sesama
digunakan istilah belas kasih karena cinta di sini bukan karena tampangnya,
kekayaannya, pandainya, melainkan karena penderitaan.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasih kepada orang lain adalah orang
yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Dalam esai
“On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Dalam
rasa belas kasih tidak mengandung unsur pamrih. Orang yang menaruh belas
kasihan ada kebersamaan yang mendasar, maksudnya yang berbelas kasih
merasakan penderitaan orang yang dibelaskasihi.
1. Cara-cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak seklai yang harus kita kasihi dan
banyak cara kita menumpahkan rasa belas kasihan. Berbagai
macam cara memberikan belas kasihan bergantung pada situasi
dan kondisi. Ada yang memberikan barang, pakaian, makanan,
dan sebagainya.
Belas kasih terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta
kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama.
Bahwa kita wajib mencintai sesama, berarti itu berbudi.
Belas kasihan dapat menimbulkan daya kreativitas, yang
berarti orang dapat berbuat, berkarya, mencipta, mencari, dan
menemukan.
9
G. Hubungan Manusia dan Cinta Kasih
“Hidup tanpa cinta itu kosong”. Cinta amat penting dalam kehidupan
manusia. Belum sempurna hidup manusia jika dalam hidupnya tidak pernah
dihampiri perasaan cinta. Karena hidup manusia di dunia ini tidak seorang diri,
melainkan selalu melibatkan pihak lain.
Karena cinta itulah kehidupan ini ada. Bukankah manusia itu berbuat atau
melakukan sesuatu karena dorongan perasaan cinta tersebut? Bukan hanya
manusia, bahkan binatang-binatang pun sesungguhnya berbuat sesuatu karena
dorongan perasaan cinta. Bedanya manusia berbuat karena akalnya, hewan karena
nalurinya.
Oleh Prof.Dr.Louis Leahy SJ, cinta tanpa pamrih disebut cinta utilitaris
atau yang bermanfaat artinya yang mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Perasaan cinta berangkat dari rasa “tepa slira”. Dalam cinta kasih tidak ada
kehendak untuk memilki apalagi menguasai. Yang ada hanyalah rasa solidaritas,
rasa senasib dan sepenanggungan dengan yang kita cintai dan tumbuh secara
wajar serta bersifat sukarela.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah rasa cinta yang tulus dan tidak
memerlukan atau menuntut balas. Ia lebih banyak memberi daripada menerima.
Wujud cinta terhadap sesama manusia yang harus kita tumbuhkan dalam hati
nurani. Cinta kasih yang sejati adalah cinta kemanusiaan, yang tumbuh dan
berkembang dalam lubuk sanubari setap manusia atas dasar kesadaran bahwa
hakikatnya kemanusiaan itu satu. Maka cinta kasih akan meliputi seluruh dunia,
tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama, dan sebagainya serta tidak
mengenal batas waktu. Cinta kasih tidak mengenal iri. Duka mereka adalah duka
kita, suka mereka adalah suka kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu
kebahagiaan. Ketidakmampuan membahagiakan adalah suatu penderitaan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cinta kasih dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Manusia mencintai
dengan akal budinya. Sementara hewan mencintai berdasarkan nalurinya. Tahap
mencintai berawal dari perhatian dan tepa slira berlanjut dengan kasih sayang
yang kemudian memunculkan kemesraan. Cinta kasih tidak melulu perihal
hubungan anatar kekasih atau suami istri, cinta kasih juga terhadap orang tua,
sahabat, dan sesama. Cinta kepada Tuhan dibuktikan dengan pemujaan. Cinta
kasih terhadap sesama disebut dengan belas kasihan. Orang yang memiliki cinta
kasih akan menganggap bahwa pengorbanan adalah suatu kebahagiaan.
Kegagalan dalam membahagiakan adalah suatu penderitaan
11
DAFTAR PUSTAKA
12