Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH

IAD/IBD/ISD
MANUSIA DAN CINTA KASIH

Disusun Oleh:
Dicky Satria Ramadhan (B95219095)
Refina Elfariana Dunggudi (B75219073)
Achsanu Nadiya (B95219082)

Dosen Pengampu:
Rani Ainun Masruroh, S.Sos, M.Pd.I

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

1
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Cinta Kasih
B. Macam-Macam Cinta Kasih
C. Cara Mewujudkan Cinta Kasih
BAB III KESIMPULAN
Daftar Pustaka

2
KATA PENGANTAR
Pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang Manusia dan Cinta Kasih, meliputi pengertian, macam-
macam, dan cara mewujudkan cinta kasih.
Ucapan terimakasih kami berikan kapada Ibu Rani Ainun Masruroh, S.Sos, M.Pd.I
yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena itu kritik dan
saran pembaca akan selalu membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, September 2019

Kelompok 6

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cinta memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia


merupakan landasan kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak-anak. Ia adalah landasan hubungan erat di masyarakat dan pembentukan
hubungan-hubungan manusiawi yang akrab. Ia adalah pengikat yang kokoh dalam
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan membuatnya ikhlas berkorban, ikhlas
dalam menyembah-Nya, mengikuti jalan-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian Manusia dan Cinta Kasih ?


2. Apa itu Macam-macam Cinta?
3. Bagaimana Cara Mewujudkan Cinta Kasih?

C. Tujuan

1. Memahami Pengertian Manusia dan Cinta Kasih.


2. Memahami Macam-macam Cinta.
3. Memahami Mewujudkan Cinta kasih.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA DAN CINTA KASIH

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) “mens” (latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
organisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi
lingkungan bahakan secara ekstrim dapat dikatakan setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi) horizontal (geografik,
fisik,sosial), maupun kesejarahan.1
Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya
manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati cinta kasih adalah perasaan kasih
sayang, kemesraan, belas kasihan, dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah
laku yang bertanggung jawab. Maksud dari bertanggung jawab adalah akibat yang
baik, positif, berguna, saling menguntungkan, kebahagiaan, keseimbangan.
Pendapat lain, cinta merupakan sebuah nama yang sangat simpel dan mudah
untuk diucapkan. Membuat yang sedih menjadi ceria, jahat menjadi baik, peperangan
menjadi perdamaian, kebencian menjadi persaudaraan, pahit menjadi manis, luka
menjadi sembuh, sakit menjadi sehat. Semua itu atas nama cinta. Kata cinta
mempunyai makna yang universal. Setiap insan mempunyai tanggapan sendiri
tentang arti cinta. Dan setiap insan punya cara sendiri untuk mencintai. Dari
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cinta kasih merupakan ungkapan
perasaan yang didorong oleh suatu kehendak dan diwujudkan dalam bentuk tingkah
laku disertai rasa tanggung jawab dan pertimbangan akal pikiran (rasional).2
Unsur-unsur kasih sayang: tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling mengerti, saling terbuka.3. Dalam hubungannya dengan cinta kasih
tanggung jawab lebih mengacu kepada suatu tindakan atau tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan orang lain, baik yang diungkapkan secara jelas ataupun tidak.
B. MACAM MACAM CINTA KASIH

1. Cinta kasih terhadap diri sendiri


1
Armen, Buku Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasa, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), Cet ke-1, Hlm. 14
2
MKD Uinsa, IAD-ISD-IBD (Surabaya: Uin Sunan Ampel Perss, 2014), Cet. 4, Hlm.147
3
L. Dyson dan Thomas Santosa, Ilmu Budaya Dasar (Surabaya: CV. Citra Media, 1997), Hlm. 49

5
Mencintai diri sendiri tidak sama dengan mementingkan diri sendiri,
bahkan keduanya bertolak belakang. Mementingkan diri sendiri adalah suatu
macam ketamakan yang tak terpuaskan. Mementingkan diri berakar justru pada
kekurangan cinta akan diri sendiri. Sedangkan cinta diri sendiri ini merupakan
prasyarat bagi suatu langkah ke arah hidup yang tidak mementingkan diri sendiri.
Freud beranggapan bahwa cinta adalah manifestasi nafsu seksual yang
diarahkan kepada orang lain atau diarahkan pada dirinya sendiri (self love).
Berpegang bahwa pribadi yang mementingkan diri itu bersifat “narsisistis”,
seolah-olah ia telah menarik cintanya dari orang lain dan mengalihkan pada
dirinya sendiri. Teori hakekat sifat mementingkan diri ini dibuktikan oleh
pengalaman resiko analisi mengenai hal tidak mementingkan diri yang bersifat
neoritis yaitu gejala yang dapat dikalangan luas yang biasanya terganngu bukan
gejala itu tetapi oleh hal hal lain yang berhubungan dengan nya.4
Dalam mencapai suatu keseimbangan pribadi, rupanya hal menerima diri,
mencintai diri sangatlah menentukan. Sebab dengan menerima diri sendiri barulah
manusia dapat berkembang, mampu mencintai orang lain. Setiap orang, laki-laki
atau perempuan ditantang untuk menerima diri dengan segala konsekuensi dan
kekhususannya, baik tingkat tubuh, jiwa, maupun roh.
2. Cinta kasih antara orang tua dan anak
Cinta kasih orang tua terhadap anak itu adalah suatu cinta yang disertai dengan
kasih sayang. Cinta kasih tersebut diberikan secara tulus dan ikhlas seolah-olah
anak itu adalah merupakan bagian dari dirinya sendiri. Cinta yang dirasakan orang
tua terhadap anaknya itu berdasarkan 2 segi yakni: segi pengabdian dan segi
kesukaan.
Dari cara pemberian cinta kasih antara orang tua kepada anak dapat dibedakan
menjadi:
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya
baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya dan si anak hanya
menerima saja, mengiyakan tanpa memberi respon. Kondiai semacam ini
biasanya akan menciptakan anak yang senantiasa takut, kurang berani
menyatakan pendapat, minder, dengan kata lain cenderung membentuk
sosok anak yang tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakatnya.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebihan memberikan kasih sayang terhadap
orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua
mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberi perhatian apa yang
diperbuat si anak.
c. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah
lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga
sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya

4
MKD Uinsa, IAD-ISD-IBD (Surabaya: Uin Sunan Ampel Perss, 2014), Cet ke-4, Hlm. 149

6
sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.

d. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.


Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang
dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan
anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling
membutuhkan.5
Cinta kasih yang diberikan orang tua tersebut ada dampak positifnya dan
dampak negatifnya. Dampak positifnya apabila kasih sayang tersebut diberikan
secara apa adanya, artinya memberikannya itu tidak berlebihan ataupun tidak
kurang. Sedang dampak negatifnya adalah apabila kasih sayangnya tersebut
diberikan secara berlebihan yang cenderung berupa pemanjaan. Pemanjaan anak
berakibat kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak
yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orang tua.
3. Cinta kasih antara pria dan wanita
Seseorang pria yang menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan
perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah,
berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
4. Cinta kasih antara sesama manusia
Di dalam hidupnya manusia selalu menggantungkan diri pada sesamanya,
bahkan tak pernah ada manusia yang hidup tanpa sesamanya.
Cinta kasih kepada sesama manusia adalah perasaan simpati yang melibatkan
emosi yang mendalam, misalnya: apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah
kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat
itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit.
Menurut Erich Fromm ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
a) Knowledge (pengenalan).
b) Responsibility (tanggung jawab).
c) Care (perhatian).
d) Respect (saling menghormati).
Cinta antar manusia juga mempunyai beberapa unsur yang sering ada dalam
cinta antar pribadi tersebut yaitu :
1. Afeksi, yaitu menghargai orang lain.
2. Ikatan, memuaskan kebutuhan emosi dasar.
3. Altruisme, yaitu perhatian non egois kepada orang lain.
4. Reciprocation, yaitu cinta yang saling menguntungkan.
5. Commitment, yaitu keinginan untuk mengabadikan cinta.
6. Keintiman emosional, yaitu berbagi emosi dan rasa.
7. Kindship, yaitu ikatan keluarga.
8. Passion, yaitu nafsu seksual.
9. Physical intimacy, yaitu berbagi kehidupan erat satu sama lain.
5
Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), Cet ke-6, Hlm. 81

7
10. Self-interest, yaitu inta yang mengharapkan imbalan pribadi.
11. Service, yaitu keinginan untuk membantu.6

5. Cinta kasih antara manusia dan tuhan


Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah tuhan, dan menjauhi
larangan-Nya, orang itu mempunai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
Bentuk religius cinta yang disebut cinta akan Allah, tidaklah berbeda, kalau
berbicara secara psikologi. Cinta itu berasal dari kebutuhan untuk mengatasi
keterpisahan, untuk mencapai penyatuan. Kenyataan-kenyataan cinta terhadap
Allah mempunyai sifat dan aspek yang berbeda sama banyaknya dengan cinta
terhadap manusia dan dalam arti yang luas kita menentukan perbedaan-perbedaan
yang sama.
Dalam islam, cinta sesorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittibaa) dan
ketaatan. Sebagaimana firmanNya, “Jika kamu benar benar mencintai Allah,
ikutilah aku (Rasulullah) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa
mu”. (Q.S. 3:31-32).
Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. Diantaranya adalah,
mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan
beliau, tak pernah dibedakan antara muslim dan non muslim. Ajaran cinta islami
yang mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama muslim, tetapi justru sesama
manusia dan sesama makhluk.
6. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya
Apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman
pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul
dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa
orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.

C. CARA MEWUJUDKAN CINTA KASIH


Cara mewujudkan cinta kasih bisa berbentuk nyata bisa juga berbentuk karya
budaya.
Mewujudkan cinta kasih berbentuk nyata:
a. Ungkapan dengan kata-kata atau pernyataan, misalnya: ungkapan aku cinta
padamu.
b. Ungkapan dengan tulisan, misalnya: surat cinta, surat Ibu kepada putrinya.
c. Ungkapan dengan gerak, misalnya: salaman, pelukan, ciuman dan rangkulan.
d. Ungkapan dengan media, misalnya: setangkai bunga, souvenir dan kado.
Mewujudkan cinta kasih berbentuk karya budaya, misalnya seni suara, seni
sastra, seni drama, film, dan seni lukis.7

6
MKD Uinsa, IAD-ISD-IBD (Surabaya: Uin Sunan Ampel Press, 2004), Cet ke-4, Hlm 148
7
Mawardi dan Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), Cet ke-6, Hlm. 168

8
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan:


Cinta kasih adalah suatu perasaan yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
disertai rasa tanggung jawab dan akal pikiran. Cinta kasih sendiri dibagi menjadi beberapa
macam:
1. Cinta kasih terhadap diri sendiri, 2. Cinta kasih antara orang tua dan anak, 3. Cinta kasih
antara pria dan wanita, 4. Cinta kasih antara sesama manusia, 5. Cinta kasih antara manusia
dan tuhan, 6. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya.
Cara mewujudkan cinta kasih bisa secara nyata maupun melalui karya budaya.
Contoh secara nyata: bisa dengan ungkapan kata-kata, tulisan, gerakan, maupun media.
Sedangkan mewujudkan cinta kasih melalui karya budaya adalah melalui seni lukis, seni
suara, film.

9
DAFTAR PUSTAKA

Armen. 2015. Buku Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: CV. Budi
Utama
Dyson, L dan Thomas Santosa. 1997. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: CV. Citra
Media
Hidayati, Nur dan Mawardi. 2009. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia
Mustopo, M Habib. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional
Uinsa, MKD. 2014. IAD-ISD-IBD. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

10

Anda mungkin juga menyukai