IAD/IBD/ISD
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Disusun Oleh:
Dicky Satria Ramadhan (B95219095)
Refina Elfariana Dunggudi (B75219073)
Achsanu Nadiya (B95219082)
Dosen Pengampu:
Rani Ainun Masruroh, S.Sos, M.Pd.I
1
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Cinta Kasih
B. Macam-Macam Cinta Kasih
C. Cara Mewujudkan Cinta Kasih
BAB III KESIMPULAN
Daftar Pustaka
2
KATA PENGANTAR
Pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang Manusia dan Cinta Kasih, meliputi pengertian, macam-
macam, dan cara mewujudkan cinta kasih.
Ucapan terimakasih kami berikan kapada Ibu Rani Ainun Masruroh, S.Sos, M.Pd.I
yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena itu kritik dan
saran pembaca akan selalu membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) “mens” (latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
organisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi
lingkungan bahakan secara ekstrim dapat dikatakan setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi) horizontal (geografik,
fisik,sosial), maupun kesejarahan.1
Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya
manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati cinta kasih adalah perasaan kasih
sayang, kemesraan, belas kasihan, dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah
laku yang bertanggung jawab. Maksud dari bertanggung jawab adalah akibat yang
baik, positif, berguna, saling menguntungkan, kebahagiaan, keseimbangan.
Pendapat lain, cinta merupakan sebuah nama yang sangat simpel dan mudah
untuk diucapkan. Membuat yang sedih menjadi ceria, jahat menjadi baik, peperangan
menjadi perdamaian, kebencian menjadi persaudaraan, pahit menjadi manis, luka
menjadi sembuh, sakit menjadi sehat. Semua itu atas nama cinta. Kata cinta
mempunyai makna yang universal. Setiap insan mempunyai tanggapan sendiri
tentang arti cinta. Dan setiap insan punya cara sendiri untuk mencintai. Dari
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cinta kasih merupakan ungkapan
perasaan yang didorong oleh suatu kehendak dan diwujudkan dalam bentuk tingkah
laku disertai rasa tanggung jawab dan pertimbangan akal pikiran (rasional).2
Unsur-unsur kasih sayang: tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling mengerti, saling terbuka.3. Dalam hubungannya dengan cinta kasih
tanggung jawab lebih mengacu kepada suatu tindakan atau tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan orang lain, baik yang diungkapkan secara jelas ataupun tidak.
B. MACAM MACAM CINTA KASIH
5
Mencintai diri sendiri tidak sama dengan mementingkan diri sendiri,
bahkan keduanya bertolak belakang. Mementingkan diri sendiri adalah suatu
macam ketamakan yang tak terpuaskan. Mementingkan diri berakar justru pada
kekurangan cinta akan diri sendiri. Sedangkan cinta diri sendiri ini merupakan
prasyarat bagi suatu langkah ke arah hidup yang tidak mementingkan diri sendiri.
Freud beranggapan bahwa cinta adalah manifestasi nafsu seksual yang
diarahkan kepada orang lain atau diarahkan pada dirinya sendiri (self love).
Berpegang bahwa pribadi yang mementingkan diri itu bersifat “narsisistis”,
seolah-olah ia telah menarik cintanya dari orang lain dan mengalihkan pada
dirinya sendiri. Teori hakekat sifat mementingkan diri ini dibuktikan oleh
pengalaman resiko analisi mengenai hal tidak mementingkan diri yang bersifat
neoritis yaitu gejala yang dapat dikalangan luas yang biasanya terganngu bukan
gejala itu tetapi oleh hal hal lain yang berhubungan dengan nya.4
Dalam mencapai suatu keseimbangan pribadi, rupanya hal menerima diri,
mencintai diri sangatlah menentukan. Sebab dengan menerima diri sendiri barulah
manusia dapat berkembang, mampu mencintai orang lain. Setiap orang, laki-laki
atau perempuan ditantang untuk menerima diri dengan segala konsekuensi dan
kekhususannya, baik tingkat tubuh, jiwa, maupun roh.
2. Cinta kasih antara orang tua dan anak
Cinta kasih orang tua terhadap anak itu adalah suatu cinta yang disertai dengan
kasih sayang. Cinta kasih tersebut diberikan secara tulus dan ikhlas seolah-olah
anak itu adalah merupakan bagian dari dirinya sendiri. Cinta yang dirasakan orang
tua terhadap anaknya itu berdasarkan 2 segi yakni: segi pengabdian dan segi
kesukaan.
Dari cara pemberian cinta kasih antara orang tua kepada anak dapat dibedakan
menjadi:
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya
baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya dan si anak hanya
menerima saja, mengiyakan tanpa memberi respon. Kondiai semacam ini
biasanya akan menciptakan anak yang senantiasa takut, kurang berani
menyatakan pendapat, minder, dengan kata lain cenderung membentuk
sosok anak yang tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakatnya.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebihan memberikan kasih sayang terhadap
orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua
mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberi perhatian apa yang
diperbuat si anak.
c. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah
lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga
sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya
4
MKD Uinsa, IAD-ISD-IBD (Surabaya: Uin Sunan Ampel Perss, 2014), Cet ke-4, Hlm. 149
6
sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi
dalam bidang materi saja.
7
10. Self-interest, yaitu inta yang mengharapkan imbalan pribadi.
11. Service, yaitu keinginan untuk membantu.6
6
MKD Uinsa, IAD-ISD-IBD (Surabaya: Uin Sunan Ampel Press, 2004), Cet ke-4, Hlm 148
7
Mawardi dan Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), Cet ke-6, Hlm. 168
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Armen. 2015. Buku Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: CV. Budi
Utama
Dyson, L dan Thomas Santosa. 1997. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: CV. Citra
Media
Hidayati, Nur dan Mawardi. 2009. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia
Mustopo, M Habib. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional
Uinsa, MKD. 2014. IAD-ISD-IBD. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
10