Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan
cinta yang merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan
kesehatan.walaupun setiap orang punya sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar
yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit..
Hiraiki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang
dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antar kebutuhan dasar manusia
pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini kebutuhan manusia tertentu
lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebetuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar lebih akan lebih
mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
Hiraki kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat
prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang pertama meliputi kebutuhan
fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan
keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memilki, termasuk
persahabatan, hubungan social, dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi
kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa
berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang akhir adalah kebutuhan
aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh potensi dan memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya dengan cara realistis dan
berhubungan dengan situasi hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kebutuhan dicintai dan mencintai?
2. Bagaimana konsep kebutuhan dicintai dan mencintai dalam keperawatan?
3. Apa manfaat cinta bagi kesehatan?

1
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Untuk dapat mengerti dan memahami mengenai materi kebutuhan dicintai
dan mencintai
b) Tujuan Khusus
Untuk dapat mengerti dan memahami mengenai:
1. Konsep dasar kebutuhan dicintai dan mencintai
2. Konsep kebutuhan dicintai dan mencintai dalam keperawatan
3. Manfaat cinta bagi kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai


1. Definisi Cinta
Kata cinta terlalu sulit untuk didefinisikan, karna cankupan
maknanya yang terlalu luas dan tak terbatas. Cinta berhubungan dengan
emosi, bukan dengan intelektual seseorang. Perasaan lebih berperan dalam
cinta daripada proses intelektual. Walaupun demikian cinta dapat diartikan
sebagai keadaan untuk saling mengerti secara dalam dan menerima
sepenuh hati.
Setiap individu, termasuk klien yang dirawat, memerlukan
terpenuhinya kebutuhan dicintai dan mencintai. Klien merupakan individu
yang berada  dalam kondisi ketidak berdayaan karena sakit yang
dialaminya. Pada kondisi ini diperlukan “sentuhan” perawat yang dapat
memberikan kedamaian dan kenyamanan. Oleh karena itu, setiap perawat
harus memiliki pemahaman yang benar mengenai konsep dalam
pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai.
Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab,
bahkan mesra dengan orang lain.  Ia ingin dicintai dan mencintai.  Setiap
orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan.   Setiap orang pun ingin
mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam
masyarakat.  Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga,
sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai
keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah
dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga.
Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki adalah kebutuhan
yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efeksi atau ikatan
emosional dengan orang lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk :
kebutuhan akan memilki dan rasa dimiliki, dicintai dan mencintai,
kebutuhan akan rasa diakui dan diikut sertakan sebagai anggota kelompok,

3
merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerja sama, dan sebagainya.
Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki
dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi
terwujudnya perasaan yang sehat.
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,
antara lain memberi dan menerima kasih saying, kehangatan,
persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial dan
sebagainya.
Cinta adalah suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk
menjalin hubungan emosional dengan orang lain.
a. Definisi Cinta Menurut Para Ahli
1) Dalam kamus psikologi (James Drever dalam Harianto) memaparkan
bahwa love (cinta) itu merupakan perasaan khusus yang menyangkut
kesenangan menyangkut obyek.

2) Ashley Montagu memandang cinta sebagai sebuah perasaan


memperhatikan, menyayangi dan menyukai yang mendalam yang
biasanya disertai dengan rasa rindu dan hasrat terhadap sang objek.

3) Abraham Maslow mengutarakan pendapatnya tentang cinta, dia


menyatakan bahwa cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang
bisa membuat orang melahirkan tindakan-tindakan produktif dan
kreatif. Dengan cinta seseorang akan mendapatkan kebahagiaan bila
mampu membahagiakan orang yang dicintainya.

4) Elaine dan William Waster, memandang cinta sebagai suatu


keterlibatan yang sangat dalam yang diasosiasikan dengan timbulnya
rangsangan fisiologis yang kuat dan diiringi dengan perasaan untuk
mendambakan pasangan dan keinginan untuk memuaskan tersebut
melalui pasangannya itu. Sedangkan Sigmun Freud menyatakan
bahwa cinta itu ,merupakan dorongan seksual yang terpendam.

5) Erich Fromm juga mendefenisikan cinta sebagai sesuatu yang aktif


yang dapat memecahkan tembok yang memisahkan manusia dari

4
teman-temannya, yang dapat menyatukannya dengan yang lain.
Menurutnya konsep cinta itu terdiri dari empat unsur yaitu:

a) Care (perhatian); sangat diperlukan dalam prilaku yang disebut


cinta agar dapat memahami kehidupan, perkambangan maju
mundur, baik burut, dan bagaimana kesejahteraan objek yang
dicintai.

b) Responsibility (tanggung jawab); tanggung jawab diperlukan


dalam menjalin hubungan. Sebab tanpa adanya tanggung jawab
tidak akan ada pembagian yang seimbang. Tanggung jawab disini
bukanlah untuk mendikte objek yang dicintai sekehendak kita,
tapi bagaimana keterlibatannya dalam kehidupan objek yang
dicintai.

c) Respect (hormat); hal ini menekankan bagaimana menghargai


dan menerima objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap
sekehandak hati.

d) Knowledge (pengetahuan); pengetahuan diperlukan guna


mengetahui seluk beluk yang dicintai. Dengan demikian kita
dapat membidik target yang kita incar, dengan kata lain tak kenal
maka tak sayang. Bila objek yang kita bidik itu adalah manusia,
maka harus kita kenali dan pahami bagaiman kepribadiannya,
latar belakang yang membentuknya, dan kecendrungan dirinya.

6) Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis


oleh setiap orang, dimana kisah tersersebut merefleksikan
kepribadian, minat, dan perasaan seseorang terhadap suatu
hubungan. Teorinya yang sangat terkenal adalah tentang segitiga
cinta, yang mengandung;

a) Keintiman; merupakan elemen emosi yang didalamnya terdapat


kehangatan, kepercayaan dan keinginan untuk membina
hubungan. Cirinya seseorang kan merasa dekat dengan seseorang,
merasa senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang

5
lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan
untuk bergandengan tangan atau saling merangkul.

b) Gairah; merupakan elemen motivasi yang didasari oleh dorongan


dari dalam diri yang bersifat seksual.

c) Komitmen; adalah elemen kognitif yang berupa keputisan untuk


secara sinambung dan tetap menjalangkan suatu kehidupan
bersama.

7) Wawan Kurn menjelaskan bahwa cinta adalah upaya penyeimbangan


antara Pikiran,dan perasaan, dan mampu menyatukan berbagai
dimensi yang berbeda.

2. Ciri-Ciri Cinta
Menurut Abraham Maslow, cinta memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Cinta tidak hanya sebagai perasaan yg diungkapkan tetapi merupakan
serangkaian tindakan sebagai ungkapan terhadap orang lain.
2. Cinta tidak menuntut balasan dan tidak tawar menawar
3. Cinta adalah pendorong dan selalu ada saat orang lain membutuhkan.

3. Komponen Cinta
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg
(dalam Sternberg dan Barnes, 1988):
1) Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban atau keintiman (intimacy) Adalah perasaan dalam suatu
hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan.
Dengan kata lain bahwa intimacy mengandung pengertian sebagai
elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan
kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya.
Hasil penelitian Sternberg dan Grajeg (dalam Sternberg dan
Barnes, 1988) menunjukkan keakraban mencakup sekurang-kurangnya
sepuluh elemen, yaitu:
a) Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai 
b) Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai   

6
c) Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya 
d) Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang
dibutuhkan 
e) Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai 
f) Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai 
g) Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai 
h) Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai 
i) Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai 
j) Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya

2) Gairah (Passion)
Gairah (passion) meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu
dengan orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan
kebutuhan seksual. Atau dengan kata lain bahwa passion merupakan
elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat
secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik, ataupun
melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Komponen
passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance,
ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu
hubungan percintaan.
Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi
merupakan suatu fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi
kebutuhan seseorang terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat
ditimbulkan karena intimacy. Dalam beberapa hubungan dekat antara
orang-orang yang berlainan jenis, passion berkembang cepat sedangkan
intimacy lambat.
Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan
orang lain, sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan
dengan orang tersebut. Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion
yang bersifat ketertarikan fisik (physical attraction) berkembang setelah
ada intimacy. Dua orang sahabat karib lain jenis bisa tertarik satu sama
lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat keintiman tertentu.

7
Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan,
misalnya dalam hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat
dan intimacy rendah. Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk
mencapai kedekatan emosional, intimacy dan passion bercampur dan
passion menjadi keintiman secara emosional.
Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda,
namun kedua komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya
di dalam suatu hubungan yang akrab.

3) Keputusan atau Komitmen (decision/commitment)


Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung dua
aspek, yang pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah
aspek jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk
mencintai seseorang. Sedangkan aspek jangka panjang adalah komitmen
untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata lain bahwa komitmen adalah
suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama sesuatu atau seseorang
sampai akhir.
Kedua aspek tersebut tidak harus terjadi secara bersamaan, dan
bukan berarti bila kita memutuskan untuk mencintai seseorang juga
berarti kita bersedia untuk memelihara hubungan tersebut, misalnya pada
pasangan yang hidup bersama. Atau sebaliknya, bisa saja kita bersedia
untuk terikat (komit) namun tidak mencintai seseorang. Komponen ini
sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit.
Commitment berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk
sebagian orang, commitment ini adalah merupakan kombinasi dari
intimacy dan timbulnya passion. Bisa saja intimacy dan passion timbul
setelah adanya komitmen, misalnya perkawinan yang diatur
(perjodohan). 
Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan
dekat, sementara gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan
dapat berfluktuasi tanpa dapat diterka. Dalam hubungan romantis jangka
pendek, nafsu cenderung lebih berperan. Sebaliknya, dalam hubungan

8
romantis jangka panjang, keintiman dan komitmen harus memainkan
peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam Strernberg & Barnes, 1988).

B. Konsep Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai Dalam Keperawatan


Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup
terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga, yaitu
kebutuhan akan cinta dan perasaan dimiliki atau menjadi bagian kelompok
sosial. Maslow menolak pendapat Freud bahwa cinta meupakan sublimasi dari
insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta
adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang
melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment
dari kedua belah pihak.
Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan
Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri
sendiri. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan
pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan
kenyamanan dan keamanannya sedangkan B-Love didasari oleh perasaan
menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan
orang yang dicintainya. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain
apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta
yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan
memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai,
yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini
merupakan penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.
Konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan dicintai dan mencintai
yang perlu dipahami oleh setiap perawat, diantaranya adalah :
a. Cinta adalah dukungan
Klien yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap
kesembuhannya. Konsep ini memberikan makna bagi perawat bahwa klien

9
yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya.
Dukungan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui intervensi
keperawatan, misalnya dengan memberikan motivasi untuk membangkitkan
semangat hidup klien. Dukungan yang dibutuhkan klien bukan hanya dari
perawat, tetapi juga dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan keluargalah
yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan klien. Untuk
memenuhi kebutuhan klien terhadap dukungan keluarga ini, maka perawat
dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator yang memfasilitasi klien
dengan keluarganya.
b. Cinta adalah ketulusan
Ketulusan merupakan hal yang keluar dari lubuk hati yang terdalam,
yang memberikan pengertian mengenai arti sebuah cinta, memberikan
warna yang indah didalam setiap tingkah laku dan tutur kata serta
memberikan makna yang terdalam di dalam menyingkap suatu kebenaran
yang nyata.
Ketulusan adalah hati yang mau memberikan dan menerima segala
sesuatu tanpa ingin memiliki untuk kepuasan atau kepentingan pribadi.
Ketulusan membuat seseorang mengerti lebih dalam mengenai arti dari
kasih sayang, dan ketulusan membuat seseorang tegas menghadapi apapun
meskipun keadaan mungkin sedang tidak berpihak. Ketulusan juga akan
membuat seseorang tetap mampu tersenyum meskipun hati terasa pedih atau
terluka.
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap
perawat yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini
memberikan landasan bagi perawat bahwa perawat harus tulus dan ikhlas
tanpa mengharapkan imbalan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang tidak membeda-
bedakan dalam melayani klien. Semua klien dilayani oleh perawat dengan
baik. Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting karena perawat adalah
seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik terhadap orang
sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan
keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya

10
juga merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang
diberikan dengan penuh ketulusan oleh perawat kepada penderita,
merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut.
c. Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya
adalah kehadiran perawat sebagai helper. Konsep ini selaras dengan hakikat
keperawatan yaitu care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang
memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap manusia. Klien
yang dirawat akan diberikan asuhan keperawatan dengan penuh perhatian.
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien di antaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper (penolong).
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia
berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai
bentuk dasar dari praktik keperawatan di mana perawat membantu klien
pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan
mengelola atau membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat
mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan
petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian
caring adalah tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien
dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih,
ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence Nightingale, 1860).
Caring atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga
makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian,
bertanggung jawab dan ikhlas (Delores Gaut, 1984). Dalam keperawatan,
caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. Rubenfeld (1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan
asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara
verbal maupun non verbal. Jean Watson (1985), “Caring” merupakan

11
komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
martabat manusia.
Caring merupakan “heart” profesi, artinya sebagai komponen yang
fundamental dari fokus sentral serta unik dari keperawatan (Barnum, 1994).
Meskipun perkataan caring telah digunakan secara umum, tetapi tidak
terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai caring itu
sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998).
Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik
dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran,
kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan
perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan,
perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan,
memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring
sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper,
& Burroughs, 1999). Karakteristik “Caring” menurut Wolf dan Barnum
(1998) :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitivitas
9. Menunjukkan rasa hormat pada klien

12
Komponen “Caring” menurut Meyer (1971) :
1. Pengetahuan
2. Kesabaran
3. Kejujuran
4. Kepercayaan
5. Kerendahan hati
6. Harapan
7. Keberanian

C. Manfaat Cinta Bagi Kesehatan


Jatuh cinta adalah hal yang paling menyenangkan. Selain membuat terus
tersenyum ternyata jatuh cinta punya banyak manfaat. Semakin sering
merasakan perasaan cinta akan semakin baik bagi tubuh. Dilansir dari berbagai
sumber, jatuh cinta akan membuat tubuh bereaksi positif. Maka dengan jatuh
cinta, energi positif akan keluar dari dalam tubuh dan membuat semakin sehat.
Dan inilah 7 manfaat jatuh cinta bagi kesehatan yang dirangkum dari berbagai
sumber :
1. Mengurangi depresi dan stress
Health and Human Services menyatakan bahwa cinta dan kasih
sayang bisa mengurangi depresi baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Karena jatuh cinta memberi sinyal untuk meningkatkan hormon bahagia
dalam tubuh. Studi lain juga menyatakan bahwa memandang foto pasangan
mampu meningkatkan kadar hormon dopamin dalam otak. Hormon
tersebut berkaitan dengan rasa optimis. Sehingga dapat mengurangi kadar
stress.
2. Menurunkan tekanan darah
Penelitian dari Annals of Behavioral Medicine menyatakan rasa cinta
dari pasangan kekasih, keluarga serta orang sekitar memberikan energy
positif yang mampu menurunkan tekanan darah. Karena rasa nyaman yang
diberikan dapat mengontrol tekanan darah.

13
3. Menghindari rasa cemas
Hasil penelitian dari State University of New York yang
menggunakan MRI fungsional untuk melihat otak orang yang sedang jatuh
cinta, menyatakan bahwa saat jatuh cinta otak mengatur tubuh untuk
merasa tenang. Jatuh cinta mempunyai efek menenangkan rasa cemas yang
kadang berlebihan.
4. Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka
Sebuah penelitian dari Amerika Serikat menyatakan bahwa jatuh cinta
bisa mengatasi rasa sakit secara alami. Saat jatuh cinta dan merasakan kasih
sayang ternyata secara otomatis dapat mengaktifkan bagian otak yang
berfungsi mengontrol rasa sakit. Dan bahkan semakin besar perasaan cinta
yang ada maka semakin besar pula efeknya. Rasa sakit bisa berangsur-
angsur hilang. Bahkan kekuatan dari jatuh cinta membuat luka cepat
sembuh. Hal ini berdasarkan penelitian dari Ohio State University Medical
Center yang dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry.
5. Meningkatkan sistem imun
Hasil penelitian dari Carnegie Mellon University menemukan bahwa
perasaan cinta bisa membangun emosi positif yang memberikan dorongan
terhadap sistem kekebalan tubuh sehingga orang lebih jarang sakit. Efek
sosial yang ditimbulkan dari jatuh cinta membuat sesorang rajin merawat
kesehatan dan kebersihan tubuhnya sehingga terhindar dari penyakit.
6. Menurunkan berat badan
Ada lagi efek jatuh yang sangat berguna bagi wanita. Yap agar tidak
susah-susah menjalani program diet, untuk menurunkan berat badan jatuh
cinta saja. Karena saat jatuh cinta, tubuh akan memproduksi norepinephrine
secara terus-menerus. Senyawa membuat tidak nafsu untuk makan. Jadi
jatuh cinta dapat mengontrol nafsu makan yang berlebihan.
7. Mencegah penuaan dini
Tersenyum dan banyak tertawa saat jatuh cinta bukan hanya membuat
kerutan wajah bisa berkurang dan membuat cerah alami. Saat sedang jatuh
cinta ternyata tubuh menghasilkan oxytocin. Zat ini dibutuhkan untuk

14
melepaskan DHEA, hormon yang bertugas sebagai anti-penuaan dan
meningkatkan peremajaan kulit serta sel-sel tubuh.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang.
Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Walaupun
demikian cinta dapat diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara
dalam dan menerima sepenuh hati. Cinta dan kasih sayang merupakan suatu
yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat
bagi terwujudnya perasaan yang sehat. Menurut Sternberg keakraban atau
keintiman (intimacy), Gairah (Passion), Keputusan atau Komitmen
(decision/commitment).
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah
hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang
melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment
dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency
Love (D-Love) dan Being Love (B-Love).
Manfaat cinta bagi kesehatan yaitu Mengurangi depresi dan stress,
Menurunkan tekanan darah, Menghindari rasa cemas, Mengatasi rasa sakit dan
menyembuhkan luka, Meningkatkan sistem imun, Menurunkan berat badan,
Mencegah penuaan dini.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya
penulis akan fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Nia.2013.Gangguan Alam Perasaan. (Available):


http://niarahayu9.blogspot.com/2013/05/gangguan-alam-perasaan.html
(Diakses pada tanggal 6 februari 2017)
Tedjho.2012.Ketulusan Perawat Sesuai Dengan Sila Pancasila Dapat
Mempercepat Kesembuhan Pasien. (Available):
https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/ketulusan-perawat-sesuai-
dengan-sila-pancasila-dapat-mempercepat-kesembuhan-pasien/ (Diakses
pada tanggal 6 Februari 2017)
Mastoni.2012.Teori Hirarki Abraham Maslow. (Available):
http://blognyamastoni.blogspot.com/2012/11/kdm-teori-hirarki-abraham-
maslow.html (6 februari 2017)
Noviyani, Evi.2014.Tata Nilai Perawat. (Available):
https://personalityevinoviyani.wordpress.com/tata-nilai-perawat/ (Diakses
pada tanggal 6 februari 2017)
Anoname. 2011. Konsep dasar klien dengan depresi. (Available) :
http://thefuturisticlovers.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 6 februari
2017)

17

Anda mungkin juga menyukai