PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan
cinta yang merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan
kesehatan.walaupun setiap orang punya sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar
yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit..
Hiraiki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang
dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antar kebutuhan dasar manusia
pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini kebutuhan manusia tertentu
lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus
dipenuhi sebelum kebetuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar lebih akan lebih
mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
Hiraki kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat
prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang pertama meliputi kebutuhan
fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan
keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memilki, termasuk
persahabatan, hubungan social, dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi
kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa
berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang akhir adalah kebutuhan
aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh potensi dan memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya dengan cara realistis dan
berhubungan dengan situasi hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kebutuhan dicintai dan mencintai?
2. Bagaimana konsep kebutuhan dicintai dan mencintai dalam keperawatan?
3. Apa manfaat cinta bagi kesehatan?
1
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Untuk dapat mengerti dan memahami mengenai materi kebutuhan dicintai
dan mencintai
b) Tujuan Khusus
Untuk dapat mengerti dan memahami mengenai:
1. Konsep dasar kebutuhan dicintai dan mencintai
2. Konsep kebutuhan dicintai dan mencintai dalam keperawatan
3. Manfaat cinta bagi kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
merasa dirinya penting, rasa setia kawan, kerja sama, dan sebagainya.
Menurut Maslow, cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki
dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi
terwujudnya perasaan yang sehat.
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,
antara lain memberi dan menerima kasih saying, kehangatan,
persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial dan
sebagainya.
Cinta adalah suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk
menjalin hubungan emosional dengan orang lain.
a. Definisi Cinta Menurut Para Ahli
1) Dalam kamus psikologi (James Drever dalam Harianto) memaparkan
bahwa love (cinta) itu merupakan perasaan khusus yang menyangkut
kesenangan menyangkut obyek.
4
teman-temannya, yang dapat menyatukannya dengan yang lain.
Menurutnya konsep cinta itu terdiri dari empat unsur yaitu:
5
lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan
untuk bergandengan tangan atau saling merangkul.
2. Ciri-Ciri Cinta
Menurut Abraham Maslow, cinta memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Cinta tidak hanya sebagai perasaan yg diungkapkan tetapi merupakan
serangkaian tindakan sebagai ungkapan terhadap orang lain.
2. Cinta tidak menuntut balasan dan tidak tawar menawar
3. Cinta adalah pendorong dan selalu ada saat orang lain membutuhkan.
3. Komponen Cinta
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg
(dalam Sternberg dan Barnes, 1988):
1) Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban atau keintiman (intimacy) Adalah perasaan dalam suatu
hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan.
Dengan kata lain bahwa intimacy mengandung pengertian sebagai
elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan
kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya.
Hasil penelitian Sternberg dan Grajeg (dalam Sternberg dan
Barnes, 1988) menunjukkan keakraban mencakup sekurang-kurangnya
sepuluh elemen, yaitu:
a) Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai
b) Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai
6
c) Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya
d) Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang
dibutuhkan
e) Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai
f) Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai
g) Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai
h) Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai
i) Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai
j) Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya
2) Gairah (Passion)
Gairah (passion) meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu
dengan orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan
kebutuhan seksual. Atau dengan kata lain bahwa passion merupakan
elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat
secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik, ataupun
melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Komponen
passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance,
ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu
hubungan percintaan.
Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi
merupakan suatu fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi
kebutuhan seseorang terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat
ditimbulkan karena intimacy. Dalam beberapa hubungan dekat antara
orang-orang yang berlainan jenis, passion berkembang cepat sedangkan
intimacy lambat.
Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan
orang lain, sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan
dengan orang tersebut. Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion
yang bersifat ketertarikan fisik (physical attraction) berkembang setelah
ada intimacy. Dua orang sahabat karib lain jenis bisa tertarik satu sama
lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat keintiman tertentu.
7
Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan,
misalnya dalam hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat
dan intimacy rendah. Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk
mencapai kedekatan emosional, intimacy dan passion bercampur dan
passion menjadi keintiman secara emosional.
Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda,
namun kedua komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya
di dalam suatu hubungan yang akrab.
8
romantis jangka panjang, keintiman dan komitmen harus memainkan
peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam Strernberg & Barnes, 1988).
9
yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya.
Dukungan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui intervensi
keperawatan, misalnya dengan memberikan motivasi untuk membangkitkan
semangat hidup klien. Dukungan yang dibutuhkan klien bukan hanya dari
perawat, tetapi juga dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan keluargalah
yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan klien. Untuk
memenuhi kebutuhan klien terhadap dukungan keluarga ini, maka perawat
dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator yang memfasilitasi klien
dengan keluarganya.
b. Cinta adalah ketulusan
Ketulusan merupakan hal yang keluar dari lubuk hati yang terdalam,
yang memberikan pengertian mengenai arti sebuah cinta, memberikan
warna yang indah didalam setiap tingkah laku dan tutur kata serta
memberikan makna yang terdalam di dalam menyingkap suatu kebenaran
yang nyata.
Ketulusan adalah hati yang mau memberikan dan menerima segala
sesuatu tanpa ingin memiliki untuk kepuasan atau kepentingan pribadi.
Ketulusan membuat seseorang mengerti lebih dalam mengenai arti dari
kasih sayang, dan ketulusan membuat seseorang tegas menghadapi apapun
meskipun keadaan mungkin sedang tidak berpihak. Ketulusan juga akan
membuat seseorang tetap mampu tersenyum meskipun hati terasa pedih atau
terluka.
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap
perawat yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini
memberikan landasan bagi perawat bahwa perawat harus tulus dan ikhlas
tanpa mengharapkan imbalan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang tidak membeda-
bedakan dalam melayani klien. Semua klien dilayani oleh perawat dengan
baik. Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting karena perawat adalah
seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik terhadap orang
sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan
keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya
10
juga merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang
diberikan dengan penuh ketulusan oleh perawat kepada penderita,
merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut.
c. Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya
adalah kehadiran perawat sebagai helper. Konsep ini selaras dengan hakikat
keperawatan yaitu care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang
memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap manusia. Klien
yang dirawat akan diberikan asuhan keperawatan dengan penuh perhatian.
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien di antaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper (penolong).
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia
berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai
bentuk dasar dari praktik keperawatan di mana perawat membantu klien
pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan
mengelola atau membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat
mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan
petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian
caring adalah tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien
dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih,
ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence Nightingale, 1860).
Caring atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga
makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian,
bertanggung jawab dan ikhlas (Delores Gaut, 1984). Dalam keperawatan,
caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. Rubenfeld (1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan
asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara
verbal maupun non verbal. Jean Watson (1985), “Caring” merupakan
11
komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
martabat manusia.
Caring merupakan “heart” profesi, artinya sebagai komponen yang
fundamental dari fokus sentral serta unik dari keperawatan (Barnum, 1994).
Meskipun perkataan caring telah digunakan secara umum, tetapi tidak
terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai caring itu
sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998).
Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik
dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran,
kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan
perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan,
perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan,
memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring
sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper,
& Burroughs, 1999). Karakteristik “Caring” menurut Wolf dan Barnum
(1998) :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitivitas
9. Menunjukkan rasa hormat pada klien
12
Komponen “Caring” menurut Meyer (1971) :
1. Pengetahuan
2. Kesabaran
3. Kejujuran
4. Kepercayaan
5. Kerendahan hati
6. Harapan
7. Keberanian
13
3. Menghindari rasa cemas
Hasil penelitian dari State University of New York yang
menggunakan MRI fungsional untuk melihat otak orang yang sedang jatuh
cinta, menyatakan bahwa saat jatuh cinta otak mengatur tubuh untuk
merasa tenang. Jatuh cinta mempunyai efek menenangkan rasa cemas yang
kadang berlebihan.
4. Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka
Sebuah penelitian dari Amerika Serikat menyatakan bahwa jatuh cinta
bisa mengatasi rasa sakit secara alami. Saat jatuh cinta dan merasakan kasih
sayang ternyata secara otomatis dapat mengaktifkan bagian otak yang
berfungsi mengontrol rasa sakit. Dan bahkan semakin besar perasaan cinta
yang ada maka semakin besar pula efeknya. Rasa sakit bisa berangsur-
angsur hilang. Bahkan kekuatan dari jatuh cinta membuat luka cepat
sembuh. Hal ini berdasarkan penelitian dari Ohio State University Medical
Center yang dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry.
5. Meningkatkan sistem imun
Hasil penelitian dari Carnegie Mellon University menemukan bahwa
perasaan cinta bisa membangun emosi positif yang memberikan dorongan
terhadap sistem kekebalan tubuh sehingga orang lebih jarang sakit. Efek
sosial yang ditimbulkan dari jatuh cinta membuat sesorang rajin merawat
kesehatan dan kebersihan tubuhnya sehingga terhindar dari penyakit.
6. Menurunkan berat badan
Ada lagi efek jatuh yang sangat berguna bagi wanita. Yap agar tidak
susah-susah menjalani program diet, untuk menurunkan berat badan jatuh
cinta saja. Karena saat jatuh cinta, tubuh akan memproduksi norepinephrine
secara terus-menerus. Senyawa membuat tidak nafsu untuk makan. Jadi
jatuh cinta dapat mengontrol nafsu makan yang berlebihan.
7. Mencegah penuaan dini
Tersenyum dan banyak tertawa saat jatuh cinta bukan hanya membuat
kerutan wajah bisa berkurang dan membuat cerah alami. Saat sedang jatuh
cinta ternyata tubuh menghasilkan oxytocin. Zat ini dibutuhkan untuk
14
melepaskan DHEA, hormon yang bertugas sebagai anti-penuaan dan
meningkatkan peremajaan kulit serta sel-sel tubuh.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang.
Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Walaupun
demikian cinta dapat diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara
dalam dan menerima sepenuh hati. Cinta dan kasih sayang merupakan suatu
yang hakiki dan sangat berarti bagi manusia, karena ia merupakan prasyarat
bagi terwujudnya perasaan yang sehat. Menurut Sternberg keakraban atau
keintiman (intimacy), Gairah (Passion), Keputusan atau Komitmen
(decision/commitment).
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah
hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang
melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment
dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency
Love (D-Love) dan Being Love (B-Love).
Manfaat cinta bagi kesehatan yaitu Mengurangi depresi dan stress,
Menurunkan tekanan darah, Menghindari rasa cemas, Mengatasi rasa sakit dan
menyembuhkan luka, Meningkatkan sistem imun, Menurunkan berat badan,
Mencegah penuaan dini.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya
penulis akan fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17