Tentang
CINTA DI KALANGAN REMAJA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
1. RIBBY KOSONG DUA
2. SUSANTI PUTRI IRAS
DIBIMBING OLEH:
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran tentang CINTA
DIKALANGAN REMAJA.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada umumnya.
.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Makna Cinta Kasih .................................................................................................
B. Faktor Pembentuk Cinta .........................................................................................
C. Remaja, Cinta dan Seks ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup tanpa cinta akan sia-sia, tanpa cinta berart kematian dan kematian tanpa cinta
adalah kerugian besar, bahkan seorang penyair kondang mengungkapkan bahwa jika tidak
ada cinta agama dan segala aturannya ibarat kumpulan bayangan bisu. Namun sebaliknya,
jika diperkuat dengan cinta, ia akan menjelma menjadi pengatur di dunia semesta. Cinta tidak
mengenal cepat atau lambat, tidak mengenal jauh atau dekat, cinta membuat gunung selembut
salju dan membuat jantung berdebar cepat.
Ada cinta maka manusia ada. Cinta itu manis bagai gula. Karena cinta, dunia begitu
indah. Hujan dengan dinginnya dan matahari dengan panasnya akan menjadi sahabat atas
nama cinta. Dalamnya lautan dan luasnya samudra menjadi tak berarti karena cinta. Cinta
membuat manusia membuat gedung pencakar langit dan terbang menggapai bintang serta
mampu menembus bumi. Karenanya cinta mampu membuat karya spektakuler yang dikenang
sepanjang masa. Cinta juga yang mempengaruhi manusia membangun sebuah peradaban dan
menciptakan karya-karya (penemuan-penemuan) monumental. Cinta membuat semuanya
menjadi mungkin. Itulah cinta yang menjadi rebutan manusia sepanjang masa.
Cinta merubah pribadi seseorang dalam sekejap mata. Cinta membuat muka masam jadi
berseri, kantong tipis jadi serasa tebal, dan penakut menjadi pemberani. Cinta yang
menyebabkan seseorang tidak merasakan sakit, derita menjadi jalan keluar bahkan yang
membuat seseorang menjadi kuat ditengah himpitan hidup yang menderita. Itulah cinta,
ibarat bensin yang mampu menggerakan mesin. Ibarat angina yang mampu bergerak super
elastis. Ibarat matahari yang mampu menerangi alam semesta. Cinta adalah nafas kehidupan.
Tapi karena cinta, manusia merintih dan menangisi hidup sepanjang masa. Atas nama
cinta seseorang tega mengakhiri hidup secara tragis; terlentan di rel kereta api, minum racun
dan menjerat lehernya sendiri. Cinta meledakkan peperangan dimana-mana. Atas nama cinta
seseorang tega membunuh sesama dan memicu kerusuhan yang menghanguskan ribuan
rumah . itulah cinta yang menjadi kambing hitam.
Sepanjang sejarah mansia, cerita-cerita yang menggambarkan tentang cinta menghiasi
lembaran sejarah bahkan tak jarang menjadi sebuah cerita yang melegenda. Hal ini
membuktikan betapa kedudukan cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Cinta memang mengandung seribu satu misteri. Terkadang kita bertanya-tanya, Apa
sesungguhnya cinya itu? Bagaimana proses mencari cinta? Seberapa besar pentingnya cinta
dalam kehidupan? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari cinta? Dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu kiranya membahas dan mengupas tuntas segala hal
yang menyangkut cinta terutama bagi para remaja, supaya kita tida salah mempersepsikannya
dalam kehidupan. Oleh karena itu sengaja penulis mengambil judul “MANUSIA DAN
CINTA KASIH’ dengan harapan dapat memberi seberkas sinar bagi khazanah pengetahuan
kita tentang cinta, baik dalam pengertian umum maupun pengertan khusus.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian Latar belakang diatas, maka untuk memperjelas orientasi
pembahasan masalah yang dibahas dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah makna cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun
secara khusus.
2. Apasajakah faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak –dampaknya.
3. Bagaimanakah pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering
ditimbulkan akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari
pengertian cinta yang mereka ketahui.
4. Bagaimana dan apasajakah problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak
positif dan negatifnya.
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Makna dari cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun secara
khusus.
2. Faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak – dampaknya.
3. Pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering ditimbulkan
akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari pengertian cinta
yang mereka ketahui.
4. Problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak positif dan negatifnya.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Problematika Cinta
“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis; dengan cinta, kekeruhan menjadi jernih;
dengan cinta, yang mati menjadi hidup; dengan cinta, raja mejadi budak; dari ilmu, cinta
dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan orang diatas takhta begini?”
Cinta adalah kata penuh makna yang tak lekang ditelan zaman dan tak luput
digenggam banyak orang. Mungkin cinta adalah kata yang terus menjadi bahan perbincangan
yang tak habis-habisnya. Dalam perjalanan hidup, tentu tiap pribadi menemukan pengalaman
cinta, dari balita sampai orang tua, pria dan wanita.
Namun cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan
dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga
banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara.
Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya cinta:
1. Sifat atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang atau sesuatu sehingga ia kagum dan
jatuh cinta padanya.
2. Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut.
3. Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya.
Pernahkah anda melihat cinta pada binatang? Pasti tidak. Cinta ada pada manusia.
Burung tidak bercinta, harimau tidak pernah bermesraan. Kambing tidak pernah romantis.
Binatang hanya memiliki naluri mempertahankan mata rantai kehidupan (hubungan intim).
Sementara cinta bukan seks, bukan pula hubungan intim. Tapi tidak sedikit manusia seperti
binatang, menganggap cinta adalah seks. Tidak heran jika muncul prilaku binatang; kumpul
kebo, pelacuran, dan pacaran yang jauh dari hakekat cinta itu sendiri.
Oleh karena itu tidak sembarangan manusia bisa memiliki cinta. Manusia yang sehat
dan berakal saja yang dapat merasakan cinta. Manusia gila (dalam arti sebenarnya) tidak akan
pernah merasakan cinta. Begitu pula manusia yang gila harta, kedudukan dan gila seks tidak
akan pernah merasakan cinta. Hanya manusia yang sehat akalnya yang mampu untuk
mencintai. Artinya cinta bukan milik orang gila, melainkan yang sehat akalnya.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak.
Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama
akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena
terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
Kisah Siti Nurbaya yang gagal menikah dengan kekasih pujaannya (Syamsul Bahri)
karena direnggut jutawan Datuk Maringgih , atau persetujuan orang tuanya, menjadi
justifikasi hingga kini untuk selalu menentang peran-serta orang tua dalam penentuan jodoh.
Kisah ini awet hingga kini sebagai kisah klasik paling popoler bahkan sudah menjadi pameo
di kalangan anak-anak muda.
Kisah pembunuhan pertama yang dilakukan Qabil terhadap Habil sebagaimana
dikisahkan dalam Al-Qur’an disebabkan urusan jodoh. Qabil tidak setuju dengan aturan yang
mengharuskan kawin silang, ia tetap ingin menikahi iklima dan menolak menikan dengan
kakaknya Labuda.
Masih banyak lagi kisah-kisah petualangan cinta yang hakikatnya bermuara pada
kepentingan manusia terhadap cinta sehingga dengan bercermin pada cerita diatas, kita dapat
menarik benang merah bahwa cinta merupakan sesuatu yang sangat penting dan memiliki
kekuatan yang dahsyat.
Kehebatan cinta, Julius Caesar yang gagah perkasa, tak berdaya dibawah tekanan
cintanya terhadap Cleopatra. Napoleon Bonaparte yang dijuluki “Singa Eropa”, rela
mengorbankan popularitasnya demi cintanya kepada Margareth Yosephian. Senator Garry
Hart dari partai Demokrat, terpental dari pencalonan kursi presiden karena cintanya kepada
Dona Rice. Bahkan dari negara Jiran, Malaysia, terkenal cerita runtuhnya perdana mentri dari
partai UMNO dikarenakan cinta fairnya dengan seorang Geisa. Pelacur papan atas Jepang.
Sepintas cengeng, tapi itulah kenyataan cinta yang menggebu. Hal ini menunjukan
bahwa manusia dilepaskan dari pasangannya. Terlepas sebagian cerita diatas benar atau tidak,
yang jelas realitas dimasyarakat nampaknya ada kesesuaian dengan cerita-cerita diatas.
Konflik antara orang tua dan anak yang hubungannya dengan jodoh akan terus berlanjut
hingga akhir zaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dikaitkan dengan rumusan masalah serta dengan tujuan yang
dikemukakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Cinta itu adalah anugrah Tuhan yang sangat istimewa, karena cinta yang mendasari segala
sesuatu untuk tercipta di muka bumi ini. Cinta itu sulit apabila digeneralisir maknanya,
karena akan mempersempit ruang lingkup (cakupan) cinta itu sendiri.
Cinta itu sifatnya universal, oleh karena itu bentuknyapun bermacam-macam sesuai dengan
kondisi siapa yang mencintai dan siapa atau apa yang dicintai. Cinta dapat digolongkan ke
dalam dua macam, ada cinta khusus yaitu cinta yang dirasakan oleh orang tertentu, dan juga
ada cinta umum yakni cinta yang dimiliki atau dirasakan oleh hamper setiap manusia. Namun
yang derajatnya paling tinggi adalah cinta Kepada Allah SWT. Apabila seseorang telah
mencintai Tuhan dengan sepenuh hati maka ia akan selalu menemukan kebahagiaannya.
Cinta juga dapat dibentuk lewat :
1. Kedekatan/Keakraban
2. Kemesraan
3. Pemujaan
4. Kerinduan
5. Kecemburuan Dan
6. Erotisme
Yang tidak kalah menariknya, yang sekarang sedang masa-masanya untuk bercinta
adalah para remaja. Remaja merupakan suatu masa transisi dimana ia harus menentukan
pilihan penempatan diri yaitu antara menuruti otoritas orang tua atau menerima hal-hal yang
dianggapnya baru dari lingkungan barunya. Remaja biasanya kurang memiliki control diri,
sehingga banyak diantaranya yang sering kena depresi akibat berbagai masalah termasuk
masalah cinta. Hal ini disebabkan karena kematangan hormone-hormon reproduksi (hormone
kelamin). Cinta yang dialami para remaja masa kini memang sangat
mengkhawatirkan.mereka tengah menjurus kepada tindakan seksual akibat dari terlalu
bebasnya berpacaran. terbukti dari sekian banyak berita yang di tayangkan oleh media masa
baik cetak maupu elektronik lebih dari dua puluh persen remaja (mahasiswa bahkan siswa)
melakukan pelanggaran etika dalam berpacaran.
Cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan
dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga
banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara.
Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak.
Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama
akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena
terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
B. Saran
Cinta adalah suatu anugrah yang suci dan fitrah. Alam dunia ini tidak akan tercipta
dan terwujud seandainya tidak ada cinta. Oleh karena itu cinta merupakan suatu hal yang
besar yang dimana perlu penerapan dengan benar. Banyak cara mengaplikasikan cinta,
diantaranya dengan menghormati, menjaga, memperhatikan, menghargai, melindungi,
memberi dan sebagainya.
Dalam bercinta hendaknya kita (terutama para remaja) selalu memperhatikan etika
atau norma yang ada baik norma sosial, norma kesusilaan, adat istiadat, norma hukum dan
juga norma agama. Jangan pernah menodai cinta, karena cinta merupakan sesuatu yang
teramat suci dan berharga.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/pacaran
http://chariz-tyo.blogspot.com
https://fauzanppssi.blogspot.com
http://muhammadqhadripsyc.blogspot.com
http://kbbi.web.id/pacar/
http://www.academia.edu/4052364/Dampak_Positif_dan_Negatif_Pacaran_Bagi_Remaja