Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH PUI

“AL-MAHABBAH SYI’ARUNA”
DOSEN : AEP SYARIFUDDIN S.Si., M.T

Disusun Oleh :
WIWI CASWI (19.01.1.0011)

PRODI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STEI)
AL-ISHLAH CIREBON
2019
PENGANTAR MATERI
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis mengucapkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya PPT PUI Amaliyah Intisab Al-mahabbah
Syi’aruna ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa pula sholawat
dan salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi
Muhammad SWT, kepada keluarganya, sahabatnya serta
umatnya hingga akhir jaman. Dalam makalah ini menjelaskan
tentang amaliyah intisab Mahabbah syi’aruna (cinta sebagai
lambang pengabdian kami) yang merupakan salah satu materi
dalam mata kuliah PUI. Tugas ini juga penulis buat sebagai
syarat memenuhi tugas dalam melaksanakan UTS. Penulis
harap tugas yang dibuat bisa menambah pemahaman tentang
ke PUI-an baik bagi penulis maupun pembaca.
“AMALIYAH INTISAB”
AL MAHABBAH SYI’ARUNA
(CINTA SEBAGAI LAMBANG PENGABDIAN KAMI)

Masyarakat PUI hendaknya menjadikan cinta sebagai


syiarnya. Hal ini merujuk pada pengertian mahabbah
yang berasal dari kata hubb (cinta), dan syiar yang
bermakna tanda, alamat, semboyan, slogan, motto atau
sinyal. Syi’ar ini juga mendorong kita untuk mencintai
hubungan dengan sesama mukmin, karena penghuni
syurga hanyalah mereka yang hatinya penuh cinta kepada
sesamanya,dan karena pokok agama islam bukan hanya
hukum,tapi di atas hukum ada akhlak, dan di atas akhlak
ada cinta.

(Risalah Intisab : Sebuah Pengantar)


DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................
1
KATA
PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR
ISI...................................................................................................................4
BAB
I..............................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................
5
BAB
II............................................................................................................................7
2.1 Pengertian cinta dalam sudut pandang
islam............................................................7
2.2 Hakikat cinta menurut
islam.....................................................................................8
2.3 Mahabbah sebagai lambang
pengabdian.................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

Allah SWT merupakan tujuan tertinggi dan


paling hakiki dalam kehidupan manusia di dunia ini.
Karena itu apapun yang di lalukan haruslah berjuang
kepada tujuan tersebut. Salah satu caranya, yaitu
dengan memahami konsep mahabbah (cinta) kepada
Allah. Perasaan cinta tersebut haruslah di ikuti dengan
ketulusan untuk mengorbankan apa saja kepada-Nya.
Konsep mahabbah pertama kali di cetuskan oleh
seorang sufi wanita terkenal, Rabiatul Adawiyah.
Menurutnya, mahabbah atau cinta yang suci murni
tersebut lebih sempurna daripada rasa takut (khauf)
ataupun rasa pengharapan (Raja’) karena cinta suci
murni tidak mengharapkan apa-apa dari Allah kecuali
Ridha-Nya.
Cinta kepada Allah juga melahirkan bentuk kasih
sayang kepada sesama, bahkan kepada seluruh alam
semesta. Hal ini di dasarkan pada dalil-dalil syara’,baik
dalam al-qur’an maupun hadis yang menunjukan
tentang persoalan mahabbah.
BAB II
2.1 Pengertian Cinta Dalam Sudut Pandang Islam
Dalam islam, pengertian cinta sangatlah luas. Cinta
yang utama adalah kepada sang pencinta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kemudian kepada Rasul dan keluarganya serta sahabat sahabatnya.
Cinta kepada Al-qur’an, malaikat-malaikat Allah. Lalu cinta kepada
orang tua dan sesama manusia lainnya serta cinta kepada lingkungan
sekitar.
Istilah mahabbah atau cinta menurut bahasa berasal dari kata
ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang berarti mencintai secara
mendalam, khususnya kepada Allah.
Secara istilah, Mahabbah merupakan perasaan rindu dan
senang yang istimewa terhadap sesuatu. Perasaan demikian
menyebabkan seseorang terpusat kepadanya bahkan mendorong orang
tersebut untuk memberikan yang terbaik. Mahabbah dapat pula berarti
al-waduud, yakni yang sangat kasih atau penyayang.
2.2 Hakikat Cinta Menurut Islam
Cinta merupakan hal yang mendasar dalam hidup
ini, terkadang cinta membawa bahagia bagi manusia, dan
dapat pula berubah menjadi prahara. Cinta adalah
instrumen untuk mencapai tujuan, pada dasarnya cinta
adalah netral.
Tetapi terpulang siapakah yang mengemudi cinta itu
sendiri, jika nafsu syahwat yang mendominasi maka
wajarlah cinta itu akan berakhir dengan kebinasaan, tetapi
ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman kepada
Allah maka cinta adalah pengikat antara manusia dengan
tuhannya, sehingga akan menjadikan dia ikhlas beribadah.
Dalam mendefinisikan cinta, banyak dari para
pemikir, mengkiaskan makna cinta dalam kata-katanya,
Al-Ashma’i berkata, saya pernah bertanya kepada
seorang arab badui tentang cinta. Dia menjawab, “cinta
itu tersembunyi di dalam batu. Apabila dinyalakan, ia
akan tampak. Namun apabila dibiarkan, ia pun
sembunyi di dalamnya”. menurut ibnu Al-Qoyyim,
orang-orang berakal sepakat mencela orang yang
mencintai sesuatu, yang membuat dirinya celaka karena
kecintaanya itu. Cinta adalah fitrah yang dianugerahkan
Allah kepada para Mahklukya.
2.3 Cinta Lambang Pengabdian
Ada bermacam-macam cinta, yang di bedakan hanya
karena nilai dan kadarnya, karena niat dan tujuannya berbeda.

1.Cinta Ghazirah
Cinta seorang ibu kepada anaknya,sudah jadi tabiat
dirinya. Tanpa dibuat diada-ada sudah ada sendiri sejak lahir
untuk menjaga kelangsungan manusia dan turunan .

2.Cinta Muqabalah
Saling membalas cinta, saling memberi cinta, seperti
cinta suami kepada istrinya, dan cinta istri kepada suaminya.
3.Cinta Mubadalah
Cinta seorang kakak kepada adiknya, atau
cinta bersaudara. Mereka saling mencintai karena
sama sama menerima maslahat dan manfaat dari ayah
dan ibunya.

4. Cinta Buah Hati


Seperti cintanya anak kepada ibunya karena
merasa dirinya menerima cinta dan kasih sayang ibu.
Bila ibunya marah atau murka, cintanya anak hilang
menjadi benci dan durhaka pada ibunya.
5. Cinta Buta
Seperti cinta seseorang pada sahabatnya.
Apa yang di buat sahabatnya, walaupun jelek
dianggapnya baik. Jika sahabatnya salah dan dosa
tidak rela mengatakannya bahwa itu salah dan dosa,
tapi sebaliknya selalu dikatakan baus dan benar.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :

“Hubbuka lisyai’ yu’mi wa yushimmu”

cintamu kepada sesuatu bisa membutakan dan


membuatmu tuli."
Buta tidak mau melihat salah dan jeleknya
yang di cintai. Tuli telinga tidak mau mendengar
kesalaan dan kejelekan yang di cintai.
Kelima cinta tersebutdi atas, satupun tidak
boleh di jadikan lambang pengabdian PUI kepada
Allah. Sebab dasarnya hanya di dunia, tujuannya
hasil dunia.
Cinta lambang pengabdian PUI adalah
cinta haqiqi yang ikhlas. Cintanya karena Allah,
tujuannya mencapai ridha Allah.
PUI harus menyesuaikan diri dengan hadits
Nabi :
“Jadilah kamu bersaudara sebagaimana
diperintahkan oleh Allah Swt :
1. Harus sama seperti senasab/seturunan dalam
kasih sayang, persamaan dan nasehatnya.

2. Tujuan bersaudara agar ada perasaan dengan


seluruh orang beriman, seperti perasaan satu
keluarga.
Konsekuensi dari cinta karena Allah adalah
mencintai orang beriman dan orang shalih, membenci
orang kafir dan para perusak. Mencintai orang yang
mencintai Allah, walaupun berbeda dengan nafsu diri
sendiri, membenci dan murka terhadap orang yang
membenci Allah SWT.
Banyak orang yang berpendapat asal kita tidak
murka dan tidak membenci orang itu maka merupakan
sikap yang bagus dan benar. Mereka menganggap ini
akhlak yang mulia.Tapi sesungguhnya orang yang tidak
tahu benci dan murka maka tak mungkin mereka
mengetahui cinta.
PUI harus mendekatkan diri kepada Allah
dengan membenci orang-orang dzalim dan
munafik, mendekatkan diri kepada Allah
dengan mencintai orang-orang shalih.
Beribadah pada Allah dengan membenci
orang-orang fasik, jangan bersahabat dengan
orang orang yang memusuhiAllah walaupun
itu keluarga terdekat.
BAB III
SARAN DAN KESIMPULAN
3.1 SARAN
Sebagai warga PUI sudah menjadi suatu
keharusan untuk mengamalkan amaliyah intisab yaitu
diantaranya menjadikan cinta sebagai syiarnya. Syi’ar
ini juga mendorong kita untuk mencintai hubungan
dengan sesama mukmin, karena penghuni syurga
hanyalah mereka yang hatinya penuh cinta kepada
sesamanya.
3.2 KESIMPULAN
Jadi menurut islam, pengertian cinta sangatlah luas.
Cinta yang utama adalah kepada sang pencinta, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Kemudian kepada Rasul dan keluarganya
serta sahabat sahabatnya. Cinta kepada Al-qur’an, malaikat-
malaikat Allah. Lalu cinta kepada orang tua dan sesama
manusia lainnya serta cinta kepada lingkungan sekitar.
Akan tetapi cinta yang di maksudkan disini adalah cinta
lambang pengabdian PUI yang merupakan cinta haqiqi yang
ikhlas, karena Allah ta’ala.
BAB IV
PENUTUP

Demikian PPT ini penulis buat sebagai bahan


untuk menambah pengetahuan mengenai salah satu
amaliyah instisab “AL-Mahabbatu syi’aruna”. Apabila
dalam penulisan PPT ini masih banyak kesalahan
mohon kritik dan saran, agar dalam pembuatan PPT
selanjutnya, penulis bisa lebih baik lagi.

Sekian dan Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
(Risalah intisab : Sebuah Pengantar)
https://kompasiana.com
http://www.puijabar.org/
https://m.facebook.com>permalink

Anda mungkin juga menyukai