Allah SWT
Oleh :
Okki Viandy (121202085)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan atas segala rahmat serta karunia-
Nya lah sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, makalah ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas Besar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Akuntansi Universitas Dian Nusantara. Adapun judul dari makalah ini
adalah Kiat-Kiat Mencintai Nabi Muhammad SAW, Utusan Allah SWT.
Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yaitu
Bapak H. Lathif Hakim, Lsq. MSc. ME., yang telah memberi ilmunya kepada penulis.
Penulis sadar bahwa hasil tulisan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dari berbagai aspek, maka dari itu saran dan kritik serta masukan kepada
penulis sangat diharapkan agar dikemudian hari penulis dapat membuat makalah yang
lebih baik dari sebelumnya.
Okki Viandy
PENDAHULUAN
Artinya:
"Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih
dicintainya daripada orangtuanya. anaknya dan segenap umat manusia. " (HR.
Bukhari 1/14 no. 15, dan Muslim l/167no.44)
1.3 Tujuan
1. Memahami apa itu Kiat-Kiat Mencintai Nabi Muhammad, saw, Utusan Allah,
SWT,
PEMBAHASAN
Dalam kejadian cinta, ada objeknya, yaitu sesuatu di luar diri individu,
yang memiliki kebaikan-kebaikan, kelebihan-kelebihan, atau keistimewaan-
keistimewaan tertentu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi individu.
Kebaikan, keistimewaan, perhatian, pertolongan, dan lain-lain yang positif,
boleh jadi telah menimbulkan rasa cinta pada diri individu. Orang yang
mempunyai hati (qalbu) pasti merasakan cinta. Cinta adalah perasaan yang
dimiliki semua orang yang memiliki hati yang hidup. Mereka bersekutu pada
asal cinta, namun berbeda tingkatan dan derajatnya. Cinta mempunyai
derajat dan tingkatan. Seberapa jauh dan mendalam orang mengenai
sesuatu, maka sejauh itu pulalah kadar cinta kepadanya. Rasanya sulit
sekali seseorang dapat dibayangkan bisa mencintai sesuatu di luar dirinya,
jika ia tidak begitu mengenai sesuatu itu, Tuhan misalnya, atau hal yang
lainnya.
ِّللا
ٰ ب ِ ٰ اس َم ْن َّيتَّخِ ذُ م ِْن د ُْو ِن
ِ ّللا ا َ ْندَادًا يُّحِ ُّب ْونَ ُه ْم َك ُح ِ ََّو ِمنَ الن
Artinya:
"Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah". (QS.
Al-Baqarah (2): 165 )”
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya sudah tentu cinta juga terhadap
tuntunan dan bimbingan-Nya. Itu pasti. Sebab cinta kepada Allah, temyata cinta
dengan cara ittiba' (mengikuti) keteladanan Rasul-Nya.
Artinya:
Kata Rasul memiliki arti ialah seorang manusia yang diberi wahyu
berupa syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat
manusia. Sedangkan dari pengertian yang lainnya, rasul adalah seseorang
yang menerima wahyu berupa syariat yang baru. Dan Rasulullah saw yaitu
nabi Muhammad SAW adalah anak Abdullah bin Abdul Muthalib. Ibunya
bemama Aminah binti Wahab. Kedua orang tuanya itu berasal dari suku
Quraisy yang terpandang mulia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari
Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah ( 20 April 571 M ). Dalam bahasa Arab,
kata untuk gajah adalah fiil, dan karenanya tahun tersebut terkenal sebagai
sebagai Am Al-Fil (tahun gajah). Dinamakan tahun Gajah, karena ketika
beliau lahir, kota Mekah diserbu oleh Raja Brahah dan tentaranya dari
negeri Habasyah dengan menunggang gajah. Mereka hendak
menghancurkan Ka'bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah SWT
melindimgi bangunan suci itu dan seluruh penduduk Mekah, dengan
menjatuhkan batu Sijjil (dari neraka) yang amat panas kepada tentara itu.
Maka binasalah mereka semuanya.
Dan sudah menjadi adat bangsa Arab ketika itu, bahwa bayi
seseorang disusukan kepada wanita lain. Begitu pula halnya nabi
Muhammad SAW beliau disusukan kepada seorang wanita dusun bemama
Halimah as-Sa'diyah. Empat tahun lamanya beliau tinggal di dusun Bani
Sa'ad bersama ibu susunya itu. Selama memelihara nabi Muhammad,
keluarga Halimah as-Sa'diyah memperoleh limpahan rezeki dari Allah SWT,
sebagai berkah.
Rasullah saw menjadi suri teladan terbaik didalam kehidupan yang kita
jalani, hal tersebut dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
Artinya:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagi orang yang menghendaki Allah dan Hari Akhir. " (QS.A1-Ahzab:2)
Dialah sang terpilih, sang terbaik. Allah memilih para nabi dari golongan
manusia, memilih para rasul dari nabi-nabi tersebut. Kemudian, Allah
memilih rasul-rasul ulul'azmi dari para rasul itu. Terakhir, Allah SWT, memilih
Muhammad SAW dari para ulul'azmi. Selanjutnya, Allah SWT., memilihnya
dan mengutamakannya atas semua makhluk hidup, melapangkan dada,
mengangkat derajat, menghapus dosanya, membersihkan segala hal yang
ada pada dirinya:
a. Membersihkan akalnya:
Artinya:
Artinya:
c. Membersihkan dadanya:
Artinya:
d. Membersihkan jiwanya:
Artinya:
Artinya:
“Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu." (QS. Al-Insyirah: 4)”
5. Rasulullah saw manusia seperti kita Dia bisa senang dan sedih, lapar
dan haus, memakan makanan dan berjalan-jalan ke pasar, puasa dan
berbuka, sakit, terluka dan sehat badannya, menikah dan punya
keturunan, kehilangan anak dan istri-istrinya, menetap dan musafir.
Dialah satusatunya nabi yang bisa menjadi suri teladan bagi kita dalam
segala bentuk kehidupan, karena hidupnya laksana Al-Quran yang
berjalan. Rasulullah saw menjelma menjadi teladan terbaik dalam
membangun hubungan sosial, baik dengan istri, anak-anak, kerabat dan
masyarakat Islam. Rasulullah saw merupakan suri teladan yang terbaik
bagi kita dalam berakhlak mulia, berdakwah kepada Allah serta
keteguhannya. Rasulullah laksana cahaya yang menjadi penerang jalan
kita.
ش ْي َرتُكُ ْم َوا َ ْم َوا ُل َ قُ ْل ا ِْن كَانَ ٰاب َۤا ُؤكُ ْم َواَبْنَ ۤا ُؤكُ ْم َوا ِْخ َوانُكُ ْم َوا َ ْز َوا ُجكُ ْم َو
ِ ع
Artinya:
c. Menangis saat nama beliau disebut, disebabkan rindu dan sayang yang
mendalam kepada beliau.
َاس َما نز َل إِلَي ِْه ْم َولَعَلَّ ُه ْم َيتَفَ َّك ُرون ِ ََوأَنز ْلنَا ِإ َل ْيك
ِ َّالذك َْر ِلتُب َِينَ لِلن
PENUTUP
3.6 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hazleton, Lesley, 2015, Pribadi Muhammad: Riwayat Hidup sang Nabi dalam
bingkai sejarah, politik, agama, da psikologi, PT. Pustaka Alvabet, Jakarta
Abdullah, Misteri Ajaran Ma’rifat, Ilmu Sejati, (Mitrapress, 2007), hlm 209
Munawir, Warson, kamus bahasa arab, al- munawir, (semarang, thoha putra) tt
Abi abdullah, shoheh bukhori, jld 4, (darul fiker, 2006) hlm 323