Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH UMUM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KLASTER TAFSIR AL-QURAN

Oleh
Nama : Nickyta Yolandita Rosti
NPM : 1918011057
PS : Pendidikan Dokter
No. Presensi : 47

Dosen Pembimbing
Ir. H. M. A. Syamsul Arif, M. Sc., Ph.D

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sempurna yang memiliki


tingkatan atau kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lain.
Kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa manusia
diciptakan sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk
lain, yang membedakan nantinya adalah tingkatan ketaqwaan manusia
tersebut terhadap Allah SWT atau manusia adalah makhluk sosial yang
mempunyai rasa cinta terhadap sesama makhluk yang lainnya karena cinta
adalah sebuah anugerah Allah pada setiap makhluk-Nya tanpa terkecuali. Atau
cinta adalah sebuah fitrah yang ada pada setiap makhluk, cinta tidak
memandang apapun dan siapapun. Ia akan hinggap pada tiap-tiap makhluk
dengan cara sendiri.  
Dalam kehidupan sehari-hari, cinta selalu mengambil bagian sekecil
apapun peluang yang ada. Cinta tidak pernah membuang kesempatan yang ada
di hadapannya selagi ia bisa mengambil bagian tersebut, ia akan mencoba
untuk memaksimalkan kesempatan tersebut.
Cinta adalah sebuah kata sederhana tapi rumit. Bahkan sebagian orang
mengatakan bahwa cinta itu misterius. Kehadirannya tidak disadari, banyak
yang tidak mengetahui kapan cinta itu datang dan untuk apa ia bersinggah
dihati.
Terutama bagi para remaja yang beranjak dewasa. Jika ditanya apakah
mereka mengenal cinta, hampir seluruhnya akan mengatakan, “ ya, tentu
saja.” Namun jika ditanya, “Cinta itu apa sih?”, “Cinta datangnya darimana?”,
“kenapa orang bisa jatuh cinta?”, “Cinta itu untuk apa?”. Maka tidak sedikit
yang tidak mampu menjawabnya. Itulah bukti bahwa sesungguhnya masih
banyak manusia yang belum mengenal dengan baik tentang cinta, terutama
cinta yang didasari karena Allah dan Rasulullah saw.
Terbukti, masih banyak  para remaja atau bahkan orang dewasa, yang
terjerembab dalam duka yang tiada berpenghujung, melalaikan untuk apa ia di
ciptakan hingga ingkar pada Allah, zat pemilik cinta sejati, yang seharusnya
menjadi sumber dan tambatan akhir dari setiap perjalan cinta.
Tapi banyak orang yang tidak menyadari, bahwa rasa cinta yang Allah
berikan haruslah dijaga dan dipelihara sesuai dengan sunah-Nya, ataukah salah
dalam menyikapinya hingga terjerumus dalam lembah dosa. Ini adalah pilihan,
akankah kita bawa rasa cinta itu untuk mendapat Ridha-Nya, atau mendapat
murka-Nya.
Oleh karena itu, penulis berusaha mengangkat masalah Cinta dan Islam
sebagai tema makalah ini, dengan maksud untuk memperkenalkan bahwa
sosok cinta yang didasari dengan syariat islam, jauh terasa lebih indah dan
membahagiakan.

2
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai


ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah
dan perumusan masalah. Dari uraian tersebut, terdapat beberapa masalah yang
dapat dikaji dan diteliti, yaitu:
1. Bagaimana dalil-dalil terkait cinta?
2. Bagaimana cinta menurut Al-Qur’an?
3. Bagaimana cinta menurut Al-Hadits?
4. Bagaimana cinta menurut Para Tokoh Islam?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan adalah sebagai bahan melatih mengungkapkan pemikiran


atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah, yang sistematis dan
metodologis. Berdasarkan uraian tersebut terdapat beberapa tujuan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah yaitu:
1. Untuk mengetahui dalil-dalil terkait cinta
2. Untuk mengetahui cinta menurut Para Tokoh Islam
3. Untuk mengetahui cinta menurut Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui bagaimana cinta menurut Al-Hadits

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Arti Cinta Secara Luas

Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam berbagai


sumber. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cinta diartikan sebagai
perasaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang lain. Secara istilah
maka cinta dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang dialami manusia dan
perasaan tersebut menimbulkan kasih sayang bagi yang merasakannya. Cinta
dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Allah kepada
seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia dan isinya dengan
segala kesempurnaan.

Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia, bisa
dialami semua manusia. Penggunaan kata cinta juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan semasa kemudian perkataan cinta itupun senantiasa berubah
arti menurut tanggapan, pemahaman, dan penggunaan didalam keadaan,
kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda, sifat cinta dalam pengertian
abad ke-12 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta
mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
1. Perasaan terhadap keluarga
2. Perasaan terhadap teman-teman
3. Perasaan yang romantis atau juga disebut juga dengan asmara
4. Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan, hawa nafsu atau
cinta eros
5. Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang  atau agape
6. Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
7. Perasaan terhadap negaranya atau patriotism
8. Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme

Cinta dalam bahasa Arab artinya mahabbah yang berasal dari kata ”habbah”
yang berarti benig-benih atau biji yang jatuh ke bumi di padang pasir.
Mahabbah dikatakan dari kata itu, karena tersembunyi di dalam tanah, dihujani
oleh terpaan angin, hujan dan sengatan matahari, disapu oleh cuaca panas dan
dingin, benih-benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, namun justru
tambah berakar berbunga dan berbuah. Demikian halnya cinta sejati, yang
tidak lupuk dengan sengatan mentari dan guyuran hujan, tak lekang oleh
perubahan musim dan tak hancur berantakan oleh terpaan angin.

Adapun menurut istilah cinta adalah hubb  dari kata al-habu yang berarti


anting-anting, kita tahu anting-anting yang menempel di telinga itu selalu
bergerak. Dia tidak pernah diam dan tidak pernah tenang. Orang-orang yang
sedang dilanda cinta juga tidak pernah tenang hatinya. Hamba yang cinta
kepada Allah, maka ia tidak bisa tenang sebelum ia berdzikir kepada-Nya,

4
sebelum ia memuji-Nya dan berbuat baik untuk mengabdi kepada-Nya, karena
pengabdian yang tulus dan ikhlas tanpa pamrih, maka hatinya pantang
berselingkuh (musyrik) dengan sesama manusia. Ada juga yang mengatakan
bahwa cinta diambil dari kata hubb (gelembung air) yang selalu berada
dipermukaan. hal itu karena cinta merupakan puncak segalanya di dalam hati.

Secara terminologi, penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan


Malaysia lebih dipengaruhi oleh perkataan love (dalam Bahasa Inggris). Love
digunakan di dalam semua amalan dari arti untuk eros philia, agape, dan
storage. Namun perkataan-perkataan yang sesuai masih ditemui dalam Bahasa
Serantau (Malaysia) dan dijelaskan sebagai berikut:
1. Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu
(Eros)
2.  Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, (Philia)
3. Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, (Agape)
4. Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme
dan narsisme, (Stroge)

Secara etimologi, ada beberapa Bahasa termasuk Bahasa Indonesia dan Bahasa
Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa Bahasa mutakhir di Eropa
terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep cinta
termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih
konsep. Yaitu eros, philia, dan agape.

Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Ada
empat syarat untuk  mewujudkan cinta kasih, yaitu:
1.    Pengenalan
2.    Tanggung jawab
3.    Perhatian
4.    Saling menghormati

Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan bahwa ada


empat gejala dalam mewujudkan cinta yaitu: care, responsibility,
respect dan knowledge (CRRK), muncul semua secara seimbang di dalam
pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai
anaknya tetapi tidak pernah mengasuh dan tidak ada tanggung jawab  kepada
anak, sementara itu tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat yang
sesungguhnya, dan tanpa ingin mengenal lebih akan menjerumuskan  para
orang tua, guru rohaniawan dan lain-lain pada sifat otoriter.

Ekspresi cinta dapat termasuk kepada jiwa’ atau pikiran, cinta hukum dan
organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar,
cinta kuasa, cinta keterkenalan dan lain-lain. Cinta lebih kearah konsep abstrak,
karena lebih mudah dialami dari pada dijelaskan.
            

5
2.2 Cinta Menurut Ajaran Agama Islam

Islam adalah agama yang sempurna karena segala persoalan yang ada di dunia
ini termasuk semua bentuk perbuatan manusia telah diatur di dalamnya.
Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT. Untuk dijadikan pedoman hidup bagi
manusia baik yang berkaitan hubungan manusia dengan Allah (hablum
minallah) maupun manusia dengan manusia (hablum minannas). Berikut
pembahasan cinta menurut ajaran agama Islam yaitu cinta adalah hasrat yang
dimiliki oleh setiap manusia, dimana timbul rasa ingin memiliki atau rasa suka
dalam dirinya, cinta dalam pandangan  agama, mencintai hal yang sangat
berarti bagi diri kita sepanjang hidup manusia, kasih dimana sesuatu yang
dimiliki hal yang sangat berarti untuk saling menghargai antara
sesama  manusia. Cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan
manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian,
memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataannya, patuh dan mau
melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

 Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang
manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling
pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta juga datang secara tiba-tiba.
Cinta memang sangat menyenangkan, tapi kepedihan yang ditinggalkannya
kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri.

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa
dikaitkan dengan agama. Disatu pihak, cinta didengung-dengungkan lewat lagu
dan organisasi perdamaian dunia, tetapi dilain pihak, dalam praktek kehidupan,
serta sebagai dasar hidup jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama
memberikan ajaran cinta kepada manusia. Tidak kurang seorang Nabi yang
bernama Ibrahim yang mendapat kritik tentang cinta. Suatu saat Ibrahim
mendambakan seorang anak. Setelah lahir anak yang dicintainya (Ismail),
ternyata cinta Ibrahim kepada anaknya dapat menggeser cintanya kepada
pencipta-Nya sehingga Tuhan mencobanya dengan menyuruh Ibrahim
menyemblih anaknya. Perintah ini menimbulkan konflik dalam diri Ibrahim.
Siapa yang harus dicintai Ibrahim. Apakah Tuhan atau anaknya.

Dari cuplikan peristiwa di atas memberikan indikasi kepada kita bahwa cinta itu
harus proporsional dan adil, jangan melupakan diri karena cinta untuk itu
agama memberikan tuntunan tentang cinta. Cinta menurut ajaran agama ada
beberapa perbedaan dalam makna cinta menurut kajian filsafat. Konsep cinta
menurut agama, sifatnya lebih realitas dan operatif, sedangkan dalam konsep
filsafat gambarannya bersifat abstrak. Dalam agama, cinta adalah suatu
dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita untuk memberi cinta
dan menghendaki perkembangan dan kebahagiaan orang yang dicintai. Apabila
ada orang yang egois tidak dapat mencintai orang, sesungguhnya ia sendiri
tidak dapat mencintai dirinya sendiri.

6
Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah hanya milik Allah
SWT karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan maha pemilik cinta.
Dalam pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai dasar
persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya
dengan makhluk lain seperti pada hewan dan tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri
menyebutkan bahwa cinta adalah suatu naluri atau insting yang menggelayuti
perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya. 

2.3 Cinta Menurut Para Ahli

Cinta adalah kata yang sangat familiar di telinga kita. Bahkan dikalangan anak
muda (termasuk anak-anak kecil), kata cinta sangat sering mereka dengar atau
katakan.

Kata cinta menurut kamus besar Bahasa Indonesia merupakan wakil dari
perasaan kasih, sayang atau rindu yang sangat mendalam. Namun, dalam
konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.

Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi
tenaga penggerakan hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap perbuatan dan
prilaku.

Ada beberapa pengertian cinta menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Scott Peck
Cinta adalah keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud
memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual
orang lain. Bila kita mencintai seseorang, cinta kita dapat membuktikan
atau diwujudkan hanya dengan cara pengarahan tenaga kita sendiri, yaitu
dengan kenyataan bahwa demi seseorang yang kita cintai atau demi diri
kita sendiri, kita melakukan suatu langkah ekstra atau berjalan bermil-mil.
Cinta bukan tanpa usaha, sebaliknya cinta itu penuh dengan usaha.
2. Menurut Erich Fromm
Cinta adalah keinginan  untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud
memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual
orang lain ataupun cinta sebagai sesuatu yang aktif yang dapat
menyatukannya dengan orang lain. Menurut Erich Fromm konsep cinta itu
terdiri dari empat unsur, yaitu :
a. Care (perhatian), sangat diperlukan dalam prilaku yang disebut cinta,
agar dapat memahami kehidupan, perkembangan maju mundur, baik
buruk dan bagaimana kesejahteraan objek yang dicintainya.
b. Responsibility (tanggung jawab), tanggung jawab diperlukan dalam
menjalin hubungan. Sebab tanpa adanya tanggung jawab tidak akan ada
pembagian yang seimbang. Tanggung jawab di sini bukanlah untuk
mendikte objek yang dicintai sekehendak kita, tapi bagaimana
keterlibatannya dalam kehidupan objek yang dicintai.

7
c. Respect (hormat): hal ini menekankan bagaimana menghargai dan
menerima objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap
sekehendak hati.
d. Knowledge (pengetahuan) : pengetahuan diperlukan untuk mengetahui
seluk beluk yang dicintai. Dengan demikian kita dapat membidik yang
kita incar, dengan kata lain tak kenal maka tak sayang. Bila objek yang
kita didik adalah manusia, maka harus kita kenali dan pahami
bagaimana kepribadiannya. Latar belakang yang membentuknya dan
kecendrungan dirinya.
3. Menurut Abdullah Nashih Ulwana 
Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang
untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih
sayang.
4. Menurut Ibn Katsir
Ibn Katsir Rahimahullah menjelaskan maksud bahwa Orang-orang yang
beriman adalah orang-orang yang sangat mencintai Allah”,  dan karena
kecintaannya itu maka seseorang atau orang-orang beriman akan berusaha
untuk menyempurnakan pengetahuannya tentang islam dan senantiasa
mematuhi dan menjauhi larangannya serta senantiasa bertawakal dan
menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
5. Menurut Ibn Taimiyyah
Menurut perkataan Ibn Taimiyyah yaitu “Sesungguhnya orang-orang
beriman yakni mereka mereka mencintai Allah SWT lebih  kecintaan orang-
orang musyrik terhadap tuhan-tuhannya dan hal tersebut adalah karena
orang-orang musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta atau mahabbah,
sedangkan orang-orang beriman akan senantiasa mencintai dan rasa cinta
mereka pada Allah SWT adalah tulus tanpa mengharapkan suatu apapun
selain rahmat dan ridhanya.
6. Menurut Ibn Qayyim al jauziyyah
Ada empat bentuk atau empat macam cinta kepada Allah SWT menurut Ibn
Qayyim al jauziyyah, mencintai semua hal yang dicintai oleh Allah,
mencintai seseuatu atau orang lain karena Allah dan mensejajarkan cinta
sebagaimana kecintaannya kepada Allah SWT.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dalil-Dalil Terkait Cinta


Cinta adalah salah satu pokok kehidupan dan dalam Alqur’an kata cinta juga
disebutkan dengan berbagai sinonim atau persamaan kata. Adapun ayat-ayat
yang menyebutkan perihal cinta adalah sebagai berikut

QS. Ali-‘Imran ayat 14

‫ض ِة َو ْال َخي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة‬


َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َّ ‫ِين َو ْال َق َناطِ ير ْال ُم َق ْن َط َر ِة م َِن‬
ِ ‫الذ َه‬ َ ‫ت م َِن ال ِّن َسا ِء َو ْال َبن‬ ِ ‫ُزي َِّن لِل َّن‬
ِ ‫اس حُبُّ ال َّش َه َوا‬
ِ
‫ب‬ ْ ْ ‫هَّللا‬ ْ
ِ ‫ك َم َتا ُع ال َح َيا ِة ال ُّدن َيا ۖ َو ُ عِ ن َدهُ حُسْ نُ ال َمآ‬ ْ َ ٰ ِ ْ‫َواأْل َ ْن َع ِام َوال َحر‬
ْ
َ ِ ‫ث ۗ ذل‬

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang


diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).

QS. Ali-‘Imran ayat 92

‫ُّون ۚ َو َما ُت ْنفِقُوا مِنْ َشيْ ٍء َفإِنَّ هَّللا َ ِب ِه َعلِي ٌم‬


َ ‫لَنْ َت َنالُوا ْال ِبرَّ َح َّت ٰى ُت ْنفِقُوا ِممَّا ُت ِحب‬

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum


kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

QS. Al Hujurat ayat 7

َ ‫ِير م َِن اأْل َ ْم ِر لَ َع ِن ُّت ْم َو ٰلَكِنَّ هَّللا َ َحب‬


َ ‫َّب إِلَ ْي ُك ُم اإْل ِي َم‬
‫ان َو َز َّي َن ُه فِي‬ ٍ ‫َواعْ لَمُوا أَنَّ فِي ُك ْم َرسُو َل هَّللا ِ ۚ لَ ْو يُطِ ي ُع ُك ْم فِي َكث‬
َ ‫ِك ُه ُم الرَّ اشِ ُد‬
‫ون‬ َ ‫ان ۚ أُو ٰلَئ‬
َ ‫ُوق َو ْالعِصْ َي‬
َ ‫وب ُك ْم َو َكرَّ َه إِلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُس‬
ِ ُ‫قُل‬
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus,

QS. Maryam ayat 96

‫ت َس َيجْ َع ُل لَ ُه ُم الرَّ حْ ٰ َمنُ وُ ًّدا‬


ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬
َ ‫إِنَّ الَّذ‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang
Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

9
QS. Al Isra ayat 24
ُّ ‫اخفِضْ لَ ُه َما َج َنا َح‬
َ ‫الذ ِّل م َِن الرَّ حْ َم ِة َوقُ ْل َربِّ ارْ َح ْم ُه َما َك َما َر َّب َيانِي‬
‫صغِيرً ا‬ ْ ‫َو‬

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan


dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

QS. Ar Rum ayat 21

َ ِ‫َومِنْ آ َيا ِت ِه أَنْ َخلَ َق لَ ُك ْم مِنْ أَ ْنفُسِ ُك ْم أَ ْز َواجً ا لِ َتسْ ُك ُنوا إِلَ ْي َها َو َج َع َل َب ْي َن ُك ْم َم َو َّد ًة َو َرحْ َم ًة ۚ إِنَّ فِي ٰ َذل‬
ٍ ‫ك آَل َيا‬
‫ت لِ َق ْو ٍم‬
َ ‫َي َت َف َّكر‬
‫ُون‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu


isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguh-
nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”

QS. Al Maidah ayat 54

‫ِين أَعِ َّز ٍة َعلَى‬َ ‫ف َيأْتِي هَّللا ُ ِب َق ْو ٍم ُي ِح ُّب ُه ْم َو ُي ِحبُّو َن ُه أَ ِذلَّ ٍة َعلَى ْالم ُْؤ ِمن‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا َمنْ َيرْ َت َّد ِم ْن ُك ْم َعنْ دِي ِن ِه َف َس ْو‬
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬ ٰ ‫هَّللا‬
َ
‫ك فضْ ُل ِ ي ُْؤتِي ِه َمنْ َيشا ُء ۚ َو ُ َواسِ ٌع َعلِي ٌم‬ َ َ ‫اَل‬ َ
َ ِ‫ون ل ْو َمة ئ ٍِم ۚ ذل‬َ ُ َ
َ ‫يل ِ َو َيخاف‬‫اَل‬ ِ ‫ون فِي َس ِب‬ َ ‫ْال َكاف ِِر‬
َ ‫ين ي َُجا ِه ُد‬
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui.”

3.2 Cinta menurut Al-Qur’an


Kata cinta dalam Al-Qur’an disebut Hubb (Mahabbah) dan Wudda (Mawaddah),
keduanya memiliki arti yang sama yaitu menyukai, senang, dan menyayangi.

Sebagaimana dalam Q.S Ali-imran ayat 14

َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َّ ‫نط َر ِة م َِن‬


َ ‫ير ْال ُم َق‬
‫ض ِة‬ ِ ‫الذ َه‬ ِ ِ‫ِين َو ْال َق َناط‬َ ‫ت م َِن ال ِّن َسا ِء َو ْال َبن‬
ِ ‫اس حُبُّ ال َّش َه َوا‬ ِ ‫ُزي َِّن لِل َّن‬
‫ب‬ِ ‫ك َم َتا ُع ْال َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا َوهَّللا ُ عِ ندَ هُ حُسْ نُ ْال َمآ‬ ِ ْ‫َو ْال َخي ِْل ْال ُم َسوَّ َم ِة َواأْل َ ْن َع ِام َو ْال َحر‬
َ ِ‫ث َذل‬
Artinya:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga)." (QS. Ali-‘Imran,3:14)

10
Keterangan: Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-
binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

Dalam ayat di atas hubb suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali
baik manusia beriman maupun manusia durjana. Adapun wudda dalam Qur’an
Surah Maryam ayat 96 berikut:

‫ت َس َيجْ َع ُل لَ ُه ُم الرَّ حْ َمنُ وُ ًّدا‬


ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬
َ ‫إِنَّ الَّذ‬
Artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah
yang Maha Pemurah, adan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang.” (QS.Maryam,19:96)

Dalam Fiil Gharibil Qur’an dijelaskan hubb sebuah cinta yang meluap-luap,
bergejolak. Sedangkan wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak
adan teraih oleh manusia kecuali Allah menghendakinya, hanya Allah yang adan
memberikan cinta-Nya kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Allah yang adan
mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu belanjakan seluruh kekayaan
kamu yang ada di bumi, niscaya kamu tidak adan mendapatkan kebahagiaan
cinta jika Allah tidak menghendaki-Nya. Oleh karena itu teraihnya cinta wudda
pada pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut.
Semakin ia mendekatkan diri kepada Sang Maha Pemilik cinta maka adan
semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut.

Cinta itulah yang tidak adan luntur sampai hari akhir nanti sekalipun maut
memisahkannya, cinta yang atas nama Allah, mencintai sesuatu atau seseorang
itu hanyalah untuk Allah.

Adapun dalam Kamus besar Bahasa Indonesia mahabbah ialah perasaan kasih
sayang, lupa adan kepentingan diri sendiri karena mendahulukan cintanya
kepada Allah. Kata Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan
yang berarti mencintai secara mendalam atau kecintaan Kata “cinta” dalam Al-
Qur’an.
Berikut ada beberapa pengertian cinta menurut Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:

1. Cinta Mawaddah, yang berarti cinta atau keintiman; yaitu jenis cinta yang
menggebu-gebu, membara, dan menggemaskan. Atau cinta mawaddah
dalam bahasa bisa diartikan cinta atau sebuah harapan. Kata cinta
mawaddah ini juga ada pada Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat : 21:

َّ‫ إِلَ ْي َها َو َج َع َل َب ْي َن ُكم م ََّو َّد ًة َو َرحْ َم ًة إِن‬T‫َومِنْ آ َيا ِت ِه أَنْ َخلَ َق لَ ُكم مِّنْ أَنفُسِ ُك ْم أَ ْز َواجً ا لِّ َتسْ ُك ُنوا‬
َ ‫ت لِّ َق ْو ٍم َي َت َف َّكر‬
‫ُون‬ َ ِ‫فِي َذل‬
ٍ ‫ك آَل َيا‬
Artinya:

11
“Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.” (QS. Ar-Rum,30:21)

Maksud dari ayat di atas Allah akan menjadikan diantara manusia rasa kasih
dan sayang dan Allah adan menciptadan pasangan-pasangan untuk manusia
dari jenis manusia itu sendiri, agar manusia merasa tentram kepadanya.
Semua manusia adan merasadan kasih dan sayang karena itu adalah benar-
benar kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir, kemudian jika salah seorang
memiliki cinta jenis mawaddah, ingin selalu berdua, tidak mau berpisah dan
ingin memuaskan dahaga cintanya ia ingin memonopoli cintanya, dan
hampir tidak bisa berpikir yang lainnya.

2. Cinta Rahmah yang berarti kasih sayang yaitu cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap untuk berkorban, dan siap untuk melindungi, yang termasuk
cinta rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta
orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu, maka dalam Al-Qur’an,
kerabat disebut al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih
sayang secara fitri, yang berasal dari gaiba kasih sayang seorang ibu, disebut
rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh
suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim,
kemudian diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan
untuk silaturahim, artinya menyambung tali kasih sayang. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya
dibandingkan terhadap diri sendiri. Karena baginya yang terpenting adalah
kebahagiaan sang kekasih meski untuk ia harus menderita, ia sangat
memaklumi kekurangan kekasihnya.
3. Cinta mail yang berarti condong, miring, ataupun cenderung, yaitu cinta
yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh
perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta mail ini di
dalam Al-Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda, adapun dalam firman Allah SWT yang
memiliki arti “Janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai.”
Maksud dari ayat di atas yaitu jika mencintai seseorang itu janganlah terlalu
cenderung (kepada seseorang yang kamu cintai sekarang ini) dan bisa cenderung
kamu mengabaikan kepada cinta yang lama.

4. Cinta Syaghaf yaitu cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil, dan memabukan.
Al-Qur’an menggunakan term syagaf karena mengisahkan bagaimana dengan
cintanya, seperti cinta Zulaikha istri pembesar mesir kepada bujangannya yaitu
Yusuf. Orang yang terserang cinta syaghaf, bisa menjadi orang gila, lupa diri, dan
bahkan hampir tidak pernah menyadari apa yang pernah dilakukannya, karena
cintanya sangatlah dalam, sebagaimanaa dalam Qur’an Surah Yusuf ayat 30.

12
‫او ُد َف َتا َها َعن َّن ْفسِ ِه َق ْد َش َغ َف َها ُح ًّبا إِ َّنا لَ َن َرا َها فِي‬
ِ ‫يز ُت َر‬ ُ َ‫امْرأ‬
ِ ‫ت ْال َع ِز‬ َ ‫َو َقا َل نِسْ َوةٌ فِي ْال َمدِي َن ِة‬
ٍ ‫ضاَل ٍل م ُِّب‬
‫ين‬ َ
Artinya:
"Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya
untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada
bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandang-
nya dalam kesesatan yang nyata".(QS. Yusuf,12:30)

5. Cinta Ra’fah yang berarti rahmat, pemberian maaf, kasih sayang, kasihan,
keagungan, kebaikan, dan keramahan. Yaitu rasa kasih sayang yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran. Misalnya seorang Ibu yang kasihan kepada
anak untuk membangunkannya untuk melaksanakan kewajibannya yaitu shalat.
Membela anak meskipun salah. Al-Qur’an menyebut term ini ketika mengingatan
agar janganlah memiliki jenis cinta seperti cinta ra’fah karena cinta ra’fah itu
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah. Dalam hal ini, kasus
hukuman bagi pezina. Bagaimanaa dalam surah An-Nur : 2

ْ ْ
ِ ‫ َفاجْ لِ ُدوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َما مِا َئ َة َج ْل َد ٍة َواَل َتأ ُخ ْذ ُكم ِب ِه َما َرأ َف ٌة فِي د‬T‫الزا ِني‬
ِ ‫ِين هَّللا‬ َّ ‫الزا ِن َي ُة َو‬
َّ
َ ‫د َع َذا َب ُه َما َطا ِئ َف ٌة م َِّن ْالم ُْؤ ِمن‬Tْ‫م اآْل خ ِِر َو ْل َي ْش َه‬Tِ ‫ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو‬
‫ِين‬ َ ‫إِن ُكن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُن‬
Artinya:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika
kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman."
(QS. An-Nur, 24:2)
Pencinta ra’fah mendudukan cintanya kepada mahluk lebih tinggi daripada
cintanya kepada Allah. Karena cintanya selalu kasihan dan akhirnya membolehkan
terlanggarnya perintah Allah atas-Nya. Cinta ra’fah menghasilkan rasa tidak tega,
kasihan, dan melonggarkan peratuaran Allah yang tidak seharusnya dilakukan.

6. Cinta Shabwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong prilaku menyimpang tanpa
sanggup mengelak. Al-Qur’an menyebut istilah ini ketika mengisahkan bagaimana
Nabi Yusuf berdo’a agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari
menggodanya (mohon untuk di masukan ke penjara). Sebab jika tidak, lama
kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, bagaimana diterapkan
dalam Surah Yusuf ayat 33.

َّ‫ف َع ِّني َكيْدَ هُنَّ أَصْ بُ إِلَي ِْهن‬


ْ ‫َقا َل َربِّ السِّجْ نُ أَ َحبُّ إِلَيَّ ِممَّا َي ْدعُو َننِي إِلَ ْي ِه َوإِاَّل َتصْ ِر‬
َ ‫َوأَ ُكن م َِّن ْال َجا ِهل‬
‫ِين‬
Artinya:

13
“Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajadan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya
mereka, tentu aku adan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan
tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf,12:33)

Orang yang terjangkit cinta shobwah bisa tergelincir pada perilaku-perilaku yang
tidak dibolehkan oleh agama maupun norma moral pada umumnya.

7. Cinta Syauq (rindu) istilah cinta syauq ini bukan dari Al-Qur’an tetapi dari hadits
yang menafsirkan Al-Qur’an. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 5

ٍ ‫ان َيرْ جُو لِ َقا َء هَّللا ِ َفإِنَّ أَ َج َل هَّللا ِ آَل‬


‫ت َوه َُو ال َّسمِي ُع ْال َعلِي ُم‬ َ ‫َمن َك‬
Artinya:
“Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka Sesungguhnya
waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah yang Maha mendengar
lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Ankabut,29:5)

8. Cinta kulfah yaitu perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal
yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya untuk menyapu,
membersihkan kamarnya sendiri, meskipun ada pembantu. Jenis cinta ini disebut
dalam Al-Qur’an ketika menyatadan bahwa Allah tidak membebani seseorangan
kecuali sesuai dengan kemampuannya, bagaimanaa dijelaskan dalam surah Al-
Baqarah ayat 286.

‫ت َر َّب َنا اَل ُت َؤاخ ِْذ َنا إِن َّنسِ ي َنا أَ ْو‬ ْ ‫ت َو َعلَ ْي َها َما ا ْك َت َس َب‬ْ ‫ لَ َها َما َك َس َب‬T‫اَل ُي َكلِّفُ هَّللا ُ َن ْفسً ا إِاَّل وُ سْ َع َها‬
‫ِين مِن َق ْبلِ َنا َر َّب َنا َواَل ُت َحم ِّْل َنا َما اَل‬ َ ‫أَ ْخ َطأْ َنا َر َّب َنا َواَل َتحْ ِم ْل َعلَ ْي َنا إِصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َعلَى الَّذ‬
َ ‫ َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِر‬T‫نت َم ْواَل َنا َفانصُرْ َنا‬
‫ين‬ َ َ‫ أ‬T‫اغفِرْ لَ َنا َوارْ َحمْ َنا‬ْ ‫َطا َق َة لَ َنا ِب ِه َواعْ فُ َع َّنا َو‬

Artinya:
“Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cinta adan menjadi berkah bila
diletakkan pada tempatnya, cinta mawaddah dan rahmah adalah cinta yang
membawa keberkahan karena dilakukan didalam sebuah lembaga pernikahan
yang disyariatkan dalam agama Islam. Para pelakunya merasadan kebahagiaan
sepanjang hayatnya. Bagi pasangan yang belum menikah namun terjebak dalam
rasa cinta (pacaran) maka sesungguhnya mereka merasadan cinta syaghaf, ra’fah,
cinta shabwah, dan cinta syauq, keempat-empatnya dijadikan peringatan dari
Allah agar tidak diteruskan atau dipelihara. Dilarang karena adan membawa
pelakunya ke jurang kemaksiatan dan merusak pikiran, jiwa, moral, dan jasad.”
QS. Al-Baqarah,2:286)

4.3 Cinta Menurut Al-Hadits


Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits
sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada
tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an.

14
Mencintai adalah sesuatu perasaan yang indah dan didambakan oleh setiap
orang. Pentingnya rasa cinta bagi manusia telah banyak disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW melalui beberapa haditsnya. Berbagai macam bentuk hadits
tentang cinta ini dapat memberi kebaikan dan motivasi untuk umatnya. Selain
itu, menurut Nabi Muhammad, mencintai kepada sesama umat itu penting
namun jangan sampai cinta yang kita rasadan melebihi rasa cinta kita kepada
Sang Pencipta.

Hadits tentang cinta yang ikhlas karena Allah itu biasanya jika seseorang
mencintai bukan karena Allah adan menimbulkan rasa ingin mendapatkan
balasan dari orang yang ia cintai. Inilah letak kesalahan kebanyadan orang,
mereka mengharapkan imbalan dari orang yang ia cintai dan bukan
mengharapkan imbalan dari Allah. Jika semua hal yang dilakukan atas dasar
bukan karena Allah, maka sungguh adan menjadi buruk. Nabi sangat melarang
hal ini karena adan menimbulkan banyak keburukan baik bagi yang mencintai
maupun yang dicintai.

Sebagaimanaa Rasulullah bersabda:

َ ‫ض هَّلِل ِ َوأَعْ َطى هَّلِل ِ َو َم َن َع هَّلِل ِ َف َق ْد اسْ َت ْك َم َل اإْل ِي َم‬


‫ان‬ َ ‫َمنْ أَ َحبَّ هَّلِل ِ َوأَب َْغ‬
“Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah,
memberikarena Allah dan tidak memberikarena Allah. Maka ia sesungguhnya
telah memperoleh kesempurnaan imannya.”(H.R. Abu Daud).

Dari hadits di atas, jelas dikatadan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh
manusia hendaknya diniatkan karena Allah. Selain menjadikan kebaikan
didalam hidup, orang yang melakukan hal ini adan memperoleh kesempurnaan
iman.

Hadits tentang cinta yang berlebihan yaitu segala sesuatu itu tak baik jika
kadarnya berlebihan, Allah dan Nabi sangat membenci semua hal yang
berlebihan, termasuk berlebihan dalam mencintai. Namun banyak orang yang
masih saja mencintai dunia secara berlebihan, maka ingatlah salah satu hadits
Nabi yaitu HR. Hakim yang berisi tentang larangan mencintai secara berlebihan
“hiduplah sesukamu sesungguhnya kamu adan mati. Cintailah sesuatu
sesukamu maka sesungguhnya kamu adan berpisah. Dan berbuatlah sesukamu
maka sesungguhnya kamu adan bertemu dengannya.”

Sudah jelas dikatadan oleh Nabi jika semua yang kita cintai didunia ini adan
buat kita tinggalkan. Jadi cintailah sewajarnya saja agar sakit saat berpisah tidak
membuat kita menjadi terpuruk. Hadits tentang cinta ini sungguh memberi
peringatan adan kesalahan kita dalam mencintai suatu hal, misalnya kekasih,
keluarga, uang, dan kedudukkan. Sermua itu adan membuat kita terpuruk jika
semua dicintai secara berlebihan.
Berikut ada beberapa hadits mengenai cinta:

15
1. H.R. At-Tirmidzi
‫ك َي ْو َما مًا‬ َ ‫س اَنْ َي ُك ْو َن َب ِغي‬
Tَ ‫ْض‬ َ ‫ك َه ْو َنا َم‬
َ ‫اع‬ َ ‫َعنْ أَ ِبيْ ه َُر ي َْر َة أَ رُاهُ َر َف َع ُه َقاأَل َ حْ ِببْ َح ِب ْي َب‬
‫ك َي ْو َمامًا‬ َ ‫ك َه ْو ًنا َما َع َسأَنْ َي ُك ْو َن َح ِب ْي َب‬ َ ‫َوأَ ْبغِضْ َب ِغي‬
َ ‫ْض‬
“Dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah bersabda, cintailah kekasihmu
sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia adan menjadi orang
yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia
adan menjadi kekasihmu.” (H.R. At-Tirmidzi)

Penjelasan dari hadits di atas yaitu biasanya jika seseorang terlalu mencintai
kekasihnya kemudian terjadi perseteruan diantara keduanya, maka tidak
jarang jika kekasihnya menjadi makhluk yang paling dibenci olehnya dan
pada akhirnya dia menyesal telah mencintai orang tersebut. Begitupula
sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam membenci lawannya,
kemudian hubungan mereka menjadi baik maka mereka adan malu untuk
menjadi sahabat atau kawan karena telah merasa malu telah berlebihan
dalam kebencian maka cintailah saudaramu sewajarnya dengan memberikan
hak-hak tanpa berlebihan dan tanpa meremehkan haknya

Dan diantara hak-haknya seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima
yaitu : menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah hingga
dikuburkan, dan memenuhi undangan, dan tasymiyah al atish (menjawab
saudaranya lagi bersin dengan mengatadan : Yarhamukallah).” (H.R. Bukhori
Muslim).

2. H.R. Ahmad

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ ْال ُم َت َحا ِّبي َْن لَ ُت َرى ُغ َر‬ ِ ‫َعنْ أَ ِبيْ َس ِع ْي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َقا َل َقا َل َرس ُْو ُل‬
َ ‫هللا‬
‫الطال ِِع ال َّشرْ قِيِّ أَ ْو ْالغَرْ ِبيِّ َف ُي َقا ُل َمنْ َهؤُ اَل ِء َف ُي َقا ُل َهؤُ اَل ِء‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫فُ ُه ْم فِي ْال َج َّن ِة ك ِْال َك ْو َك‬
ِ ‫ْال ُم َت َحا ب ُِّو َن فِي‬
‫الله َع َّز َو َج َّل‬
“Dari Abi Said Khudr berkata, telah Bersabda Rasulallah SAW: sesungguhnya
orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya disurgai nanti terlihat
seperti bintang. Yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar.
Lalu ada yang bertanya. “siapa mereka itu?“ mereka itu adalah orang-orang
yang mencintai karena Allah ‘ Azza wajjala. (H.R. Ahmad)

Maksud dari hadits tersebut ialah orang yang mencintai karena Allah nanti
dia di hari akhir atau ketika dia dalam surga nanti kamar dia bagaikan di
langit yang banyak bintangnya. Oleh karena itu mencintai karena Allah itu
sungguh indah.

3. H.R. Muslim

16
ِ ‫ َوالَّذِى َن ْف‬: ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫س‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫َعنْ أَ ِبي ه َُر ي َْر َة َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل َقا َل َر س ُْو ُل‬
ُ‫ َت َحابُّوا أَ َوالَ أَ ُد لُّ ُك ْم َع َل َشيْ ٍءا َِذا َف َع ْل ُتم ُْوه‬T‫واح َّتى‬ ْ ‫ِب َي ِد ِه اَل َت ْد ُخلُ ْو‬
َ ‫ ُت ْؤ ِم ُن‬Tَ‫اال َج َّن َة َح َّتى ُت ْؤ ِم ُن ْو َاوال‬
‫ْح‬
ِ ‫ص ِحي‬َّ ‫ أَ ْخ َر َج ُه مُسْ لِ ٌم فِى ال‬,‫م َب ْي َن ُك ْم‬Tَ ‫شواال َّساَل‬ ُ ‫َت َحا َب ْبقُ ْم ؟ أَ ْف‬

“Dari Abi Hurairah ra berkata : telah bersabda Rasulallah SAW: demi dzat
yang jiwa ku berada didalam genggaman-Nya. Kalian tidak adan masuk
surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak adan beriman sebelum kalian
saling mencintai. Tidaklah Aku tunjukan kepada kalian mengenai suatu yang
ketika kalian melakukannya, maka kalian adan saling mencintai?
Sebarkanlah salam diantara kalian!.” (H.R. Muslim)

Dari hadits tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak adan masuk
surga seseorang yang tidak beriman, yang mana belum dikatadan orang
yang beriman apabila belum saling mencintai antara sesama muslim, dan
wujud dari saling mencintai adalah dengan menyebarluaskan salam, dalam
artian saling mendo’akan kebaikan kepada sesama muslim. Jadi orang tidak
saling mencintai, mereka bukan orang beriman dan mereka tidak adan
masuk surga.

4. H.R. At-Tirmidzi

َ ‫م اَ َّن ُه َك‬Tَ َّ‫هللا َعلَ ْي ِه َو َسل‬


‫ان َيقُ ْو ُل‬ ِ ‫ُو ِل‬Tْ‫صا ِريِّ َعنْ َرس‬ َ ‫ْن َي ِز ْي َد ْال َخ ْطمِيِّ ْاألَ َن‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد‬
ِ ‫هللا ب‬
T‫ك اَللَّ ُه َّم ِم َما َر َز ْق َت ِني‬ َ ‫ك َوحُبَّ َمنْ َي ْن َف ُعنِي ُحبُّه عِ ْن َد‬ َ ‫فشي ُد َعا ِئ ِه اَللَّ ُه َّم ارْ ُز ْقنِي ُح َّب‬
‫اغا لِي‬ ً ‫ْت َع ِّني ِممَّا أُحِبُّ َفا جْ َع ْل ُه َف َر‬ َ ‫ِممَّاأُحِبُّ َفا جْ َع ْل ُه قُ َّو ًة لِي فِبْي َما ُتحِبُّ اَللَّ ُه َّم َو َما َز َوي‬
)‫فِ ْي َما ُتحِبُّ (رواه ا ل ّتر مذ ي‬

“Dari Rasulullah SAW yang bersabda dalam satu do’a-nya,”Ya Allah, berilah
aku rezeki cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya
disisi-Mu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku
cinta, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau
cintai Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku
cintai, jadikanlah itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau
cintai.” (H.R. At-Tirmidzi)

Penjelasan dari hadits di atas adalah bahwa salah satu cinta yang diridhoi
Allah SWT salah satunya adalah pemberian cinta dari-Nya, yang mana cinta
itu dapat dijadikan kekuatan sesuatu yang dicinta Allah dan menjadi
kebebasan dalam menjalankan segala hal yang Allah ridhoi.

4.4 Definisi Cinta Menurut Para Tokoh Islam


Ada beberapa pengertian cinta menurut para tokoh Islam yaitu diantaranya
sebagai berikut:
1. Rabi’ah Al-Adawiyah

17
Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam.
Siapapun yang merasadannya, niscaya adan mengenalnya. Namun siapa
yang mencoba untuk menyifatnya, pasti adan gagal, atau cinta seorang
hamba kepada Tuhannya yaitu Allah SWT. Atau cinta itu adalah rindu dan
pasrah seorang hamba kepada Allah, seluruh ingatan dan perasaan hanya
kepada-Nya. Cinta suci dan murni yang merupadan puncak tasawuf
menurut Rabi’ah lebih tinggi daripada rasa takut (khawf) pengharapan
(raja’). Cinta suci murni itu tidak mengharapkan apa-apa.
2. Ibnu Daud Azh-Zhahiri
Ada beberapa penyair yang berpendapat mengenai cinta bahwa cinta pada
mulanya terjadi dari penglihatan dan pendengaran. Kemudian bila Allah
menghendaki kita untuk dapat selalu mengingat-ingat apa yang mungkin
diakibatkan oleh pendengaran dan penglihatan. Lantas kenapa bisa terjadi
cinta dan bagaimanaa? Bagi orang awam keberadaan cinta tidak terlalu
menjadi perhatian mereka, sedangkan bagi orang-orang yang ahli dalam
cinta mereka selalu mempertanyadan sebab musababnya. Imam
Muhammad Ibnu Daud Azh-Zhahiri berpendapat bahwa cinta yang hakiki
adalah tidak berpikir untuk mencintai selain kekasihnya dan tidak
mengharapkan ketenangan kecuali dari orang yang telah menyiksanya.
3. Imam Ibnu Hazm
Cinta adalah sesuatu yang permulaanya seperti sebuah senda gurau dan
akhirnya merupadan keseriusan. Karena keagungannya, arti cinta sangat
rumit untuk digambarkan, tidak ada nada yang dapat menemukan
hakikatnya cinta kecuali setelah bersusah payah (dengan pengorbanan),
cinta itu pertautan antara bagian-bagian jiwa yang terbagi pada asal
unsurnya yang luhur, cinta itu kesepadatan rohani dan pencampuran jiwa.
Imam Ibnu Hazm berpendapat bahwa cinta adalah suatu rasa emosional
yang ada dalam diri manusia yang harus ditunjukan dengan pengorbanan.
4. Imam Jauzi
Cinta adalah kecondongan jiwa yang sangat kuat kepada satu bentuk yang
sesuai dengan tabi’atnya, maka jika pemikiran jiwa itu kuat mengarah
kesana, ia adan selalu mengharapkan. Oleh karena itu pula biasanya
penyakit baru yang adan selalu muncul bagi orang yang sedang jatuh cinta.
Para ahli dibidang ilmu hikmah yang telah mengatadan bahwa cinta tidak
adan terjadi kecuali bagi yang memiliki kesamaan dan cinta itu berkurang
atau bertambah sesuai dengan kadar kecocokan.
5. Imam Ibnu Qayyim
Imam Ibnu Qayyim mengatadan bahwa faktor yang mendorong dalam
masalah cinta terkadang yang dimaksudkan adalah perasaan yang diikuti
kehendak dan ketertarikan. Hal ini ada dalam diri seseorang yang sedang
jatuh cinta terkadang dimaksudkan juga sebagai sebab yang karenanya
dapat ditemukan cinta dan perasaan tergantung dengannya.
6. Imam Al-Ghazali

18
Sebuah cinta tidak dapat tumbuh kecuali setelah mengetahui dan benar-
benar tahu siapa yang dicintai itu, karena bagaimanaapun sebuah
kemustahilan jika manusia tiba-tiba mencintai kepada orang yang belum
pernah ditemui sebelumnya. Cinta menurut Imam Ghazali adalah min
khosoyishil mudriq (hanya orang-orang yang tertentu yang dapat
menemukan cinta). Cinta sebuah ungkapan tentang kecendrungan watak
seseorang kepada sesuatu yang bisa memancarkan sebuah kelezatan, dan
apabila kemudian kelezatan itu semakin bertambah dan semakin kuat maka
itulah yang disebut sebagai sebuah kerinduan adan adanya cinta. Ada
beberapa sebab yang membuat manusia dapat merasakan adannya cinta
dan mencintai yaitu sebagai berikut :
a. Kecintaan manusia karena dirinya sendiri, cinta kepada kesempurnaan
dirinya.
b. Kecintaan manusia karena seseorang dan sesuatu yang berbaik hati atau
berjasa kepada dirinya.
c. Kecintaan manusia karena seseorang yang berbaik hati kepada dirinya
dihadapan pandangan orang lain. Walaupun tidak secara langsung
kepada dirinya.
d. Kecintaan manusia karena sesuatu yang mempunyai unsur keindahan.
e. Kecintaan manusia karena sesuatu dan seseorang yang memang ada tali
pengikat antara keduanya.

Dari kelima sebab yang dijelaskan oleh Imam Ghazali dapat disimpulkan
yaitu bahwa tidak adan kita temui kesempurnaannya cinta kecuali
menyandarkan semuanya kepada Allah karena yang dapat memenuhi dari
kelima cinta itu hanyalah Allah, dari sinilah tidak ada yang berhak atas cinta
manusia kecuali Allah.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia. Terdapat
beberapa dalil dalam Al-Qur’an terkait dengan cinta. Cinta dalam pandangan
agama Islam seperti iman, yaitu diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan dibuktikan dengan tindakan, karena mencintai merupakan salah satu ciri
orang beriman. Cinta memiliki iman yang dalam, indah, dan agung. Hakikat
cinta tidak dapat ditemukan selain  dengan segenap kesungguhan pengamatan
dan penjiwaan. Cinta tidak dimusuhi agama dan tak dilarang syariat-Nya. Cinta
adalah urusan hati, sementara hati adalah urusan Ilahi.

Ada beberapa para tokoh Islam yang memaparkan pengertian cinta, yaitu
diantaranya :
1.    Cinta menurut Rabiah Al-Adawiyah,
2.    Cinta menurut Ibnu Daud Azh-Zhahiri,
3.    Cinta menurut Imam Ibnu Hazm,
4.    Cinta menurut Imam Jauzi,
5.    Cinta menurut Ibnu Qayyim, dan 
6.    Cinta menurut Imam Al-Ghazali.

Kata cinta dalam Al-Qur’an disebut hubb (mahabbah) dan wudda (mawaddah)


yang berarti menyukai, senang, dan menyayangi. Ada beberapa pengertian
cinta menurut Al-Qur’an yaitu sebagai berikut : cinta mawaddah, rahmah, mail,
syaghaf, ra’fah,  shobwah, syauq, dan kulfah.

Dalam hadits ada beberapa penjelasan mengenai cinta yaitu sebagai berikut :
1.    Hadits tentang cinta yang ikhlas karena Allah,
2.    Hadits tentang cinta yang berlebihan,
3.    Hadits tentang cinta dengan sewajarnya, dan lain-lain. 

20
Daftar Pustaka

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Serang, 16 Agustus 2013.

Soelaeman. M. 2016. Ilmu Budaya Dasar. Refika Aditama. Bandung ; 2000  Http : //


Ajiaraksa.blogspot.com/ 2011 / 05 cinta menurut ajaran agama Islam. 

El Saha, M. Ishom dan Hadi Saiful. 2005 Sketsa Al-Qur’an (Tempat, Tokoh, Nama,
dan Istilah dalam Al-Qur’an). Jakarta : PT. LISTA FARISKA PUTRA.

https://dalamislam.com/info-islami/cinta-menurut-islam

21

Anda mungkin juga menyukai