Anda di halaman 1dari 16

Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

“MEMANUSIAKAN MANUSIA ”

Disusun Oleh :
1. NOVITA SARI (23562010088)
2. JUNENAH (23562010087)
3. IQBAL FAJRI (23562010089)
4. DINDA WUNA (23562010086)

TEHNIK REKAYASA KOMPUTER


DOSEN : IBU RIZKI FITIRANI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “Ilmu Budaya Sosial dan Budaya Dasar” Ibu RIZKI FITRIANI yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah yang bersangkutan. Dalam tugas ini kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ” MEMANUSIAKAN MANUSIA ”. Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini. Semoga karya
tulis yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan semua pembaca. Demikian kata
pengantar ini kami buat. kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam pembuatan makalah ini,
kami harap kritik dan saran pembaca yang membangun dapat membuat makalah ini lebih
baik. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap manusia di muka bumi pasti pernah merasakan cinta. Cinta datang dengan bentuk yang
berbeda-beda, entah itu cinta kepada keluarganya bahkan kepada lawan jenis. Tak hanya
manusia, mahluk lain pun dapat merasakan cinta. Cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka (kaming) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan.
Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan
cinta, mereka butuh akan cinta. Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana
cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya
sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya. Begitupun dengan
kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri.
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih,
agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu
menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia dengan Cinta Kasih


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau rasa kaming (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan kaming atau cinta (kepada) atau menaruh
belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih
dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (kaming) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasihan. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang
atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga
unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikatan adalah perasaan untuk
hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada
jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan seperti kaming. Sedangkan kemesraan adalah adanya
rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya
ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa kaming. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya,
jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut
bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih kaming yang dibarengi unsur terikatan,
keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta
dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian
dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari
kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia. Dalam kehidupan
manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang
mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya,
harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci
Al-Qur’an.

 Cinta Diri

Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang,
mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –
Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya,
melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal
gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan
dirinya dari segala keburukan. “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia
terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai
kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia
lagi,”

 Cinta kepada Sesama Manusia

Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan
usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam
memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan
pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya
kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui
iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin
dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.

 Cinta Seksual

Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih kaming, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan kaming. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)

 Cinta Keibuan

Kasih kaming itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada
diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi.
Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih kaming dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa
dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

 Cinta Kebapaan

Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya
dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta
bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya ,
kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan
kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih
kaming, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil
– : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-
sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)

 Cinta Kepada Allah


Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih kaming yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya

“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah


mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang” (QS Ali Imran, 3:31).

 Cinta Kepada Rasul


Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal
sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur
lainnya.

· Pengertian Kasih Kaming

Pengertian kasih kaming menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan kaming, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam berumah tangga kasih kaming merupakan kunci kebahagiaan. Kasih kaming ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih kaming sadar atau tidak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga
keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis,
berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih kaming
dalam kehidupan keluarga.
Kasih kaming, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih kaming orang
tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih kaming dan
perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.

B. MANUSIA DENGAN KEINDAHAN


Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsaYunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain
baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah.
Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang
indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
“symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran .Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan
seni, keindahan alam,keindahan moral dan keindahan intelektual.

Makna Keindahan

Mejawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan pekerjaan yang sulit. Ini
kalau yang di tuntut jawaban yang bisa memuaskan semua pihak. Kesulitan semacam itu
memang bisa di mengerti oleh karena sampai sekarang ini kita bisa temukan berbagai batasan
atau pengertian tentang keindahan yang celakanya, berada satu sama lain.Sekedar penguat
konstatasi di atas, baik juga di lihat beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini:

 Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
 Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian
yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Yang indah
hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaanya itu belum indah. Keindahan harus bisa
memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan
indah,karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.

 Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. Yang indah memiliki proporsi yang
harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di samakan
dengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik.Keindahan
adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang. Yang indah adalah yang paling
banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan. Dengan melihat demikian
beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah
sebagian kecil, boleh jadi akan mengecewakan kita yang menuntut adanya suatu pengertian
yang tunggal tapi yang memuaskan. namun demikian, dari pengertian yang ada,
sebenarnya,kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian sendiri,
paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatu pengertian yang di
kemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.

Pengelompokan-pengelompokan yang dapat kita sebut adalah sebagai berikut:

 Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.Dalam hal
ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek. Yang
pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada
obyeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagai semestinya. Sedang
yang kedua, yang disebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya di tinjau
dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya.
 Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasarkan pada cakupanya. Bertitik tolak
dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahansebagai kualitas abstrak dan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
 Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas sempitnya. Dalam pengelompokan ini
kita bisa membedakan antara pengertiankeindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni,
dan dalam arti yangterbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,
mengandunggagasan tentang kebaikan. Dari apa yang di kemukakan di atas, dua hal bisa
kita petik, yaitu : pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban
terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan
sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung pada
subyeknya.

C. MANUSIA DENGAN PENDERITAAN


a. Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan
yang dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik
secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Memang harus diakui, di
antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh
berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang
ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta
mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau
paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk
melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan.
Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung dalam kemanusiaannya.

b. Hubungan Manusia dan Penderitaan

Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa
atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak
bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan. Mahluk bernyawa
memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup
selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa
ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja
tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan
untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal
di akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan
insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan
kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia
memerlukan rasa aman agar dirinya terhindar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat
memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami
kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu
kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka. Manusia didunia melakukan
kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit
jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia
agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak
menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di
akhirat. Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap
sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat
penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit,
yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak
mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring
manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.

 Cara Manusia Menghadapi Penderitaan

Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yang dialami
manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya,
sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam
menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.

 Siksaan

Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau
mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti
siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :


a. Kebimbangan
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
b. Kesepian
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia.

penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:


 Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
 Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
 Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
 Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
 Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan.

Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu
phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan
perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan
disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat
keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
 Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku
secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
 Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
 Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
 Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia
menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
 Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.
 Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis ). Terjadinya konflik sosial –
budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan
masyarakat.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :


 Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohani.
 Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
 Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
 Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
 Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-
konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap
fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan
jiwa yang lebih parah.
 Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,
sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan
terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular,
tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :


 Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
 Terjadinya konflik sosial budaya.

3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial. Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah
positif dan negatif.
 Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif
setelah kejatuhan dalam hidupnya.
 Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.

Bentuk frustrasi antara lain :


 Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan
orang sekitarnya.
 Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan.
 Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan
membisu.
 Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-
sikap sendiri yang negatif kepada orang lain
 Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
 Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari pada orang lain.
 Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :


 Kota – kota besar
 Anak-anak muda usia
 Wanita
 Orang yang tidak beragama
 Orang yang terlalu mengejar materi

 Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,


maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia


Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.
Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman,
aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku melainkan hambaku sendirilah yang
merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha
hambanya sendirilah yang bisa mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara nasib
buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu
manusialah penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan
menderitanya manusia yang lain, contohnya:

 Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah
pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh
pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus
merasakan penderitaan yang telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu
yang telah menderita itu dipulihkan.
 Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri
sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh
pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus
merasakan penderitaan anaknya.
 Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra
dalam puisinya “bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta,” perbuatan buruk yang
merendahkan derajat kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra
ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu kota itu.

2. Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.


Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa
kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
 Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasan luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata
hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas., dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone Perancis.
Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
 Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan
ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak
lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita dihadapkan kepada
masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap
hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabarn sang istri yang luntur, karena penyakit
Nabi Ayub yang lama.
 Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab
yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang ampuh dan sombong. Fir’aun adalah raja
mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar
Nabi Musa dan –para pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi
Musa serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada
tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup dan mereka
semua tenggelam.
d. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak
berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan
mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang
kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-
lain. Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan yang harus
disingkirkan.

D. MANUSIA DENGAN KEADILAN


Manusia dengan Keadilan adalah yang dimana pada kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang yang ditempatkan sesuai tempatnya.
Keadilan dalam menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu
sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut
mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus
memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut
tidak adil. Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates
memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta
bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya
dengan baik. sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian,
pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang
dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah
kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem
pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak
hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan
dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan
keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah
keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada
tempatnya.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang mendasar” tanpa
memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi, kelas, ras, etnis, agama, umur, dan
sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus dilakukan penghapusan kemiskinan secara
mendasar, pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan
kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan sosial. Inilah tugas yang harus
dilaksanakan pemerintah.
Dan di Indonesia terdapat pada sila “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan
menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur “Dalam mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan
dan sikap yang perlu di pupuk yakni:
 Perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyong
 Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
 Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
 Sikap suka bekerja keras
 Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermamfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesehjatraan bersama

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah
dan kegiatan , antara lain memalui delapan jalur pemerataan sebagai berikut ;
 Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khusus nya pangan , sandang dan
papan.
 Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
 Pemerataan pembagian pendapatan
 Pemerataan kesempatan kerja
 Pemerataan kesempatan berusaha
 Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi muda
dan kaum wanita.
 Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
 Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Berbagai Macam Keadilan :


 Keadilan legal atau keadilan moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum
merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi
kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut
sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut
keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
 Keadilan distributive Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-
hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak
sama (justice is done when equels are treated equally).
 Keadilan komutatif Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan
ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan
ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan kaming.Cinta
kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga
di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu
tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan
bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka
cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai