DISUSUN OLEH :
FHIRA HUMAIRA
19180031
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”Manusia Dan Cinta kasih”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar di Universitas Negeri Padang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini,khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
2
DAFTAR ISI
Sampul.......................................................................................................................................................... 1
Kata pengantar.......................................................................................................................................... 2
Daftar isi....................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 18
3.2 Saran........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian hakikat cinta kasih tersebut?
2. Apa itu cinta kasih dalam berbagai dimensi
3. Berbagai bentuk cinta?
4. Apakah hubungan manusia dan cinta kasih?
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1 Pengertian hakikat cinta kasih
Banyak orang melihat masalah cinta ini sebagai masalah dicintai bukan masalah
mencintai, yaitu masalah orang untuk mencintai . pendapat semacam ini akan
mendorong orang untuk selalu mempermasalahkan supaya bagaimana ia dicintai,
dengan melakukan berbagai hal-hal atau cara agar bagaimana bisa dicintai.begitu juga
sebaliknya,bahwasanya mencintai dan dicintai merupakan sikap manusiawi yang sudah
saling berkaitan erat. Cinta adalah suatu kegiatan,dan bukan merupakan pengaruh yang
pasif.secara demikian bisa pula dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah
adanya kreativitas dalam diri seseorang.atau lebih tegas lagi bisa dikatakan,bahwa cinta
itu terletak pada aspek memberi dan bukan menerima.
"Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang
merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk
menyifatinya, pasti akan gagal." Kata Rabi'ah Al-'Adawiyah.
"Cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu karena kenikmatan atau manfaat
yang dapat diperoleh dari yang dicintai." Kata Quraish Shihab.
6
"Cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adlah suatu
kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah
adanya kreativitas dlam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan
hanya menerima." Kata Eric Fromm.
"Cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun
yang turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan
menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu
kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh ke
tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti
yang tinggi, dan lain-lain yang terpuji." Kata Hamka
Ada berbagai dimensi cinta kasih seperti kasih sayang, kemesraan, pemujaan dan
belas kasihan
A) Kasih sayang
Secara longgar, kasih sayang bisa diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan
cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dari pengertian yang sangat
sederhana tersebut, tampak bahwa kasih sayang paling tidak menuntut adanya
dua pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu seseorang yang mencurahkan
perasaan sayang, cinta atau suka, dan seseorang yang memperoleh curahan
kasih sayang, cinta dan suka itu sendiri.
7
perhatian dari orang lain. Sementara ini kita sudah mengetahui pula bahwa yang
namanya perhatian itu pada dasarnya merupakan salah satu unsur dasar dari
cinta kasih. Perhatian tersebut bisa saja datang dari orantua, saudara, suami dan
isteri, kawan atau kelompok orang yang lebih luas lagi. Pendek kata, sebagai
manusia normal kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidup
kita. Hidup kita akan lebih terasa indah, bahagia dan mengesankan apabila kita
telah mampu memahami berbagai perhatian orang lain.
Kasih sayang, adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan oleh setiap orang.
Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan lahir tanpa orang yang
melahirkannya. Dengan kata lain, seorang tidak akan memperoleh kasih sayang
apabila tidak ada orang lain yang memberi. Secara demikian wajar kalau kita
mengenal berbagai macam bentuk kasih sayang, yang ini semua sangat
tergantung kepada kondisi penyayang dan yang disayangi, misalnya kasih sayang
orangtua kepada anaknya.
B) Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar “mesra”, yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan ialah hubungan akrab baik antara pria-wanita yang sedang
dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada
dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Yose Ortega Y.
Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan “di kedalaman sanubarinya
seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya.
Persatuan sifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh
eksistensinya”. Di bawah sorotan pandangan evolusi, cinta menjadi lebih agung
lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam semesta, dan kondisi
8
utama yang memungkinkan hidup. Kemampuan mencintai ini merupakan nilai
pada hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita
maju atau tidak dalam evolusi kita. Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan
sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai
cinta yang berarti menurunkan martabat dirinya. Cinta yang berlanjut
menimbulkan perasaan mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan
dari cinta.
C) PEMUJAAN
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia
kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, karena
pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang
sebenarnya. Dalam Surah Adz Dzariat ayat 56 Allah SWT menyatakan “Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
menyembahku”.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia
mengabaikan segala perintah-Nya. Karena itu ketakutan manusia selalu
mendampingi dalam hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia
memuja-Nya. Dalam surat Al-Mu’minun ayat 98 dinyatakan, “Dan aku berlindung
kepada-Muhammad. Ya, Tuhanku dari kehadiran-Nya di dekatku”. Dan dalam
Injil surat Rum ayat 1-2 berbunyi, “Memuliakan Dia sebagai Allah atau
mengucapkan syukur kepada-Nya”.
Jelaslah bagi kita, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia,
karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri, karena Tuhan
pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk
manusia.
Manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan
atau sembahyang. Dalam surat An-Nur ayat 41 antara lain dinyatakan, “apakah
engkau tidak tahu bahwasanya Allah itu dipuja olehs egala yang ada di langit dan
di bumi………”.
D) Belas kasihan
9
Cinta sesama adalah istilah lain dari belas kasihan, karena cinta di sini bukan
karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaan.
Penderitaan ini mengandung arti yang luas. Mungkin tua, dan sakit-sakitan,
yatim piatu, penyakit yang dideritanya, dan sebagainya.
Perbuatan dan sifat yang menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak.
Manusia mempunyai potensi untuk berbelaskasihan. Misalnya sanggupkah ia
menggunggah potensi belas kasihan itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka
berarti orang itu berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
Dalam essay “On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa
syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”.
Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang
ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu
berarti tidak ikhlas, berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi
dalam masyarakat.
Dalam essay itu pula dijelaskan bahwa orang yang menaruh belas kasihan dan
yang ditumpahi belas kasihan ada kebersamaan yang mendasar, maksudnya
yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelaskasihi.
Bangsa Yunani kuno menggolongkan perasaan manusia berupa jenis – jenis cinta
yang mempunyai pengertian lebih luas daripada sekadar hubungan antara seseorang
dengan pasangannya saja, yaitu:
1. Eros
Eros merupakan jenis cinta yang berdasarkan hawa nafsu, yang berarti
melibatkan seksual atau gairah, yang paling mirip denggan cinta dalam pengertian
romantis. Pada jenis cinta ini ada ketertarikan secara fisik dan rasa ingin saling
memiliki. Cinta ini ditujukan kepada orang lain sebagai obyek cinta, namun tujuan
akhirnya adalah kepuasan diri orang yang mencintai. Eros dilambangkan dengan Cupid
yang membawa busur dan panah dalam mitologi Yunani. Pada zaman sekarang, eros
dapat diartikan sebagai cinta terhadap pasangan atau kekasih.
10
2. Ludus
Jenis cinta ini adalah cinta yang hanya bersifat main – main dan tidak
mengandung unsur komitmen. Jenis cinta ini biasanya dirasakan oleh orang yang
berkepribadian tidak dewasa dan kekanak – kanakan, mudah mengumbar kata cinta
dan juga kata – kata rayuan gombal kepada orang yang dicintainya
3. Philia
Philia adalah jenis cinta yang dimiliki oleh dua orang yang bersahabat, sering
juga dikenal dengan sebutan cinta platonis. Cinta ini hanya berdasarkan rasa
persahabatan belaka, dengan demikian cinta ini bukanlah merupakan cinta yang
dilandasi oleh hawa nafsu karena didasarkan pada persahabatan, kepercayaan dan
ketergantungan.
4. Storge
Ini merupakan jenis cinta kepada keluarga, yang hubungannya berupa cinta
antar orang tua dan anak, juga antara kakak dan adik. Dalam pengertian yang lebih luas,
storge adalah cinta yang tumbuh sejak manusia dilahirkan dan juga berbeda dengan
eros dan philia. Biasanya, storge ada pada tahap awal hubungan romantis, atau juga ada
pada pasangan yang sudah lama bersama – sama, dan bisa juga disebut cinta tanpa
syarat.
5. Mania
Jenis cinta ini adalah yang sering didapati pada berbagai drama seperti Romeo
dan Juliet, yang artinya bahwa cinta ini adalah cinta yang harus mendapatkan balasan
dan harus memiliki. Jika tidak, orang yang mengalaminya akan merasa kurang lengkap
dan tidak berharga sebagai manusia. Bisa juga diartikan sebagai cinta yang posesif dan
akan membuat sengsara orang yang mencintai apabila cintanya tidak terbalas.
6. Pragma
Pada umumnya jenis cinta ini datang dari dua orang dewasa yang keduanya telah
berpikiran matang sehingga tujuan akhir dari cinta ini adalah menikah. Pragma adalah
11
tipe cinta yang berkembang seiring dengan waktu, baik itu dilihat dari sisi
fungsionalitas maupun emosional. Cinta yang praktis dan berhubungan dengan
kepentingan jangka panjang, bisa dilihat contohnya dari masalah perjodohan dan
lainnya. Orang yang merasakan cinta ini pada umumnya berpikiran praktis dan
berorientasi pada tujuan pernikahan dan tidak membayangkan cinta yang romantis.
7. Philautia
Narsis adalah istilah lain yang bisa dipahami oleh orang kebanyakan. Orang yang
narsis dan mencintai diri sendiri memiliki jenis cinta philautia. Menurut paham Yunani
kuno, manusia tidak dapat mencintai orang lain jika mereka tidak bisa mencintai
dirinya sendiri lebih dulu.Kita harus peduli apakah diri kita sehat atau tidak secara fisik
dan mental, dan mampu untuk berpikir positif. Terkadang, kadar cinta terhadap diri
sendiri ini cukup besar sehingga bisa disebut dengan narsis, bagi orang yang kelewatan
memuja dirinya sendiri. Ciri – ciri psikopat jatuh cinta bisa saja digolongkan dengan
jenis cinta ini.
8. Agape
Cinta yang universal adalah yang dilambangkan oleh jenis cinta agape. Pada
umumnya agape adalah ekspresi cinta yang diungkapkan kepada Tuhan, alam, orang
asing atau mengenai suatu hal yang spiritual, dan merupakan sumber – sumber dari
tindakan yang altruistik. Agape tidak tergantung pada keturunan atau keakraban,
berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik, juga usia yang lebih panjang. Orang yang
merasakan jenis cinta agape biasanya lebih mementingkan aspek spiritual dan
pemenuhan kepuasan spiritualnya daripada keinginan untuk menjalin cinta yang
romantis
1. Cinta diri
12
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri,
kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya,
melalui ucapan Nabi saw, bahwa seandainya dia mengetahui hal-hal yang gaib, tentu dia
akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala
keburukan : “………Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan
memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa
kemudaratan……..” (Q : 7 : 188). Demikian pula : “Manusia tidak jemu-jemu memohon
kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus
harapan” (Q : 41 : 49). Manusia cinta pada dirinya agar terus menerus dikaruniai
kebaikan, tetapi apabila ditimpa bencana, ia menjadi putus harapan.
3. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Hal ini dilukiskan dalam Al-Qur’an
sebagai berikut : “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berpikir” (Q : 30 : 21).
Dalam ayat lain : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-
13
apa yang diingini, yaitu wanita-wanita” (Q : 3 : 14). Cinta seksual merupakan bagian dari
kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama
suami dan istri. Seks merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
4. Cinta kebapakan
Cinta ibu kepada anaknya, atau dorongan keibuan, merupakan dorongan fisiologis.
Artinya, terjadi perubahan-perubahan bahan fisiologis dan fisis yang terjadi pada diri si
ibu sewaktu mengandung, melahirkan dan menyusui. Dorongan kebapakan tidak
seperti dorongan keibuan, tetapi dorongan psikis. Hal ini tampak dalam cinta bapak
kepada anaknya karena ia merupakan sumber kesenangan dalam kegembiraan baginya,
sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan
peran bapak dalamkehidupan, dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Hal
ini nampak jelas pada cinta Nabi Yaqub a.s. kepada putranya, Yusuf a.s., yang
membangkitkan cemburu adiknya dan dengki saudara-saudaranya yang lain.
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih, dan spritual adalah cintanya
kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya salat, pujian dan doanya, tetapi
semua tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridla-Nya. Dalam firman Tuhan : “Katakanlah : Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (Q : 3 : 31)
Cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang
ada di dalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya,
istrinya, kedua orang tuanya, keluarganya dan hartanya. “Katakanlah : Jika bapak-
bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
14
tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan rasul-Nya dan
(dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-
Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dasik”. (Q : 9 : 24).
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan
mengarahkannya kepada penundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada
Allah akan membiat seseorang menjadi mencintai sesama manusia, hewan, semua
makhluk Allah, dan seluruh alam semesta. Hal ini terjadi karena semua yang wujud
dipandang sebagai manifestasi Tuhannya, sebagai sumber kerinduan spritualnya dan
harapan kabulnya.
Cinta kepada Rasul Muhammad merupakan peringkat kedua setelah kepada Allah.
Hal ini disebabkan karena Rasul Muhammad bagi kaum muslimin merupakan contoh
ideal yang sempurna bagi manusia, baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai
sifat leluhur lainnya. “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung” (Q : 64 : 4). Cinta kepada Rasul Muhammad ialah karena beliau merupakan suri
teladan, mengajarkan Al-Quran dan kebijaksanaan. Muhammad telah menanggung
derita dan berjuang dengan penuh tantangan sampai tegaknya agama Islam.
Cinta kepada ibu-bapak dalam ajaran agama Islam sangat mendasar, menentukan
ridha-tidaknya Tuhan kepada manusia. Sabda Nabi Muhammad saw. “Keridhaan Allah
bergantung pada kemurkaan kedua orang tua pula” (Hadits Riwayat At-Turmidzy).
Khusus mengenai cinta kepada kedua orang tua ini, Tuhan memperingatkan keras
melalui ajaran akhlak mulia dan langsung dengan tata kramanya. “Dan Tuhan telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, danhendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-sebaiknya. Jika salah seorang dari
keduanya samapi berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia. Rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku,
kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil”. (Q : 17 : 23 : 24).
15
Seluruh uraian tentang konsep cinta menurut ajaran Islam memberikan kejelasan
bahwa makna cinta menirit ajaran agama berbeda dengan makna cinta menurut kajian
filsafat. Konsep cinta menurut ajaran agama sifatnya lebih realis dan operatif,
sedangkan dalam konsep filsafat gambarannya bersifat abstrak. Dalam agama, cinta
adalah suatu dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita untuk memberi
cinta, dan menghendaki perkembangan dan kebahagiaan orang yang dicintai. Apabila
ada orang yang egois tak dapat mencintai orang lain, sesungguhnya ia sendiri tidak
dapat mencintai dirinya sendiri. Karenanya, konsep cinta dalam ajaran agama Islam
dirinci sehingga cinta bersifat menyeluruh dan eksistensial. Oleh karena itu, akan lebih
baik apabila wawasan pemahaman ini dipadukan dalam pola pikir dan pola tindak
seseorang guna mencapai segi kemanusiaan dan aspek teologisnya cinta.
Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia
tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Coba bayangkan jika anda
sebagai manusia hidup individualisme atau penyendiri. Mungkin dunia ini akan terasa
membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan akibat dari individualisme
karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau mengalah satu sama
lain karena menyangkut individu. Dengan adanya individualisme bisa di bayangkan oleh
para pemuda semua akan terasa sepi, tidak ada yang menggajak bermain , nongkrong ,
atau sekedar jalan jalan bersama kawan.
Cinta dan Kasih adalah sesuatu yang sangat berkesan bagi semua manusia
Makna cinta dan kasih yaitu sama semua menghasilkan makna yang tiada batas. Cinta
adalah kekuatan manusia yang paling tinggi oleh karena itu semua orang memiliki cinta.
Selain itu Cinta juga sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat
mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan dorongan
dan motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang dinginnkan
dapat tercapai dengan indah.
Sedangkan kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau sangat menaruh
belas kasihan. sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan. Banyak orang memaknakan arti cinta itu kepada pasangannya
16
dan sedangkan kasih itu diberikan kepada ibu,ayah, adik,kakak,
nenek,kakek,teman,sahabat,saudara lainya bahkan kita bisa memberikan kasih kepada
orang lain yang belum kita kenal sebelumnya. Walau sejauh ini terlihat berbeda antara
cinta dan kasih, tetapi makna yang sesungguhnya adalah sama-sama memiliki rasa
sayang terhadap seseorang.
BAB III
17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasih sayang dialami oleh tiap manusia,karena kasih sayang merupakan bagian
hidup manusia.sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang,meskipun ada pula
kelahiran anak itu tidak diharapkan,umumnya bukan lahir pada kasih
sayang.sehingga,pada hakekatnya,manusia tidak bisa hidup tanpa cinta,karena manusia
tidak bisa hidup sendiri,manusia membutuhkan kasih sayang,agar hidup lebih berarti.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
____. “Hakikat cinta”.16 desember 2014.
https://www.kompasiana.com/misbah.hanz/54f925eca3331135028b48fe/hakikat-
cinta
19