Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BK PRIBADI SOSIAL

“PACARAN DAN DAMPAK NEGATIF & PEMAHAMAN DIRI”

Dosen Pengampu: Nurhidayatullah S.Pd, M.Pd.

Kelompok 6:

1. SRI INDAH WAHYUNI 921862010051


2. AHMAD IBRAHIM 921862010061
3. IKHLAZUL ANAS 921862010036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SKTIP

ANDI MATTAPPA PANGKEP

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah, sehingga Kami bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf bilamana
isi makalah ini terdapat kekurangan dan ada tulisan yang Kami buat kurang tepat dan atau
menyinggung perasaan bagi pembaca. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam makalah ini oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Dengan ini Kami mempersembahkan makalah dengan
penuh rasa Terima kasih semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis itu sendiri.

Pangkep, 14 April 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pacaran Dan Dampak Negatif.........................................................................................3

1. Pengertian Pacaran......................................................................................................3

2. Batasan-Batasan Pacaran.............................................................................................4

3. Dampak Negatif Berpacaran.......................................................................................6

B. Pemahaman Diri..............................................................................................................8

1. Pengertian Pemahaman Diri........................................................................................8

2. Tujuan Pemahaman Diri..............................................................................................8

3. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri............................................................9

4. Teknik dan Strategi Pemahaman Diri........................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

ii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Masalah pacaran tidak bisa lepas dari dunia remaja, karena salah satu ciri remaja yang
menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai keinginan untuk memiliki. Pada masa
ini, seorang remaja biasanya mulai “naksir” lawan jenisnya. Dikalangan remaja, pacaran
menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya
diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang
gaul. Karena itu, mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi
juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, mayoritas remaja saat ini sudah
memiliki teman spesial yang disebut “pacar.

Keterlarikan antar lawan jenis pada masa remaja sudah dipastikan sangat wajar.
Pada masa remaja memang merupakan masa transisi, dimana seorang individu
pada masa perkembangan dari anak-anak menuju dewasa. Ketertarikan dengan
lawan jenis, rasa ingin memiliki, itu akan mewujudkan suatu hubunga yang saat
ibi sedang marak-marakanya yaitu pacaran. Hubungan pacaran itu dianggap
penting bagi remaja. pada masa dulu pacaran itu sangat berhati-hati untuk
sekedar pegangan tangan saja itu hal yang tabu, namun pada masa kini pacaran
dapat menimbulkan hal negatif, seperti seks pranikah. Perilaku negatif ini terjadi
dikarenakan kurangnya informasi yang didapat oleh remaja. tujuan penelitin ini
agar dapat mengetahui penggunaan layanan informasi guna mencegah dampak
negtif dari pacaran di kalangan remaja

Pemahaman Diri adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya?. Pertanyaan itu
sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena banyak
aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan maupun
kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-
kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna juga sebagai
makhluk yang unik. Dikatakan sebagai makhluk paling sempurna karena manusia diberikan
akal dan pikiran yang dinamis untuk selalu berkembang, berinovasi sekuat tenaga. Sedangkan
makhluk hidup lainnya seperti hewan, tumbuhan secara kodrati seperti rutinitas dalam
hidupnya yaitu makan,minum,beranak..siklus mereka hanya begitu saja.

Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk
menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami
berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha
mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan
dalam melakukan sesuatu.

1
Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pacaran?
2. Bagaimana Dampak Negatif Berpacaran?

B. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini antara lain:
1. Untuk melengkapi tugas makalah BK Pribadi Sosial
2. Dapat mengetahui Apa itu Pacaran
3. Dapat memahami Dampak Negatif Dari Berpacaran

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PACARAN DAN DAMPAK NEGATIF
 Bidang Bimbingan : Sosial
 Tujuan Layanan : memberi pengetahuan tentang Pacaran dan Dampak
Negatifnya.
 Uraian Materi
1. Pengertian Pacaran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta-kasih.
Berpacaran adalah bercinta; berkasih-kasihan. Memacari adalah mengencani;
menjadikan dia sebagai pacar.
Dalam berpacaran laki-laki dan perempuan saling mencintai. Kata cinta
tersebut menurut Drs. Abdul Mujib merupakan padanan kata dari bahasa inggris
love atau dari bahasa arab al-hubb atau al-mahabbah. Cinta sebenarnya sulit
diungkapkan apalagi didefinisikan, sebab jika didefinisikan maka semakin
membatas ruang lingkupnya. Cinta dapat dirasakan oleh setiap individu, tetapi
tidak menjamin masing-masing individu tersebut mampu mengungkapannya
dalam bahasa verbal.

Begitu banyak definisi cinta,sehinga masing-masing definisi sulit


disintesiskan dalam satu kalimat yang sangat sederhana. Namun, kiranya dapat
dipahami bahwa cinta itu merupakan reaksi dan ekspresi emosi yang kompleks,
sekomplek kehidupan manusia itu sendiri.

Sebagai prinsip umum kiranya dapat di katakana bahwa masa pacaran


adalah masa untuk belajar saling mencintai dengan harapan kelak akan menjadi suami istri
bahagia. sehingga kedua muda-mudi yang sedang berpacaran
mempunyai hak dan kewajiban untuk semakin saling mengenal dan menyayangi.
Tentu saja kasih sayang itu bukan hanya di bicarakan dan dirasakan, melainkan
juga diungkapkan dan diwujudkan. Ungkapan dan perwujudan kasih sayang
antara laki-laki dan perempuan pada umunya memuat juga kemesraan,
kehangatan , rasa tertarik, bahkan juga hawa nafsu seksual.

3
2. Batasan-Batasan Berpacaran
a. Membatasi Sentuhan fisik.

Tentu saja banyak orang yang akan merasa keberatan dengan yang satu ini.
‘Kenapa orang berpacaran tidak disarankan saling menyentuh? Dan
beberapa orang diantaranya akan menjawab, ‘Kami tidak akan melakukan
kesalahan’.

Bagi mereka yang tidak serius menjalani hubungan ke depan, yaitu


pernikahan, akan lebih baik untuk benar-benar membatasi diri dalam
melakukan sentuhan fisik. Meskipun tidak ada yang salah dengan,
setidaknya saling bepegangan tangan dan menepuk punggung seseorang,
tapi hal sesederhana ini bahkan justru bisa menjadi awal orang-orang yang
menjalani pacaran terjerumus ke dalam ketidakkudusan hidup. Saat godaan
timbul di dalam hati dan pikiran.Yang pastinya, pasangan berpacaran yang
saling tertarik satu sama lain lebih mungkin memiliki keinginan satu sama
lain.

Karena itulah, hati-hati terhadap pikiran dan hati.soal proses timbulnya


godaan dalam hati dan pikiran kita dan kemudian yang menimbulkan dosa.
Hal ini bisa kita artikan bahwa sentuhan yang bermaksud baik pun bisa
menjadi pintu masuk dosa. Sebagai manusia yang lemah, kita mudah
lengah dan akhirnya terjerumuslah kita ke dalam dosa yang kita tidak
inginkan

4
b. Menjaga Diri.
Tetaplah menjaga diri untuk untuk pasangan masa depanmu. Saat kamu
masih hanya berpacaran, belajarlah untuk menjauhkan diri dari
batasan-batasan keintiman yang tidak dianjurkan, meskipun itu
sesederhana berpegangan tangan atau sentuhan fisik lainnya.
Tetaplah menjaga kekudusan hidupmu sampai tiba waktunya kelak
kalian dipersatukan lewat pernikahan kudus.Perilaku antisosial.

c. Menjaga Hati.

Tak seorangpun yang luput dari godaan. Karena itulah Tuhan


memberikan kita petunjuk dan peringatan melalui firman-Nya,
supaya kita bisa menjaga diri dari munculnya godaan itu
sendiri.Cara Berteman Baik Dengan Orang Lain.

5
Dampak Negatif Berpacaran.

Pacaran merupakan hal yang sangat dilarang dalam agama. Di mana pacaran
merupakan suatu perbuatan yang dapat mendekatkan seseorang kepada perbutaan
zina. Dalam islam perilaku mendekati perbuatan zina adalah perilaku yang tidak patut
untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat salah satu ayat Al Qur'an yang menyebutkan bahwa Allah melarang bagi
umat islam untuk mendekati perbuatan zina. Ayat Al Qur'an yang yang menyebutkan
bahwa Allah melarang bagi umat islam untuk mendekati perbuatan zina tersebut
adalah firman Allah yang terdapat di dalam Surah Al Isra ayat yang ke 32. Lafadz dari
irman Allah yang terdapat di dalam Surah Al Isra ayat yang ke 32 menggunakan huruf
hijaiyah adalah ‫اح َشةً َۗو َس ۤا َء َسبِ ْياًل‬
ِ َ‫ َواَل تَ ْق َربُوا ال ِّز ٰن ٓى ِانَّهٗ َكانَ ف‬. Di dalam ayat tersebut selaih
menjelaskan tentang larangan perbuatan zina juga menjelaskan bahwa zina adalah
suatu perbuatan yang sangat keji.

Berikut beberapa Dampak Negatif Berpacaran :

Mempunyai kepribadian yang rapuh


Pacaran di usia muda memberi dampak yang negatif dalam kehidupan anak itu sendiri
terutama pada sisi psikologi anak itu. Anak-anak akan memiliki kepribadian yang
rapuh. Kepribadian yang rapuh akan menghambat kepercayaan diri dan kreativitas
sang anak di masa depannya.

Menurunkan konsentrasi
Berpacaran sejak dini akan menurunkan konsentrasi sang anak karena terlalu banyak
memikirkan orang yang disayang, tentu akan mengganggu pikiran dan hati sang anak.

Membuat stres
Seringkali orang-orang akan mengalami stres dalam hubungan mereka dikarenakan
masalah-masalah yang ada dalam hubungan mereka. Stres mempunyai dampak yang
buruk baik dari segi fisik maupun dari segi psikis. Orang yang stres biasanya akan
mudah terkena gangguan penyakit dari luar juga mudah tertular penyakita dari
seseorang.

Menyempitnya interaksi sosial


Ketika seorang anak berpacaran, anak itu akan memfokuskan dirinya pada
pasangannya, dan anak itu perlahan akan menarik diri dari interaksi pada lingkungan,
misalnya saat kumpul bersama teman ataupun keluarga, anak tersebut akan condong
berkomunikasi melalui gadget dengan pasangannya dibanding dengan lingkungan
sosialnya.

Jauh dari agama


Agama tentu tidak menekankan ajaran untuk berpacaran. Dengan berpacaran maka
orang itu akan melanggar peraturan yang ada di dalam agama.
6
Menjadi egois
Sifat egois ini muncul karena orang berpacaran hanya memikirkan dan mementingkan
kebutuhan mereka berdua. Menjadi egois akan membuat seseorang terisolisir dari
lingkungan sosialnya. Tidak jarang orang yang egois tidak memikirkan kedua orang
tuanya, mereka hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri.

Hal yang tidak diinginkan


Berpacaran sejak dini, anak-anak belum dilengkapi ilmu yang cukup dan dalam tahap
mencari jati diri dan mereka sedang banyak ingin tahu suatu hal. Berpacaran sejak dini
memungkinkan terjadinya seks bebas dan pergaulan bebas pada anak-anak.

7
B. PEMAHAMAN DIRI
 Bidang Bimbingan : Pribadi
 Tujuan Layanan : memberi pemahaman tentang Pemahaman Diri
 Uraian Materi
1. Pengertian Pemahaman Diri
Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan setiap orang mengartikan
pemahaman diri menurut cara pandang mereka masing-masing.
Maslow menyebutnya personal meaning yang dimuat Kira pada yahoo answer menggambarkan
bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan
atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang sederhana sampai kebutuhan yang
kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang
terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.
Selalin itu Baumeister mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan
yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan
bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap individu, di mana
perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya berperilaku berdasarkan insting atau impuls.
Maria Antoinete menjelaskan bahwa orang yang memahami diri adalah mereka yang memiliki
tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis), identitas diri
yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi.
Pemahaman diri adalah suatu cara untuk memahami, menaksir karakteristik, potensi dan atau
masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu.
Menurut Santrock, Pemahaman diri (self – Understanding) adalah gambaran kognitif remaja
mengenai dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa pemahaman diri adalah suatu situasi yang
dialami individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun
potensi psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Potensi
fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra individu
sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap.
Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan siswa atas
keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang ada dalam diri.

2.  Tujuan Pemahaman Diri


Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi siswa SMA. Siswa yang memahamai
diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada siswa yang belum
mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah
memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada
dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana
mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri.
Menurut Muhamat Farid ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang
dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa
percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.

8
Dalam materi kuliah yang disusun di Universitas Negeri Malang dengan materi
pemahaman diri ditujukan agar siswa mampu mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja,
sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam karier.
Pemahaman diri atau disebut knowing yourself oleh Levinson, Ohler, Caswell dan
Kiewra merupakan aspek penting dalam pengambilan keputusan  selanjutnya kemampuan siswa
dalam pengambilan keputusan karier merupakan wujud nyata dari kematangan perkembangan
karier siswa. Sedangkan kematanngan karier menurut Super memilki enam dimensi, yaitu;
(1)  dimensi membuat pilihan karier, (2) dimensi kompetensi khusus tentang mencari informasi
karier dan keterampilan-keterampilan membuat perencanaan karier, (3) dimensi konsistensi
pilihan-pilihan, (4) dimensi pengenbangan konsep diri, (5) dimensi kebebasan membuaat
keputusan karier, dan (6) dimensi konsistensi membuat pilihan yang realistis berdasarkan tujuan
pribadi.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan pemahaman diri bagi siswa
adalah:
a.       Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat, abilitas, dan cita-
cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi diri.
b.      Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja. Dengan persiapan
yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam berkarier.
c.       Siswa mencapai kematangan dalam perkembangan karier
d.      Siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Siswa


Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan
kekurangan) di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang turut
mempengaruhi pemahaman diri ditentukan oleh diri terbuka dan tertutup. Kepribadian yang
terbuka berkonstribusi positif terhadap pemahaman diri, sedangkan kepribadian yang tertutup
adalah faktor penghambat dalam pemahaman diri. Faktor eksternal (lingkungan) yang
mempengaruhi pemahaman diri antara lain, lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah.
Menurut Hurlock masa remaja dikatakan sebagai masa transisi karena belum
mempunyai pegangan, sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan, remaja
masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya. Remaja masih labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang
menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga

9
memiliki pemahaman tentang diri yang benar, hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang
dalam menjalani kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya
dan supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah didapatkannya.
Pada kesempatan ini penulis lebih menekan pada pengaruh lingkungan sekolah terhadap
pemahaman diri siswa terletak pada peran kepala sekolah, sataf administrasi, guru mata
pelajaran, dan peran konselor sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Program bimbingan yang dilaksanakan oleh konselor sekolah mencakup empat bidang antara
lain; bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan bimbingan belajar. Untuk
mewujudkan tujuan bimbingan di sekolah, konselor perlu melaksanakan berbagai kegiatan
layanan bantuan dimana salah satunya adalah layanan informasi.
Pemahaman diri siswa di pengaruhi oleh pelaksanaan layanan informasi dalam bidang
bimbingan karier, yang mana materi dalam pemberian informasi kepada siswa mencakup,
potensi diri (minat, abilitas, nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau kelebihan dan kekurangan/
kelemahan diri.

Teknik dan Strategi Pemahaman diri


Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Tes dan non tes
merupakan salah instrument untuk memahami individu dalam keseluruhan layanan konseling.
Masing-masing instrument tersebut memiliki karakteristik dalam penggunaannya. Teknik-
teknik tersebut, diantaranya:
a. Teknik Tes
 Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, pada umumnya tes yang digunakan untuk
memperoleh data klien adalah tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian (minat, kecenderungan
kepribadian), dan tes prestasi belajar.
 Hasil tes akan mempunyai makna sebagai informasi bagi klien jika tes tersebut dianalisis
dan dinterpretasi, dalam arti tidak hanya berhenti pada penyajian sekor yang diperoleh seorang
klien. Untuk kepentingan konseling, hasil tes dapat digunakan sebelum konseling, pada saat
proses konseling, dan setelah konseling sebagaimana dikatakan oleh Super dan Bordin.[21]
 Pada tahap sebelum konseling hasil informasi tes digunakan konselor sebagai bahan
pertimbangan, yaitu untuk menentukan jenis layanan apakah yang akan diberikan konselor
kepada klien, untuk menentukan fokus masalah yang dialami klien, dan sebagai salah satu
bahan diagnosis dari proses yang berkesinambungan dan dipadukan dengan hasil analisis yang

10
lain. Misalnya informasi dari teknik non testing : observasi, wawancara, sosiometri, kuesioner,
biografi.
 Pada tahap proses konseling informasi hasil tes digunakan untuk menafsirkan prognosis
dengan memberikan alternatif-alternatif tindakan tentang pendekatan, metode, teknik, dan alat
mana yang digunakan dalam upaya membantu pemecahan masalah yang dialami klien.
Berdasarkan hasil tes konselor mendapatkan pelengkap data khususnya mengenai sifat-sifat
kepribadian klien yang selama ini belum dapat terungkap melalui teknik non tes, sehingga
diharapkan hasil informasi tes tersebut dapat membantu kerangka berpikir konselor di dalam
merefleksi perasaan klien.
 Di samping itu, informasi hasil tes disampaikan kepada klien dengan harapan klien lebih
mengenali dirinya sendiri sehingga klien mampu mengembangkan harapan-harapan yang
realistis dalam proses konseling. Pada tahap akhir konseling informasi hasil tes digunakan
untuk memberikan bantuan dalam membuat keputusan-keputusan dan rencana-rencana untuk
masa depan dengan alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Selain itu juga merupakan
sumbangan yang berarti bagi klien untuk proses perencanaan dan pilihan tindak lanjut,
berkaitan tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan fakta sekarang yang ada.
b.      Teknik Non Tes
 Konselor pada umumnya memahami dan terampil menggunakan teknik non tes dalam
melakukan pelayanan bimbingan dan konseling. Teknik non tes dimaksud antara lain observasi,
kuesioner, wawancara, inventori (DCM, AUM, ITP), dan sosiometri. Konselor sejak kuliah
sudah berlatih secara intensif menyusun dan menggunakan teknik non tes untuk memahami
individu dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling. Hal tersebut berlanjut sampai
mereka bekerja di lapangan. Sementara di sisi lain keterampilan menggunakan teknik tes sangat
terbatas karena tes terstandar sudah siap pakai, dan penggunaannya terikat kode etik yang ketat
sebagaimana disebutkan dalam Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Adapun strategi[23] dalam pemahaman diri dapat diterangkan sebagai berikut :


1.   Memahami karakteristik fisik
Fisik merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan dalam mengambil keputusan karir atau berkarir. Tercakup ke dalam faktor fisik
yang perlu dipahami, antara lain, tinggi dan berat badan, bentuk tubuh, dan kesehatan tubuh.
Pentingnya faktor fisik tersebut dipahami terkait erat dengan berbagai variabel diri yang dapat
berpengaruh pada perkembangan seseorang, lebih-lebih pada perkembangan karir masa
depannya. Berkaitan dengan karir masa depan, hampir semua bidang pekerjaan mensyaratkan

11
adanya kriteria faktor fisik tertentu. Misalnya, untuk menjadi pramugari diperlukan fisik yang
relatif tinggi dengan tingkat kesehatan yang relatif stabil.
2.   Memahami kamampuan dasar umum (IQ)
Kemampuan dasar umum atau IQ (Intelligence Quotion) adalah kemampuan seseorang untuk
memecahkan masalah dengan cepat. Jika kreativitas merupakan kemampuan memecahkan
masalah secara divergent, yakni dengan menggunakan kemampuan berpikir dari berbagai arah,
kecerdasan dalam arti intelligence merupakan kemampuan memecahkan masalah
secara konvergent, yakni kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berpikir
memusat dan mendalam.
3.  Memahami kemampuan dasar khusus (bakat)
Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terletak pada jenis bakat,
yang satu berbakat musik, yang lain berbakat mengoperasikan angka-angka, dan yang lain lagi
berbakat teknik. Selain itu, perbedaannya terletak pula pada derajat atau tingkat pemilikan bakat
tertentu.
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang berpotensi untuk dikembangkan atau dilatih
(Conny Semiawan, dkk. 1984). Ia menegaskan juga bahwa bakat merupakan kemampuan
yang inherent (telah ada dan menyatu) dalam diri seseorang sejak lahir dan terkait dengan
struktur otak.
 4.  Memahami minat
Arti Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu. Berbeda dengan inteligensi
dan bakat, determinan perkembangan minat adalah faktor lingkungan. Akibatnya, minat
cenderung berubah-ubah sesuai dengan tuntutan lingkungan, kecuali jika individu sudah
memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri pada objek yang diminatinya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta-kasih.
Berpacaran adalah bercinta; berkasih-kasihan. Memacari adalah mengencani;
menjadikan dia sebagai pacar.
Dalam berpacaran laki-laki dan perempuan saling mencintai. Kata cinta
tersebut menurut Drs. Abdul Mujib merupakan padanan kata dari bahasa inggris
love atau dari bahasa arab al-hubb atau al-mahabbah. Cinta sebenarnya sulit
diungkapkan apalagi didefinisikan, sebab jika didefinisikan maka semakin
membatas ruang lingkupnya. Cinta dapat dirasakan oleh setiap individu, tetapi
tidak menjamin masing-masing individu tersebut mampu mengungkapannya
dalam bahasa verbal.
Sebagai prinsip umum kiranya dapat di katakana bahwa masa pacaran
adalah masa untuk belajar saling mencintai dengan harapan kelak akan menjadi suami istri
bahagia. sehingga kedua muda-mudi yang sedang berpacaran
mempunyai hak dan kewajiban untuk semakin saling mengenal dan menyayangi.
Tentu saja kasih sayang itu bukan hanya di bicarakan dan dirasakan, melainkan
juga diungkapkan dan diwujudkan. Ungkapan dan perwujudan kasih sayang
antara laki-laki dan perempuan pada umunya memuat juga kemesraan,
kehangatan , rasa tertarik, bahkan juga hawa nafsu seksual.

Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan setiap orang
mengartikan pemahaman diri menurut cara pandang mereka masing-masing.
Maslow menyebutnya personal meaning yang dimuat Kira pada yahoo
answer menggambarkan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang
termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga
mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya
dari yang sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah
pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat
dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.
Selalin itu Baumeister mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian
kepercayaan yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan.
Baumeister menekankan bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi
pada setiap individu, di mana perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya
berperilaku berdasarkan insting atau impuls.

13
B. Saran

Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi kita semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah,
dan yang buruk datangnya dari diri kami. Penyusun sedar bahwa makalah kami ini
jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami
harapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan karya ilmiah
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

DENDENG, Leonardo Caesar. Pacaran. Tumou Tou, 2014, 72-86.


YULIANI, Vivi; KARNELI, Yeni. Pemanfaatan Layanan Informasi Guna
Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Perilaku Pacaran di Kalangan
Remaja. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 2020, 5.2:
78-82.
ROMAETI, Siti. Dampak pacaran terhadap moralitas remaja menurut
pandangan Ustadz Jefri al-Bukhari. 2017.
MARDIAH, Ainul; SATRIANA, Dwi Puspita; SYAHRIATI, Elida. Peran
dukungan sosial dalam mencegah kekerasan dalam pacaran: Studi
korelasi pada remaja di Jakarta. Jurnal Psikologi Ulayat, 2017, 4.1: 29-42.
 Dampak Negatif Pacaran di Bawah Umur · Jakarta, CNN Indonesia
·https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20180119114536-445-270121/da
mpak-negatif-pacaran-di-bawah-umur
https://brainly.co.id/ https://brainly.co.id/tugas/1087675
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-pemahaman-diri-
bimbingan.html?m=1
https://www.slideshare.net/botettriyanti/pemahaman-diri-61347356

15

Anda mungkin juga menyukai