“PENDIDIKAN INKLUSI”
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok I (Satu)
ANGGOTA:
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................7
PENDAHULUAN.................................................................................................................7
A. Latar Belakang................................................................................................................7
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................7
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................7
D. Manfaat penulisan...........................................................................................................8
BAB II...................................................................................................................................9
PEMBAHASAN...................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.............................................................................................................19
B. SARAN.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan inklusif merupakan layanan yang memberikan kesempatan
kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum bersama
anak lainnya, Dapa dkk (2007:145). Sehingga pemerintah mengeluarkan
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan
dikeluarkannya permendiknas (peraturan menteri pendidikan nasional) no 70
tahun 2009 pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidak hanya
dikhususkan pada sekolah luar biasa (SLB) saja, tetapi sudah dimasukkan kedalam
jalur pendidikan reguler atau yang sering disebut dengan sekolah inklusif.
Berdasarkan hal ini, maka kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk
mengenyam bangku sekolah telah terbuka lebar. Menurut Undang-Undang 1945
pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”. Sudah jelas dari undang-undang tersebut bahwasannya semua warga
negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa
memandang dari segi manapun. Karena itu pemerintah memiliki kewajiban untuk
memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu terhadap semua warganya tanpa
terkecuali terhadap anak yang memiliki kelainan khusus (ABK).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan yang berarti
bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan
dan selanjutnya ada usaha yang nyata untuk memberikan persepsi yang positif.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Siswa Manfaat bagi siswa, agar siswa ABK dan siswa non ABK dapat
bersosialisasi dengan baik. Selain itu juga agar siswa non ABK dapat
menghargai perbedaan dan mensyukuri apa yang diberikan sang pencipta.
b) Bagi Guru Manfaat bagi guru, supaya guru tidak membeda-bedakan antara
anak ABK dan anak non ABK dalam memberikan perhatian dan
pembelajaran di kelas.
c) Bagi Sekolah Dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi terhadap
sekolah inklusif sebagai masukan untuk memberikan persepsi yang positif
terhadap orang tua non berkebutuhan khusus (reguler).
d) Bagi Penulis Selain itu juga, penelitian persepsi orang tua terhadap
pendidikan inklusif diharapkan memberikan dorongan motivasi bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan yang ingin dicapai oleh anak dalam mengikuti kegiatan belajar
dalam inklusi antara lain adalah:
o berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa bangga pada diri sendiri
atas prestasi yang diperolehnya.
o anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba memahami dan
menerapkan pelajaran yang diperolehnya di sekolah ke dalam kehidupan
sehari-hari.
o anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman-temannya, guru,
sekolah dan masyarakat.
o anak dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, dan mampu
beradaptasi dalam mengatasi perbedaan tersebut.
2. Tujuan yang ingin dicapai oleh guru-guru dalam pelaksanakan pendidikan
inklusi antara lain adalah:
o guru akan memperoleh kesempatan belajar dari cara mengajar dengan setting
inklusi.
o terampil dalam melakukan pembelajaran kepada peserta didik yang memiliki
latar belakang beragam.
o mampu mengatasi berbagai tantangan dalam memberikan layanan kepada
semua anak.
o bersikap positif terhadap orang tua, masyarakat, dan anak dalam situasi
beragam.
o mempunyai peluang untuk menggali dan mengembangkan serta
mengaplikasikan berbagai gagasan baru melalui komunikasi dengan anak di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
3. Tujuan yang akan dicapai bagi orang tua antara lain adalah:
o para orang tua dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana cara mendidik
dan membimbing anaknya lebih baik di rumah, dengan menggunakan teknik
yang digunakan guru di sekolah.
o mereka secara pribadi terlibat, dan akan merasakan keberadaanya menjadi
lebih penting dalam membantu anak untuk belajar.
o orang tua akan merasa dihargai, merasa dirinya sebagai mitra sejajar dalam
memberikan kesempatan belajar yang berkualitas kepada anaknya.
o orang tua mengetahui bahwa anaknya dan semua anak yang di sekolah,
menerima pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kempuan masingmasing
individu anak.
4. Tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan inklusif antara lain adalah:
o masyarakat akan merasakan suatu kebanggaan karena lebih banyak anak
mengikuti pendidikan di sekolah yang ada di lingkungannya.
o semua anak yang ada di masyarakat akan terangkat dan menjadi sumber daya
yang potensial, yang akan lebih penting adalah bahwa masyarakat akan lebih
terlibat di sekolah dalam rangka menciptakan hubungan yang
lebih baik antara sekolah dan masyarakat ( Tarmansyah, 2007:112-113).
Selanjutnya tujuan pendidikan inklusi menurut Raschake dan Bronson (Lay
Kekeh Marthan, 2007: 189-190), terbagi menjadi 3 yakni bagi anak berkebutuhan
khusus, bagi pihak sekolah, bagi guru, dan bagi masyarakat, lebih jelasnya adalah
sebagai berikut:
a) Bagi anak berkebutuhan khusus
o anak akan merasa menjadi bagian dari masyarakat pada umumnya.
o anak akan memperoleh bermacam-macam sumber untuk belajar dan
bertumbuh.
o meningkatkan harga diri anak.
o anak memperoleh kesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan
bersama teman yang sebaya.
b) Bagi pihak sekolah
o memperoleh pengalaman untuk mengelola berbagai perbedaan dalam
satu kelas.
o mengembangkan apresiasi bahwa setiap orang memiliki keunikan dan
kemampuan yang berbeda satu dengan lainnya.
o meningkatkan kepekaan terhadap keterbatasan orang lain dan rasa empati
pada keterbatasan anak.
o meningkatkan kemempuan untuk menolong dan mengajar semua anak
dalam kelas
c) Bagi guru
o membantu guru untuk menghargai perbedaan pada setiap anak dan
mengakui bahwa anak berkebutuhan khusus juga memiliki kemampuan
o menciptakan kepedulian bagi setiap guru terhadap pentingnya pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus.
o guru akan merasa tertantang untuk menciptakan metode-metode baru
dalam pembelajaran dan mengembangkan kerjasama dalam memecahkan
masalah.
o meredam kejenuhan guru dalam mengajar.
d) Bagi masyarakat
o meningkatkan kesetaraan sosial dan kedamaian dalam masyarakat.
o mengajarkan kerjasama dalam masyarakat dan mengajarkan setiap
anggota masyarakat tentang proses demokrasi.
o membangun rasa saling mendukung dan saling membutuhkan antar
anggota masyarakat. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan inklusi yang ingin dicapai adalah tujuan bagi anak
berkebutuhan khusus, bagi pihak sekolah, bagi guru, bagi orang tua dan
bagi masyarakat.
1. Hubungan
Ramah dan hangat, contoh untuk anak tuna rungu: guru selalu berada di
dekatnya dengan wajah terarah pada anak dan tersenyum.
Pendamping kelas( orang tua ) memuji anak tuna rungu dan membantu lainnya.
2. Kemampuan
Guru, peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda
serta orang tua sebagai pendamping.
3. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti, duduk berkelompok di
lantai membentuk lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka
dapat melihat satu sama lain.
4. Materi belajar
Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran, contoh
pembelajarn matematika disampaikan melalui kegiatan yang lebih menarik,
menantang dan menyenangkan melalui bermain peran menggunakan poster dan
wayang untuk pelajaran bahasa.
5. Sumber
Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak, contoh meminta
anak membawa media belajar yang murah dan mudah didapat ke dalam kelas
untuk dimanfaatkan dalam pelajaran tertentu.
6. Evaluasi
Penilaian, observasi, portofolio yakni karya anak dalam kurun waktu tertentu
dikumpulkan dan dinilai (Lay Kekeh Marthan, 2007:152).
Dalam pendidikan inklusi terdapat siswa normal dan berkebutuhan khusus, dalam
rangka untuk menciptakan manusia yang berkembang seutuhnya maka diperlukan
adanya pembinaan peserta didik, melalui pembinaan ini maka diharapkan peserta
didik mampu berkembang dan memiliki keterampilan secara optimal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Evaluasi
Pelaksanaan Program Inklusi di SD, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen context, bahwa pelaksanaan
program inklusi disekolah ini adanya penunjukan dari dinas. Sekolah sudah
mempunyai ijin dan pedoman dalam melaksanakan program inklusi. Sekolah
telah bekerjasama dengan lembaga lain yang terkait. Populasi yang dilayani
sudah sesuai dengan Permendiknas No. 70/2009 pasal 3 ayat 1, dimana ABK
yang dimaksud adalah anak dengan kebutuhan khusus dalam kategori ringan
hingga sedang serta bisa ditangani oleh sekolah.
2. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen input, menunjukkan ketersediaan
sarpras secara umum sudah memenuhi kebutuhan semua siswa. Namun
ketersediaan sarpras khusus bagi ABK belum memadai. Kurikulum sudah
dimodifikasi sesuai karakteristik 90 peserta didik. Pelatihan khusus bagi guru
yang ada di sekolah belum merata. Sekolah juga belum memiliki GPK yang
sesuai dengan kompetensinya.
3. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen process, Kompetensi guru cukup
memadai dalam menangani ABK, penanganan diberikan secara individual.
Pembiayaan pelaksanaan program di sekolah masih diambil dari alokasi dana
BOS. Selain itu belum ada monitoring lebih lanjut dari dinas terkait.
4. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen product, dampak dari pelaksanaan
program terletak pada perkembangan prestasi ABK. Perkembangan akademik
dan non akademik ABK cukup baik. Sementara, jumlah ABK yang terlayani
tergolong variatif dan semua ABK dilayani sekolah dengan menyesuaikan
terhadap keadaan dan kemampuan sekolah.
5. Pendukung pelaksanaan program inklusi yaitu antusias masyarakat sekitar
yang mempunyai ABK menyekolahkan anaknya di SD. Selain pendukung
masih banyak faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan
inklusi 91 yaitu belum ada GPK yang sesuai dengan kompetensi, keterbatasan
guru dalam menangani ABK, kesadaran orang tua mengenai program inklusi,
sarpras yang kurang memadai bagi ABK, pendanaan, monitoring dan evaluasi
dari dinas.
B. SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang evaluasi program inklusi. Saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan
program pendidikan inklusif di SD Negeri Klero 02 adalah sebagai berikut:
1. Guru dan kepala sekolah perlu mengikuti kegiatan diklat dalam penanganan
ABK, pelatihan khusus dan sejenisnya. Saling berbagi pengalaman dengan
guru lain baik dalam perencanaan pembelajaran, penanganan ABK, dan
evaluasi.
2. Sekolah perlu melibatkan dan bekerja sama dengan orang tua ABK dalam hal
penyampaian evaluasi, perkembangan atau pencapaian prestasi ABK baik di
kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian, orang tua bisa berkontribusi
terhadap perkembangan ABK. Sekolah mengusulkan 92 untuk memperoleh
bantuan dana dan sarpras khusus bagi ABK.
3. Dinas perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara seksama dan
berkelanjutan terhadap pelaksanaan program inklusi. Program yang sudah
direncanakan apakah sudah sesuai tujuan. Selanjutnya dinas pendidikan dapat
membuat kebijakan perbaikan atau keputusan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.silabus.web.id/pendidikan-inklusi-pengertian-tujuan-
karakteristik-dan-kurikulum/
https://eprints.umm.ac.id/21448/2/jiptummpp-gdl-emilatifah-40476-2-babi.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10611/5/
T2_942013001_BAB%20V.pdf