SMP
Disusun oleh :
Winda Maria Habeahan
1173111106
2017
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan anugerah-Nya yang melipah sehingga saya dapat menyesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas rutin.
Terima kasih kepada ibu Roida Sri Martini Rumapea selaku dosen
pengampu mata kuliah Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan tugas mengenai “Pelayanan Bimbingan Konseling di SMP”. Tidak
lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu
dan memberi masukan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang
saya susun ini bermanfaat bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun untuk ke depannya lagi.
Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
2
Daftar Isi
Cover .......................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................................... 3
Mind Mapping............................................................................................................ 4
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 6
D. Manfaat Makalah ........................................................................................... 6
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................ 8
A. Karakteristik SMP ........................................................................................... 8
B. Bidang Bimbingan BK di SMP ....................................................................... 8
C. Jenis Layanan dan kegiatan pendukung ......................................................... 9
D. Pelaksaan pelayanan pengelolaan dan pengembangan layanan BK di
SMA ................................................................................................................ 11
3
MIND MAPPING
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, maka saya menyusun rumusan masalah-masalah
pokok yang akan di bahas dalam makalah ini, diantaranya adalah :
Bagaimana karakteristik SMP?
Apa saja bidang Bimbingan di SMP?
Apa saja jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di SMP?
Bagaimana pelaksaan pengelolaan dna pengembangan layanan BK di
SMP?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang saya susun, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Menjelaskan Bagaimana karakteristik SMP
Menjelaskan apa saja bidang bimbingan di SMP
Menjelaskan apa saja jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di SMP
Menjelaskan bagaimana pelaksaan pengelolaan dna pengembangan
layanan BK di SMP
D. Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah ;
Untuk memberikan kemudahan Dan informasi kepada pembaca agar lebih
memudahkan dalam mendapatkan dan memahami tentang bagaimana
pelayanan bimbingan konseling di SMP
Menambah wawasan pembaca dan penulis tentang bidang dan jenis
layanan bimbingan konseling di SMP
6
BAB II PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK SMP
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak
usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan
pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik
siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain:
Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan,
Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan utuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma
dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri
yang sesuai dengan dunia sosial.
Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.
Menurut Syamsu Yusuf (2004: 26-27) masa usia Sekolah Mengah
bertepatandengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak
menarik perhatiankarena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan
dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat
diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut:
a. Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat.
Masa ini ditandai oleh sidat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali masa
ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka
bekerja, pemisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut
dapat diringkas, yaitu (a) negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun
prestasi mental; dan (b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik
diri dalam masyarakat (negatif pasif) maupun dalam bentuk agresif terhadap
masyarakat (negatif aktif).
b. Masa Remaja (Remaja Madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman
yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa
mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan
dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan),
yaitu sebagai gejala remaja.
7
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat
dipandanga sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai
kehidupan tersebut adalah pertama,karena tiadanya pedoman, si remaja
merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang
dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya
mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang
diinginkannya.Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-
pribadi yangdipandang mendukung nilai-nilai tertentu 9 jadi personifikasi nilai-
nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempua
kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
c. Masa remaja akhir
Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan
masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam
masa dewasa.
8
C. JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BK DI SMP
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan untuk
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap
awal semester.
Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat
dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
Misalnya, bimbingan tentang lingkungan baru sekolah yang mereka
masuki.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi
adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara
tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan
informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
9
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan. Misalnya, membimbing
siswa dalam menentukan kebiasaan belajar, materi pelajaran dan kesulitan.
8. Layanan Konsultasi
Layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat
terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
Sedangkan layanan pendukung antara lain sebagai berikut :
Aplikasi instrumentasi : merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
dan keterangan siswa
Himpunan data : merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relefan dengan pengembangan siswa.
10
Konfrensi Kasus : merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan
siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas
dan tertutup.
Alih tangan kasus : merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa
dengan memindahkan penanganan kasus.
Kunjungan rumah : merupakan kegiatan memperoleh data keterangan,
kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.
Tampilan kepustakaan : merupakan kegiatan yang menyediakan berbagai
media informasi.
11
d. Pengarahan dan kepempinan (leading)
Berkenaan dengan mengarahkan dan memimpin para personalia sehingga
bekerja sesuai dengan job atau bidang tugasnya masing-masing, agar aktivitas
pelayanan menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
e. Pengawasan (controlling).
Berkenaan dengan melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
kegiatan mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya, agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Ada tiga fungsi bimbingan dan konsling, yaitu:
a. Fungsi penyaluran (distributuf)
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-
siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada disekolah, memilih
jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang
sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri-ciri kepribadiannya. Disamping itu
sangsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan disekolah
antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar dan lain-lain.
b. Fungsi penyesuaian(adjustif)
Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai tehnik
bimbingankhususnya dalam tehnik konsling, siswa dibantu menghadapi dan
memecahkan masalh-masalah dan kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa
dalam usaha mengembangkan dirinya secara obtimal.
c. Fungsi Adabtasi(adaptif)
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu stap sekolah
khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus
dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan
data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemapuan serta kesulitan-kesulitan
siswa kepada guru.
Adapun Hambatan Pelaksanaan Layanan BK di SMP adalah :
Peserta Didik
o Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru matapelajaran
memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal
dimanfaatkan sebagaimana fungsiny layanan BK itu sendiri
o Masih ada perasaan malu dan takut bila menyampaikan permasalahan
yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut emnumpuk pada diri
siswa
o Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya
mengalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan
yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses
pembelajaran dikelas
12
o Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya
umumnya masih labil, sehingga perlu secara continue dilakukan
pendekatan
2. Guru Pembimbing
3. Orangtua
13
cermat, dan pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
terhindar dari urusan birokrasi yang tidak perlu.
Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya
pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan dan tugas-tugas organisasi,
yang semuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.
Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling
menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi
kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling untuk
kepentinga peserta didik.
Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut,
sehingga perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan
konseling yang berkualitas dapat terus dilakukan.
Pengawasan dan penilaian hendaknya dapat berlangsung secara vertikal
(dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas), dan secara horizontal
(penilaian sejawat).
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16