Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak dan
bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen Matakuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar, AMIN S.Ag., M.Si. serta semua pihak yang turut membantu dan berpartisipasi
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini

Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan terkait “Manusia dan Cinta Kasih”.

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penulis benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat direvisi.

Ambin, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
Bab II Pembahasan ...................................................................................................
A. Pengertian Manusia dan Cinta Kasih.............................................................
B. Hakikat Cinta Kasih.......................................................................................
C. Cinta Kasih Dalam Berbagai Dimensi...........................................................
Bab III Penutup..........................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta. Cinta
akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh
cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di bumi mengembangkan cinta
dari tuhan sebagai warisan di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah
pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang
fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.

Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja
akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang
berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan
semakin kompleks penjabaran defenisi itu.

Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan
nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran
akan mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai fitrah
kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus berani dibedakan.
Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik
(inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat
materi

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan ini ialah :


1. Apa itu manusia dan cinta kasih?
2. Bagaimana perwujudan cinta kasih dalam kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini ialah :


1. Untuk memahami tentang manusia dan cinta kasih
2. Untuk memahami mengenai perwujudan cinta kasih dalam kehidupan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Cinta Kasih

Menurut Paula J. C dan Janet W. K, Manusia adalah makhluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
berkelanjutan serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan.

Pendefenisian dalam perspektif terminology (bahasa), Cinta kasih adalah kata majemuk
yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata
“cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying,
sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan sayang, cinta, atau
suka kepada seseorang.

Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut
misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan
inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih
mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada
anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama
manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa”

Dalam perspektif peradaban Yunani, cinta dibagi dalam tiga jenis. Yaitu :

1. Cinta Egape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dengan komunukasi ritual
(vertical/horizontal).

2. Cinta Philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orang tua), keluarga, saudara, sahabat, dan sesama
manusia.

3. Cinta Eros / Amos, ialah cinta antara pria dan wanita (suami dan istri). Cinta kasih tidak hanya
sekedar cinta belaka, akan tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati manusia yang sifatnya
kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih ini, manusia akan selalu berbahagia dan
menderita di dalam hidupnya. Cinta sebagai keperluan fundemantal memang tidak mudah
diterangkan atau didefenisikan

Mengacu pada perspektif sekarang, yaitu dalam hubungan cinta kasih yang timbul antara
dua jenis manusia yang berbeda kelamin dapat dibedakan dalam empat macam pertumbuhan
cinta, yaitu :

1. Cinta kasih karena kebiasaan :Adalah cinta yang diperoleh berdasarkan tradisi masyarakat
yang dibiasakan, seperti menikahkan anak-anak yang sebelumnya tidak saling kenal dan cinta
tumbuh karena ikatan sudah ada.

2. Cinta kasih karena penglihatan :Adalah cinta yang tumbuh karena penglihatan, seperti kata
pepatah : "Darimana datangnya linta,Dari sawah turun ke kali,Darimana datangnya cinta, Dari
mata turun ke hati".Manusia sebagai makhluk social mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek
yang dipandang indah, cantik, menarik, dan lain-lain.

3. Cinta kasih karena kepercayaan : Adalah cinta kasih yang lahir dari kepercayaan atau
keyakinan. Hubungan untuk memadu cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama
untuk saling menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih. 4. Cinta kasih karena angan-
angan : Adalah cinta yang lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh
fantasi.

B. Hakikat Cinta Kasih


Sampai sekarang ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa cinta itu tidak lebih
dari sekedar perasaan menyenangkan yang untuk mengalaminya orang harus terjatuh
kedalamnya. Sikap semalam ini pada hakikatnya berdasarkan pendapat-pendapat berikut:

Pendapat pertama, banyak orang melihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai
masalah dicintai dan bukan masalah mencintai,yaitu masalah kemampuan orang untuk
mencintai. Dan untuk mengejar tujuan ini umumnya orang menempuh beberapa jalan.

Pendapat kedua, dibelakang sikap bahwa tidak ada yang harus dipelajari dalam hal
cinta,adalah satu dugaan bahwa masalah cinta adalah masalah objek, dan bukan masalah bakat.
Dengan semacam ini mendorong orang untuk selalu berfikir,bahwa mencintai orang lain iti
adalah soal yang sederhana, akan tetapi yang sulit justru mencari objek yang tepat untuk
mencintai atau untuk dicintai.

Pendapat ketiga, yang mengarah pada dugaan bahwa tidak ada yang dipelajari dalam hal
cinta ini, terletak dalam pencampur adukan antara pengalaman mulai pertama jatuh cinta dan
kedaan tetap berada dalam cinta. Jika dua orang yang dahulunya merupakan orang asing tiba-tiba
meruntuhkan tembok diantara mereka dan mereka merasa dekat atau merasa satu maka momen
kesatuan inilah salah satu dari pengalaman yang paling menyenangkan dan menggembirakan
dalam kehidupannya.

C. Cinta Kasih Dalam Berbagai Dimensi

Dari pembahasan diatas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa cinta boleh dibilang telah
merupakan bagian hidup manusia. Dan kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan
didambakan oleh setiap orang. Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan lahir tanpa orang
yang melahirkannya. Dengan kata lain seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang apabila
tidak ada orang lain yang memberi. Secara demikian wajar kalau kita mengenal berbagai bentuk
kasih sayang, yang ini semua sangat tergantung kepada kondisi penyayang dan yang disayangi.
Dengan bertitik tolak kepada kasushubungan antara orang tua dengan anaknya, tidak bisa
membedakan berbagai bentuk kasih sayang berikut ini :

Pertama, suatu bentuk kasih sayang dimana bentuk orang tua bersifat aktif sementara si anak
bersifat pasif. Dalam hubungan orang tua memberikan kasih sayang yang berlebihan terhadap
anaknya,baik berupa moral ataupun material sementara si anak menerima saja mengiyakan
betapa sedikitpun berusaha memberikan respon. Akibatnya anak akan menjadi takut ,kurang
berani menyatakan pendapat, minder atau dengan kata lain cenderung membentuk sosok anak
yang tidak mampu berdiri dalam masyarakatnya.

Kedua, suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersifat pasif sementara si anak bersifat
aktif. Dalam bentuk si anak mencurahkan kasih sayang kepada orang tuanya secara berlebihan.
Kasih sayang ini diberikan secara sepihak. Orang tua cenderung mendiamkan tingkah laku
anaknya dan tidak memberikan respon terhadap apapun yang diperbuat si anak.
Ketiga, suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap pasif sementara si anak juga
bersifat fasif. Dalam bentuk ini jelas masing-masing pihak membawa cara hidup dan tingkah
lakunya tanpa saling memperhatikan satu sama lain, suasana keluarga terasa dingin tidak ada
tegur sapa dan yang jelas tiada kasih sayang.

Keempat, adalah suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersifat aktif. Dalam bentuk ini
orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang secara berlebihan sehingga hubungan antara
orang tua dan anak terasa intim dan mesra, saling mencinta, saling menghargai dan yang lebih
jelasnya saling membutuhkan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Sebagai makhluk yang berakal serta memiliki perasaan, siapapun itu selagi ia adalah
manusia maka akan lebih baik jika memahami tentang apa itu cinta kasih dan bagaimana
bentuknya dalam kehidupan/realita yang ada. Tidak cukup jika kita hanya menjadi pelaku cinta
namun tidak mengetahui dan memahami secara menyeluruh apa itu cinta dan bagaimana
bentuknya dalam realita kehidupan. Karena tingkat pemahaman manusia dan pasangan tentang
cinta kasih akan mempengaruhi terbentuknya kualitas yang baik pada hubungan yang dijalin
dengan pondasi cinta. Dimana pengetahuan manusia tentang cinta itu yang akan menjadi tolak
ukur baginya untuk mencari, membentuk, dan menjalani cinta kasih yang baik dan dianggap
sesuai dengan kebutuhan suatu hubungan.

Adapun esensi dari saran penulis ialah sebagai manusia kita harusnya mampu memahami
tentang cinta sembari mencari, membentuk, dan menjalani hubungan cinta kasih.

Anda mungkin juga menyukai