Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ESTETIKA, PRINSIP DAN UNSUR SENI RUPA”

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seni Rupa 2 Dimensi

Dosen Pengampu: Aji Nurhamzah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

1. Dara Nur’Afifa 214223004


2. Nuke Helia Nurmala 214223005
3. Riska Tri Wahyuni 214223018

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2023

Jl. R.A Moertasiah Soepomo No. 28 Kuningan Jawa Barat, 45511


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Estetika, Prinsip dan Unsur
Seni Rupa". Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok 1 dengan Mata Kuliah Seni rupa 2
Dimesi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang
membacanya, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Kuningan, Februari 2023

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

1. Pengertian Estetika..............................................................................................2
2. Teori Estetika.......................................................................................................2
3. Aspek Estetika......................................................................................................3
4. Manfaat Estetika..................................................................................................3
5. Contoh Nilai Estetika..........................................................................................4
6. Prinsip-Prinsip Seni Rupa..................................................................................5
7. Unsur-Unsur Seni Rupa......................................................................................7

BAB III

PENUTUP......................................................................................................................10

Kesimpulan.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni dan estetika bagaikan kepingan mata uang, seni merupakan unsur ekstrinksik yang
dijadikan objek material dan estetika merupakan nilai instrinksik sebagai kajian formalnya.
Keduanya memberikan harga suatu penciptaan dan sekaligus nilai sebuah karya. Jika „seni‟
(karya) mampu mewadahi ide dan keindahan, maka estetika sebagai „nilai‟ memberi kekuatan
berupa ruh sehingga karya seni mampu menggugah imajinasi orang yang menikmatinya. Nilai
sendiri bergantung kepada pengetahuan‟ orang yang menikmati (Driyarkara, 1969); seperti
orang kaya diminta menghargai „satu dollar‟, jumlah itu dianggap tidak berarti. Hal ini berbeda
dengan orang miskin, „satu dollar‟ baginya dapat mencukupi hidupnya.

Prinsip-prinsip seni rupa adalah cara penyusuan, pengaturan unsur-unsur rupa sehingga
membentuk suatu karya seni. Prinsip Seni Rupa dapat juga disebut asas seni rupa, yang
menekankan prinsip desain seperti: kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan
keselarasan. Desain atau yang dulu diistilahkan dengan sebutan nirmana sebenarnya secara
meteri tidak ada perubahan yang mendasar, karena semua prinsip tersebut masih seperti semula.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan estetika?
2. Apa saja prinsip dalam seni rupa?
3. Apa saja unsur yang ada dalam seni rupa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu estetika
2. Untuk mengetahui prisip dalam seni rupa
3. Untuk mengetahui unsur yang ada dalam seni rupa

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Estetika

Istilah estetika secara etimologis berasal dari bahasa Latin aestheticus dan dalam bahasa
Yunani yang berarti rasa atau hal- hal yang bisa diserap oleh panca indera. Estetika juga
dianggap sebagai cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan yang didalamnya ada
seni dan alam semesta. Dari etimologis kata tersebut, estetika adalah suatu hal yang
mempelajari keindahan dari suatu bentuk objek atau daya impuls dan pengalaman estetik dari
penciptaan dan pengamatannya. 

Hal tersebut terjadi karena setiap orang memiliki penilaian dan kriteria keindahannya
masing- masing, namun estetika tetap memiliki dasar teorinya. Dalam perkembangannya kita
mungkin lebih popular dengan teori estetika barat. Negara Korea Selatan, Jepang, Hongkong,
dan Negara- Negara kebangkitan baru adalah bentuk contoh Negara yang telah luruh dalam
estetika barat. 

Hal tersebut menandakan adanya peleburan diri dalam materialisme Barat dan menjasmani
seluruh kearifan estetika barat dalam wujud artefak maupun nilai estetika Barat secara
substansial dan eksistensial. Padahal di luar wacana tersebut, estetika justru masuk dalam
kategori sesuatu yang primitif dan terpinggirkan. 

2. Teori Estetika
1) Teori Estetika Formil
Teori estetika formil banyak berhubungan dengan seni- seni klasik dan pemikiran-
pemikiran klasik pula. Teori estetika ini mengungkapkan bahwa keindahan pada luar
bangunan berhubungan dengan persoalan bentuk dan warna. Teori ini kemudian
menganggap bahwa keindahan adalah hasil formil dari suatu ketinggian, ukuran atau
dimensi, lebar, dan sebuah warna atau kombinasinya. 
2) Teori Estetika Ekspresionis
Teori estetika ekspresionis mengungkapkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma dari
sebuah bentuk, namun juga berasal dari maksud dan tujuan dari ekspresi objek tersebut.
Teori ini menganggap bahwa keindahan karya seni tergantung dari apa yang
diekspresikannya. 

2
3) Teori Estetika Psikologis
Dalam teori estetika psikologis, ada tiga aspek yang menjadi dasar utama seperti berikut
ini:
 Keindahan dalam arsitektur adalah bentuk irama yang mudah dan sederhana. Dalam
bidang kajian arsitektur pengamat kemudian juga merasakan dirinya ikut mengerjakan
apa yang dilakukan bangunan tersebut secara sederhana, mudah, dan lebih luwes.
 Keindahan adalah bentuk akibat dari emosi yang hanya bisa ditunjukan dengan
prosedur psikoanalitik. Karya seni kemudian bisa mendapat kekuatan estetikanya dari
reaksi seseorang secara keseluruhan yang bisa jadi berbeda-beda.
 Keindahan adalah bentuk akibat dari rasa kepuasan pengamat atau penikmat terhadap
objek karya itu sendiri. 
Ketiga teori estetika di atas adalah bentuk manifestasi untuk menerapkan keindahan dai
macam-macam sudut pandang objek yang dinilai. Baik secara emosional, mistik, dan
ilmiah atau intelektual. 

3. Aspek Estetika

Estetika adalah salah satu tolak ukur untuk kemudian menilai apakah sebuah seni tertentu
bisa dikatakan bagus atau tidak. Dalam kajian estetika sendiri ada tiga aspek yang bisa
digunakan untuk menjadi acuan penilaian karya seni. Yakni Absolutisme, Anarki, dan
Relativisme seperti berikut ini: 

1) Absolutisme adalah bentuk penilaian sebuah karya seni yang sifatnya mutlak dan tidak
dapat ditawar atau diganggu gugat. Bentuk penilaian ini didasari pada hal konvensi atau
bentuk aturan yang telah ditentukan. 
2) Anarki  adalah bentuk penilaian yang berdasarkan pada pendapat setiap orang yang
sifatnya subjektif dan tidak perlu lagi adanya bentuk pertanggungjawaban. Penilaian ini
tetap didasari pada aturan seni yang berlaku namun disesuaikan dengan pengalaman dan
prespektif seseorang atas pandangannya tentang seni. 
3) Relativisme adalah bentuk penilaian seseorang yang sifatnya tidak mutlak atau tidak
absolut dan masih bersifat objektif. Artinya masih mempertimbangkan banyak hal
dengan aturan- aturan yang berlaku.

4. Manfaat Estetika

Manfaat mempelajari teori estetika adalah sebagai berikut:


1) Mendalami pemaknaan tentang rasa indah terutama dalam sebuah kesenian

3
2) Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pemaknaan terkait unsur yang objektif untuk
membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor objektif yang mempengaruhinya
3) Dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan dalam pemaknaan unsur subjektif yang
berpengaruh pada kemampuan menikmati rasa keindahan
4) Memperkuat rasa cinta pada kesenian dan kebudayaan dengan mempertajam kemampuan
apresiasi atau menghargai suatu objek kesenian
5) Dapat memupuk kehalusan rasa
6) Dapat memperdalam pemaknaan pada ketertarikan wujud kesenian dengan tata kehidupan
yang lebih luas, budaya, dan aspek ekonomi yang bersangkutan 
7) Menguatkan kemampuan menilai karya seni secara tidak langsung dalam mengapresiasi
8) Meningkatkan kewaspadaan pada pengaruh- pengaruh negatif perusak mutu atau kualitas
kesenian, bahkan yang berbahaya untuk kelestarian aspek- aspek  dan nilai- nilai tertentu
dalam sebuah kebudayaan
9) Memperkokoh masyarakat dalam meyakini kesusilaan, moralitas, kemanusiaan, dan
ketuhanan dalam diri masing- masing
10) Dapat melatih kedisiplinan dalam cara berpikir sehingga mampu mengatur pemikiran secara
sistematis. Hal ini dapat membangkitkan potensi diri untuk berfalsafah dan memberikan
kemudahan untuk menghadapi segala permasalahan dan memberi wawasan luas, baik secara
spiritual atau psikologis

5. Contoh Nilai Estetika


1) Menonton Pertunjukan

Sebuah pertunjukan adalah salah satu bentuk estetika yang bisa kita nikmati. Menonton
pertunjukan tertentu juga bergantung pada selera estetika masing- masing orang. Misalnya
pada pertunjukan drama kolosal tidak semua kalangan menyukainya, namun bagi sebagian
orang pertunjukan tersebut memiliki nilai- nilai estetika tersendiri. 

Hal tersebut menunjukan bahwa estetika sangatlah bersifat subjektif, bergantung pada
pengalaman pemikiran dan rasa seseorang pada sebuah kesenian. Pertunjukan pada
dasarnya berupaya untuk menampilkan hal- hal yang memiliki nilai dengan beragam tema
atau konteks. 

Misalnya pertunjukan arak-arakan dugderan yang menunjukan bentuk akulturasi budaya


yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat sebagai identitas keberadaannya di dalam
suatu sistem sosial. 

4
2) Keindahan Lukisan

Karya lukisan kemudian memiliki bentuk ekspresi diri yang bisa ditangkap oleh orang
dengan berbeda- beda persepsi. Dengan komposisi unsur- unsur estetika di dalam lukisan
tersebut justru memperluas pemaknaan bagi penikmatnya. 

3) Kecantikan

Kecantikan adalah konsep penilaian pada penampilan seseorang, meskipun pada praktiknya
kecantikan dapat diartikan lebih luas lagi. Tidak hanya berkutat pada manusia, terutama
seorang perempuan. Kecantikan ini kemudian memiliki nilai nilai yang dapat membuat
seseorang untuk menobatkannya pada standar tertentu. 

6. Prinsip-Prinsip Seni Rupa

Prinsip-prinsip seni rupa adalah cara penyusuan, pengaturan unsur-unsur rupa sehingga
membentuk suatu karya seni. Prinsip Seni Rupa dapat juga disebut asas seni rupa, yang
menekankan prinsip desain seperti: kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan
keselarasan. Desain atau yang dulu diistilahkan dengan sebutan nirmana sebenarnya secara
meteri tidak ada perubahan yang mendasar, karena semua prinsip tersebut masih seperti semula.

1) Prinsip Kesatuan (Unity)

Untuk mendapatkan suatu kesan kesatuan yang lazim disebut unity memerlukan prinsip
keseimbangan, irama, proporsi, penekanan dan keselarasan. Antara bagian yang satu dengan
yang lain merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling mendukung dan sistematik membentuk
suatu karya seni. Dalam penerapannya pada bidang karya seni rupa/kriya prinsip kesatuan
menekankan pada pengaturan obyek atau komponen obyek secara berdekatan atau
penggerombolan unsur atau bagian-bagian. Dalam kekriyaan pengaturan ini bisa dilakukan atau
dapat dilakukan dengan cara permainan teknik pahatan, memformulasikan obyek, subyek, dan
isian-isian pada suatu bidang garapan.

2) Prinsip Keseimbangan (balance)

Prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot. Pada karya dua dimensi prinsip
keseimbangan ditekankan pada bobot kualitatif atau bobot visual, artinya berat - ringannya
obyek hanya dapat dirasakan. Pada karya tiga dimensi prinsip keseimbangan berkaitan dengan
bobot aktual (sesungguhnya). Keseimbangan ada dua yaitu: Simetris dan asimetris. Selain dua
keseimbangan itu ada juga yang namanya keseimbangan radial atau memancar yang dapat

5
diperoleh dengan menempatkan pada pusat-pusat bagian. Pencapaian keseimbangan tidak harus
menempatkan obyek secara simetris atau di tengah-tengah. Keseimbangan juga dapat diperoleh
antara penggerombolan dengan obyek-obyek yang berukuran kecil dengan penempatan sebuah
bidang yang berukuran besar. Atau mengelompokkan beberapa obyek yang berwarna ringan
(terang) dengan sebuah obyek berwarna berat (gelap).

3) Prinsip Irama (rhythm)

Irama dalam karya seni dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang
digunakan. Irama dapat terjadi pada karya seni rupa dari adanya pengaturan unsur garis, raut,
warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang. Pengulangan unsur bisa bergantian yang
biasa disebut irama alternatif. Irama dengan perubahan ukuran (besar-kecil) disebut irama
progresif. Irama gerakan mengalun atau Flowing dapat dilakukan secara kontinyu (dari kecil ke
besar) atau sebaliknya. Irama repetitif adalah pengulangan bentuk, ukuran, dan warna yang
sama (monotun).

4) Prinsip Penenkanan

Pada seni rupa bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah prinsip penekanan
yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi pada karya seni rupa dapat dicapai melalui
alternatif melalui memggerombolkan beberapa unsur, pengaturan yang berbeda, baik ukuran
atau warnanya. Seperti misalnya gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna
merah di antara warna kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun
posisi tengah menunjukkan kesan stabil.

5) Prinsip Proporsi

Proporsi adalah perbandingan antara bagian-bagian yang satu yang lainnya dengan
pertimbangan seperti: besar-kecil, luas-sempit, panjang-pendek, jauh –dekat dan yang lainnya.
Dalam seni rupa kriya, perbandingan ini mempertimbangkan seperti bidang gambar dengan
obyeknya. Yang juga memjadi perbandingan dalam seni rupa kriya adalah skala maupun
riil/aktual. Berdasarkan kondisi riil, botol lebih tinggi dari pada gelas atau piring lebih lebar dari
pada mangkok. Proporsi juga digunakan untuk membedakan obyek utama (tokoh), pendukung
(figuran), dan isian-isian (pendukung/latar).

6) Prinsip Keselarasan

Prinsip ini juga disebut prinsip harmoni atau keserasian. Prinsip ini timbul karena ada
kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan. Selain penataan bentuk, teksture, atau
6
warna-warna yang berdekatan (analog). Kalau dalam karya ada warna-warna yang berlawanan
(komplementer) harus dicarikan warna pengikat/sunggingan seperti warna putih.

7. Unsur-Unsur Seni Rupa

Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi semua unsur fisik
yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual
pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan terhadap benda-benda yang ada di
sekeliling kita. Semakin baik pengenalan terhadap unsur-unsur visual ini akan semakin baik
pula pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihatnya.

1) Garis (line)

Garis merupakan unsur mendasar dan unsur penting dalam mewujudkan sebuah karya seni
rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali dengan coretan garis sebagai
rancangannya. Garis memiliki 2 dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat
khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan
seterusnya. Garis dapat terjadi karena titik yang bergerak dan membekaskan jejaknya pada
sebuah permukaan benda.

Dalam sebuah karya seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol ekspresi. Garis
tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung,
memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan
menghasilkan karakter yang berbeda pula. Coba bandingkan karakter garis yang dihasilkan oleh
jejak spidol pada white board dan jejak kapur pada papan tulis.

2) Raut (Bidang dan Bentuk)

Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari suatu objek. Raut dapat terbentuk dari
garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk bidang. Raut juga dapat berarti
perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut bidang. Raut dalam pengertian yang luas
dapat berarti bidang atau bangun.

Bentuk atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik benda alami
maupun buatan. Bantuk atau bangun benda dapat berupa bangun beraturan seperti lingkaran,
segi empat segi tiga atau tidak beraturan.

7
3) Ruang

Unsur keruangan dari sebuah karya seni rupa menunjukan dimensi dari karya seni rupa
tersebut. Ruang dua dimensi hanya menunjukan ukuran (dimensi) panjang dan lebar sedangkan
ruang pada karya seni rupa tiga dimensi terbentuk karena adanya volume yang memberikan
kesan kedalaman.

Pada beberapa karya seni rupa dua dimensi usaha untuk menmpilkan kesan ruang seringkali
ditunjukkan pula dengan penumpukan objek atau penempatan objek yang dekat dengan
pengamat di bagian bawah dan objek yang lebih jauh pada bagian atas.

4) Tekstur

Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan. Taktil artinya dapat
diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba. Disamping itu, tekstur juga dapat dimaknai
sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek baik halus maupun kasar.

Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur
asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan
tekstur buatan adalah kesan permukaan objek 6 yang timbul pada suatu benda karena
pengolahan garis, warna, ruang, teranggelap dan sebagainya.

5) Warna

Warna pada dasarnya merupakan kesan yang ditimbulkan akibat pantulan cahaya yang
mengenai permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa, warna dapat berwujud garis, bidang,
ruang dan nada gelap terang. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari
tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru. Pencampuran dua warna primer akan
menghasilkan warna sekunder dan bila dua warna sekunder digabungkan akan menghasilkan
warna tersier.

Dalam pewarnaan sebuah karya seni dikenal juga istilah polikromatik dan monokromatik.
Pewarnaan atau penggunaan secara monokromatik menunjukkan kecenderungan penggunaan
satu jenis warna. Perbedaan untuk menunjukkan efek kedalaman dalam pewarnaan secara
monokromatik umumnya dilakukan dengan mengurangi atau menambahkan intensitas warna
tersebut. Sedangkan polikromatik menunjukkan penggunaan lebih dari satu jenis warna .
Dengan kata lain polikromatik merupakan kebalikan dari monokromatik.

8
6) Gelap-Terang

Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada
permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna (value) yang
berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang memberikan kesan permukaan yang sempit, lebar,
arah dan efek keruangan. Ruang yang gelap seringkali memberikan kesan sempit dan berat
sedangkan ruang yang terang memberikan kesan ringan, luas dan lapang.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Setiap orang pasti mendambakan keindahan, termasuk dalam kehidupannya. Itulah sebabnya
estetika selalu dekat dengan kehidupan kita sehari- hari. Namun lebih jauh keindahan berkaitan
dengan teori estetika yang lebih luas lagi. Artinya untuk mencapai rasa keindahan atau estetika
tersebut seseorang memerlukan referensi tentang apa yang akan dirasakan atau dinilai sebagai suatu
keindahan.
Unsur fisik adalah bagian yang secara langsung dapat dilihat dan atau di raba dalam sebuah
karya seni rupa seperti garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna dan tone (nada gelap terang).
Adapun unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah umum yang digunakan untuk
menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni.

10
DAFTAR PUSTAKA

Paulina. (2010). Unsur-Unsur dan Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa.


KB_1_Unsur2_dan_Prinsip2_Dasar_Sen_Rup, 16.

Suparta, I. M. (2010). Prinsip Seni Rupa. 1._Suparta, 2.

11

Anda mungkin juga menyukai