Anda di halaman 1dari 11

TUGAS I

MATA KULIAH ESTETIKA

STRUKTUR, PEMAHAMAN, DAN PENIKMATAN ESTETIKA DALAM


POSTER FILM ARUNA & LIDAHNYA

Oleh:
Kelompok 2

Aldin Herdhiansyah - 1601184097


Hafizh Nur Athaya - 1601184306
Nuruul Aini Faadhilah - 1601184161
Syafira Evani Arfan Nasution - 1601184032

Kelas: DK-42-09

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “struktur, pemahaman, dan
penikmatan estetika dalam poster film Aruna & Lidahnya” ini dengan baik tepat pada
waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah estetika,
pak Robi yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata,
kami ucapkan terimakasih.

Bandung, 8 Maret 2019

Penyusun
1. PENGERTIAN ESTETIKA

Estetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari dan membahas tentang keindahan,
bagaimana suatu keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana keindahan tersebut bisa disadari
dan dirasakan oleh manusia.

Secara etimologis, istilah “estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus” atau bahasa
Yunani “aestheticos” yang artinya merasa atau hal-hal yang dapat diserap oleh panca indera
manusia. Ada juga yang menyebutkan bahwa arti estetika adalah suatu cabang ilmu filsafat
yang membahas tentang keindahan, dan biasanya terdapat di dalam seni dan alam semesta.
2. STRUKTUR ESTETIKA

Unsur Desain :

1. Garis : Garis terdiri dari unsur titik yang memiliki peran untuk mendukung
keindahan, keseimbangan dan harmoni. Setiap bentuk garis yang berbeda
memiliki karakter yang berbeda. Secara umum orang lebih mengenal garis
lurus, lengkung dan garis bersudut. Garis juga memiliki arah vertikal,
horizontal, diagonal. Garis juga memiliki dimensi panjang, pendek, tipis,
tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang
dinamakan garis sejajar atau paralel, garis memancar atau garis berlawanan.
Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi pembatas kolom,
memberi kesan tertentu dan menjadi pembatas antara unsur grafis satu
dengan lainnya

2. Bangun : Merupakan segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi


dan lebar, bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris seperti (lingkaran,
segitiga, segiempat, elips, setengah lingkaran, dan sebagainya) dan bentuk-
bentuk yang tidak beraturan. Bidang geometris memiliki kesan yang formal,
sedangkan bidang non geometris memiliki kesan yang lebih dinamis dan
tidak formal
a. Stilisasi : pengayakan kontur pada sebuah objek
b. Distorsi : penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter
c. Transformasi : perubahan unsusr bangun yang dipindahkan pada
unsur bangun lainnya
d. Disformasi : mempresentasikan sifat keseluruhan dari suatu objek

3. Tekstur : Tekstur menyangkut sifat dan kualitas fisik permukaan suatu


benda, seperti kusam, mengkilap, kasar, halus, dapat diaplikasikan dalam
desain. Tekstur terkait dengan indera penglihatan dan indera peraba.

4. Warna : Adalah elemen dari unsur desain grafis yang menjadi penarik
perhatian paling utama. Penggunaan warna yang tepat akan berbanding
lurus dengan kualitas, citra, keterbacaan, dan penyampaian pesan dalam
desain tersebut. semisal adalah untuk penggunaan warna yang lembut akan
memancarkan kesan romantis, kedamaian, dan kenyamanan. Sedangkan
warna-warna tegas dan terang akan memberi kesan dinamis. Menghindari
memadukan warna yang salah adalah sangat penting untuk menjauhi
penafsiran yang salah oleh orang yang melihatnya.
a. Warna sebagai warna : tidak perlu dipahami atau dihayati
b. Warna sebagai representasi alam : warna yang menggambarkan sifat
objek
c. Warna sebagai tanda/simbol/lambang : menyimbolkan sesuatu

5. Ruang dan Waktu : Merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk
yang lainnya, pada desain grafis biasanya dapat dijadikan sebagai unsur
pemberi efek estetika desain. Dalam pengertian desain grafis area yang
kosong yang berada diantara elemen-elemen visual juga dianggap sebagai
elemen desain. Bidang kosong dimaksudkan untuk menambah kesan
nyaman dan “istirahat” serta memberikan kesan tekanan kepada objek
visual yang ada dalam sebuah desain.

Prinsip Desain :

1. Harmoni/keselarasan : kombinasi unsur unsur estetika yang tersusun secara


sistematik
2. Kontras : perbedaan ketajaman dari dua hal yang dipadukan tetapi memiliki
perbedaan yang sangat tajam. Paduan kontras dapat dibagi menjadi 3: 1.)
kontras karena ukuran, 2.) kontras karena bentuk, 3.) kontras karena warna.
3. Irama : Terbentuk dari repetisi objek yang terdapat pada sebuah karya
sehingga pengulangan tersebut mengajak mata kita untuk mengikuti arah
pada objek tersebut
4. Gradasi : paduan dari interval kecil ke interval besar secara bertahap

Asas Desain :

1. Kesatuan : kohesi, konsistensi, keutuhan pokok komposisi


2. Keseimbangan : kesamaan antara kekuatan yang berhadapan, berkesan
seimbang secara visual maupun intensitas kekaryaan. Menurut Dharsono
keseimbangan terbagi menjadi 2 :
a. Keseimbangan Formal : keseimbangan pada kedua pihak
berlawanan dari satu poros, bersifat statis dan simetris
b. Keseimbangan Non-Formal : menggunakan prinsip ketidaksamaan
3. Kesederhanaan : selektif dan kecermatan pengelompokan unsur unsur
artistik
4. Aktuensi : titik berat untuk menarik perhatian (Centre of Interest)
5. Proporsi : Hubungan antar bagian yang bersifat serasi, harmonis, setimbang,
dan tidak tumpang tindih
3. PEMAHAMAN DAN PENIKMATAN DALAM ESTETIKA

Pemahaman estetika

a. Estetika Mimesis

Berdasarkan Teori Plato, karya seni yang sebenarnya ada dalam duni Ideal yang sempurna
dan karya seni yang ada sekarang hanyalah imitasi dari imitasi. Namun karena
ketidakmungkinan imitasi yang sempurna, teori ini lama-kelamaan berubah dan seni tidak
lagi sepenuhnya didasarkan pada dunia Ideal.

Karya seni yang bagus atau memiliki kualitas estetis adalah yang mirip dengan benda-benda
yang ada di alam, persis seperti kenyataannya, dan mendekati realita. Realita yang bisa
dirasakan oleh panca indera (dapat dilihat, dirasakan dan didengar). Semakin mirip sebuah
lukisan dengan aslinya maka semakin karya itu dianggap bagus. Sebaliknya, suatu karya seni
dianggap tidak bagus karena tidak memiliki kemiripan dengan kenyataannya atau tidak
mendekati realita.

b. Estetika Ekspresivis

Berdasarkan Teori Tolstoy, sesuatu dianggap sebagai karya yang indah apabila:
1. Mampu menginfeksikan perasaan seniman kepada masyarakat luas.
2. Lewat infeksi tersebut, seniman mampu mengangkat moral masyarakat.

Tolstoy tidak menganggap indah karya-karya modern (di zamannya) karena hanya
bertemakan seks, kekayaan, kebanggaan, dll. yang hanya bisa dinikmati oleh kaum elit.
Tolstoy menganggap indah karya-karya yang mampu menginfeksi masyarakat luas, yang
bertemakan umum seperti kasih sayang dan solidaritas.

Sebagai umat Kristen, Tolstoy juga percaya bahwa karya seni punya misi untuk mengangkat
moral masyarakat lewat kasih sayang dan solidaritas. Karya seni yang tidak mampu
mengangkat moral masyarakat tidaklah indah.

Berdasarkan Teori Croce-Collingwood (CC), karya seni adalah karya yang fokus pada
“inside”, bukan “outside”. Emphasisnya ada pada emosi yang ingin diekspresikan seniman,
bukan pada realisasi eksternal (realisasi eksternal menjadi tidak penting). Jadi, karya seni
yang indah adalah karya seni yang lewat emosi yang diekspresikan mampu mengundang
audiens untuk berimajinasi dan kemudian mengekspresikan emosinya sendiri (di dalam
pikiran, karena emosi tidak perlu diekspresikan lewat karya menurut Teori CC).

Kesimpulannya adalah Estetika Mimesis (Pasca Plato) mengatakan bahwa karya seni indah
adalah yang mirip dengan aslinya, yang sesuai dengan realita dan kenyataannya. Tapi teori
ini punya kelemahan. Tidak semua yang mirip itu bagus dan tidak semua karya seni yang
bagus harus mirip dengan sesuatu. Contohnya adalah poster tipografi. Tidak ada sesuatu yang
mirip dengan huruf-huruf itu, namun karya itu tetaplah indah.
Estetika Ekspresivis (CC) menganggap karya seni sebagai indah bila lewat emosi yang
diekspresikan mampu mengundang audiens untuk berimajinasi dan kemudian
mengekspresikan emosinya sendiri. Teori ini juga memiliki kelemahan. Konsep dan imajinasi
sebaik apapun tidak akan cukup menjadikan sebuah karya seni menjadi indah tanpa adanya
visual yang menarik.

Dapat disimpulkan bahwa kedua kelemahan dari paham estetika mimesis dan ekspresivis
berhubungan dengan visual, bahwa ada visual yang dapat berdiri sendiri sebagai sesuatu yang
indah, tanpa kemiripan maupun konsep. Keindahan karena bentuk inilah yang disebut
estetika formalis. Namun estetika formalis pun mempunyai kelemahan, yakni hanya dengan
visual yang menarik, tanpa kemiripan akan realita, tanpa konsep, maka nilai sebuah karya
seni menjadi rendah. Hanya dengan menggabungkan ketiga paham estetika inilah, dengan
kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi, kita dapat mempelajari dan mengkaji seni
dan apa yang membuat seni menjadi indah secara menyeluruh.

Penikmatan estetika

Penikmatan estetika sebagai proses psikologis, kurang memiliki aspek logis. Apresiasi
menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan
pengalaman estetika dalam mengamati karya seni. Pengalaman estetik bukanlah sesuatu yang
mudah muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua itu memerlukan pemusatan atau
perhatian yang sungguh - sungguh. Pengalaman setetika dari seseorang, adalah persoalan
psikologis. Seseorang tidak hanya membahas sifat – sifat yang merupakan kualitas dari benda
estetik, melainkan juga menelaah kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan
dan menjelaskan secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang berhubungan
dengan karya seni.
4. ANALISIS

Poster Aruna dan Lidahnya

Struktur Estetika:

Struktur estetika dalam poster film aruna dan lidahnya adalah sebagai berikut

Prinsip desain/rupa:

Kontras : terdapat perbedaan yang mencolok antara warna background dengan objek dan warna
pakaian tokoh sehingga menarik mata untuk melihatnya

Irama : repetisi susunan mangkok dan jejeran anak ayam mengisi poin irama pada poster diatas

Asas desain/rupa:
Kesatuan : Perpaduan objek-objek seperti mangkok, ayam, dan sajian makanan mempertegas
isi dari judul poster.

Kesederhanaan : Kesederhanaan background menetralkan warna-warna kontras objek sehingga


tidak terlalu ramai

Aktuensi : didukung oleh kesederhanaan background, centre of interest langsung tertuju pada
tokoh dengan pakaian berwarna kontras

Keseimbangan : keseimbangan non-formal alias menyebelah, tampak dari barisan tokoh yang
memiliki garis simetris di tokoh berbaju merah, dan tokoh itu berada di ruang sebelah kiri
poster

Pemahaman Estetika:

Aruna & Lidahnya merupakan film drama Indonesia yang diadaptasi dari novel berjudul sama
karya Laksmi Pamuntjak. Film ini disutradarai oleh Edwin. Film ini bergenre romance. Aruna
(Dian Sastro). Seorang ahli epidemiologi yang terobsesi dengan kuliner setiap waktu.
Obsesinya tentang makanan terpuaskan ketika Aruna menyelidikan sebuah kasus flu burung.

Bersama dua temannya, seorang koki bernama Bono (Nicholas Saputra) dan seorang penulis
bernama Nadezhda (Hannah Al Rashid), mereka bertualang ke berbagai kota di Jawa Timur
dan Kalimantan Barat.

Selain melakukan perjalanan, kedua bertemu dengan hal-hal yang tidak terlupakan. Sejarah,
hingga ruang lingkup sosial politik masyarakat. Tentu saja, ada seseorang bernama Farish (Oka
Antara) yang membuat cerita perjalanan Aruna dan teman-temannya menjadi lebih seru.

Penikmatan Estetika:

Poster Aruna & Lidahnya menyimbolkan bahwa seseorang harus berani lebih maju dari orang
disekitarnya. Dan menyimbolkan persahabatan, terlihat aruna dan teman temannya seperti
teman dekat. Persahabatan juga menyimbolkan bahwa setiap individu itu berbeda beda dan
unik. Film ini mengajarkan bahwa seseorang harus berani menghadapi ketakutannya sendiri
serta selalu menjadi pribadi yang positif.
5. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dalam poster “Aruna & Lidahnya” yang kami bahas ini dapat disimpulkan bahwa prinsip
desain yang melandasi poster tersebut adalah kontras dan irama, asas desain yang diterapkan
adalah kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan dan aktuensi. Lalu pemahaman estetika
pada poster tersebut tidak terlalu sulit sehingga orang yang melihatnya tidak memikirkan
dengan keras apa yang terkandung di dalamnya.

Demikian makalah yang kami buat, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila masih ada kesalahan dalam penulisan dan
penyampaian yang masih kurang jelas atau dimengerti oleh pembaca. Sekian penutup dari
kami, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Dari internet:
1. DKV Binus. (2014, 20 Mei). Pemahaman Estetika. Diperoleh 11 Maret 2019, dari
https://dkv.binus.ac.id/2014/05/20/4214/
2. Maxmanroe.com (2019). Pengertian Estetika: Arti, Unsur dan manfaat estetika bagi
manusia. Diperoleh 8 Maret 2019, dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-estetika.html
3. IlmuSeni. (2017). Unsur-Unsur Desain Grafis dan Prinsipnya. Diperoleh 11 Maret
2019, dari https://ilmuseni.com/seni-rupa/seni-grafis/unsur-desain-grafis
4. Tania Lorenzo. Hubungan Objek Visual dengan Prinsip Desain, Asas Desain dan
Unsur-unsur Seni Rupa. Diperoleh 11 Maret 2019, dari
https://www.academia.edu/32591327/Hubungan_Objek_Visual_dengan_Prinsip_Des
ain_Asas_Desain_dan_Unsur-Unsur_Seni_Rupa

Daftar Gambar dari Internet:


1. Male.co.id. (2018). Poster aruna dan lidahnya. Diperoleh 8 Maret 2019 dari
https://male.co.id/detail/4414/palari-films-rilis-poster-aruna-dan-lidahnya-digest-0

Anda mungkin juga menyukai