Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, modul ini dapat diterbitkan. Modul ini untuk melengkapi dan
mendukung aktivitas pendidik dan siswa didik secara online.
Modul ini kami susun dengan memperhatikan struktur penyusunan modul yang
disesuaikan dengan kurrikulum 2013. Beberapa aspek pembelajaran dalam bentuk paparan
materi, cakrawala ilmu, motivasi dan latihan-latihan.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, semoga modul ini
dapat berguna dan bermanfaat untuk semua pihak.
PERTEMUAN 1

BAB 1 KARYA SENI RUPA

A. Menganalisis Karya Seni Rupa


Cara Menganalisis Jenis, Tema, Fungsi dan Niai Estetis Karya Seni Rupa - MaoliOka.
MaoliOka akan mencoba memaparkan cara mengamati dengan saksama karya seni rupa dua
dimensi (seni lukis), kemudian menulis deskripsi dan analisis pada lembar observasi yang telah
disediakan. Baiklah silahkan ikuti penjelasan di bawah ini.

1. Jenis
Pengklasifikasian seni rupa dapat dibuat berdasarkan jenisnya, kita mengenal
(1) seni rupa murni seperti lukisan, patung dan grafis,
(2) seni rupa terapan seperti desain dan kriya.

Sedangkan dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi tiga kategori;


(1) seni rupa dua dimensi,
(2) seni rupa tiga dimensi,
(3) seni rupa multi dimensi seperti seni rupa pertunjukan (performance art), environment art,
happening art, video art, dan banyak lagi, termasuk seniseni yang dikategorikan menggunakan
media baru.

2. Tema
Masalah pokok atau tema dikenal sebagai subject matter seni. Misalnya tema
dapat bersumber dari realitas internal dan realitas eksternal. Realitas internal seperti
harapan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, khayal, kepribadian seorang perupa ruang
diekspresikan melalui karya seni. Sedangkan realitas eksternal adalah ekspresi interaksi
perupa dengan kepercayaan, kemiskinan, ketidak-adilan, nasionalisme, politik (tema
sosial), hubungan perupa dengan alam (tema lingkungan) dan lain sebagainya.

3. Fungsi
Fungsi seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator adalah sarana
untuk mendapatkan pengalaman estetis. Fungsi seni bagi perupa terapan adalah menciptakan
benda fungsional yang estetis. Sedangkan bagi masyarakat berfungsi memenuhi kebutuhan
benda fungsional yang indah.

4. Nilai Estetis
Nilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2)
subjektif/ ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni. Aktivitas ini
mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni
yang mengutamakan relasi antar unsur visual yang terjalin padu dalam sebuah karya seni
(pendekatan formalis).

TUGAS!

1. Apa yang dimaksud dengan karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi? Berikan
masing-masing contohnya!
2. Dari segi bentuknya seni rupa dibagi menjadi tiga, sebutkan!
3. Nilai estetis dibedakan menjadi dua, sebutkan dan jelaskan!
B. Berkarya Seni Rupa Dengan Modifikasi Objek

1. Pengertian Seni Rupa Dua Dimensi

Seni rupa dua dimensi adalah karya yang memiliki dimensi panjang dan dimensi lebar. Keluasan
bidang datar dari panjang dan lebar itu oleh perupa digunakan untuk membuat lukisan, gambar,
desain dan karya-karya grafis yang hanya dapat diamati secara sempurna dari arah depan.
Sedangkan untuk memberi kesan jauh dekat, besar kecil, atau panjang pendek, dibuat dengan
pertimbangan perspektif.

2. Tujuan Penciptaan

Penciptaan desain batik, karya desain dua dimensi, sebagai aktivitas perancangan reka bentuk,
letak, warna, dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan benda tekstil yang indah dan
fungsional.

3. Proses Kreatif

Untuk itu, kita sebagai pendesain perlu mengikuti tahapan proses kreatif sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Sekarang, mari kita membaca teks tentang awan dan desain batik dari berbagai sumber belajar,
dan mengamati bentuk awan pada Gambar 4.1 (dari kliping gambar awan dan desain batik yang
telah kita buat). Misalnya, kita amati gambar awan mendung (Gambar 4.1) dengan secermat
mungkin. Perhatikan wujud awan, baik bentuk, warna, maupun kombinasinya. Bandingkan
dengan motif batik Mega Mendung (Gambar 4.2). Amati dan pahamilah bahwa perubahan wujud
itu adalah kerja memodifikasi fenomena alam menjadi desain batik yang indah.
Selanjutnya, kita coba bereksperimen mereka-reka motif batik baru dengan jalan memodifikasi
(memindahkan, membalik, memiringkan, mengubah ukuran, memutar, menghapus,
menggabung, memecah, mendistorsi) motif tersebut dengan tujuan untuk menghasilkan desain
yang lebih artistik,
estetis dan fungsional.

Jadi hendaknya jangan sampai desain batik yang kita buat lebih jelek dari pada desain motif
aslinya. Lebih artistik berarti lebih menonjolkan kadar seninya. Lebih estetis artinya lebih indah
dari motif yang telah ada. Sedangkan lebih fungsional berarti motif atau corak dalam
pemanfaatannya di tengah masyarakat lebih terkonsep. Motif itu diciptakan untuk pakaian
formal, pakaian santai, pakaian malam dan lain sebagainya.
b. Tahap Elaborasi
Tahap Elaborasi adalah tahap ketika kita menghadapi situasi yang sulit, yaitu mengomunikasikan
dan mentransformasikan pengalaman yang implisit ke dalam bentuk yang eksplisit. Dengan
demikian, diperlukan keterampilan ekstra untuk memvisualisasikan unsur-unsur subjektif
gagasan desain menjadi bentuk objektif karya desain yang diciptakan.
c. Tahap Iluminasi
Tahap Iluminasi adalah tahap ketika kita menemukan inspirasi baru dari aktivitas kedua tahap
sebelumnya. Ini adalah hasil perpaduan antara kekuatan intelektual, intuisi, dan kepekaan batin
dalam mewujudkan desain batik baru dan inovatif. Proses kreasi memodifikasi ini datang
bagaikan cahaya yang tiba-tiba (sering disebut ilham) yang memberikan pencerahan pemahaman
atau pengertian atas desain batik yang diciptakan. Kemudian, pilihlah satu sketsa yang terbaik,
kerjakan di atas kertas gambar menggunakan pensil (sketsa) dan cat air atau akrilik. Kamu juga
dapat menggunakan bahan lain yang tersedia di lingkungan belajar atau lingkungan tempat
tinggalmu.
d. Tahap Verifikasi
Tahap Verifikasi yakni pengujian proses penjabaran ide desain menjadi karya desain secara
terperinci. Kita bekerja berdasarkan rujukan-rujukan pendapat pakar, petikan-petikan teks
dari para ahli yang kita baca, atau referensi motif batik yang kita kliping dan amati.

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi? Berikan masing-
masing contohnya!
2. Sebutkan macam-macam benda fungsional!
3. Gambarlah contoh seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi!
4. Sebutkan tahapan-tahapan proses kreatif!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan tahap elaborasi!
BAB 2 MUSIK BARAT
A. Memahami Konsep Musik Barat
Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami.
Aristoteles dalam “The classical theory of concepts” menyatakan bahwa konsep merupakan
penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia.
Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu
kata atau simbol.

Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam karakteristik. Konsep juga diartikan sebagai sesuatu yang memilki komponen, unsur,
ciri-ciri yang dapat diberi nama. Jadi, konsep adalah ide atau gagasan yang mendasari
terbentuknya sesuatu.
Susunan nada dalam konsep musik barat menggunakan skala diatonik yang memiliki tujuh
not yang berbeda dalam satu oktaf. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut adalah “Do-Re-
Mi-Fa-Sol-La-Si”.

B. Menganalisis dan Unsur- Unsur Musik Barat

1. Unsur-unsur Musik 
Sebagaimana Menganalisis Dan Unsur Dari Sebuah Musik Barat yang lain, seni musik juga
memiliki unsur-unsur pembentuk. Unsur-unsur musik diantaranya nada, dinamik, tempo, dan
irama. 
a. Nada 
Seperti telah diuraikan di atas bahwa Menganalisis Dan Unsur Dari Sebuah Musik
Barat adalah seni yang berhubungan dengan bunyi, maka bunyi menjadi unsur paling penting
dalam seni musik. Sebenarnya bunyi tidak hanya identik dengan musik. Komunikasi manusia
pun pada awalnya menggunakan bunyi sebagai medianya. Oleh karena itu, bunyi sangat akrab
bagi manusia. Setiap hari manusia mendengar bunyi aneka rupa. Bunyi-bunyian dari yang paling
halus seperti bunyi angin yang menyentuh dedaunan sampai bunyi yang paling menggelegar
seperti bunyi guntur pasti sering kita dengar dan dengannya kita dapat mengenali lingkungan.
Berarti melalui bunyi kita berkomunikasi dengan lingkungan. Bunyi beraneka rupa. Ada bunyi
yang enak didengar karena indah. Bunyi seperti ini membuat kita nyaman. Namun, ada pula
bunyi yang teramat mengerikan. Tentu bunyi seperti ini membuat kita merasa tidak nyaman,
bahkan seperti berada di bawah ancaman. Beruntunglah bahwa indera pendengaran manusia
dapat memilah-milah dan memusatkan perhatian hanya pada bunyi-bunyi tertentu yang menarik
minat saja. Sedangkan bunyi-bunyi lain yang tidak berarti, kita abaikan. Seni musik berusaha
merangkai bunyi-bunyian dengan struktur nada tertentu sehingga membentuk sistem tertentu.
Struktur nada itu didasarkan pada tinggi rendahnya nada (pitch), kuat lemahnya nada (dinamik),
dan warna nada (timbre). 
Seperti kita ketahui, bunyi dihasilkan oleh getaran suatu benda. Ilmu fisika menjelaskan bahwa
bunyi berupa gelombang yang dihasilkan oleh getaran suatu benda. Bunyi yang kita dengar dari
sumbernya sebenarnya berupa gelombang yang merambat menuju indera pendengar. Bahkan
pada kasus-kasus tertentu bunyi yang merambat itu bila menabrak suatu pembatas atau dinding
akan memantul dan kita dengar sebagai gema. Ilmu fisika juga menjelaskan bahwa tinggi
rendahnya nada ditentukan oleh jumlah getar tiap detik (frekuensi) dari benda yang bergetar.
Semakin rendah frekuensi getarnya semakin rendah pula nadanya. Sebaliknya, semakin tinggi
frekuensinya, semakin tinggi pula nadanya. Dua buah nada yang berbeda tingginya akan
terdengar berbeda bila dibunyikan secara bersamasama. Jarak antara satu nada dengan yang
lainnya disebut interval nada. Namun, jika nada rendah dan tinggi yang dibunyikan bersama-
sama tetapi kedengaran sama nadanya kedua nada itu berarti dipisahkan oleh interval sejauh satu
oktaf. Demikian seterusnya dalam Menganalisis Dan Unsur Dari Sebuah Musik Barat.
b. Penulisan Nada 
c. Lagu dapat dikenali lewat tulisan setelah manusia mulai mengenal tulisan. Berbeda dengan
bentuk komunikasi bahasa biasa yang penulisannya dengan huruf, musik dikenali dengan
notasi musik. Notasi musik adalah sistem penulisan nada lagu, sedangkan satuan nada dalam
penulisan musik disebut not. Dengan notasi kita dapat mengenal, membaca, dan
menyanyikan sebuah komposisi musik. Bahkan, kita dapat menuliskan kembali komposisi
musik yang telah kita kenal. Dengan demikian, notasi merupakan perwujudan dari sebuah
komposisi musik, sedangkan not merupakan perwujudan dari nada. Jika nada dapat didengar,
not dapat dilihat. Jadi, tidak mengherankan bila not disebut pula sebagai lambang nada.
2. Mari Belajar Menulis Not 
a. Not Angka 
Ada dua cara menuliskan not, yaitu dengan not angka dan not balok. Penulisan nada atau
notasi musik dengan not angka adalah cara melambangkan nada dengan lambang angka.
Angka yang digunakan adalah angka 1 sampai dengan 7. Untuk nada yang lebih rendah atau
yang lebih tinggi tinggal mengulang simbol yang sama. Hanya untuk yang lebih rendah
diberi titik di bawahnya dan untuk nada yang lebih tinggi diberi titik di atasnya.
Tinggi rendahnya nada dalam notasi angka sangat relatif. Artinya suatu simbol tertentu, misalnya
not 1 (do) dapat benar-benar mewakili nada setinggi nada 1 (do) atau C murni (natural), tetapi
juga dapat pula mewakili nada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Oleh karena itu,  dalam notasi
musik dengan not angka selalu harus dilengkapi dengan penulisan nada dasar. Penulisan nada
dasar itu dimaksudkan untuk mengetahui bahwa nada 1 (do) tersebut seberapa tingginya bila
dinyanyikan. Sebagai contoh, lagu yang ditulis dengan nada dasar 1 = C berarti tiap nada 1 harus
dinyanyikan setinggi nada C (natural). Demikian pula lagu yang ditulis dengan nada dasar 1 = G
berarti tiap nada 1 (do) harus dinyanyikan dengan nada setinggi dengan nada G. Oleh karena itu,
dalam buku ini akan lebih banyak dibahas penulisan nada dengan notasi not balok.
b. Not Balok 
Dalam notasi musik, not-not balok ditempatkan di dalam balok not yang lazim disebut
sebagai paranada. Paranada berupa 5 garis mendatar dengan jarak yang sama yang mengapit
4 spasi.
Kegunaan paranada ialah untuk menempatkan not-not balok sesuai dengan sifat-sifat nada
yang dilambangkannya. Not yang rendah ditempatkan dalam paranada yang rendah,
sedangkan nada yang semakin tinggi ditempatkan di paranada yang semakin tinggi. 
Membaca paranada harus dari bawah. Bila kalian menempatkan not di garis ketiga,
maksudnya adalah garis ketiga dari bawah. Demikian pula bila kalian menempatkan not
dalam spasi keempat maksudnya adalah spasi keempat dari bawah.
3. Nilai Not 
Dilihat dari nilainya, ada beberapa macam not. Harga not memengaruhi panjang-pendeknya
nada (durasi). Perbedaan harga not ditandai dengan perbedaan bentuk not.
Dalam notasi angka, tanda titik (.) memiliki nilai yang sama dengan not yang lain. Tetapi
dalam not balok tanda titik (.) di belakang not bernilai setengah dari not tersebut. Sehingga
jika ada not  . berarti not tersebut bernilai 2 + 1 = 3 ketuk.
4. Bendera Not dan Garis Bendera 
Seperti terlihat di dalam tabel di atas, not yang bernilai kurang dari 1 ketuk seperti not 1/8,
1/16, dan yang lebih kecil lagi, dilambangkan dengan not yang berbendera. Makin kecil nilai
not makin banyak benderanya. Namun, beberapa not berbendera, khususnya dalam notasi
musik instrumentalia, seringkali dihubungkan menjadi satu dengan menggunakan garis lurus.
Garis tersebut mewakili bendera not. Oleh karena itu, disebut juga sebagai garis bendera.
Jumlah garis bendera pun sama dengan jumlah bendera not. Jika yang dihubungkan adalah
not-not yang berbendera satu, garis benderanya pun satu. Tetapi, jika yang dihubungkan
adalah not-not yang berbendera dua, garis benderanya pun dua.
Ketentuan pemakaian garis bendera sebagai berikut. 
a. Garis bendera ditarik dari tangkai not pertama sampai not terakhir yang dihubungkan
dengan garis bendera. 
b. Jika ada not yang berlawanan arah tangkainya, harus ada not yang mengalah. Yang
dimenangkan adalah arah tangkai not yang terjauh dari garis ketiga. 
c. Pada not yang sama jaraknya dengan garis ketiga, kita bebas menetapkannya. Bisa
samasama ke atas atau sama-sama ke bawah. 
d. Dengan alasan teknis pada notasi musik instrumentalia dapat diterapkan aturan yang
berbeda.
5. Garis Lengkung 
Seperti diuraikan di atas, kadangkala beberapa not disatukan untuk berbagai keperluan. Ada
kalanya beberapa not disatukan karena memiliki nilai yang sama. Ada pula yang disatukan
karena hanya mewakili satu suku kata lagu tertentu. Namun, ada pula yang disatukan untuk
memperpanjang nada tertentu. Penyatuan not tersebut dilakukan dengan menambahkan garis
lengkung terhadap not-not yang disatukan tersebut. Ada 3 macam garis lengkung, yaitu:
a. Garis Lengkung Melismatis
b. Garis Lengkung Legato
c. Garis Lengkung Legatura.
6. Tanda Diam 
Dalam notasi musik, tanda diam dimaksudkan sebagai tanda tidak terjadinya nyanyian. Pada
saat tersebut penyanyi disarankan untuk mengambil napas sebagai persediaan menyanyi
untuk nada-nada selanjutnya. Pada notasi angka, tanda diam berupa angka 0 (nol). Jika dalam
sebuah baris lagu terdapat empat tanda 0 berturut-turut, itu berarti harus diam selama empat
ketuk.
Perhatikan letak tanda diam dalam paranada. 
a. Tanda diam penuh (empat ketuk) dituliskan menempel di bawah garis keempat
paranada. 
b. Tanda diam setengah (dua ketuk) dituliskan menempel di atas garis ketiga paranada. 
c. Tanda diam seperempat (satu ketuk) dituliskan tegak di tempat yang selaras dengan
jalur melodi. 
d. Tanda diam seperdelapan (setengah ketuk) dituliskan di tempat yang selaras dengan
jalur melodi. 
Not-not balok juga diberi nama dengan huruf abjad A sampai G. Di atas not G dan di bawah
not A, tujuh nama pokok tersebut diulang. Sebenarnya not balok tidak menunjukkan tinggi
rendahnya nada. Bentuk not balok hanya menunjukkan harga yang berhubungan dengan
durasi nada (ketukan). Yang menunjukkan tinggi rendahnya nada adalah paranada. Dengan
demikian, letak not-not balok pada paranada yang akan menentukan nama not-not tersebut.
7. Tangga Nada 
Seperti sudah dijelaskan di atas, untuk mengetahui tinggi not (nama not) kita harus tahu letak
not tersebut dalam paranada. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nama garis-garis dan
spasi-spasi paranada juga penting. Selain itu, kita juga harus mengenal kunci paranada dalam
notasi musik. Dikenal 3 macam kunci paranada, yakni kunci G, kunci F, dan kunci C. Kunci
paranada akan menjadi penentu bagi nada-nada yang terdapat pada paranada.
8. Tangga Nada Diatonis 
Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti dua dan tonis yang berarti hal yang
berhubungan dengan nada. Disebut demikian karena dalam sistem tangga nada diatonis
terdapat 7 nada yang bila dirinci terdapat 5 nada berjarak sama dan 2 nada berjarak
setengahnya. Dengan demikian, tiap nada utuhnya masih dapat dibagi lagi menjadi 2 semi
tone (setengah nada). 
Tangga nada diatonis terdiri atas tujuh nada yang berinterval satu dan setengah nada. Musik
modern dari Eropa umumnya menggunakan tangga nada diatonis ini. Tangga nada diatonis
terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.
9. Tanda Mula dengan kres 
Tanda mula berkaitan dengan nada dasar. Cara menentukannya adalah dengan berdasarkan
urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 = C
(do sama dengan C) tidak ada kresnya. Untuk nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada
kelima dari urutan nada tersebut.
 
10. Tanda Mula dengan Mol 
Hampir sama dengan tanda mula dengan kres, cara menentukan urutan tangga nada dengan
mol juga dengan berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural
dianggap sebagai bernada dasar 1 = C (do sama dengan C) tidak ada molnya. Untuk nada
dasar selanjutnya dipakai patokan nada keempat dari urutan nada tersebut. Maka nada dasar
berikutnya adalah 1 = F dengan satu mol, dan seterusnya.
11. Dinamik 
Dinamik berarti kekuatan, yaitu keras lemahnya atau kuat lembutnya nada dinyanyikan.
Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Ada dua istilah pokok dinamik lagu,
yaitu forte yang berarti kuat dan piano yang berarti lembut. Dalam notasi musik forte
disingkat f dan piano disingkat p. Karena kuat lemahnya lagu itu bervariasi, masih ada pula
variasi dinamik lagu.
Tanda dinamik dituliskan di atas bagian lagu yang memerlukan. Pengaruhnya hanya berlaku
bagi notnot yang berada di dekatnya. Namun demikian, dalam praktik, penafsiran seseorang
terhadap dinamik lagu tergantung pada yang bersangkutan. Lebih banyak orang memainkan
nada-nada rendah dengan lembut sedangkan nada-nada tinggi dengan kuat meskipun tidak
terdapat tanda-tanda dinamik lagu.
12. Tempo 
Sering kita dengar lagu yang biasanya dinyanyikan dengan lambat tiba-tiba diubah dengan
cara dinyanyikan dengan cepat. Mendengar lagu yang diubah kecepatannya, sekejap kita
akan merasa janggal. Coba saja nyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” dengan kecepatan
seperti ketika kita menyanyikan lagu “Halo-Halo Bandung”. Bagaimana rasanya? Kita
merasa aneh karena cita rasa lagu tersebut akan ikut berubah pula. 
Oleh karena itu, kecepatan menyanyikan lagu sebaiknya mengikuti petunjuk yang telah
dibuat oleh penciptanya. Dalam hal ini kita perlu mengenal istilah tempo. Tempo adalah
istilah untuk menentukan cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Ada lagu yang bertempo cepat,
sedang, dan ada pula lagu yang bertempo lambat. Istilah-istilah sebagai tanda tempo biasanya
menggunakan Bahasa Italia. 
13. Tanda Ulang 
Dalam sajian lagu, kita sering mendengar sebuah lagu yang dinyanyikan secara berulang.
Kadang diulang secara keseluruhan, kadang yang diulang hanya sebagian. Kadang diulang
dari awal, kadang yang diulang hanya bagian tertentu saja. Yang paling sering kita dengar
adalah pengulangan lagu hanya bagian refreinnya saja. Dalam notasinya tentu tidak seluruh
lagu beserta pengulangannya ditulis. Akan banyak menghabiskan halaman kertas jika
demikian. Oleh karena itu, untuk keperluan pengulangan bagian-bagian lagu disini juga
dikenalkan cara-cara pengulangan lagu dengan pemakaian tanda ulang.

LATIHAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pitch, dinamik dan timbre!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Garis Lengkung Melismatis, Garis Lengkung Legato
dan Garis Lengkung Legatura!
3. Tuliskan lirik lagu barat yang kamu sukai!

C. Alat Musik Barat


1. Alat musik melodis, yaitu alat musik yang memainkan melodi lagu. Alat musik melodis,
antara lain sebagai berikut:

a. Rekorder

Rekorder adalah jenis alat musik tiup. Alat musik ini mempunyai 4 jenis, yaitu rekorder
sopranino, rekorder sopran, rekorder alto, dan rekorder bas. Rekorder yang sering digunakan
di sekolah adalah rekorder sopran.

b. Pianika

Pianika adalah alat musik bertuts yang dimainkan dengan cara ditiup. Bilah-bilah nadanya
yang berwarna hitam menghasilkan nada kromatis.

c. Harmonika

Harmonika adalah alat musik yang memiliki dua perangkat penggetar berpisah yang
berbunyi saat pemain meniup dan mengisap udara dari alat tersebut.

d. Saxophon

Saxophon merupakan alat musik tiup bersuara logam dengan jangkauan nada dan
kemampuan ekspresinya yang besar. Saxophon diciptakan oleh Adolphne Sax pada tahun
1846. Ada empat jenis saxophon, yaitu saxophon sopran, alto, tenor, dan bariton.
Keempatnya dapat membentuk kwartet yang setara dengan kwartet gesek.

e. Trompet

Trompet adalah alat musik tiup yang dapat mengeluarkan bunyi berapi-api yang dihasilkan
oleh besarnya tenaga yang digunakan untuk memainkan fanfare tetapi juga disebabkan oleh
tabung logam yang sempit, lubang silindris, dan corong yang lebar dan mengembang. Musisi
jazz memanfaatkan semua bunyi yang dihasilkan alat musik trompet dan trombon. Dengan
memainkan kedua alat musik ini, diharapkan akan menghasilkan permainan solo yang
memesona.

f. Hobo

Hobo, yaitu alat musik tiup yang bersuara lembut dengan lidah getar rangkap. Jangkauan
nadanya sampai dua setengah oktaf. Hobo dikenal sejak zaman Mesir Kuno. Pada abad ke-
18, alat musik ini tampil pada musik kamar atau konserto. Hobo dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu hobo cor anglais, hobo diamore, dan hobo masa kini. Karya yang banyak
menampilkan alat musik ini, dapat kita dengar pada karya Bellini, Berio, dan Rossini.

g. Flute

Flute merupakan alat musik tiup bersuara kaya dan menimbulkan suasana magis. Flute
modern lebih mudah dimainkan dan bunyinya lebih jernih.

h. Klarinet

Klarinet adalah alat musik tiup yang dikembangkan oleh Theoblad Boem dengan nada tinggi
dan nyaring. Klarinet mulai digunakan dalam musik orkes dan band militer pada pertengahan
abd ke-18.

i. Biola

Biola merupakan alat musik string yang cara memainkannya digesek. Suara biola dengan
ekspresi musikal banyak digunakan dalam musik orkestra untuk menghasilkan nada yang
tinggi dan menakjubkan dalam jumlah yang besar. Biola hasil karya Stradivarius (1644–
1737) dianggap sebagai alat musik terbaik yang pernah dibuat.

Sejak saat itu, alat musik gesek tidak berubah. Biola yang digunakan dalam orkestra ada dua
macam, yaitu biola sopran dan biola alto.
2. Nama-nama Alat Musik Harmonis di Barat

Alat musik harmonis, yaitu alat musik yang berfungsi mengiringi perjalanan melodi lagu
dengan menggunakan akor tertentu. Alat musik harmonis, antara lain sebagai berikut.

a. Piano

Piano merupakan alat musik harmonis yang cara memainkannya dengan cara ditekan.
Seorang pianis dapat memainkan musik yang bagus baik solo maupun dengan iringan orkes.
Piano juga berperan penting bahkan mendominasi atau mengiringi alat musik lain dalam
musik pop dan jazz.

Piano terbaik adalah piano sayap (grand piano), baik dalam bunyi maupun ukuran. Piano
tegak lebih banyak digunakan karena hanya membutuhkan tempat yang kecil dan harganya
lebih murah.

b. Keyboard
Musik keyboard jenis organ yang perolehan nada dan warna bunyinya merupakan hasil
olahan secara elektronik.

c. Electon

Electon adalah alat musik keyboard yang nada-nadanya diperoleh dari tiupan udara ke dalam
sejumlah pipa pada organ mekanis. Penaikan udara diatur oleh tenaga simpanan dengan
perangkat sejenis engkol sehingga organ seakan-akan berbunyi sendiri. Pada organ elektrik,
prinsip dasarnya menyerupai organ asli, namun penyediaan udara dibuat dengan bantuan
tenaga listrik.

d. Gitar

Gitar adalah alat musik petik yang sangat populer di masyarakat. Gitar umumnya berdawai
enam dan berbahan dari kawat atau nilon. Gitar dimainkan dengan jari-jari tangan atau
dengan bantuan sebuah plektrum. Dalam kegiatan musik, gitar berperan sebagai alat musik
tunggal maupun pengiring musik atau lagu.

Jangkauan nada gitar cukup luas, lebih dari tiga oktaf, dimulai dari nada E oktaf besar.
Notasinya dituliskan satu oktaf lebih tinggi dari bunyi sebenarnya. Gitar spanyol (klasik)
didesain oleh tukang kayu dari Spanyol Antonio de Torres Jurado dari abad ke-19. Gitar
yang dimainkan dalam musik pop biasanya memiliki plat jari pada badannya Gambar 11.23
Gitar untuk melindungi gitar dari gesekan.

3. Nama-nama Alat Musik Ritimis di Barat

Alat musik ritmis, yaitu alat musik yang berfungsi untuk mengatur jalannya irama musik atau
ritme lagu. Yang termasuk alat musik ritmis adalah sebagai berikut.
a.   Tamborin adalah alat musik jenis rebana, dengan atau tanpa hiasan kerincing logam di
sekitar bingkai atau kerangkanya. Tamborin dipakai pada orkes modern atau dangdut.
b.   Triangle atau trikona adalah alat musik perkusi berbentuk lengkung segi dan terbuat
dari baja. Alat musik ini dimainkan dengan pemukul kecil dari logam, bunyinya lembut dan
tidak bernada. Namun, dentingan nyaring triangle sering terdengar dalam orkes maupun
band.
c.   Tabla adalah alat musik India yang banyak dimainkan dalam berbagai kegiatan, misalnya
sebagai pengiring sitar. Alat musik ini semacam gendang yang dimainkan berpegang dengan
ketinggian bunyi yang berbeda.
d.   Simbal menghasilkan gema benturan saat dipukul dengan stik dan dapat digunakan untuk
menandai bagian klimaks musik. Simbal ini dipasang pada penyangga di atas kedudukannya.
e.   Bongo, sepasang gendang kecil dan pendek yang ditata berbeda tingginya dan dimainkan
dengan tangan terbuka. Alat musik ini terkenal dalam musik rumba dari Amerika Latin.
f.    Drum set adalah seperangkat alat musik perkusi, khususnya jenis drum yang jumlah dan
macamnya tidak tentu, dan dapat dimainkan oleh seorang pemain saja. Pada susunan alat
musik drum set yang sederhana terdiri atas snar drum, tenor drum, bass drum, dan simbal.
g.   Kastanyet adalah lonceng kayu yang dipegang dengan tangan.
h.   Kabassa adalah derik Amerika Selatan yang manik-manik bajanya diuntai bagian
luarnya.
i.    Marakas adalah sepasang derik Amerika Selatan yang biasanya dibuat dari labu
berongga yang berisi biji-bijian atau dari kayu berisi manikmanik. Alat musik ini biasanya
digoyang dengan kedua tangan.
j.    Pauken atau timpani, yaitu alat musik perkusi sejenis drum atau genderang. Alat musik
ini merupakan alat musik simponi, biasanya terletak di belakang alat-alat musik lainnya.
Selain badannya yang besar, alat musik timpani merupakan alat musik ritmis yang bernada
atau dapat distem tinggi rendahnya

LATIHAN
1. Sebutkan jenis-jenis alat music melodis!
2. Sebutkan alat music ritmis yang cara memakainya dengan cara ditabuh!
3. Gambarkan jenis alat music triangle, marakas dan kastanyet!
BAB 3 SENI TARI KREASI
A. Konsep, Teknik dan Prosedur dalam Berkarya Tari Kreasi
1. Teknik berkarya seni tari kreasi
Penelitian antropologi mengenai perilaku manusia Moris, 2002
menyimpulkan bahwa manusia memiliki perilaku dasar estetis. Hanya saja
perkembangan perilaku tersebut berbeda pada setiap orangnya. Faktor keluarga,
lingkungan, faham keagamaan sangat erat kaitannya dengan perkembangan minat
dan bakat anak. Pembelajaran tari di sekolah sudah barang tentu harus bisa
melayani semua siswa yang berbakat dan memiliki minat tari atau tidak. Dalam
hal ini guru diharapkan bisa mengatasi berbagai hambatan pembelajaran dengan
memanfaatkan model-model pembelajaran. Untuk sampai pada kemampuan
berkarya tari, idealnya siswa harus memiliki kemampuan dasar menari. Untuk
memperoleh kemampuan dasar tersebut, siswa diminta untuk mengamati tari dari
berbagai media, mengunjungi, dan mengamati karya tari dari narasumber yang
memiliki kemampuan menari. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan gerak
yang sesuai dengan iringannya. Bahan ajar yang digunakan untuk
mengembangkan tari, berasal dari tari tradisional Indonesia. Pemilihan tari
tradisional bukan tanpa sebab, dari perspektif estetis, etis, etnis, dan politis
alasannya kuat dan menjadi keniscayaan. Di tengah tarik menarik kekuatan global
yang menyeret kita, ketahanan budaya lokal perlu ditingkatkan. Kekayaan seni
yang multi etnis bisa menjadi berkah tapi bisa juga menjadi musibah apabila kita
lengah. Melalui pendidikan seni tradisional, semangat, dan kecintaan pada tanah
air ditanamkan sebagai langkah awal, bisa dimulai dengan mengembangkan
gerak-gerak dasar tari tradisional Indonesia yang bersumber dari: kepala, badan,
tangan, dan kaki. Untuk memperjelas bahasan teknik ragam gerak dasar tari
tradisional ini, seyogyanya guru memiliki bahan materi yang beragam yang bisa
diunduh dari internet, buku atau bahkan memberikan kesempatan pada siswa
untuk menemukan teknik ragam gerak tari tradisional dari seniman atau
narasumber lainnya.
2. Menerapkan Prosedur Tari Kreasi dari Seni Tradisi ke Tari Kreasi
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada guru dalam memotivasi siswa untuk
menemukan kekhasan geraknya sendiri. Eksplorasi dalam pembelajaran seni adalah
penggalian terhadap apa yang dilihat, didengar, dan diraba artinya dalam pembelajaran ini
melatih kepekaan pancaindera siswa untuk menemukan hal yang dianggap menarik,
menyenangkan, dan indah serta pantas untuk dikembangkan dalam gerak. Untuk menerapkan
prosedur berkarya seni tari kreasi, bapakibu guru bisa mencontoh Hawkins dalam bukunya
Moving from Within: a New Method for Dance Making yang diterjemahkan oleh I Wayan
Dibia dengan judul Bergerak Menurut Kata Hati 2003. Hawkins memaparkan bahwa untuk
merangkai gerak dan menerapkan tari kreasi dilakukan melalui empat tahap kreatif yang
terdiri atas sebagai berikut.
1. Eksplorasi
Kegiatan ini adalah pencarian dan percobaan mengembangkan beragam gerak dari tema yang
sudah terpilih, yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi yaitu pemilihan terhadap gerak-
gerak yang dianggap cocok sesuai dengan kata hatinya dan kesepakatan kelompoknya. Siswa
diberikan kebebasan untuk mencari sampai menemukan sendiri gerakan yang dia inginkan,
selanjutnya dirangkai menjadi tari kreasi hasil kelompok siswa. Peran guru adalah
membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan mengawasi proses. Apapun hasilnya nanti tak
ada yang salah, atau benar. Penilaian adalah bagaimana proses dilaksanakan, bagaimana
siswa bekerjasama dalam memecahkan problem yang mereka hadapi. Yang perlu diketahui
oleh guru adalah alasan siswa dalam memilih dan mengembangkan ragam gerak. Kegiatan
ini memberikan kesempatan kepada guru dalam memotivasi siswa untuk menemukan
kekhasan gerakannya sendiri. Eksplorasi dalam pembelajaran seni adalah penggalian
terhadap apa yang dilihat, didengar, dan diraba artinya dalam pembelajaran ini melatih
kepekaan pancaindera siswa untuk menemukan hal yang dianggap menarik, menyenangkan,
dan indah serta pantas untuk dikembangkan dalam gerak. Ide gagasan yang dapat dijadikan
tema meliputi hal-hal sebagai berikut. a. tema lingkungan dan alam sekitar; b. tema
kehidupan sehari-hari; c. tema pola cerita rakyat; dan d. tema dengan menggunakan properti
sebagai pendukung tari.
2. Improvisasi
Kegiatan ini adalah pencarian dan percobaan mengembangkan beragam gerak dari tema yang
sudah terpilih, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi yaitu pemilihan terhadap gerak-gerak
yang dianggap cocok sesuai dengan kata hatinya dan kesepakatan kelompoknya. Dari setiap
ragam gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga, ruang,
dan waktu sehingga menghasilkan gerak yang sangat beragam. Siswa diberikan kebebasan
untuk mencari sampai menemukan sendiri gerakan yang dia inginkan, selanjutnya dirangkai
dalam komposisi kelompok. Peran guru adalah membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan
mengawasi proses. Mungkin ada saja jawaban atau gerak yang dianggap ‘nyeleneh’, tapi itu
bukankah salah satu ciri kreatif.
3. Evaluasi
Pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah dihasilkan pada tahap
improvisasi. Dalam kegiatan ini siswa mulai menyeleksi dengan cara membuat ragam gerak
yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah
yang akan digarap oleh siswa pada tahap komposisi tari.

4. Komposisi
Tujuan akhir dari tahapan ini untuk memberikan bentuk terhadap apa yang siswa temukan.
Melalui tahapan-tahapan eksplorasi penjajakan gerak, improvisasi mencari dan menemukan
gerak, evaluasi pemilahan dan pemilihan gerak, untuk pada akhirnya siswa dapat membentuk
dan merangkaikan gerak menjadi sebuah komposisi.

B. Fungsi, Bentuk, Jenis dan Nilai Estetis Tari Kreasi


 Fungsi tari kreasi

Tari yang merupakan seni budaya juga memiliki fungsi. Gerakan tari yang menjadi media
untuk menyampaikan fungsi tersebut. Berdasarkan fungsinya, tarian di Indonesia
diklasifikasi menjadi 3, yaitu:

1. Tari sebagai sarana upacara

Tari sebagai upacara ini merupakan tarian yang biasa dipentaskan dalam upacara-upacara adat
suatu daerah. Berikut contohnya :

a. Tari Kecak.

Tari Kecak adalah tarian yang digunakan dalam upacara adat tertentu. Tari Kecak ini
merupakan tarian khas Bali. Biasa dipentaskan saat upacara pembukaan atau penutupan
sebuah acara besar.

b. Tari Gambuh

Tari Gambuh, juga merupakan tarian yang berasal dari Bali. Tarian ini dipentaskan saat
upacara odalan, hajatan keluarga bangsawan, ngaben, dan lainnya.

c. Tari Lawung Ageng

Tari Lawung adalah tarian khas Yogyakarta. Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan
Hemengkubuwono I. Nama Lawung diberikan karena dalam pentasnya penari menggunakan
properti lawung atau tombak.

2. Tari sebagai sarana hiburan


Tari sebagai sarana hiburan adalah tarian yang berfungsi dipentaskan untuk dijadikan sebagai
sarana media hiburan para masyarakat. Berikut contohnya :

a. Tari Topeng

Tari Topeng merupakan tradisional yang berasal dari Jawa Barat, lebih tepatnya tarian ini
lahir di Cirebon. Dinamakan tari topeng karena memang penarinya memakai topeng saat
tampil. Tarian ini seringkali dipertunjukkan sebagai hiburan dalam acara hajat masyarakat
Cirebon.

b. Tari Merak

Tari Merak adalah tari tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Tarian ini mendeskripsikan
keindahan dan kecantikan burung merak, biasa dipertunjukkan sebagai saran hiburan
masyarakat Jawa Barat.

c. Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah tarian hiburan yang juga berasal dari Jawa Barat, tepatnya yaitu dari
daerah Karawang. Tari Jaipong ini diciptakan oleh H. Juanda pada tahun 1976.

 Bentuk tari kreasi1. Tar

1. Tari tunggal
Tari yang ditampilkan oleh seorang penari dalam menarikan tokoh. Oleh karena
menarikan seorang tokoh yang bisa bersumber dari sejarah, cerita wayang, cerita rakyat,
legenda dan lain-lain, maka karakter atau perwatakannya harus tampil dengan jelas. Karakter
dalam tari terlihat dari volume gerak yang harus dipertahankan selama ditampilkan.
Contoh tari Gatotkaca dari cerita wayang Mahabharata adalah seorang kesatria yang
gagah. Tari Gatotkaca memiliki volume gerak luas yang ditandai dengan angkatan kaki
dan tangan yang terbuka lebar disertai pandangan yang lurus ke depan. Berbeda halnya
dengan tokoh Arjuna yang berkarakter halus, maka tarinya memiliki volume gerak sedang
dengan pandangan mata menunduk. Dalam hal ini bapak/ibu guru dipersilahkan memotivasi
siswa untuk mengamati dan mengasosiasikan tokoh-tokoh ideal dalam kehidupan nyata
untuk diketemukan karakternya dan direpresentasikan ke dalam tari kreasi.
2. Tari berpasangan
Tari yang ditampilkan oleh dua orang penari, atau berpasangan baik laki-laki -
perempuan, perempuan - perempuan, atau laki-laki - laki-laki. Prinsip tari berpasangan
adalah adanya saling interaksi diantara penari. Saling mengisi dalam gerak dan membuat
komposisi yang terencana. Adakalanya tari berpasangan ditampilkan oleh lebih dua orang,
yang penting tari tersebut berkonsep dua yang saling mengisi. Contohnya tari Serampang
dua belas dari Melayu, walaupun ditarikan secara masal, tetapi konsep dua yang saling
mengisi masih terjaga.
Dalam hal ini bapak/ibu guru dipersilahkan memotivasi siswa untuk mengamati dan
mendiskusikan tari berpasangan agar bisa dikreasikan kembali sesuai selera estetis siswa.
3. Tari kelompok
Tari yang ditampilkan lebih dari 3 (tiga) orang penari. Tidak ada ketentuan mutlak
jumlah maksimal, contoh tari Saman dari Aceh, tari piring dari Minangkabau, tari
Merak dari Jawa Barat, dan lain-lain. Akan tetapi, ada tari yang memiliki ketentuan
khusus. Misalnya, pada tari Bedhaya dari Jawa yang ditampilkan oleh 5 orang penari
bisa juga 7 atau 9 penari, yang masing-masing penari memiliki peran dan lintasan tari
yang sudah baku. Dalam hal ini bapak/ibu guru memiliki peran sebagai motivator,
menstimulus siswa untuk berkreasi tari kelompok.
 Jenis Tari Kreasi
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik
pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)


Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak
menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada
konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari
kata ''modo'' yang berarti baru saja.
 Nilai Estetis Tari Kreasi

1.  Wiraga

Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat menyalurkan  ekspresi
batin dalam bentuk gerak tari.  Gerakan anggota tubuh itu antara lain:
- Jari-jari tangan
- Pergelangan tangan
- Siku-siku tangan
- Bahu
- Leher
- Muka dan kepala
- Lutut
- Mulut
- Jari-jari kaki
- Dada
- Perut
- Pinggul
- Biji mata
- Alis
- Pergelangan kaki

 2.  Wirama 

Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari. Di dalamnya
terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada dua macam Wirama pada tari,
yaitu:

Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang
berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun.
seorang dapat bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan
menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya)

Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang berulang-
ulang dan teratur.

 3.  Wirasa

Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian, penghayatan
gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan
dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan
dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.

4. Wirupa
Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah . Wirupa adalah unsur yang
memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana dan tata rias.
C. Berkarya Tari Kreasi berdasarkan Iringan
Seperti kita ketahui bahwa musik dan tari selalu bersatu. Bagaimanapun juga,
apabila musik diperdengarkan maka besar kemungkinan ide gerak tari akan
dipengaruhi oleh musik. Masuknya iringan musik akan menambah semangat baru
bagi sebuah pertunjukan. Musik Iringan Tari Musik Eksternal Musik eksternal adalah
bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan.
Keyboard, kendang, dan angklung. Contoh: Tari Kandagan Jabar, dan Gandrung
Banyuwangi. Musik Internal Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang
berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh,
jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah. Contoh: Tari Saman Aceh, Kecak Bali
Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut: • Sebagai iringan penyajian tari •
Menambah semarak dan dinamisnya tari • Mengatur dan memberi tanda efektif gerak
tari • Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak • Penuntun dan pemberi
tanda awal dan akhir tari Kamu bisa memanfaatkan lagu-lagu daerah kamu sendiri
atau daerah lainnya untuk membuat iringan tari. Indonesia memiliki beragam etnis
dan setiap etnis memiliki lagu-lagu rakyat. Tentunya kamu ingat lagu “Yamko Rambe
Yamko” dari Papua, “Manuk Dadali” dari Jawa Barat, “Bungong Jeumpa” dari Aceh,
“Ampar-ampar Pisang” dari Kalimantan Selatan. Lagu-lagu tersebut bisa dijadikan
sebagai musik untuk mengiringi tari. Pertama, perhatikan irama dan tempo lagu serta
lirik lagu untuk menentukan tema tarian. Kedua, buat gerakan sesuai dengan iringan.
Sebagai contoh lagu “Manuk Dadali” mengisahkan tentang kegagahan burung garuda,
dengan tempo sedang, irama riang dan gagah. Kamu bisa gabungkan lagu tersebut
dengan iringan gitar, tam-tam, perkusi, atau instrumen lain

LATIHAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan improvisasi dan komposisi!
2. Sebutkan beberapa jenis tari kreasi sebagai sarana upacara!
3. Jelaskan yang dimaksud tari berpasangan beserta beberapa contoh jenis
tariannya!
4. Sebutkan beberapa gerakan anggota tubuh dalam wiraga
5. Jelaskan yang dimaksud dengan iringan music eksternal dan internal beserta
contohnya masing-masing!
BAB 4 TEATER MODERN

A. Konsep, Teknik dan Prosedur Teater Modern


1. Konsep Teater Modern
Teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan
berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita
yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari.

Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter tokoh, serta alur
cerita. Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan maksud agar bangun
ceritanya standar, sehingga meskipun dilakukan pementasan berulang-ulang kali, cerita
tetap sama

2. Teknik Teater Modern

1. Konsentrasi. Pemusatan pikiran merupakan latihan yg penting,bertujuan agar


aktor dpt menjadi peran yang dibawakan
2. Ingatan emosi. The transfer of emotion merupakan cara efektif utk menghayati
suasana emosi peran secara hidup wajar dan nyata
3. Laku dramatik. Bertingkah laku dan berbicara bukan sbg dirinya sendiri, tetapi
sbg pemeran
4. Pembangunan watak. Pembangunan watak didahului dengan menelaah struktur
fisik kemudian mengidentifikasi dan menghidupkan watak itu
3. Prosedur Teater Modern
1. Menyiapkan naskah teater
2. Menentukan aktor/pemain
3. Menyiapkan tata rias
4. Menyiapkan tata busana
5. Menyiapkan tata lampu
6. Menyiapkan tata suara
7. Mengontrol keadaan penonton
B. Menginterpretasi Naskah Teater Modern
Bila kita akan mempertunjukan naskah lakon tertentu, maka kita harus mengupayakan agar
naskah lakon yang kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton. Artinya, penonton dapat
menangkap arti dan makna, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang kita visualisasikan
di dalam pertunjukan. 
Mengupayakan agar Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah Lakon
Teater Modern yang akan kita pertunjukan tidak berjarak dengan penonton, berarti kita
harus mengenal naskah lakon tersebut terlebih dahulu, kemudian menginterpretasikannya.
Misalnya, naskah lakon Mentang-mentang dari New York karya Marcelino Acana Jr
(dramawan Filipina), terjemahan Tjetje Yusuf yang disadur oleh Noorca Marendra. Naskah
lakon tersebut bercerita tentang Bi Atang (seorang janda) dan anak gadisnya, Ikah, yang
berlagak seperti orang kaya, padahal hidupnya pas-pasan. Setting sosial dari cerita Filipina
ini sangat mirip dengan setting sosial masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Noorca
Marendra menyadurnya, memindahkan setting peristiwanya ke kampung Jelambar, di
wilayah Jakarta Barat. Bahkan, Menginterpretasi Dan Mendeskripsikan Dalam Naskah
Lakon Teater Modern ini setting peristiwanya bisa dipindahkan ke setting peristiwadi
Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor,
Dayak, Banjar, Minahasa, Toraja, Bugis, Makassar, Ternate, Ambon, bahkan di Papua

LATIHAN

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa tehnik teater modern!


2. Sebutkan prosedur teater moderen!
3. Buatlah sebuah naskah teater modern!
Daftar Pustaka
Ahmad, A. Kasim. 2006. Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian
Jakarta EI Saptaria, Rikrik. 2006. Panduan Praktis Akting untuk Film dan Teater, Acting Handbook.
Bandung: Rekaya Sains.
Meri, La dan Soedarsono. 1975. Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI.
Mulyadi, Yudi dan Heni Roehaeni. 2011. Seni Teater untuk SMA/MA kelas X-XII. Jakarta:
Pusbuk Kemerdiknas.
Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
Yudiaryani, 2002, Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi.
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Internet.

Anda mungkin juga menyukai