B. Tujuan Penciptaan
Penciptaan desain batik, karya desain dua dimensi, sebagai aktivitas perancangan reka
bentuk, letak, warna, dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan benda tekstil
yang indah dan fungsional.
C. Proses Kreatif
Untuk itu, kita sebagai pendesain perlu mengikuti tahapan proses kreatif sebagai
berikut.
1. Tahap persiapan
Sekarang, mari kita membaca teks tentang awan dan desain batik dari berbagai sumber
belajar, dan mengamati bentuk awan pada Gambar 4.1 (dari kliping gambar awan dan
desain batik yang telah kita buat). Misalnya, kita amati gambar awan mendung (Gambar
4.1) dengan secermat mungkin. Perhatikan wujud awan, baik bentuk, warna, maupun
kombinasinya. Bandingkan dengan motif batik Mega Mendung (Gambar 4.2). Amati dan
pahamilah bahwa perubahan wujud itu adalah kerja memodifikasi fenomena alam
menjadi desain batik yang indah.
Sekarang kita coba membuat sketsa pola bentuk sebagaimana aslinya.
Kemudian, tanyakan apakah ide dasar bentuk desain ini?
Menggunakan bahan dan peralatan apa?
Bagaimanakah teknik penggambaran bentuk atau teknik pewarnaannya?
Atas dasar itu, kembangkan imajinasi kita untuk menafsirkan apa gerangan makna batik
ini?
Selanjutnya, kita coba bereksperimen mereka-reka motif batik baru dengan jalan
memodifikasi (memindahkan, membalik, memiringkan, mengubah ukuran, memutar,
menghapus, menggabung, memecah, mendistorsi) motif tersebut dengan tujuan untuk
menghasilkan desain yang lebih artistik,
estetis dan fungsional.
Jadi hendaknya jangan sampai desain batik yang kita buat lebih jelek dari pada desain
motif aslinya. Lebih artistik berarti lebih menonjolkan kadar seninya. Lebih estetis
artinya lebih indah dari motif yang telah ada. Sedangkan lebih fungsional berarti motif
atau corak dalam pemanfaatannya di tengah masyarakat lebih terkonsep. Motif itu
diciptakan untuk pakaian formal, pakaian santai, pakaian malam dan lain sebagainya.
2. Tahap Elaborasi
Tahap Elaborasi adalah tahap ketika kita menghadapi situasi yang sulit, yaitu
mengomunikasikan dan mentransformasikan pengalaman yang implisit ke dalam
bentuk yang eksplisit. Dengan demikian, diperlukan keterampilan ekstra untuk
memvisualisasikan unsur-unsur subjektif gagasan desain menjadi bentuk objektif karya
desain yang diciptakan.
3. Tahap Iluminasi
Tahap Iluminasi adalah tahap ketika kita menemukan inspirasi baru dari aktivitas kedua
tahap sebelumnya. Ini adalah hasil perpaduan antara kekuatan intelektual, intuisi, dan
kepekaan batin dalam mewujudkan desain batik baru dan inovatif. Proses kreasi
memodifikasi ini datang bagaikan cahaya yang tiba-tiba (sering disebut ilham) yang
memberikan pencerahan pemahaman atau pengertian atas desain batik yang
diciptakan. Kemudian, pilihlah satu sketsa yang terbaik, kerjakan di atas kertas gambar
menggunakan pensil (sketsa) dan cat air atau akrilik. Kamu juga dapat menggunakan
bahan lain yang tersedia di lingkungan belajar atau lingkungan tempat tinggalmu.
4. Tahap Verifikasi
Tahap Verifikasi yakni pengujian proses penjabaran ide desain menjadi karya desain
secara terperinci. Kita bekerja berdasarkan rujukan-rujukan pendapat pakar, petikan-
petikan teks dari para ahli yang kita baca, atau referensi motif batik yang kita kliping dan
amati.
Perhatikan desain batik hasil modifikasi pada Gambar 4.1, 4.2 dan Gambar 4.3 di atas.
Semua aktivitas ini adalah pengalaman kreatif yang mengasyikkan dan mengesankan.
1. Garis (Line)
Garis merupakan hubungan dua buah titik atau jejjak titik-titik yang bersambungan
atau berdempetan. Bentuk garis ada tiga macam, yaitu garis lurus, garis lengkung, dan
garis patah-patah.
2. Raut (Bidang Bentuk)
Raut merupakan tampak, potongan, atau wujud dari suatu objek. Bidang digunakan
menunjukan wujud benda yang cenderung pipih atau datar, sedangkan bangun atau
bentuk lebih menunjukan kepada wujud benda yang mempunyai volume (massa).
3. Ruang
Unsur ruang karya seni rupa dua dimensi menunjukan kesan dimensi dari objek yang
terdapat pada karya seni rupa tersebut. Kesan ruang dapat dihadirkan dalam karya dan
pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya, seperti intensitas warna, gelap terang, dan
lain-lain.
4. Tekstur
Tekstur adalah sifat atau kualitas nilai raba dari suatu permukaan. Oleh karena itu,
tekstur bisa halus, licin, kasar, berkerut, dan sebagainya. Ada dua macam tekstur yaitu
tekstur nyata dan tekstur semu. Pada tekstur semu kesan yang ditangkap oleh mata
tidak sama dengan kesan yang ditangkap oleh perabaan atau hanya dapat dirasakan
secara imajinatif. Tekstur dapat dihasilkan dengan berbagai cara, misalnya dengan
guratan-guratan, sapuan kuas, garis-garis, atau dengan hasil reproduksi dari alam,
misalnya kayu, batu pasir, dan sebagainya.
5. Warna
dalam seni lukis, warna merupakan unsur yang sangat pokok sebagai media
ungkapan seniman. Warna dapat memberikan nuansa bagi terciptanya karya seni
karena dengan warna dapat ditampilkan karya seni rupa yang menarik dan
menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen, jenis warna diklasifikasikan ke
dalam jenis warna primer, warna sekunder, dan warna tersier.
6. Gelap Warna
Gelap terang pada dasarnya adalah warna. Ada dua istilah berkaitan dengan warna
yaitu hue dan value. Hue menunjukan nama suatu warna (merah, kuning, hijau, dan
sebagainya), sedangkan value menunjukan kepadatan, intensitas, atau kekuatan warna
(warna terang, warna gelap, warna lembut, dan lain-lain). Gelap terang atau value
merupakan kesan yang ditampilkan oleh warna atau hue. Gelap terang berkaitan
dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti tidak terkena cahaya dan yang terang
adalah yang terkena cahaya. Goresan pensil yang keras dan tebal akan memberi
kesan gelap, sedangkan goresan pensil yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih
terang. Gelap terang dalam gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik
mengatur jarak atau tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan
menghasilkan kesan semakin gelap, demikian sebaliknya.
7. Komposisi
Komposisi merupakan susunan yang berkaitan dengan keseimbangan, keterkaitan,
atau dengan kata lain adalah cara penataan unsur-unsur visual . Prinsip-prinsip dalam
menyusun sebuan komposisi antara lain sebagai berikut.
8. Tema
Tema (subject matter) adalah suatu hal atau pokok persoalan yang akan dihadirkan
dalam karya seni. Tema dapat berasal dari berbagai masalah, misalnya sejarah,
pengalaman intelektual, peristiwa metafisik, alam, dan pemandangan.
Media merupakan bahan yang menjadi alat konkret untuk menyatakan gagasan
yang bersifat abstrak. Karya seni rupa diungkapkan melalui berbagai media, antara lain
kertas (gambar), tanah liat (keramik), batu atau kayu (patung), bahan bangunan
(arsitektur), cetakan (grafis), dan lain-lain. Pemilihan bahan harus tepat karena
fungsinya sebagai wahana mengkomunikasikan sebuah gagasaan. Selain itu, pemilihan
media harus diikuti teknik, prosedur, dan keahlian berkarya agar karya yang dihasilkan
memiliki nilai seni yang tinggi.
Media berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk menggambar.
Beragam pilihan media berkarya seni rupa dua dimensi, antara lain sebagai berikut.
Teknik pembuatan seni rupa dua dimensi, antara lain sebagai berikut.
b. Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis menggunakan
titik-titik hingga membentuk objek.
c. Teknik Arsir
Teknik arsir dibuat dengan menorehkan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa
garis-garis berulang yang menimbulkan kesan gelap terang atau gradasi.
f. Teknik Plakat
Teknik plakat yaitu cara menggambar menggunakan bahan cat air atau cat poster
dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.
g. Teknik Semprot
Teknik semprot yaitu cara melukis dengan cara menyemprotkan bahan cat air
menggunakan sprayer. Untuk melukis dengan teknik ini harus hati-hati untuk setiap
poin lukisnya. Contoh lukisan teknik semprot yaitu gambar reklame.
h. Teknik Tempera
Teknik tempera adalah teknik melukis yang dilakukan khusus pada dinding yang
masih basah sehingga hasilnya akan menyatu dengan desain arsiteknya.
i. Teknik Kolase
Teknik kolase adalah teknik melukis yang dilakukan dengan memotong kertas
menjadi bagian kesil-kesil lalu potongan kertas tersebut kita tempel pada bidang lukis
sehingga membentuk lukisan