Anda di halaman 1dari 7

KONSEP BERKARYA SENI RUPA

Berkarya seni rupa adalah merealisasikan konsep seni dengan mengekspresikannya dalam
karya seni. Karena pada dasarnya kita sebagai manusia tentunya suka akan suatu hal yang indah
dan unik. Bahkan sampi mengagumi sesuatu yang ada di alam sekitar, secara tidak langsung
atau pun langsung. Keindahan dan keunikan itu dapat menimbulkan rasa senang, sedih, bahagia
dan haru

Dimulai dari tahap ide atau gagasan sampai dengan wujud karya seni, semua tidak lepas dari
hasil pengamatan dan interaksi dengan lingkungan sekitar atau pun pengalaman individu
masing-masing. Nah untuk menciptakan suatu karya seni lukis yang baik, ada berbagai hal
yang harus diperhatikan.

Konsep Berkarya Seni Rupa

Berikut ini terdapat beberapa konsep berkarya seni rupa, terdiri atas:

1. Melakukan Pengamatan

Melakukan pengamatan mempunyai maksud untuk melaksanakan pengamatan terhadap


realitas internal spiritual di dalam diri. Karena akan berkaitan dengan cita-cita, keinginan dan
lainnya, untuk itu pengamatan sangatlah penting.

2. Menentukan Tema

Kemudian ketika proses pertama sudah dilakukan, kemudian tanyalah diri kalian pribagi bahwa
kegiatan apakah yang paling kuat dan bisa untuk dituangkan dalam sebuah karya seni lukis,
sehingga ini akan menjadi tema dalam karya seni yang akan dibuat.

3. Membuat Sketsa

Setelah tema mengenai gambaran apa yang akan dilukis beres, maka buatlah sketsa dengan
mengambilnya melalui ide yang ditemukan, kepuasan dalam membuat karya seni lukis ialah
ketika ide dapat diwujudkan dalam sebuah karya seni lukis.

4. Menganalisis Sketsa

Sketsa selesai dibuat setelah itu diperlukan analisis dari aspek visual, konseptual, bahan baku
seni dan teknik yang akan digunakan. Setelah tahap ini dilakukan, maka ekspresi diri seharunya
sudah cukup penuh dan mulai tuangkan ekspresi tersebut di sebuah lukisan.
5. Menyajikan Karya

Nah setelah semua tahap selesai dilewati maka perlu penyajian karya seni lukisa untuk
memperlihatkan hasil karya yang telah dibuat dengan sebuah pameran. Sebelum lukisan
dipamerkan, sebelumnya lukisan harus dibubuhi ringkasan konsep, pembuatan label “judul,
tahun, media, nama pencipta, ukuran, foto karya seni “, dan deskripsi visual.

Proses Berkarya Seni Rupa

Adapun proses berkarya seni rupa yang diantaranya yaitu:

• Mencari ide atau gagasan berkarya


• Menemukan ide atau gagasan berkarya
• Menuangkan ide atau gagasan berkarya dalam sketsa
• Memindahkan sketsa
• Mempresentasikan karya seni

UNSUR SENI RUPA

1. Garis

Garis terdiri dari gabungan titik-titik yang menyambung dan memanjang dan cenderung
mempunyai arah tertentu. Garis mempunyai beberapa sifat yakni panjang, pendek, tipis, lurus,
horisontal, vertikal, berombak, spiral, melengkung, miring, patah-patah dan zigzag. Garis
dalam sebuah gambar dapat memberikan kesan kekar, kuat, megah, simpel atau agung.
Manusia, flora, fauna dan alam juga benda mengandung unsur garis.

2. Bentuk

Bentuk adalah sejumlah bidang geometris atau bidang non geometris yang mempunyai ruang.
Ruang terbentuk karena adanya lebar, panjang dan tinggi atau adanya tiga dimensi. Bentuk
secara bahasa berarti bangun atau sosok. Bangun merupakan sesuatu yang hanya tampak oleh
mata seperti segitiga, kotak, bundar, atau bentuk tak beraturan. Sementara, sosok merupakan
bentuk benda yang terlihat dan dapat dirasakan karena adanya unsur nilai dari benda tersebut,
seperti bentuk manusia, hewan, meja dan lain sebagainya.
3. Tekstur

Tekstur dimaknai sebagai suatu sifat permukaan sebuah benda yang dapat dirasakan kasar,
halus, licin, mengkilap, berpori, kusam dan lain sebagainya. Tekstur juga dapat dirasakan
melalui penglihatan dan perabaan, maka dari itu dalam karya seni rupa tekstur atau sifat
permukaan sebuah benda terdiri dari yang nyata dan semu. Tekstur nyata merupakan apa yang
tampak oleh penglihatan sama dengan yang dirasakan dengan merabanya, sementara tekstur
semu merupakan kesan yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang dirasakan dengan meraba.

4. Titik

Titik adalah unsur dasar seni rupa yang paling kecil dan sederhana. Walaupun merupakan
sebuah bentuk yang sederhana namun titik dapat memiliki peran sangat besar dan dapat
menjadi pusat perhatian dalam sebuah karya seni.

5. Bidang

Bidang merupakan gabungan dari beberapa garis yang mempunyai dimensi panjang dan lebar
(dua dimensi).Bidang terdiri dari geometris yakni bidang yang beraturan seperti segi empat,
segi tiga, lingkaran dan bidang non geometris yakni bidang yang tidak beraturan dan bebas.

6. Warna

Warna adalah spektrum tertentu dalam cahaya. Untuk mempelajari warna dapat melalui dua
pendekatan teori yakni teori warna yang berdasarkan cahaya dan teori warna yang berdasarkan
pigmen warna yakni butiran halus yang terdapat pada warna. Warna juga terbagi kedalam
beberapa jenis yakni warna primer, warna sekunder, warna tersier, warna analogus dan warna
komplementer.

7. Gelap terang

Gelap terang merupakan kondisi yang terjadi karena intensitas warna, dan hasil dari
penggunaan warna hitam dan putih. Unsur gelap terang dalam karya dua dimensi mempunyai
fungsi untuk memberikan kesan seolah objek yang ditampilkan memiliki volume atau tiga
dimensi. Selain itu, gelap terang juga memberi kesan pada gambar seolah memiliki ruang atau
kedalaman dan memberi perbedaan kontras.
8. Ruang

Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh seseorang seperti halnya
ruangan dalam rumah, ruang kelas dan lain sebagainya. Dalam karya dua dimensi ruang dapat
mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang atau kedalaman pada karya dua dimensi
bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui kesan penggambaran yang pipih, datar,
menjorok, cembung, jauh dekat dan lain sebagainya.

9. Raut

Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari sebuah objek. Raut
dapat terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk bidang. Raut
juga dapat bermakna perwujudan dari sebuah objek atau beberapa orang sering
menyamakannya dengan bidang. Namun perlu diketahui, bidang cenderung pipih atau datar
sementara bangun lebih menunjukkan kepada bentuk benda yang memiliki volume.

PRINSIP SENI RUPA

Prinsip seni rupa dapat diartikan sebagai suatu kaidah yang perlu dilakukan dalam
proses pembentukan suatu karya seni rupa yang indah.

1. Kesatuan

Kesatuan adalah prinsip yang mendukung unsur-unsur seni rupa agar berpadu satu sama lain,
sehingga saling membangun komposisi yang menarik dan indah. Kesatuan menjadikan karya
seni bernilai estetis.

2. Keselarasan

Suatu kesatuan unsur-unsur karya seni rupa dikatakan indah dan memiliki nilai estetis bila
berpadu dan selaras. Keselarasan atau harmoni adalah relasi kedekatan unsur-unsur yang
berbeda, seperti bentuk, pencahayaan, dan warna untuk menciptakan keindahan.

3. Penekanan

Penekanan adalah prinsip yang mendasari perbedaan dari dua unsur karya seni yang
berlawanan dan saling berdekatan. Penekanan akan membuat sebuah karya seni tidak monoton.
Dengan memberikan perbedaan yang mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran, sebuah karya
seni akan terlihat lebih menarik.

4. Irama

Irama merupakan prinsip yang mendasari pengulangan unsur seni rupa secara teratur.
Pengulangan dapat berupa garis, bentuk, atau variasi warna. Repetisi yang diterapkan secara
bervariasi pada karya seni akan menghasilkan irama harmoni yang dapat meningkatkan nilai
estetika.

5. Gradasi

Gradasi adalah susunan warna yang didasari pada tingkatan tertentu pada sebuah karya seni.
Gradasi paling sering diterapkan dalam pembuatan mozaik, karikatur, lukisan, dan karya seni
rupa lainnya. Susunan ini dapat membuat sebuah karya seni menjadi lebih hidup.

6. Proporsi

Proporsi adalah prinsip seni rupa yang mengacu pada keteraturan dan kesesuaian dari wujud
karya seni rupa yang diciptakan. Contohnya, dalam menggambar manusia pelukis harus
menyesuaikan ukuran organ tubuh manusia tersebut.

7. Komposisi

Komposisi menjadi prinsip yang paling penting dalam keindahan sebuah karya seni. Formasi
di dalamnya meliputi penempatan berbagai unsur seni rupa yang disusun menjadi teratur,
serasi, dan menarik.

8. Keseimbangan

Unsur-unsur seni rupa yang diatur memakai prinsip keseimbangan akan menjadi suatu karya
seni yang memiliki daya tarik bagi para penikmat karya seni.

BAHAN DAN TEKNIK DALAM BERKARYA SENI RUPA

Bahan dan Alat

1. Bahan habis pakai

a. Berdasarkan fungsinya :
Bahan utama (medium) : kanvas dan cat

Bahan penunjang : kayu dan paku

b. Berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya

Bahan baku alami : Digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara
kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu.

Bahan baku olahan/ sintetis : bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses industry
tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus.

c. Berdasarkan sifatnya

Bahan lunak : Pastel dan Krayon

Bahan cair : Tinta Bak, cat air, cat minyak

2. Alat

a. Alat utama : alat membentuk, manggambar, mewarnai, dan mencetak

b. Alat bantu : alat yang diperuntukan tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya seni rupa
tetapi sangat diperlukan.

Contoh : alat pemotong (pisau, gunting), alat pengering, alat pengukur.

Teknik Seni Rupa

1. Kolase : lukisan yang dibuat dari tempelan potongan/ sobekan kain, atau kayu dengan pelekat

2. Mozaik : teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca berwarna dengan semen lepas
pada media melukis dan membentuk suatu objek

3. Plakat : bermedia kanvas yang diberi cat yang bersifat menutup yang dicampur larutan lem
sehingga tidak tembus pandang.

4. Aquarel : melukis dengan sapuan warna tipis dengan media kertas

5. Acrylic : menghasilkan warna yang cerah dan menyala.

6. Pointilis : menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek.

7. Dussel : menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa
digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
8. Siluet : teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna
sehingga menimbulkan kesan balok.

9. Arsir : teknik arsir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa
garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.

Anda mungkin juga menyukai