Dikaitkan dengan seni rupa, maka pengertian apresiasi seni rupa dapat didefinisikan sebagai suatu
proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai
karya seni dikaitkan dengan segi keindahannya.
Apresiasi seni rupa merupakan pemberian keputusan dan rasa tertentu terhadap karya
seni sebagai proses penghargaan pada seorang seniman
Dalam apresiasi karya seni rupa, beberapa tahapan yang dilalui antara lain tahap awal,
tahap penghayatan, dan tahap penilaian. Dalam tahap penghayatan, nilai bentuk, isi,
norma, dan aliran seni rupa yang dianalisa menggunakan pendekatan mimetik
(kesesuaian dengan keyataan yang ada), ekspresif (penilaian ungkapan), struktural
(kesatuan utuh), dan pendekatan semiotik (tanda-tanda tertentu).
Apresiasi seni lukis dalam hal ini merupakan contoh apresiasi seni rupa yang paling
sering dilakukan
Pengertian seni rupa dua dimensi didefinisikan sebagai suatu seni yang tertuang hanya dalam
dimensi panjang dan lebar. Seni rupa ini menghasilkan karya yang hanya dapat dilihat dari satu sisi
saja. Ia tidak memiliki kedalaman karena hanya tergambar dalam sebuah bidang datar saja
1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak cat
akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna pekat dan padat.
2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan menggunakan
cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya nampak transparan.
3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian
ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.
4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses
manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.
2. Prinsip Prinsip Seni Rupa Prinsip seni rupa adalah prinsip yang menunjang bagaimana
beberapa unsur dalam sebuah karya digabungkan sehingga memiliki nilai seni. Prinsip-
prinsip seni rupa tersebut sedikitnya ada 8, yaitu kesatuan, keselarasan, penekanan,
irama, gradasi, proporsi, komposisi, dan keseimbangan. [BACA JUGA : Tokoh Seni
Rupa Indonesia] 1. Kesatuan Kesatuan atau unity adalah prinsip yang menunjang
bagaimana unsur-unsur dalam seni rupa saling berpadu satu sama lain sehingga saling
menunjang dalam membangun sebuah komposisi yang menarik dan indah. Di antara
prinsip prinsip seni rupa yang lain, kesatuan adalah modal awal yang harus ditunjang
oleh prinsip lainnya sehingga dapat menjadikan sebuah karya seni bernilai estetis.
2. Keselarasan Suatu kesatuan unsur-unsur karya seni rupa hanya akan dikatakan
indah dan memiliki nilai estetis bila mereka berpadu dengan selaras. Keselarasan atau
harmonis adalah kaitan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk,
pencahayaan, warna dalam menciptakan suatu keindahan.
3. Penekanan Penekanan atau kontras adalah prinsip yang mendasari kesan perbedaan
dari dua unsur yang berlawanan dan saling berdekatan. Penekanan akan membuat
sebuah karya seni tidak bersifat monoton. Dengan memberikan perbedaan yang
mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran sebuah karya seni akan terlihat lebih
menarik.
4. Irama Irama atau rythm adalah prinsip yang mendasari pengulangan satu atau lebih
unsur secara teratur. Pengulangan unsur-unsur seni rupa yang diatur bisa berupa garis,
bentuk, atau variasi warna.
5. Gradasi Gradasi adalah susunan warna yang didasari pada tingkatan tertentu pada
sebuah karya seni. Di antara prinsip prinsip seni rupa, gradasi merupakan prinsip yang
paling sering diterapkan dalam pembuatan mozaik, karikatur, lukisan, dan seni rupa 2
dimensi lainnya. Gradasi akan membuat sebuah karya menjadi lebih hidup.
6. Kesebandingan Kesebandingan atau proporsi adalah prinsip seni rupa yang mengacu
pada keteraturan dan penyesuaian dari wujud karya seni rupa yang diciptakan. Sebagai
contoh, ketika hendak membuat lukisan manusia, pelukis harus pandai menyesuaikan
ukuran antara mata, hidung, mulut, alis, dagu dan bagian tubuh lainnya agar selaras
7. Komposisi Di antara prinsip prinsip seni rupa yang lain, komposisi menjadi prinsip
yang paling penting dalam mendasari keindahan dari sebuah karya seni. Komposisi
sendiri merupakan organisasi dari unsur-unsur seni rupa yang disusun menjadi teratur,
serasi, dan menarik
Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis
sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan
unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang
melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat
menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang
yang lainnya.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni
itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya
seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek
yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual
inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur
fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau
orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat
menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut
merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus
melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada
karya tersebut. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni
rupa dapat bersifat subyektif.
Kesimpulan
Proses penyelenggaraan pameran akan berjalan dengan lancar apabila di dukung dengan
perlengkapan dan peralatan pameran seperti ruang pameran, meja, buku tamu, buku pesan, panil,
katalog, folder, lampu penerangan dan sound system. Kelancaran dalam proses penyelenggaran
dipengaruhi oleh kemampuan dalam kerjasama panitia sesuai beban tugas dan tanggung jawabnya
mereka masing-masing.
Dalam melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang telah
matang, tersusun secara sistematis dan juga logis. Kerjasama dan tanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan tentunya akan mendukung kelancaran dalam kegiatan pameran ini.
Penataan ruang pameran karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga
dapat tercapai tujuan yang akan diharapkan.
Contoh
1) Deskripsi
Lukisan karya Hendra Gunawan ini berjudul Mencari Kutu Rambut. Lukisan
dibuat tahun 1953 dengan ukuran 84 cm x 65 cm dengan menggunakan cat
minyak diatas kanvas. Lukisan dari Hendra Gunawan ini menampilkan subject
matter 3 orang manusia yang terdiri dari anak, dengan dua orang perempuan
dewasa. Sedangkan subject pendukingnya berupa langit dan batang pohon.
Untuk warna pada subject matter adalah: Warna kulit manusia, coklat muda,
putih serta pada warna baju memilih warna yang terang seperti merah muda,
putih, biru muda, coklat sebagai bawahan pakaian. Pada subject pendukung,
warna gradasi biru muda dengan menambahkan kesan putih pada awan dan
juga kesan batang pohon dan warna coklat pada bentk wayang pada umumnya.
Lukisan karya Hendra Gunawan ini merupakan salah satu karya yang dikoleksi
Bung Karno.
Unsur rupa yang lain pada lukisan tersebut yaitu berupa garis,
tekstur, cahaya.Jenis garis yang terdapat pada subject yaiitu (a) garis
lengkung : hampir keseluruhan dalam lukisantersebut berupa garis lengkung
seperti rambut, bentuk tubuh manusia, awan pada background. (b) garis lurus :
tampak terlihat pada wayang atau pegangan wayang. (c) garis lancip terdapat
pada sudut-sudut objek wayang.Tekstur pada lukisan adalah tekstur semu,
yaitu tekstur halus pada background dan tekstur kasar atau tidak rata pada
bagian subject matter. Cahaya pada lukisan tersebut muncul atau berasal dari
sebelah kiri lukisan.
Dari segi teknik pembuatannya karya lukis ini dibuat dengan stuck brush
(sapuan kuas) pada kanvas dan di buat secara ekspresionis sehingga
memunculkan kesan yang sederhana.
2) Analisis
3) Interpretasi
4) Evaluasi
Lukisan Hendra Gunawan, Mencari Kutu Rambut dalam penggarapanya
terlihat satuan jenis wana yang sama, kurang terlihat warna yang menonjol
sehingga lukisan sedikit sulit ntuk memahami suasana atau ruang yang
digunakan subject matter dalam mencari kutu. Goresan lukisan kurang tegas,
terdapat object yang seolah olah menyatu dengan background sehingga sedikit
sulit untuk membedakan.Tetapi dari kekurangan yang tersebut, karya Hendra
Gunawan memiliki ketertarikan dan keharmonisan dalam kehidupan khususnya
berkeluarga, dan juga apresiator dapat melihat kebiasaan atau kehidupan
masyarakt jawa tempo dulu.
6.
Seni Rupa Murni merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi
yang lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsi, sebagai kepuasan pandangan
mata saja dan biasanya sering digunakan hanya sebagai pajangan.
Seni Rupa Terapan merupakan karya seni yang tidak hanya sebagai pajangan
rumah saja, tapi juga berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Seni rupa
terapan lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya.