Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UNSUR SENI RUPA 2 DEMENSI


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi
Tugas kelompok pada Mata Kuliah Seni Rupa

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Eliyana, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Wahyu Riski Inandi
2. Joko Saputra
3. Rudi Burahman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP HAMZAR LOMBOK UTARA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kahadirat allah SWT karena atas rahmad dan
karunianya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholwat
serta salam semogah tetap tercurhkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang
telah mengeluarkan kita dari jaman jahilia menuju jaman islamia. Tidak lupa pula
penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Eliyana, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Seni Rupa yang senang tiasa membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas makalh ini.
Makalah yang berjudul “Unsur Seni Rupa 2 Demensi” ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Seni Rupa. Seni rupa merupakan
suatu cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan.
Bila mana ada berapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan Saranya kepada penulis. Semogah makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menamba wawasan ilmu pengatahuan dan menjadi
acuan untuk menulis mkalah lainnya.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
BAB II PEMBHASAN
A. Definisi seni rupa 2 dimensi
B. Unsur seni rupa 2 dimensi
C. Medium bahan dan tekni karya seni rupa 2 dimensi
D. Prinsip penyusan dalam seni rupa
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya seni rupa ada di sekitar kita. Sering kali kita tidak menyadari
bahwa benda benda yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya
seni rupa. Karya seni rupa ini ada yang berdimensi 2 atau 3 dimensi dibedakan
dari bagian karya yang diserap oleh mata. Pada bagian inilah kita akan melihat
bentuk obyek yang terdapat di dalamnya.
Karya seni rupa 2 dimensi ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang
memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja. Ada beerbagai aspek dalam
karya seni rupa 2 dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang,
warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya
senni rupa 2 dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni rupa 2 dimensi ini
digunakan berbagai bahan, medium, dan tekni sesuai dengan obyek dan fungsi
yang di inginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defininisi seni rupa 2 dimensi?
2. Apa saja unsur seni rupa 2 dimensi?
3. Apa saja medium, bahan, dan tekni karya seni rupa 2 dimensi?
4. Bagaiman prinsip penyusunan dalam seni rupa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai:
1. Mengatahui tentang difinisi seni rupa 2 dimensi
2. Untuk mengatahui unsur seni rupa 2 dimensi
3. Untuk mengatahui medium bahan dan tekni karya seni rupa 2 dimensi
4. Mengatahui prinsip penyusunan dalam seni
BAB II
PEMBAHASAN

A. Difinisi Seni Rupa 2 Dimensi


Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita memiliki banyak macam
ragamnya. Walaupun demikian karya seni rupa dapat digolongkan berdasakan
jenisnya dengan mengategorikan kesamaan krakteristik karya yang Satu
dengan yang lain. Pada binatang misalnya, penggolongan dapat didasarkan pada
jenis kelamin, ada jantan ada betina. Pada tumbuhan misalnya dapat di
katagorikan berdasakan fungsinya. Ada tumbuhan yang di tanam sebagai hiasan
untuk memperinda taman ada juga tumbuhan yang di tanam untuk di konsumsi.
Demikian juga dalam hal karya seni rupa, secara sederhan dapat di bedakan
berdasakan bentuk maupun fungsinya.
Berdasakan dimensinya, karya seni rupa di bagi 2 yaitu, karya seni rupa 2
dimensi yang mempunyai dua ukuran dan karya seni rupa tiga dimensi yang
mempunyai tiga ukuran atau memiliki ruang. Berdasakan fungsinya, karya seni
rupa ada yang di buat dengan pertimbangan utama untuk memenuhi fungsi
praktis. Karya seni rupa semacam ini dikatagorikan dalam jenis karya seni rupa
terapa (applied art). Pembuatan karya seni rupa ini umumnya melalui proses
perancangan (desain) pertimbangan aspek aspek kerupaan dalam karya seni
berfungsi untuk memperindah bentuk dan tampilan sebua benda serta
meningkatkan kenyamanan penggunanya.
Sebalikknya ada karya seni rupa yang di buat dengan tujuan untuk di
nikmati keidahan dan keunikanhya saja tanpa mempertimbangkan fungsi
praktisnya. Karya seni rupa dengan kategori ini disebut karya seni rupa murni
yang umunya di gunakan sebagai elemen estetik “memperindah” rungan atau
tempat tertentu. Selain berdasakan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya seni
rupa juga di golongkan berdasakan karakteristik media, tekni bahan serta
orentasi pembuatannya. Berdasakan karakteristik ini kita mengenal berbagai
jenis karya seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni kriya, dan
desain.1

B. Unsur Seni Rupa dua Dimensi


1
Jurnal sumarjol j. 2010
Seorang perupa ( seniman desainer kriyawan perajin dsb) mengelolah
unsur-unsur seni rupa fisik dan non fisik sesuai dengan keterampilanya dan
kepekaan yang di milikinya dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa.
A. Unsur fisik
Unsur fisik yang di maksud disini adalah unsur yang dapat di
tangkap dan di idetifikasi secara kasat mata seperti bentuk warna,
tekstur,dan ruang yang disusun (diorganisasikan) secara astaktik
(mempertimbangkan prinsip penyusunan) hingga membentuk wujud
baru yang disebut seni rupa.
1. Bentuk.
Bentuk sebagai salah satu unsur fisik seni rupa dapat berupa
titik, garis, bidang, dan gempal. Berikut ini dijelaskan jenis bentuk
tersebut.
2. Warna.
Menurut ilmu fisikan, warna adalah kesan yang ditimbulakan
oleh cahaya pada mata. Menurut ilmu bahan, warna adalah semacam
zat berupa pigmen (dalam Bahasa inggris pigmen = zat warna).
Dalam seni rupa, merupakan salah satu unsur penting diketahui
tentang warna, yakni peran dan ksifikasi warna.
3. Tekstur/Barik
Testuk atau barik nilai raba suatu permukaan. Nilai raba suatu
permukaan teridiri atas kasar (tekstur kasar) dan halus.
4. Ruang
Belvin (1980) membedakan ruang antara ruang nyata (ortual
space) dan ruang gambar (pisctori space) atau ruang maya. Ruang
nyata adalah ruang yang tampak secara visual serta dapat dirasakan
dan di raba. Ruang nyata dapat berwujud dua dimensi dan tiga
dimens. Contoh ruang nyata dua dimensi adalah bidang yang biasa
ditempati menulis atau melukis. Contoh ruang nyata tiga dimensi
adalah taman arsitektur interior patung dan sebagainya. Ruang
gambar atau maya adalah ruang yang di gambarkan yang sifatnya
tidak nyata, (semu). Ruang ini dikatakan semu karena karena hanya
tampak berdasakan penglihatan. Keinginan untuk mewujudkan apa
yang dilihat pada ruang nyata pada bidang gambar atau lukis
mendorong perupa untuk melakukan eksplorasi. Eksplorasi inilah
yang ilmu perspektif pada jaman renaisan di eropa. Ilmu perspektif
berupa menghadirkan obyek pada bidang gambar/lukis terlihat
berdasakan sifat spasial atau dimensi dari posisi mata terhadap
obyek. Prinsip untuk menggambarakan swbua obyek secara ilmmu
pespektif adalah obyek semakin mengecil jika posisinya semaki
menjauh dari peninjauan, dan penampakan pun semakin kabur.
Selain ituterjadi pula efek distorsi dalam penggambaran yang
dikenal dengan istilah(foreshorthening) sepperting lingkungan bulat
yang menjadi elips dan bujur sangkar menjadi trapejium.
5. Struktur
Struktur adalah susunan adalah hasil pengorganisasian unsur
unsur dasar (fisik) yang menglahirkan wujud baru yang disubut
karya seni. Struktur suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut
keseluruhan karya seni itu yang menunjukan adanya hubungan
tertentu antara unsur yang tersusun itu. Jadi struktur adalah unsur
yang tidak bisa berdiri sendiri seperti unsur fisik lainya karena
terbentuk dari susunan yang menunjukan hubungan antara unsur
fisik yang satu dengan unsur fisik lainya pengorganisasian yang
menerapkan prinsi2 dasar penyusunan.2
B.Unsur nonfisik
Unsur nonfisik yang dimaksud di sini adalah “isi yang terkandung
dalam karya seni rupa yang kemudian di maknai oleh pengamata” unsur
nonfisik pada karya seni rupa tidak selalalu mudah yang diidentifikasih
khususnya jika di tampilkan secara tersamar. Isi yang terkandung pada
karya seni rupa atau yang populer dengan istilah subject matter dapat
berupa citra/imej yang di angkat dari pengalaman hidup sehari-hari
seperti alam benda (still-life), potret interiot pemandangan, peristiwa
keseharian (kelahiran , kematian, pencitaan, kemenangan, dsb) pristiwa
monumental historic mitos atau ajaran agama.
Di indosnesia unsur nonfisik suatu karya seni rupa biasa pula di
sebut (bobot). Bobot pada karya seni rupa pada umumnya dapat diamati
sedikitnya pada tiga hal yakni suasana gagasan atau ide, dan ibarat atau
anjuran.

2
Salam Sofyan Dkk.2020
Susana adalah kesan yang ditimbulkan oleh sebuah karya pada saat
di amati berkat hasil dari peroganisasian unsur-unsur fisik (struktur)
serta citraan visual yang ditampilkan .pada karya seni rupa suasana
terjadi misalnya pada saat kita mengamati obyek yang digambarkan
kemudian emosi kita terbawa kedalam situasi yang digambarkan itu
(empati). Pada saat emosih kita terbawa misalnya muncul perasaan
ngerih, takut, prihatin, kagum, terpesona, erotis tenang, dan
sebagaimya. Contoh karya seni rupa yang menunjukan suasana dengan
jelas.
C. Medium dan Bahan Karya Seni Rupa dua Dimensi
Sebelum melakukan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensi sangat
penting bagi kita untuk memiliki pengatahuan dan pemahaman berbagai alat
bahan dan tekni yang bisa digunkan dalam prakter berkarya seni. Usaha untuk
mengenak karakter bahan, alat, dan tekni ini dengan baik hanya dapat di
lakukan dengan kegiatan prakter secara langsung.
1. Medium dan bahan karya seni rupa dua dimensi adalah material
habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa
tersebut. Sesuai dengan keragaman jenis karya seni rupa, bahan
untuk berkarya seni rupa ini juga banyak macam dan ragamnya,
ada yang berfungsi sebagai bahan utama(medium) dan ada pula
sebagai bahan penunjang. Kayu digunakan sebagai bahan bingkai
(spanram) untuk menempatkan kanvas pada permukaan kayu
tersebut.
Bahan berkarya seni rupa dapat diakegorikan mennjadi bahan
alamami dan bahan sintensis berdasakan sumber bahan dan proses
pengolahanya. Bahan baku alam Bahan-bahan ini dapat digunakan
secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi di pabrik
atau industri terlebih dahulu. Adapun bahan baku olahan adalah
bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabriksasi atau
industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter
khusus. Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa ini
dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak,
bahan cair dan bahan padat dan sebagainya.
2. Alat Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan
ragamnya. Beberapa karya seni rupa bahkan memiliki peralatan
khusus yang tidak dipergunakan pada jenis karya lainnya. Tetapi ada
juga alat atau bahan yang dipergunakan hampir di semua proses
berkarya seni rupa. Alat-alat tulis (gambar) misalnya, adalah
peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hampir seluruh
jenis karya seni rupa, terutama saat membuat rancangan karya seni
tersebut.
Dalam berkarya seni rupa dua dimensi setidaknya dikenal
beberapa kategori alat utama untuk berkarya yaitu alat untuk
membentuk, menggambar dan mewarnai serta alat mencetak
(menduplikasi). Seperti juga bahan, selain kategori alat utama
tersebut, kita juga mengenal alat-alat bantu lainnya yaitu alat-alat
yang peruntukannya tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya seni
rupa tetapi sangat diperlukan dalam kegiatan berkarya seni rupa
seperti: alat pemotong (pisau dan gunting), alat pengering, alat
pengukur dan sebagainya. Alat-alat ini bersifat penunjang untuk
memudahkan atau melancarkan proses pembuatan karya.
Karena kemajuan teknologi, saat ini semua fungsi alat yang
dipergunakan dalam berkarya seni rupa relatif dapat dilakukan oleh
komputer. Walaupun demikian perlu disadari betul bahwa komputer
hanyalah alat bantu. Karya seni bagaimanapun juga membutuhkan
kepekaan rasa yang sulit dihasilkan oleh program komputer.
Kepekaan rasa adalah kompetensi unik dan khas yang hanya dimiliki
manusia, berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
3. Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan
keterampilan teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk
mewujudkan objek pada bidang garap. Sebagai contoh, untuk
mewujudkan sebuah objek dalam karya lukisan, seorang perupa atau
seniman lukis dituntut menguasai keterampilan teknis menggunakan
alat (kuas) dan mengolah bahan (cat) pada kanvas (medium). Seorang
3
pematung dituntut menguasai keterampilan teknis menggunakan alat
memahat dan mengolah bahan kayu untuk mewujudkan karya seni
patung.
Karya seni rupa ada juga yang dinamai berdasarkan teknik
utama yang digunakan dalam pembuatannya. Seni kriya Batik
misalnya, menunjukkan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan
teknik membatik, begitu pula Seni kriya anyam, untuk menamai jenis
karya seni rupa yang dibuat dengan teknik menganyam. Beragam
jenis dan karakteristik bahan yang digunakan dalam berkarya seni
3
Jurnal. Sumardjo j. 2010
rupa memerlukan beragam alat dan teknik untuk mengolahnya. Suatu
teknik berkarya seni rupa mungkin saja secara khusus digunakan
sebagai teknik utama dalam mewujudkan satu jenis karya seni rupa
tetapi mungkin juga digunakan untuk mewujudkan jenis karya seni
rupa lainnya.
4

D. Penyusunan Seni Rupa Dua Dimensi


Penyusunan dalam seni rupa biasa pula disebut komposisi atau tata rupa,
yaitu pengaturan unsur-unsur rupa (visual) seperti garis, bentuk, warna, dan
tekstur pada suatu ruang atau bidang. Penyusunan atau pengomposisian dalam
berkarya seni rupa dilakukan untuk mewujudkan karya yang unsur-unsurnya
memiliki kesatuan harmonis.
Di dalam melakukan penyusunan, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan untuk mencapai kesatuan harmonis, yakni kesatuan, keseimbangan,
proporsi, irama, pusat perhatian, dan kontras. Walaupun penerapan prinsip-
prinsip penyusunan tersebut sesungguhnya tidak bersifat mutlak, namun pada
umumnya karya seni rupa tidak menarik bila unsur-unsurnya tersusun tanpa
memenuhi prinsip-prinsip penyusunan tersebut.
Sebuah karya seni rupa yang unsur-unsurnya tersusun tanpa memenuhi
prinsip-prinsip penyusunan bagaikan sampah yang berserakan atau yang
bertumpuk di tempat pembuangan. Barang-barang buangan di tempat
pembuangan disebut sampah karena dibuang begitu saja tanpa pertimbangan
prinsip-prinsip penyusunan.
Sebaliknya, apabila barang-barang buangan yang memiliki unsur garis,
bentuk, warna, dan tekstur tersebut disusun pada suatu ruang atau bidang
tertentu dengan mempertimbangkan prinsip- prinsip penyusunan dapat berubah
menjadi sebuah karya seni rupa yang menarik. Berikut ini dijelaskan prinsip-
prinsip penyusunan yang dimaksud beserta contoh penerapannya agar dapat
lebih mudah dipahami.

1. Kesatuan
  Istilah “kesatuan” yang identik dengan unity dalam bahasa
Inggris bermakna adanya ciri kesamaan dari unsur yang
membentuk suatu wujud atau karya. Dalam tata rupa, kesatuan
adalah salah satu prinsip dasar yang sangat penting untuk
membentuk harmoni. Sebuah karya yang tidak memiliki kesatuan
(unsur-unsurnya tidak saling mendukung) akan tampak kacau
sehingga tidak menarik dipandang. Kesatuan menyangkut tata
4
Salam Sofyan Dkk.2020
hubungan. Apabila salah satu atau beberapa unsur rupa (misalnya:
warna, raut, arah, dll.) mempunyai hubungan, maka kesan kesatuan
telah terbentuk. Pendekatan untuk mencapai kesatuan pada karya
seni rupa dapat melalui kesamaan atau kemiripan unsur,
keselarasan unsur, keterikatan unsur, dan atau kerapatan unsur.
Ada beberapa macam kesatuan yang dapat ditampilkan pada
sebuah karya seni rupa, yakni kesatuan ide, kesatuan gaya, dan
kesatuan bentuk. Kesatuan ide, artinya terwujudnya sebuah karya
seni rupa berdasarkan dari sebuah ide atau gagasan bagi
penciptanya. Dengan demikian, ide atau gagasan yang diwujudkan
dalam sebuah karya pastilah dari sebuah ide yang utuh.
Apabila dalam sebuah karya terwujud dari banyak ide atau
beragam gagasan, maka karya tersebut akan terkesan tidak
memiliki kesatuan. Kesatuan gaya, artinya sebuah karya seni rupa
tidak menampilkan bermacam-macam gaya.
Meskipun seorang seniman misalnya dalam perjalanan
kariernya terjadi perubahan aliran sehingga gaya yang ditampilkan
dalam berkarya juga berubah, namun penciptaan sebuah karyanya
tetap hanya menerapkan satu gaya. Affandi dari Yogyakarta,
merupakan seorang pelukis yang terkenal dengan gaya
ekspresionisnya, Raden Saleh terkenal dengan gaya romantisnya.
Begitu pula pelukis-pelukis yang lain menuangkan ide atau
gagasannya dengan gaya mereka masing-masing. Kesatuan bentuk,
artinya unsur-unsur rupa yang meliputi titik, garis, bidang, warna,

2. Keseimbangan
Istilah keseimbangan yang identik dengan kata balance dalam
Bahasa inggris di artikan sebagai keadaan yang di alami oleh suatu
bend ajika semua daya yang berkerja saling meniadakan, atau
dengan kata lain pembagian yang sama berat. Pada karya seni rupa
keseimbangan di artikan sebagai suatu kedaan yang menunjukan
bahwa semua bagian atau unsur yang membentuk sebuah karya
tidak ada yang saling membebani. Keseimbagan pada seni rupa
tidak dapat di ukur tapi dapat dirasakan. Wujud keseimbangan
pada karya seni rupa dapat berupa keseimbangan yang stabil dan
tenang atau keseimbangan yang dinamis dan bergelora.
Keseimbangan stabil dan tenang biasa disebut keseimbangan
formal atau simetri, sedangkan keseimbangan dinamik dan
bergelora biasa di sebut keseimbangan semu atau asimetri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karya seni rupa memiliki bentuk dan fungsi yang beraneka ragam.
Berdasarkan dimensinya kita mengenal karya seni rupa dua dan tiga dimensi.
Karya dua dimensi terwujud dari berbagai bahan dan medium yang beraneka
ragam. Karakter unik dari masing-masing bahan dan medium ini membutuhkan
berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya
seni rupa tersebut. Bahan dan medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa 2
dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintetis. Keindahan karya seni rupa
tampak secara visual dari bentuk dan obyek pada karya seni rupa tersebut. Unsur-
unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip penataan (unsur
nonfisik) membentuk komposisi obyek gambar atau lukisan yang unik dan
menarik.
Obyek pada karya seni rupa dua dimensi dapat berwujud abstrak atau
menyerupai kenyataan yang ada di sekitar kita. Mahluk hidup dan benda mati
dapat digunakan sebagai model objek berkarya seni rupa dua dimensi. Melalui
serangkaian tahapan dalam proses berkarya seni rupa dua dimensi akan terwujud
karya seni rupa dua dimensi yang unik dan menarik. Untuk terampil berkarya seni
rupa tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi terutama oleh latihan dan
kesungguhan dalam berkarya.
Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan
prinsip-prinsip dasar berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman
dan perupa pada umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan
indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi, berasal dari bahasa
latin compositio yang artinya menyusun atau menggabungkan menjadi satu.
Komposisi dapat mencakup beberapa prinsip penataan seperti: kesatuan (unity);
keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan.
Prinsip-prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa. Penataan
unsur-unsur rupa ini dilakukan menggunakan berbagai teknik dan bahan pada
berbagai medium membentuk obyek-obyek yang unik pada karya seni rupa dua
dimensi.

B. Saran
Karya yang indah tidak selalu karya yang mirip dengan kenyataan yang
digambarkannya. Melalui penyajian karya dan saling memberikan tanggapan
terhadap karya yang disajikan, belajar untuk saling menghargai perbedaan,
menghargai keragaman yang Tuhan anugerahkan kepada kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Sem C. 2001. Kritik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Hardjana Suka. 1995. Manajemen Kesenian dan Para Pelakunya. Yogyakarta:


MSPI.

Sumardjo J. 2010. Filsafat Seni. Jakarta: PT. Gramedia.

Sofyan Salam Dkk.2020


Ali, Lukman. 1994.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Alpagu, Hasan. 2014. “Economy and Art: Why are Economy and Art Closely
Linked?”
 Journal of Economics Library.
 ISSN 2149-2379, KSP Journals, Istanbul, Vol. 1, Iss. 1, hal. 3-8, Americans for
the Arts. 2017
. Arts and Economic Prosperity 5 in the City of Phoenix 
. Washington, DC: Americans for the Arts. Avital, Tsion. 2017.
Thei Confusion Between Art and Design
: Brain-Tool versus Body-Tool. Wilmungton, Delaware: Vermon Press. Barnet,
Sylvan. 1981.
 A Short Guide to Writing about Art 
. Canada: Little, Brown, & Company

Anda mungkin juga menyukai