MATAKULIAH ESTETIKA
“STRUKTUR, PEMAHAMAN, DAN PENIKMATAN ESTETIKA DALAM
POSTER FILM ARUNA & LIDAHNYA”
Oleh:
Kelompok Beater
Kelas: DK-43-09
TOTAL:
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “struktur, pemahaman, dan
penikmatan estetika dalam poster film Aruna & Lidahnya” ini dengan baik tepat pada
waktunya.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah estetika,
pak Robi yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusun
1. PENGERTIAN ESTETIKA
Estetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari dan membahas tentang keindahan,
bagaimana suatu keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana keindahan tersebut bisa disadari
dan dirasakan oleh manusia.
Unsur Desain :
1. Garis : Garis terdiri dari unsur titik yang memiliki peran untuk mendukung
keindahan, keseimbangan dan harmoni. Setiap bentuk garis yang berbeda
memiliki karakter yang berbeda. Secara umum orang lebih mengenal garis
lurus, lengkung dan garis bersudut. Garis juga memiliki arah vertikal,
horizontal, diagonal. Garis juga memiliki dimensi panjang, pendek, tipis,
tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang
dinamakan garis sejajar atau paralel, garis memancar atau garis
berlawanan. Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi
pembatas kolom, memberi kesan tertentu dan menjadi pembatas antara
unsur grafis satu dengan lainnya
4. Warna : Adalah elemen dari unsur desain grafis yang menjadi penarik
perhatian paling utama. Penggunaan warna yang tepat akan berbanding
lurus dengan kualitas, citra, keterbacaan, dan penyampaian pesan dalam
desain tersebut. semisal adalah untuk penggunaan warna yang lembut akan
memancarkan kesan romantis, kedamaian, dan kenyamanan. Sedangkan
warna-warna tegas dan terang akan memberi kesan dinamis. Menghindari
memadukan warna yang salah adalah sangat penting untuk menjauhi
penafsiran yang salah oleh orang yang melihatnya.
a. Warna sebagai warna : tidak perlu dipahami atau dihayati
b. Warna sebagai representasi alam : warna yang menggambarkan
sifat objek
c. Warna sebagai tanda/simbol/lambang : menyimbolkan sesuatu
5. Ruang dan Waktu : Merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk
yang lainnya, pada desain grafis biasanya dapat dijadikan sebagai unsur
pemberi efek estetika desain. Dalam pengertian desain grafis area yang
kosong yang berada diantara elemen-elemen visual juga dianggap sebagai
elemen desain. Bidang kosong dimaksudkan untuk menambah kesan
nyaman dan “istirahat” serta memberikan kesan tekanan kepada objek
visual yang ada dalam sebuah desain.
Prinsip Desain :
Asas Desain :
Pemahaman estetika
a. Estetika Mimesis
Berdasarkan Teori Plato, karya seni yang sebenarnya ada dalam duni Ideal yang sempurna
dan karya seni yang ada sekarang hanyalah imitasi dari imitasi. Namun karena
ketidakmungkinan imitasi yang sempurna, teori ini lama-kelamaan berubah dan seni tidak
lagi sepenuhnya didasarkan pada dunia Ideal.
Karya seni yang bagus atau memiliki kualitas estetis adalah yang mirip dengan benda-benda
yang ada di alam, persis seperti kenyataannya, dan mendekati realita. Realita yang bisa
dirasakan oleh panca indera (dapat dilihat, dirasakan dan didengar). Semakin mirip sebuah
lukisan dengan aslinya maka semakin karya itu dianggap bagus. Sebaliknya, suatu karya seni
dianggap tidak bagus karena tidak memiliki kemiripan dengan kenyataannya atau tidak
mendekati realita.
b. Estetika Ekspresivis
Berdasarkan Teori Tolstoy, sesuatu dianggap sebagai karya yang indah apabila:
1. Mampu menginfeksikan perasaan seniman kepada masyarakat luas.
2. Lewat infeksi tersebut, seniman mampu mengangkat moral masyarakat.
Tolstoy tidak menganggap indah karya-karya modern (di zamannya) karena hanya
bertemakan seks, kekayaan, kebanggaan, dll. yang hanya bisa dinikmati oleh kaum elit.
Tolstoy menganggap indah karya-karya yang mampu menginfeksi masyarakat luas, yang
bertemakan umum seperti kasih sayang dan solidaritas.
Sebagai umat Kristen, Tolstoy juga percaya bahwa karya seni punya misi untuk mengangkat
moral masyarakat lewat kasih sayang dan solidaritas. Karya seni yang tidak mampu
mengangkat moral masyarakat tidaklah indah.
Berdasarkan Teori Croce-Collingwood (CC), karya seni adalah karya yang fokus pada
“inside”, bukan “outside”. Emphasisnya ada pada emosi yang ingin diekspresikan seniman,
bukan pada realisasi eksternal (realisasi eksternal menjadi tidak penting). Jadi, karya seni
yang indah adalah karya seni yang lewat emosi yang diekspresikan mampu mengundang
audiens untuk berimajinasi dan kemudian mengekspresikan emosinya sendiri (di dalam
pikiran, karena emosi tidak perlu diekspresikan lewat karya menurut Teori CC).
Kesimpulannya adalah Estetika Mimesis (Pasca Plato) mengatakan bahwa karya seni indah
adalah yang mirip dengan aslinya, yang sesuai dengan realita dan kenyataannya. Tapi teori
ini punya kelemahan. Tidak semua yang mirip itu bagus dan tidak semua karya seni yang
bagus harus mirip dengan sesuatu. Contohnya adalah poster tipografi. Tidak ada sesuatu yang
mirip dengan huruf-huruf itu, namun karya itu tetaplah indah.
Estetika Ekspresivis (CC) menganggap karya seni sebagai indah bila lewat emosi yang
diekspresikan mampu mengundang audiens untuk berimajinasi dan kemudian
mengekspresikan emosinya sendiri. Teori ini juga memiliki kelemahan. Konsep dan imajinasi
sebaik apapun tidak akan cukup menjadikan sebuah karya seni menjadi indah tanpa adanya
visual yang menarik.
Dapat disimpulkan bahwa kedua kelemahan dari paham estetika mimesis dan ekspresivis
berhubungan dengan visual, bahwa ada visual yang dapat berdiri sendiri sebagai sesuatu yang
indah, tanpa kemiripan maupun konsep. Keindahan karena bentuk inilah yang disebut
estetika formalis. Namun estetika formalis pun mempunyai kelemahan, yakni hanya dengan
visual yang menarik, tanpa kemiripan akan realita, tanpa konsep, maka nilai sebuah karya
seni menjadi rendah. Hanya dengan menggabungkan ketiga paham estetika inilah, dengan
kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi, kita dapat mempelajari dan mengkaji seni
dan apa yang membuat seni menjadi indah secara menyeluruh.
Penikmatan estetika
Penikmatan estetika sebagai proses psikologis, kurang memiliki aspek logis. Apresiasi
menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan
pengalaman estetika dalam mengamati karya seni. Pengalaman estetik bukanlah sesuatu yang
mudah muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua itu memerlukan pemusatan atau
perhatian yang sungguh - sungguh. Pengalaman setetika dari seseorang, adalah persoalan
psikologis. Seseorang tidak hanya membahas sifat – sifat yang merupakan kualitas dari benda
estetik, melainkan juga menelaah kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan
dan menjelaskan secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang berhubungan
dengan karya seni.
4. ANALISIS
Poster Film “ Aruna & Lidahnya ”
Nama Ket: Poster Aruna
dan Lidahnya, 8
Maret 2019, Sumber :
https://male.co.id/det
ail/4414/palari-films-
rilis-poster-aruna-
dan-lidahnya-digest-0
Demikian makalah yang kami buat, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila masih ada kesalahan dalam penulisan dan
penyampaian yang masih kurang jelas atau dimengerti oleh pembaca. Sekian penutup dari
kami, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dari buku:
1. Agung, Lingga. 2017. Pengantar Sejarah dan Konsep Estetika. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Dari internet:
1. DKV Binus. (2014, 20 Mei). Pemahaman Estetika. Diperoleh 11 Maret 2019, dari
https://dkv.binus.ac.id/2014/05/20/4214/
2. Maxmanroe.com (2019). Pengertian Estetika: Arti, Unsur dan manfaat estetika bagi
manusia. Diperoleh 8 Maret 2019, dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-estetika.html
3. IlmuSeni. (2017). Unsur-Unsur Desain Grafis dan Prinsipnya. Diperoleh 11 Maret
2019, dari https://ilmuseni.com/seni-rupa/seni-grafis/unsur-desain-grafis
4. Tania Lorenzo. Hubungan Objek Visual dengan Prinsip Desain, Asas Desain dan
Unsur-unsur Seni Rupa. Diperoleh 11 Maret 2019, dari
https://www.academia.edu/32591327/Hubungan_Objek_Visual_dengan_Prinsip_Des
ain_Asas_Desain_dan_Unsur-Unsur_Seni_Rupa