Anda di halaman 1dari 22

MENGENAL TEORI ARSITEKTUR

1. Definisi Teori
Teori secara umum memiliki banyak arti. Beberapa pengertian dan fungsi teori
antara lain merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan suatu faktor tertentu
dari sebuah disiplin keilmuan.
Namun, secara umum, teori diartikan sebagai seperangkat ide, penjelasan atau
prediksi secara ilmiah. Sebagian ahli menyatakan bahwa hakekatnya teori bukanlah
pernyataan yang absolut benar melainkan kebenaran yang bermanfaat dalam kurun waktu
tertentu.
Oleh John Lang mendefinisikan teori dalam Alan Johnson,1994 mengajukan dua
dasar berpijak bagi beberapa teori. Yang satu berkaitan dengan dunia sebagaimana adanya
(disebut Positif Teori) sedangkan yang lain berkaitan dengan dunia sebagamana mestinya
(disebut Normatif Teori).
a. Teori Positif
Merupakan pernyataan yang tegas yang melukiskan, menerangkan kenyataan dan
mampu untuk memperluas prediksi terhadap kenyataan-kenyataan dimasa datang. Fungsi
utama dari teori itu adalah membuka jalan bagi peneliti untuk memperoleh sesuatu yang
bernilai besar dari beberapa pernyataan deskriptif suatu pernyataan tertentu.
b. Teori Normatif
Teori normatif berisi preskripsi-preskripsi (petunjuk-petunjuk) untuk bertindak
melalui standar-standar (norma-norma), manifesto dan prinsip-prinsip perancangan dan
filosofi-filosofi (Alan Johnson,1994)
2. Definisi Arsitektur
Menurut Oxford: Arsitektur adalah seni dan praktik perancangan dan kontraksi
bangunan
Menurut Francis DK Ching (1994): Arsitektur dipikirkan dan diwujudkan sebagai
tanggapan terhadap sekumpulan kondisi yang ada. Arsitektur sebagai seni. Arsitektur
terbagi menjadi fungsi dan citra. Membuat karya arsitektur adalah proses pemecahan
masalah atau proses perancangan
Menurut Snyder (1997): Arsitektur berkepentingan dengan lingkungan buatan pada
tiga skala, yaitu : lebih kecil dari bangunan, bangunan dan lebih besar dari bangunan.
Arsitektur lebih memperhatikan wujud fisik dari perancangan.
Menurut Vitruvius: Bangunan yang baik harus memiliki tiga aspek yaitu
keindahan/estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan/fungsi (Utilitas).
Menurut Brinckmann: Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk.
Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.
Menurut Djauhari Sumintardja: Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun
manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan
kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll).
Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan
struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.
Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam mendirikan
bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian
dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan
kumpulan bangunan.

Menurut Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan
bahagia. Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh
manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon
dan lain-lain
Menurut JB. Mangunwijaya (1992) : Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya)
yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata
gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana)
Menurut Amos Rappoport (1981 ) : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia,
yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar.
Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi
dan sekaligus memperngaruhi arsitektur
Menurut Francis DK Ching (1979) : Arsitektur membentuk suatu tautan yang
mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi

3. Teori dalam Arsitektur


Teori dan sejarah penting untuk menlaah dan memahami arsitektur membicarakan
apakah arsitektur itu, apa yang harus dilakukan dan bagaimana merancangnya (Attoe
dalam Snyder, 1997)
Ruang merupakan unsur pokok dalam teori arsitektur. Memahami ruang mengetahui
bagaiman melihatnya merupakan kunci untuk mengerti bangunan ( Bruno Zevi dalam
Snyder, 1997)
Arsitektur tergantung pada susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri,
kesesuaian dan ekonomi (Vitruvius)
Tradisi penyusunan teori ditandai oleh empat alasan penting (Ven, 1991: XV) :
a) Dengan ditandainya kemunduran peranan agama
b) Adanya pengakuan masyarakat terhadap kedudukan arsitek secara
independent
c) Adanya perubahan sikap antara klien dan arsitek, sehingga terciptanya dialog
kultural yang kuat (sikap klien tidak memaksakan kehendak) dan
d) Adanya revolusi industri

Teori dalam pendidikan arsitektur lebih difokuskan pada pengertian bahwa perancang
adalah pencipta dan pada perolehan rumusan-rumusan dalam melakukan tindakan
merancang. Selanjutnya ditegaskan bahwa teori adalah suatu perangkat aturan-aturan
yang memandu arsitek dalam membuat keputusan tentang persoalan-persoalan yang
muncul saat menterjemahkan suatu informasi kedalam disain bangunan. ( John Lang
dalam Johnson, 1994)

ASPEK ARSITEKTUR

Unity/Kesatuan
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi
satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling menunjang
dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan tidak kurang. Cara
membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Kesatuan dapat
menciptakan pemandangan yang tenang dan menarik.

Proporsi
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara
ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil
perhitungan bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama.
Proporsi dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan
hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Proporsi berhubungan dengan skala
dalam hubungan vertikal dan horizontal. Proporsi dapat memberikan kesan sesuai.

Skala
Skala adalah suatu system pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan,dapat
dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam
arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan
beserta komponen-komponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa jenis
yaitu:
1. Skala besar -> kesan megah
2. Skala manusia
3. Skala kecil -> kesan intim

Keseimbangan
Keseimbangan/balance adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian
visuil dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah
sama. Keseimbangan dapat meningkatkan keindahan, keteraturan dan kesatuan.
Keseimbangan terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Simetri : beraturan/sama, formal
2. Asimetri : tak beraturan, non formal
3. Keseimbangan radial : memiliki titik pusat

Irama
Irama adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan yang
terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai dengan
sistim pengulangan secara teratur dan harmoni. Cara yang paling meyakinkan untuk
mendapatkan irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu. Pola
yang dapat dikenal dan diingat dengan mudah. Irama dapat diciptakan melalui
bentuk, gradasi warna dan tekstur.

Urut-Urutan/Sequence
Menurut H.K Ishar (1992 : 110-121) urut-urutan adalah suatu peralihan atau
perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi.urut-urutan yang baik

peralihan atau perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak terduga,
tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan seperti dalam
arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai
persiapan menuju klimaks.

Tekanan/Point Of Interest/Klimaks
Tekanan adalah fokal point atau pusat perhatian dalam sebuah komposisi/bangunan,
yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan mata dan
merupakan suatu penyempurnaan keindahan dalam suatu desai
ataupun karya. Tekanan ini sangat dominan, bagian-bagian atau kelompok lain
dari komposisi atau bangunan berkaitan padanya. Tekanan dapat diciptakan melalui
ukuran maupun jumlah.

UNSUR-UNSUR DALAM DESAIN

1. Titik
Titik merupakan unsur seni rupa yang paling dasar. Titik adalah sebuah bintik yang ada
pada desain, baik itu banyak maupun sedikit tetap juga disebut dengan 'titik'. Titik
merupakan ujung sebuah garis, persilangan antara garis dan titik pusat. Dengan Titik kita
dapat menciptakan suatu ide untuk mewujudkan unsur yang baru seperti ; garis, bentuk,
atau bidang.
2. Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan
lainnya. Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang,
pendek, horizontal, vertikal, ekspresive, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah,
spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari setiap macam garis dapat berbeda-beda,
misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur,
garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur, garis vertikal berkesan
diam dan tenang, garis horizontal berkesan stabil dan garis ekspresive berkesan kokoh.
a. Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai perlambangan, seperti :
o Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan;
o Garis miring mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil, gerak;
o Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan;
o Garis halus, melengkung-lengkung berirama mengesankan kelembutan,
kewanitaan.
b. Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi :
o Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan
lengkung.
o Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada
bidang, warna atau ruang

Macam-Macam Garis
3. Bidang
Bidang merupakan salah satu unsur yang terbentuk dari hubungan beberapa garis.
Pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang
melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki
ukuran. Dari bentuknya bidang maupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yakni;
bidang geometris, bidang biomorfis (organis), bidang bersudut, dan bidang tak beraturan.
Bidang dapat terbentuk karena kedua ujung garis yang bertemu, atau dapat pula terjadi
karena sapuan warna.
4. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun atau bentuk plastis. Bangun ialah
bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut
sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk
plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai dari benda
tersebut. Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual yaitu ( ching, 1979 ) :
1. Wujud : adalah hasil konfugurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi
bentuk
2. Dimensi : dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Demensi-demensi
ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya di tentukan oleh perbandingan
ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya.
3. Warna : corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah
atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap
lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk.
4. Tekstur : adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi
perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya
menimpa permukaan benda tersebut.
5. Posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan
visual.
6. Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasat, arah mata
angin atau terhadap pandangan seseotang yang melihatnya.
7. Inersia visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia
suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang
dasar dan garis pandangan kita.
Semua ciri-ciri visual bentuk diatas pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan
bagaimana kita memandangnya , seperti perspektif/sudut pandang kita, jarak kita

terhadap bentuk tersebut, keadaan pencahayaan, lingkungan visual yang mengelilingi


benda tersebut.
Sedangkan Eppi, dkk (1986:52,53) menguraikan bahwa bentuk-bentuk arsitektur
memiliki unsur-unsur : garis, lapisan, volume, tekstur, dan warna. Kombinasi atau
perpaduan dari kesemua unsure akan menghasilkan ekspresi bangunan.
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Bentuk geometris :
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
2. Bentuk nongeometris :
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.

Bentuk Geometris & Nongeometris


5. Ruang
Dalam karya dua dimensi ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang
atau kedalaman pada karya dua dimensi bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui
kesan penggambaran yang pipih, datar, menjorok, cembung, jauh dekat dan sebagainya.
Ruang secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Ruang dalam
Ruang dalam di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung
segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur
perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai
bidang yang terpisah.
3. Bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure
pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
b. Ruang luar
Ruang luar yaitu ruang yang tidak memiliki atap.
Oleh karena itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh
melelui beberapa cara, diantaranya:
- Melalui penggambaran gempal.
- Penggunaan perspektif.
- Peralihan warna, gelap terang, dan tekstur.
- Pergantian ukuran.
- Penggambaran bidang bertindih.
- Pergantian tampak bidang.

Pelengkungan atau pembelokan bidang.


Penambahan bayang-bayang.

FENOMENA RUANG DAN IDE RUANG DALAM ARSITEKTUR


Pada tahun 1890-an hilderbrand dan schmarsow mengkristalkan ruang sebagai hal
yang hakiki bagi seni plastis. Pada akhir abad ke-18 muncul istilah ruang gothic atau cahaya
gothic, teori cahaya itu sendiri disebut sebagai witelo yang mengidentifikasikan ruang
dengan Tuhan yang berada diman-mana. Kemudian pada abad 20 arsitek-arsitek terkemuka
mengikuti ide sejarawan yaitu ruang merupakan hal fundamental bagi seorang arsitek.
Setelah revolusi industri filosofi arsitektur adalah minat terhadap teknik-teknik material.
Arsitektur akan selalu memasalahkan konsep ruang dan massa bangunan, karena
bagaimanapun juga keduanya akan selalu berkaitan. Meskipun pada kenyataannya kedua
konsep tersebut selalu menjadi pertentangan para arsitek waktu itu. Pemikiran ruang pun
sudah ada sejak filsuf Lao Tzu dan Plato. Lao Tzu bertitik tolak dari dasar filsafat TAO (The
way of becoming) menekankan, yang tiada itu, adalah yang utama dalam membuat sesuatu
bentuk nyata, sedangkan Plato mendasarkan filsfatnya pada kenyataan bahwa hanya
sesuatu yang dapat diraba yang dianggap nyata. Perbedaan pendapat antara filsafat Timur
dan Barat, hanya untuk arsitektur Barat banyak ditekankan pada tata massa bangunannya,
sedangkan arsitektur Timur banyak ditekankan pada tata ruangnya.
Dari sejarah filsafatnya pun sudah nampak jelas perbedaan sikap terhadap alam. Barat
melawan atau menguasai alam sedang Timur adalah kesatuan dan harmoni dengan alam. Hal
ini pun juga didukung oleh pendapat To Thi Anh yang menyatakan bahwa, Seni lukis dan
arsitektur dapat berbicara lantang mengenai para Taois akan harmoni dengan alam. Kuil-kuil,
rumah tidak didirikan terpisah dari pemandangan alam. Mereka menempel dikaki bukit, di
bawah pohon, menyatu dengan lingkungan. Beberapa menara pagoda dengan atapnya yang
melengkung sangat harmonis dengan alam sekitar.
Pengertian Ruang Menurut Ahli Filsuf :

Menurut Lao Tzu


Ruang adalah kekosongan yang ada di sekitar kita maupun disekitar obtek atau
benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya.
Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi yang memisahkan arsitektur
dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. Ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. Ruang yang dilingkupi bentuk

3. Ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia
di luar.
Menurut Plato
Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, mejadi teraba karena memiliki
karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini,
segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan teraba.
Ruang adalah sebagai tempat, tempat sebagai suatu dimana, atau suatu place of
belonging, uang menjadi lokasi yang tepat diman setiap elemen fisik cenderung
berada.
Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah
menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu
tempat. suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. ( cornelis van
de ven, 1995 ).
Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di linkunginya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
5) Tempat selau mengikuti objek walaupun objek terus bergerak

Menurut Josef Prijotomo


Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara
dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat
hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.

Menurut Rudolf Amheim


Ruang adalah sesuatu yang dapat di bayangkan sebagai suatu kesatuan terbatas atau
tak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan untuk mengisi
barang.

Menurut Imanuel Kant


Ruang bukanlah merupakan sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang
subjektif sebagai hasil pikiran manusia.

PRINSIP PERANCANGAN

Proporsi
Proporsi adalah suatu prinsip, tidak hanya dari arsitek tetapi dari kehidupan seharihari, misalnya: hukum proporsi alam bahwa bintang bersinar di malam hari, air sungai
mengalir ke laut, dan sebagainya. Dari kenyataan ini bahwa arsitektur adalah sesuatu
yang berkualitas baik seni dan proporsi. Dalam arsitektur, proporsi dijelaskan sebagai
berikut:
1. Menurut Vitruvius (1486), proporsi adalah sesuatu yang berhubungan dengan
ukuran dengan ukuran dari seluruh aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang
dijadikan standar.
2. Menurut Alberti, proporsi berasal dari kata concinnities, yang artinya suatu
keberhasilan kombinasi dari angka dan ukuran.
Jadi proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu desain atau hubungan
antara bagian dengan keseluruhan. Oleh karena itu suatu perbandingan akan
merupakan dasar dari setiap sistem proporsi yaitu suatu nilai yang memiliki harga
tetap, dapat digunakan sebagai pembanding yang lain. Bahwa, suatu proporsi yang
baik terletak pada hubungan antara bagian-bagian suatu bangunan atau antara bagian
bangunan dengan bangunan secara keseluruhan. Hal ini menumbuhkan satu sistem
proporsi yang menarik untuk dikembangkan yaitu golden section. Dalam sistem ini
mempunyai dua arti, secara matematis dan geometris.
Secara matematis, golden section merupakan sistem proporsi yang berasal dari konsep
Pythagoras dimana semua ukuran adalah angka. Dan merupakan kepercayaan
keharmonisan bagi seluruh struktur bangunan. Secara geometris, golden section dapat
diartikan sebagai sebuah garis yang dibagi-bagi sedemikian rupa sehingga bagian
yang lebih pendek dibanding dengan bagian yang panjang adalah sama dengan bagian
yang panjang berbanding dengan panjang keseluruhan atau dapat dijabarkan dalam
persamaan A : B = B : (A + B)

Keseimbangan
Keseimbangan menggambarkan keharmonisan atau kesesuaian dalam pengaturan atau
proporsi dari bagian suatu elemen di dalam desain atau komposisi suatu situasi, atau
keadaan yang seimbang diantara bagian-bagian yang berlainan.
Keseimbangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Keseimbangan formal (simetris)
Contoh keseimbangan formal misalnya peletakan bangunan dengan bobot dan
jarak visual sama terhadap titik pusat imajiner. Dengan keseimbangan formal,
ruangan berkesan luas atau suasana resmi, dan tenang. Agar kesan monoton dan
kaku dapat dihilangkan, dapat digunakan perbedaan warna, bentuk, atau ukuran
pada benda yang disimetriskan.
2. Kesimbangan informal (asimetris)
Contoh keseimbangan informal misalnya peletakan benda yang berbeda bobot
visualnya di sekitar titik pusat atau sumbu. Perimbangan benda berat, dengan
meletakkan benda ringan dengan jarak jauh dari sumbu (tekstur kasar, warna
hangat, ukuran besar dan motif ramai akan berkesan berat). Dalam kondisi
tertentu, yang tidak bisa dihindarkan, keseimbangan dapat dibuat dengan cara
perabot berat dikombinasi dengan warna dan tekstur ringan, atau perabot ringan
dikombinasi dengan warna dan tekstur berat.

Irama
Irama memerupakan suatu pergerakan yang ditampakkan/diakibatkan oleh adanya
elemen-elemen lain misalnya: garis bentuk dan pola, arus pergerakan yang
diperlihatkan melalui bayangan-bayangan sinar yang terjadi, dan penekanan yang ada,
mirip seperti irama musik yang diulang-ulang.
Irama dapat dibentuk atau diciptakan dengan cara:
1. Perulangan
Pemakaian 2 elemen atau lebih dengan tujuan untuk mengarahkan mata bergerak
menuju arah tertentu. Misalnya: Hitam Putih Besar Kecil
2. Gradasi
Efek pemakaian gradasi akan terasa lebih dinamis dari pada pemakaian perulangan
sehingga mengarahkan pandangan menuju pada satu titik tertentu. Misalnya: Gradasi
dari warna gelap terang, gradasi Bentuk dan Ukuran

RUANG DARI BIDANG HORIZONTAL DAN VERTIKAL

Unsur horizontal
a. Bidang Dasar :

Sebuah bidang datar horizontal yang terletak sebagai suatu figur di atas latar belakang
yang kontras membentuk suatu daerah ruang sederhana.
Agar bidang datar horizontal dapat dilihat sebagai suatu figur, maka harus ada
perbedaan yang menyolok dalam hal warna, gelap terang, atau tekstur antara bidang
datar tersebut dengan sekelilingnya.
b. Bidang Dasar Dinaikkan:

Bidang datar horizontal yang diangkat atau dinaikkan dari permukaan tanah akan
menimbulkan permukaan vertikal sepanjang sisi-sisinya yang memperkuat pemisahan
visual daerah tersebut dari dasar di sekitarnya. Memberi kesan ekstrovert.

Sisi bidang-bidang ditetapkan dengan baik.


Kesinambungan ruang dan visual dipertahankan.
Pencapaian secara fisik mudah dilakukan.

Kontinuitas visual dipertahakan.


Kesinambungan ruang terputus.
Pencapaian secara fisik menuntut penggunaan tangga atau ramp (landaian).

Kesinambungan visual maupun ruang diputuskan


Daerah bidang yang ditinggikan tersolir dari bidang tanah atau bidang lantai
Bidang yang ditinggikan diubah menjadi unsur pelindung atap dari ruang
dibawahnya.
c. Bidang Dasar Diturunkan

Sebuah bidang datar horizontal yang diturunkan ke bawah permukaan tanah,


menggunakan permukaan-permukaan vertikal pada daerah yang direndahkan untuk
membentuk suatu volume ruang. Meberikan kesan inrovert.
Derajat kontinuitas ruang antara kawasan yang diturunkan dan daerah di sekelilingnya
tergantung pada skala perbedaan tinggi bidang-bidang tersebut.
d. Bidang Atas (Overhead)

Sebuah bidang datar horizontal yang diletakkan tinggi di atas membentuk volume
ruang di antara bidang tersebut dan permukaan tanah di bawahnya.
Suatu bidang atas membentuk suatu daerah ruang di antara bidang tersebut dengan
bidang dasarnya.

Unsur Vertikal
a. Unsur Linier Vertikal

Sebuah bidang vertikal yang membentuk sisi-sisi tegak lurus dari suatu volume ruang.
Ruang ini tidak memerlukan ruang lingkup yang luas untuk pendefinisian tetapi terkait
secara bebas dengan lingkup tersebut. Semakin rapat kolom yang ada maka unsur
linear akan semakin jelas terlihat.
b. Bidang Vertikal Tunggal

Sebuah bidang vertikal akan mempertegas ruang di hadapannya.


Daerah ruang di mana hanya terdapat satu bidang vertikal kurang jelas batas-batasnya.
Bidang tersebut dapat membentuk hanya satu buah sisi dari daerah tersebut. Untuk
membentuk suatu volume ruang 3-dimensi, bidang tersebut harus berinteraksi dengan
unsur-unsur bentuk yang lainnya.
c. Bidang Berbentuk L

Suatu konfigurasi bentuk-L dari bidang-bidang vertikal menimbulkan suatu daerah


ruang dan arah sudut keluar sepanjang diagonalnya.
Bidang-bidang dengan konfigurasi L tampak stabil dan mampu menyangga diri
sendiri, serta dapat berdiri tegak di dalam ruang. Bentuk ini memiliki ujung-ujung
terbuka yang merupakan unsur pembentuk ruang yang fleksibel.
d. Bidang-bidang Sejajar

Dua buah bidang vertikal sejajar membentuk suatu volume ruang di antaranya yang
berorientasi aksial terhadap kedua ujung terbuka dari konfigurasinya
Fungsi terpenting dalam penggunaan dinding vertikal adalah sebagai unsur penyangga
dalam suatu sistem struktur dinding penahan. Dinding-dinding penahan akan
membentuk ruang dengan kualitas arah yang kuat.

Ruang-ruang ini dapat dihubungkan satu dengan lainnya hanya dengan menyisipkan
dinding penahan lain untuk menciptakan daerah ruang yang tegak lurus.
e. Bidang Berbentuk U

Suatu konfigurasi bentuk-U dari bidang-bidang vertikal membentuk suatu volume


ruang yang orientasi utamanya menghadap ujung yang terbuka dari konfigurasinya.
Sebuah konfigurasi bentuk U dari bidang-bidang vertikal membentuk daerah ruang
yang memiliki fokus ke arah dalam serta orlentasi ke arah luar. Pada sisi tertutup dan
konfigurasi itu, daerah tersebut terentuk dengan baik. Terhadap tepi yang terbuka,
daerah terseut bersifat terbuka keluar (ekstrovert).

f. Empat Bidang Tertutup

Empat bidang vertikal membentuk batas-batas dari suatu ruang introvert dan
mempengaruhi daerah ruang di sekeliling pagar tersebut.

BENTUK-BENTUK GEOMETRIS
Ditinjau dari bentuk arsitektur, bentuk-bentuk geometris :
Titik
Garis lurus
Garis lengkung
Bidang-bidang serta ruang
Garis lengkung, lingkaran dan bola memberikan kesan lebih mencolok dari bentuk-bentuk
yang lain. Contohnya yaitu lengkungan pada jendela, kubah masjid dan bentuk bola..
Teori arsitektur modern memiliki dimensi ke-4 yaitu waktu. Berdasarkan pandangan eropa
yang lebih berpusat pada aktivitas. Sedangkan pandangan jepang lebih berpusat pada waktu
yang sekaligus mempengaruhi suasana.
Keindahan arsitektur bukan hanya dilihat dari keindahannya saja tetapi juga kepuasaan dari
segi kegunaan dan maksudnya yang didalamnya termasuk juga perilaku.
Arsitektur adalah ilmu dan seni yang penilaiannya dinilai dari aspek keindahan, kekuatan,
keawetan dan efisiensi yang berkaitan. Juga dapat memberikan pengaruh psikologis seperti
perilaku ataupun kebiasaan.

WARNA
Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum warna dalam
ilmu Fisika seperti halnya warna pelangi. Secara teori warna dapat dipelajari melalui dua
pendekatan salah satunya adalah teori warna berdasarkan pigmen warna (Goethe) yakni
butiran halus pada warna. Warna secara psikologis dapat mempengaruhi emosi secara tidak
disadari.
Dalam perancangan warna berfungsi sebagai:
1. Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah pada sebuah rancangan
2. Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk memberikan kesan dan
menyalurkan informasi kepada pengamat
3. Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu permukaan bentuk atau benda
yang dianggap kurang menarik
Pembagian warna :
Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain.
Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar.
Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya,
manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau.
Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
1. Merah (seperti darah)
2. Biru (seperti langit atau laut)
3. Kuning (seperti kuning telur)

Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya
warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah
campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan
jingga.

Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1.
Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.
Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Warna panas dan dingin
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari
kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu
kemerahan hingga hijau.

Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin
sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika
warnawarna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.

Hubungan antar warna :


Monokromatik
Adalah penggunaan 1 warna dalam komposisi.
Kontras komplementer
Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180) di lingkaran
warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan
kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.

1. Kontras split komplemen


Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati
180). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau
kebiruan. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang
membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60.

2. Kontras tetrad komplementer


Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk
bangun segi empat (dengan sudut 90).
3. Kontras direct komplemen
Adalah 2 warna yang berhadapan langsung dan letaknya menyudut. Contoh :
merah >< biru
Berurutan
Yaitu 2 warna yang letaknya berurutan dan sifatnya sama.
Polikromatik
Yaitu komposisi banyak warna dari biasanya.

DAFTAR PUSTAKA
Gary t More D.Paul Tuttle & Sandra C.Howell, 1985. Enviromental Design Reaserch
Direction: Praeger Publishers . New York
Jon Lang, 1987. Creating Architectural Theory : Van Nostrand Reinhold Company. New York
Paul Alan Johson, 1994. The Theory Of Architecture : Van Nostrand Reinhold Company.
New York
http://andreas-surya.blogspot.com/2014/03/teori-arsitektur-dan-teori-arsitektur.html
http://ariehamzahiskandar.blogspot.com/2014/09/dunia-arsitek.html
http://antariksaarticle.blogspot.com/2007/08/arsitektur-dan-kebudayaannya-sebuah.html

https://fantastikfive.wordpress.com/arsitektur/
https://ingo1.wordpress.com/2011/06/16/elemen-%E2%80%93-elemen-dasar-dalamperancangan-arsitektur/

https://othisarch07.wordpress.com/2010/02/05/fungsi-ruangbentuk-dan-ekspresi-dalamarsitektur/
http://asmanakbarfitrial.blogspot.com/2011/01/bentuk-dalam-arsitektur.html
http://www.omasae.com/2012/10/prinsip-perancangan-proporsi.html
http://www.zulmaseke.web.id/2010/12/arsitektur-dan-kebudayaannya-sebuah.html
http://intaneryska.blogspot.com/2010/02/ruang-dari-bidang-horizontal.html
http://juansyahblog.blogspot.com/2012/05/pengertin-warna-dalam-arsitektur.html
http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html

TEORI ARSITEKTUR
RESUME MATERI PERKULIAHAN

DISUSUN OLEH :
NIDYA NURHASANAH
NPM : 1415012028

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai