Anda di halaman 1dari 6

.

RAUT
Raut adalah tampang, potongan, bentuk suatu objek. Raut dapat terbentuk dari unsur
garis yang melingkup dengan keluasan tertentu sehingga membentuk bidang. Raut
juga berarti perwujudan atau perawakan dari suatu objek, dalam hal ini raut berarti
bangun, atau dalam pengertian lain raut sering dipahami atau dikenal sebagai bentuk
atau bidang. Penampilan raut dapat berujud sebagai (1) Raut Geometris, seperti segi
tiga, segi empat, lingkaran. (2) Raut Organik atau Biomorfis seperti raut yang
terbentuk dari lengkungan-lengkungan bebas. (3) Raut Bersudut berarti raut yang
terbentuk dengan banyak sudut atau berkontur garis zig-zag. (4) Raut Tak Beraturan,
adalah jenis raut yang terbentuk secara kebetulan seperti tumpahan cat atau semburan
cat dan sebagainya.
Unsur Rupa Raut

Istilah raut dipakai untuk menterjemahkan kata shape, dalam bahasa Inggris. Istilah
itu sering dipadankan dan dikacaukan dengan kata bangun, bidang, atau bentuk.
Dalam kamus, bangun berarti bentuk, rupa, wajah, perawakan. Selain itu juga berarti
bangkit, berdiri, dan struktur atau susunan. Sedangkan kata bidang berarti permukaan
rata dan tentu batasnya.

Bidang hanya mengandung pengertian luas, karena itu dipahami sebagai sesuatu yang
pipih, sedangkan kata raut atau bangun dapat pula menunjuk pada sesuatu yang
menggumpal, padat, dan sintal. Istilah bentuk (Inggris: form), dalam seni rupa dipakai
sebagai istilah yang memiliki pengertian keseluruhan unsur-unsur yang membangun
terjadinya bentuk itu sehingga terwujud. Bentuk dapat dikenali dari berbagai segi.
Dari ukuran dan corak permukaannya, garisnya, warnanya, rautnya, dan lain-lain.

Unsur rupa raut adalah pengenal bentuk yang utama. Sebuah bentuk dapat dikenal
dari rautnya, apakah sebagai bangun yang pipih, datar, menggumpal, padat, berongga
atau bervolume, lonjong, bulat, persegi dan sebagainya. Raut dapat ditampilkan
dengan kontur.

Dengan demikian, raut dapat dipandang sebagai perwujudan yang dikelilingi oleh
kontur, baik untuk menyatakan sesuatu yang pipih dan datar, seperti pada bidang,
maupun yang padat bervolume, seperti pada gumpal atau gempal (mass). Tetapi raut
juga dapat terbentuk oleh sapuan-sapuan bidang warna.

Dari segi perwujudannya, raut dapat dibedakan menjadi:


Raut geometris
Raut Organis
Raut bersudut banyak
Raut tak beraturan

Raut geometris adalah raut yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang
mekanis,seperti bangun-bangun yang terdapat dalam geometri atau ilmu ukur. Raut
geometris yang terpokok adalah lingkaran, persegi, dan segitiga. Raut organis atau
biomorfis, adalah raut yang bertepi lengkung bebas, sedangkan raut bersudut banyak
memiliki banyak sudut, berkontur garis zigzag. Raut tak beraturan merupakan raut
yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung tak beraturan boleh jadi karena tarikan
tangan bebas, terjadi secara kebetulan, atau melalui proses khusus yang mungkin sulit
dikendalikan, misalnya raut yang terbentuk karena tumpahan tinta, atau spuan bebas
suatu warna.

Sebagaimana halnya dengan garis, raut memiliki dimensi, warna, arah, dan sifat
permukaan. Dimensi terkecil sebuah raut akan tampak sebagai noktah atau titik dalam
bidang gambar. Sementara warnanya dapat mempengaruhi kesan besaran raut.
Selanjutnya, arah atau kedudukan raut dalam bidang gambar dapat tegak, miring, atau
mendatar. Letaknya dapat di tengah, pinggir kanan atau kiri, di atas atau di bawah
dalam ruang gambar. Bagian ruang gambar yang ditempati raut disebut raut negatif,
sedangkan rautnya sendiri merupakan raut positif. Raut dapat berwarna, polos, atau
bercorak.

Setiap jenis raut memiliki karakter dan kesan masing-masing. Raut lingkaran
berkesan diam memusat. Raut persegi berkarakter tenamg, tampil utuh dan stabil, jika
bertumpu pada salah satu sisinya. Raut segitiga tampak terarah, dinamis, terlebih jika
tidak bertumpu pada sisinya. Secara umum raut-raut geometris memberi kesan tegas,
formal, dan mekanis. Sedangkan raut organis berkarakter lunak, lembek, lentur, dan
bergerak bebas, seakan memberi kesan pertumbuhan.

Tekstur

Juni 21, 2013Grafika Komputer


I. Pengertian Tekstur

Tekstur adalah kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat dari
struktur 3 dimensi dan juga merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan
bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalm susunan untuk mencapai bentuk
rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada
perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.

Pada prakteknya,teksur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan


benda,misalnya permukaan karpet,baju,kulit kayu dan sebagainya. Tekstur merupakan
karakteristik instrinsik suatu citra yang terkait dengan tingkat kekerasan (roughness),
granulitas (granulation),dan keteraturan (regularity) susunan struktural piksel. Aspek
tekstural dari sebuah citra dapat dimanfaatkan sebagai dasar dari segmentasi,
klaifikasi, maupun interpretasi citra.

Tekstur adalah titik-titik kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan.
Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran ukuran, warna, bentuk atau sifat dan
karakternya, seperti misalnya ukuran besar kecil, warna terang gelap, bentuk bulat,
persegi atau tak beraturan sama sekali atau lain-lain. Suatu tekstur yang susunannya
agak teratur, maka dapat maka dapat disebut sebagai corak (pattern).

Skala, jarak pandang, dan cahaya adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi
persepsi terhadap tekstur dan permukaan yang ditunjukkannya.

Semua material mempunyai tingkat tekstur tertentu. Tetapi, semakin halus skala pola
teksturnya, akan semakin halus pula penampilannya. Skala relative suatu tekstur dapat
mempengaruhi penampilan dan posisi actual suatu bidang dalam ruang. Tekstur
dengan urat-urat yang mempunyai arah tertentu dapat mempertegas panjang atau lebar
suatu bidang. Tekstur yang kasar dapat membuat sebuah bidang terlihat seakan-akan
lebih dekat, memperkecil skalanya, dan menambah bobot visualnya. Secara umum,
tekstur cenderung mengisi secara visual ruang di mana tekstur itu berada.

II. Jenis-Jenis Tekstur

Berdasarkan strukturnya,tekstur dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan,yaitu:

Makrostruktur
Tekstur makrostruktur memiliki perulangan pola lokal secara periodik pada suatu
daerah citra,biasanya terdapat pada pola-pola buatan manusia dan cenderung mudah
untuk direpresentasikan secara matematis.

Mikrostruktur
Pada tekstur mikrostruktur,pola-pola lokal dan perulangan tidak terjadi begitu jelas
sehingga tidak mudah untuk memberikan definisi tekstur yang komprehensif

Gambar 1. Contoh struktur Makrostruktur (atas) dan contoh struktur Mikrostruktur


(bawah)

Jenis-jenis tekstur lainnya adalah sebagai berikut :

Tekstur buatan (Artificial texture), merupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil
penemuan: kertas, logam, kaca, plastic dan sebagainya.

Gambar 2. Contoh Tekstur Buatan

Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah
ada secara alami, tanpa campur tangan manusia: batu, pasir, kayu, rumput, dan lain
sebagainya.

Gambar 3. Contoh Tekstur Alami

Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya terdapat dilihat
dari jarak dekat.
Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan
kesan visual yang proporsional dari jarak jauh.
Berdasarkan jenis dasarnya tekstur terbagi menjadi 2,yaitu :

Tekstur rill adalah tekstur yang memang nyata dan dapat dirasakan dengan sentuhan.

Gambar 4. Contoh Tekstur Riil

2. Tekstur visual adalah tekstur yang hanya terlihat dengan mata.

Gambar 4. Contoh Teksur Visual

Menurut bentuknya,tekstur dapat dibedakan menjadi 2,yaitu:

Tekstur halus, adalah permukaannya dibedakan oleh elemen-elemen yang halus atau
oleh warna.
Tekstur kasar, adalah permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda baik
corak, bentuk maupun warna.
III. Fungsi Tekstur

Dapat memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, seperti
misalnya pada suatu bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna yang
gelap terlihat sebagai bayangan warna yang terang sehingga timbul kesan seolah-olah
bidang tersebut tidak rata.

Secara keseluruhan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan pengolahan
tekstur yang baik, maka tata ruang luarnya akan menghasilkan kesan dan kualitas
ruang yang lebih menarik.

Daftar Rujukan

Wibisono,Satrio. 2008. Tekstur, (Online),


(http://satriowibisono.blogspot.com/2008/09/tekstur.html), diakses 31 April 2013.
Laboratorium Multimedia Fakultas Teknik. 2012. Modul Praktikum Komputer Grafik.
Madura : Universitas Trunojoyo

KONTUR
1. Pengertian Garis Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari suatu datum/ bidang acuan tertentu. Konsep dari garis
kontur dapat dengan mudah dipahami dengan membayangkan suatu kolam air. Jika air
dalam keadaan tenang, maka tepi permukaan garis menunjukkan garis yang
mempunyai ketinggian yang sama dan garis tersebut akan menutup pada tepi kolam
dan membentuk garis kontur.

Garis-garis kontur merupakan garis-garis yang kontinu dan tidak dapat bertemuatau
memotong garis kontur lainnya dan tidak dapat bercabang menjadi garis kontur yang
lain, kecuali pada hal kritis seperti jurang atau tebing.

Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan infomasi
slope(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan
tanah terhadap jalur proyek(bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan(cut and
fil) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertical garis atau bangunan.

2.Sifat-sifat garis kontur:


Berbentuk kurva tertutup.
Tidak bercabang.
Tidak berpotongan.
Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
Tidak tergambar jika melewati bangunan.
Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar
maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka
interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika berbukit
maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika
bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur,
pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung
setiap selisih 5 garis kontur.
Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang

3. Kegunaan Garis Kontur


a.Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua
tempat.
b.Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan
tertentu
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat

4. Penentuan dan pengukuran titik detail untuk pembuatan garis kontur


Pengukuran titik-titik detail untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
a. Pengukuran Secara Langsung
Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu yaitu:
pola kotak-kotak (spot level) dan profil (grid) dan pola radial. Dengan pola-pola
tersebut garis kontur dapat dibuat dengan cara interpolasi dan pengukuran titik-titik
detailnya dapat dilakukan dengan cara tachymetry pada semua medan dan dapat pula
menggunakan sipat datar memanjang ataupun sipat datar profil pada daerah yang
relatif datar. Pola radial digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah yang luas
dan permukaan tanahnya tidak beraturan.
b. Pengukuran langsung
Titik detail dicari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya
dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya bisa
menggunakan cara tachymetry, atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan
pengukuran polygon.
Cara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan cara tidak langsung, namun
ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara pengukuran kontur cara
langsung, misalnya pengukuran dan pemasanngan tanda batas daerah genangan

Anda mungkin juga menyukai