Anda di halaman 1dari 8

SMK Negeri 7 Purworejo

TATA DASAR
Proporsi Tubuh HANDOUT Halaman:
BUSANA DESAIN
Oleh : RETNO MULYATI Guru pengampu : Nurhastuti Putri Utami S.Pd.
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, dan procedural,
dalam pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menjelaskan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan Proporsi tubuh

C. Indicator Pencapaian Kompetensi


3.1.1) Memahami unsur dan prinsip desain
3.1.2) Menganalisis proporsi tubuh

D. Uraian Materi
UNSUR DAN PRINSIP DESAIN DASAR-DASAR DESAIN
A. PENGERTIAN DESAIN
Desain ialah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan yan mana
titik beratnya dilakukan dengan melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah
atau tersendiri, namun sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling
terkait. Disisi lain, desain juga diartikan sebagai perencanaan dalam pembuatan sebuah
objek, sistem, komponen atau struktur.
B. PENGELOMPOKAN DESAIN
Desain dibedakan menjadi dua kategori yakni desain struktur dan desain hiasan
a. Desain struktur
Desain struktur adalah wujud dari suatu benda yang terdiri dari unsur-unsur
desain. Unsur desain tersebut adalah susunan dari garis, arah, bentuk, ukuran, warna,
tekstur dan nilai gelap terangnya (value), jika kita melihat desain struktur pada
busana yang kita lihat adlah siluetnya.
b. Desain hiasan
Desain hiasan memiliki sifat atau tujuannya adalah untuk menghiasi desain
struktur suatu benda atau busana. Tujuan desain hiasan adalah untuk memperindah
dan meningkatkan mutu dari desain struktur suatu benda
C. UNSUR-UNSUR DESAIN
Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk memwujudkan
desain sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut. Maksud unsur disini adalah
unsur-unsur yang dapat dilihat atau sering disebut dengan unsur visual.
Unsur-unsur desain ini terdiri atas:
1. Garis
Merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia dalam mengungkapkan
perasaan atau emosi. Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil goresan dengan
benda keras di atas permukaan benda alam ( tanah, pasir, daun, batang, pohon dan
sebagainya) dan benda-benda buatan ( kertas, dinding, papan dan sebagainya). Melalui
goresan-goresan berupa unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi dan
mengemukakan pola rancangannya kepada orang lain.
 Macam-macam garis:
a) Garis lurus
Adalah garis yang jarak antara unjung dan pangkalnya mengambil jarak yang paling
pendek,
 Sifat Garis Lurus, ditinjau dari watak suatu garis, garis lurus menggambar suatu:
 Ketegasan
 Kepastian
 Kekakuan
 Ketegangan
 Kekokohan
b) Garis lengkung
Adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua titik atau lebih.
 Sifat Garis Lengkung
 Kelembutan
 Keluwesan
 Keindahan
 Feminin
 Kesan alamiah
 Kadang-kadang bersifat riang dan gembira

 Fungsi Garis :
- Membatasi bentuk struktur atau siluet.
- Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian pakaian untuk menentukan
model pakaian
- Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan bentuk
tubuh, seperti garis princes, garis empire.

2. Arah
Pada benda apa pun, dapat kita rasakan adanya arah tertentu, misalnya mendatar,
tegak lurus, miring dan sebagainya. Arah ini dapat dilihat dan dirasakan keberadaannya.
Hal ini sering dimanfaatkan dalam menrancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya
dalam menrancang busana, unsur arah pada motif bahannya dapat digunakan untuk
mengubah penampilan dan bentuk tubuh si pemakai. Pada bentuk tubuh gemuk,
sebaiknya menghindari arah mendatar karena dapat menimbulkan kesan melebarkan.
Begitu juga dalam pemilihan model pakaian, garis hias yang digunakan dapat berupa
garis princes atau garis tegak lurus yang dapat memberi kesan meninggikan atau
mengecilkan orang yang bertubuh gemuk tersebut.

3. Bentuk
Hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi
(shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang, maka terjadilah bentuk tiga
dimensi (form ). Jadi, bentuk dua dimensi adalah bentuk perencanaan secara lengkap
untuk benda atau barang datar ( dipakai untuk benda yang memiliki ukuran panjang dan
lebar), sedangkan tiga dimensi adalah yang memiliki panjang, lebar dan tinggi.
 Macam- macam bentuk berdasarkan jenis:
 Bentuk naturalis/organis
Adalah bentuk yang berasal dari bentuk alam ( manusia, hewan, tumbuhan dan
bentuk alam lainnya)
 Bentuk geometris
Adalah bentuk yang dapat diukur dengan alat pengukur dan mempunyai bentuk
yang teratur.
 Bentuk dekoratif
Adalah bentuk yang sudah diubah dari bentuk asli melalui proses stilasi atau
stilir yang masih ada ciri khas bentuk aslinya. Benuk-bentuk ini dapat berupa
ragam hias pada sulaman atau hiasaan lainnya yang bentuknya sudah tidak
seperti bentuk aslinya.

4. Ukuran
Merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda
lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur ukurannya
dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan kesseimbangan. Apabila ukuran idak
seimbang, maka desain yang dihasilkan akan terlihat kurang baik. Misalnya dalam
menata busana untuk seseorang, orang yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak
menggunakan tas atau aksesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang.

5. Tekstur
Merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang
terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara melihat atau
meraba. Dengan melihat akan tampak permukaan suatu benda misalnya berkilau,
bercahaya, kusam, tembus terang, kaku, lemas dan lain-lain. Sedangkan dengan meraba
akan diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis, tebal atau licin. Tekstur
yang bercahaya atau berkilau dapat membuat seseorang kelihatan lebih besar ( gemuk),
maka bahan tekstil yang bercahaya lebih cocok dipakai oleh orang yang bertubuh kurus
sehingga terlihat lebih gemuk. Tekstur bahan yang tembus terang seperti siffon, brokat
dan lain-lain kurang cocok dipakai oleh orang yang berbadan gemuk karena memberi
kesan bertambah gemuk.
Tekstur dibedakan menjadi dua :
I. Tekstur nyata
Adalah nilai raba dari suatu permukaan bisa halus, kasar, licin, lembut, dan
tajam. Merupakan tekstur yang bisa diraba dan dilihat ( kasar, halus, berbintik,
licin, bergelombang, dan bersengkelit.
II. Tekstur semu
Adalah tekstur yang idak memiliki kesan yang sama antara penglihatan dan
perabaan.
- Kesan dan pengaruh tekstur bahan terhadap bentuk badan
- Berkilau dan bercahaya memberi kesan gemuk dan besar
- Tembus terang seperi siffon, brokat dan lain-lain memberi kesan bertambah
gemuk
- Teksturnya lemas dan kusam memberi kesan tambah langsing
- Tekstur tebal, kaku, dan kasar memberi kesan tambahn gemuk.
- Bahan yang polos memberi kesan lebih langsing dari pada bahan yang becorak
atau bermotif.

6. Value (gelap-terang)
Benda hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam maupun
cahaya buatan. Jika diamati pada suatu benda terlihat bahwa bagian-bagian permukaan
benda tidak diterpa oleh cahaya secara merata, ada bagian yang terang dan ada bagian
yang gelap. Hal ini menimbulkan adanya nada gelap terang pada permukaan benda. Nada
gelap terang ini disebut dengan istilah value.

7. Warna
Merupakan unsur desain yang paling menonjol. Dengan adanya warna menjadikan
suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat mengungkapkan suasana
perasaaan atau watak benda yang dirancang, warna dapat menunjukkan sifat dan watak
yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat banyak, yaitu warna muda,
warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang. Sedangkan
dilihat dari sumbernya, ada warna merah, biru, kuning hijau, orange dan lain sebaginya.
 Macam-macam warna
Menurut teori, warna dikelompokkan menjadi 5:
 Warna primer
Adalah warna dasar atau pokok karena warna ini tidak dapat diperoleh
dengan pencampuran hue lain. Ada 3 warna primer, yaitu : merah, kuning
dan biru
 Warna sekunder
Adalah hasil pencampuran dari dua warna primer dengan komposisi yang
sama. Terdapat 3 warna sekunder, yaitu orange, ungu dan hijau.
 Warna intermediete
Diperolh dari 2 cara, yaitu dengan mencampurkan warna primer dengan
warna sekunder yang berdekatan dalam lingkaran warna lalu mencampurkan
2 warna primer dengan perbandingan 1:2. Ada 6 macam warna intermediete,
yaitu :
- Kuning Hijau (KH)
- Biru Hijau
- Biru Ungu
- Merah ungu
- Merah orange
- Kuning orange
 Warna tersier
Warna yang terjadi apabila dua warna sekunder dicampur. Warna tersier ada
3 yaitu:
- Tersier biru adalah hasil pencampuran ungu dengan hijau
- Tersier merah adalah hasil pencampuran orange dengan ungu
- Tersier kuning adalah hasil pencampuran hijau dengan orange.
 Warna kuarter
Warna kuarter adalah warna yang dihasilkan oleh pencampuran dua warna
tersier. Warna kuarter ada 3 yaitu :
- Kuarter hijau : tersier biru + tersier kuning
- Kuarter orange : tersier merah + tersier kuning
- Kuarter ungu : tersier merah + tersier biru
 Pembagian warna menurut sifat
I. Sifat panas dan dingin ( hue dari suatu warna)
Dipengaruhi oleh hue (istilah yang dipakai untuk membedakan suatu
warna dengan warna yang lain) seperti merah, kuning, biru dan lainnya.
 Yang termasuk warna panas yaitu yang mengandung unsur :
merah, kuning range/jingga
 Warna panas memberi kesan : agresif, menyerang,
membangkitkan, gembira, semangat.
 Yang termasuk warna dingin adalah warna yang mengandung
unsur : hijau, biru, ungu
 Warna dingin memberi kesan: tenang, pasif, tenggelam,
melankolis, kurang menarik perhatian.
II. Sifat terang dan gelap atau value warna
Sifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value
warna ini terdiri atas beberapa tingkat.
III. Sifat terang dan kusam atau intensitas dari warna
Dipengaruhi oleh kekuatan warna atau intensitasnya. Warna yang
mempunyai intensitas kuat akan terlihat lebih terang dari intensitas lemah
yang akan terlihat kusam.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna busana:
1) Busana dengan menggunakan bahan satu warna membuat si pemakai
terlihat lebih tinggi, terutama dengan desain maxi dan celana panjang.
2) Warna-warna gelapmembuat si pemakai terlihat lebih kurus dan
menyerap penglihatan. Seorang wanita akan menutupi kekurangannya
dengan celana dan jas dengan warna gelap.
3) Warna- warna terang dan warna yang menyolok membuat si pemakai
terlihat lebih besar dan memberi pengaruh pada bagian muka bertambah
cerah. Bila bahan terang dikombinasikan dengan bahan berwarna gelap
akan menjadi lebih cerah, misalnya penggunaan kerah putih pada busana
yang berwarna gelap. Warna kerah putih ini akan memberikan pengaruh
pada bagian muka si pemakai, sehingga terlihat lebih cerah.
4) Pilihan warna yang sedang populer pada waktun itu. Tentukan warna
yang benar berkenan dihati supaya lebih percaya diri dan menambah nilai
tambah pada penampilan. Penggunaan warna yang kurang menyolok
kurang tepat untuk orang sudah berumur dan berbentuk besar. Kalau
ingin tetap menggunakan warna tersebut, pakailah pada bagian-bagian
kecil dari busana sebagai pemanis, seperti pada bagian kerah, vest saku,
manset lengan.
5) Pengaruh iklim dan lingkungan dalam penggunaan warna. Orang yang
tinggal di daerah panas, biasanya mempunyai kulit berwarna agak gelap,
lebih sesuai memakai warna-warna yang cerah dan terang.
6) Pemilihan warna bahan sesuai dengan umur dan pribadi pemakai. Remaja
yang penuh semangat dan bergairah, memilih warna bahan yang terang
dan menyolok. Sedangkan orang dewasa dan lanjut usia, memerlukan
banyak ketenangan memilih warna yang tenang dan gelap.

D. PRINSIP-PRINSIP DESAIN
Prinsip-prinsip desain adalah suatu cara bagimana menyusun unsur-unsur yang terdapat
dalam suatu gambar sehingga menjadi lebih indah dan menarik. Berikut adalah prinsip-
prinsip dalam desain diantaranya:
1. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah suatu yang penting dalam mendesain busana, karena
keseimbangan akan memberikan kesan tenang dan stabil. Ada dua tipe
keseimbanganyaitu ; keseimbangan formal yang disebut juga dengan Symetri dan
keseimbangan informal yang disebut juga dengan Asymetri. Sebuah desain disebut
symetri apabila mempunyai garis pusat (centre line) yang jelas maupun yang tidak
kelihatan. Sebaliknya desain disebut asymentris yaitu jikabeberapa objek tidak serupa
atau mempunyai jurnlah perhatian yang sama, objek itu hams diletakkan pada jarak
yang berbeda dari pusat. Keseimbangan symetri akan terlihat lebih stabil, tenang dan
agung, sebaliknya keseimbangan asymetri akan terkesan lebih lembtu, halis dan lebih
banyak variasi yang dihasilkan dalam susunannya.
2. Irama
Irama dalam desain busana merupakan suatu bentuk pergerakan yang menimbulkan
pandanaga mata berpindah dari suatu bagian ke bagian lain. Irama yang baik dalam
desai dapat diciptakan melalui cara :
- Pengulangan bentuk dalam desain busana dapat dilakukan terhadap bagian-bagian
pakaiadgaris hias dan lain-lain
- Peralihan, mengulang bentuk yang hamper sama dengan ukuran yang berbeda.
- Pergerakan garis yang tak putus.
3. Harmoni (keselarasan)
Harmoni di dalam desain ialah apabila suatu atau lebih elemen-elemen/unsur-unsur
desain itu terlihat mempunyai persamaan/hubungan yang serasi dan sesuai. Harmoni
dapat diciptakan melalui garis, bentuk, ukuran, tkestur, warna maupun ide.
4. Penekanan (Emphasis)
Dalam setiap bentuk komunikasi ada beberapa bahan atau gagasan yang lebih perlu
ditampilkan dari pada yang lain. Tujuan utama dalam pemberian penekanan
(emphasis) adalah untuk mengarahkan pandangan pembaca pada suatu yang
ditonjolkan. Emphasis dapat dicapai misalnya mengganti ukuran, bentuk, irama dan
arah dari unsur-unsur karya desain.

5. Kontras
Sebuah desain yang harmoni, mempunyai irarna yang baik dari segi bentuk, garis dan
sudah mempunyai keseimbangan yang menyeluruh maka prinsip lain ynag yang perlu
diperhatikan lagi adalah kontraslpusat perhatiadcentre of interest.
Kontras dalarn de4sain artimya merupakan prinsip dasar yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip yang lain. Tujuan penerapan prinsip kontras adalah untuk menciptakan
desain yamg lenih menarik, variatif dan tidak monoton sehingga desain yang
diciptakan tidak akan membosankan. Dalarn penerapan prinsip kontras ini dapat
menimbulkan kesan yang kontradiksi (pertentangan), menimbilkan kekacauan dan
keanehan apabila tidak marnpu menerapkannya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kontraslpusar perhatian
dalarn desain busana adalah:
a. Letak pusat perhatian kontras Letakkan lah pada bagian tubuh yang menatik
misalnya leher, apabila yang mempunyaai leher panjang, dibagian pinggang
apabila mempunyai pinggang yang ramping. Sebaliknya jika bagian tersebut
kurang menarik dankurang proporsional maka jauhilah pusat perhatian tersebut
dari situ.
b. Kontras/pusat perhatian janganlah berlebihan, sehingga bissa menimbulkan
kekacauaan. Ada beberapa cara dalarn menciptakan kontras dalam desain busana
yaitu :
- Pembangunan warna yang kontras dari wama dasar
- Pemberian hiasan yang menarik
- Melalui garis bentuk atau ukuran yang kontras

Anda mungkin juga menyukai