Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


YAYASAN PENDIDIKAN SWAKARSA
SMK SWAKARSA RUTENG
TERAKREDITASI A
Jln. Jagu Rowang – Ruteng, Kab. Manggarai – Flores – NTT. Tlp/ Fax (0385) 2420998; HP. 081 236 783 829
e-mail: smkswakarsa@yahoo.co.id, website: https://smkswakarsaruteng.sch.id

MATERI AJAR

NAMA MAPEL : LAUNDRY


KELAS : XII
SEMESTER : GENAP
PERIODE KD : JANUARI-MARET
JUMLAH KD : 1 KD
KOMPETENSI KEAHLIAN : AKOMODASI PERHOTELAN
TAHUN PELAJARAN : 2020/2021
GURU MATA PELAJARAN : ELIAS HERODI SEMAR, S.Pd
NOMOR HP/WA : 085-255-893-343

SMK SWAKARSA RUTENG


2021
Kompetensi Dasar
3.13 Menganalisis pencucian berbagai jenis serat, jenis kain, kecepatan pengeringan, dan banyaknya noda
4.13 Melaksanakane pencucian berbagai jenis serat, jenis kain, kecepatan pengeringan, dan banyaknya noda

BAB VII
PENCUCIAN BERBAGAI JENIS SERAT, JENIS KAIN, KECEPATAN PENGERINGAN,
DAN BANYAKNYA NODA

 TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mempelajari materi tentang jenis-jenis serat, peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis serat dengan
baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang jenis dan karakteristik kain, peserta didik mampu menjelaskan jenis dan
karakteristik kain dengan baik.
3. Setelah mempelajari materi tentang jenis-jenis noda, peserta didik mampu memahami jenis-jenis noda dengan
baik.

A. JENIS SERAT

Gambar 7.1 Pencucian Pakaian

Serat (inggris : fiber) adalah suatu jenis bahan yang berupa potongan - potongan komponen yang membentuk
jaringan memanjang yang utuh. contoh serat yang utuh. contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada
kain. material ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh.
manusia menggunakan serat dalam banyak hal : untuk membuat tali, kain, atau kertas. serat dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). serat sintetis dapat diproduksi secara
murah dalam jumlah yang besar. Namun , serat alami memiliki berbagai kelebihan khususnya dalam hal
kenyamanan.
1. Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat jenis
ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan ke dalam:
a. Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang
mengandung pula lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan
digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil Serat tumbuhan juga penting bagi nutrisi
manusia.
b. Serat kayu, serat yang berasal dari batang tumbuhan berkayu.
c. Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan
oleh manusia adalah serat ulat (sutra) dan bulu domba (wol).
d. Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah satusatunya mineral yang
secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.
2. Serat sintetis atau serat buatan manusia
Umumnya berasal dari bahan petrokimia. Namun, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami
seperti rayon.
Serat Mineral
a. Kaca serat/Fiberglass, dibuat dari kuarsa,
b. Serat logam dapat dibuat dari logam yang duktil seperti tembaga, emas, atau perak.
c. Serat karbon
3. Serat Polimer
Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia. Bahan yang umum
digunakan untuk membuat serat polimer:
a. polyamida nylon,
b. PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik,
c. fenol-formaldehid (PF)
d. serat polivinyl alkohol (PVOH)
e. serat polivinyl khlorida (PVC)
f. poliolefin (PP dan PE)
g. polyethylene (PE),
h. Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
i. poliuretan
4. Serat Tekstil
a. Penggolongan Serat Tekstil
Serat tekstil digolongkan berdasarkan jenis serat, yaitu, serat alam dan serat buatan. Serat alam telah
lama dikenal, sedangkan serat buatan dikenal pada permulaan abad ke-19. Serat buatan mengalami
perkembangan pesat dalam peng olahan dan penyempurnaan dari masa ke masa.
Kebanyakan konsumen di Indonesia menggunakan bahan tekstil dari serat campuran atau sintetis dengan
alasan mudah pemeliharaannya, ringan serta murah. Menurut asalnya serat tekstil dapat dibagi
sebagaimana yang tersusun dalam bagan di bawah ini.
b. Macam-macam penggolongan serat
5. Serat Alami
Seperti diuraikan di bawah, serat alami dibagi lagi menurut asal-usulnya.
Nama Serat Sumber Komposisi
Tumbuhan
Kapas Biji buah kapas Selulosa
Kapuk Kapuk Cellulose
Linen Tangkai lenan Cellulose
Goni Tangkai rami Selulosa
Hemp Tangkai hemp atau Abaca Selulosa
Rami Rumput Rhea dan Cina Selulosa
Sisal Daun agave Selulosa
Sabut Sabut kelapa Cellulose
Pina Daun nanas Selulosa
Hewan
Wol Domba Protein
Sutra Ulat sutra Protein
Bulu Hewan berbulu Protein
Mineral
Asbes Varietas batu Silikat Magnesium dan Kalsium
Tabel 7.1 Serat alami
6. Serat Buatan Manusia
Serat buatan manusia dibagi lagi seperti yang ditunjukkan di bawah ini dengan berbagai komposisi dan
asal masing-masing.
Fibre Name/ Nama Serat Source / Sumber
Selulosa
Rayon Bahan katun atau kayu
Asetat Bahan katun atau kayu
Tri asetat Bahan katun atau kayu
Polimer non selulosa
Nilon Poliamida alifatik
Aramid Poliamida aromatic
Poliester Alkohol dihidrat dan asam tereftalat
Akrilik Akrilonitril
Modakrilik Akrilonitril
Spandeks Poliurethan
Olefin Etilena atau propilena
Vinyon Vinil klorida
Saran Viniliden klorida
Novoloid Navolac berbasis fenol
Polikarbonat Asam karbonat (turunan poliester)
Fluorokarbon tetrafluoroethilena
Protein
Azlon Jagung, kedelai, dan sebagainya
Karet
Karet Karet alami atau sintetis
Metalik
Logam Aluminium, perak, emas, baja tak berkarat
Mineral
Kaca Pasir silika, batu kapur, mineral lainnya
Keramik Aluminium, silika
Grafit Karbon

Tabel 7.2 Serat Buatan Manusia . Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Serat


7. Penyelidikan Bahan Tekstil Jenis Serat
a. Pengamatan Secara Visual
Dengan memperhatikan,meraba,mengepal sehelai kain saja mungkin belum dapat secara langsung
diketahui sifat-sifatnya, demikian juga dengan asal seratnya. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik
penyempurnaan bahan tekstil,sehingga sering tidak dapat dibedakan antara kain yang asli dengan yang
tiruan. Beberapa pengamatan secara visual tentang sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat
adalah sebagai berikut.
1) Panjang serat Untuk penelitian asal serat sehelai kain, perlu dicabut sehelai benang untuk diperiksa
kemungkinan golongan seratnya
2) Kekuatan serat Serat sutra adalah serat yang terkuat diantara serat-serat lainnya seperti nilon, wol dan
kapas. Dalam keadaan basah, serat rayon berkurang kekuatannya, sedangkan serat kapas akan lebih
kuat daripada dalam keadaan kering.
3) Kehalusan serat
Serat sutra adalah serat yang terhalus di antara serat-serat asli yang lain seperti serat sintetis dan serat
rayon.
4) Kilau serat
Serat kapas kurang berkilau kecuali dimerser. Serat linen kilaunya bagus dan jelas, kilau serat sutra
sangat bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam seperti logam, sedangkan serat wol tidak berkilau
karena bergelombang.
5) Keriting serat
Serat wol adalah satu-satunya yang memiliki keriting asli, ini menyebabkan kain wol berpori sehingga
mempunyai sifat penyekat panas.
6) Daya lentur
Serat wol berdaya lentur besar, demikian pula serat sintetis dan serat sutra. Serat selulosa tidak
memiliki daya lentur yang baik, tetapi dapat diproses sehingga berdaya lentur yang besar, contohnya
proses pembuatan bahan mulur (stretch).
7) Daya serap air dan udara
Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa basah, daya serap serat sutra sampai 30%,
linen 20% kapas 8,5%.
Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan dengan cara memerhatikan serat-seratnya, dapat
dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x akan
menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang serat-seratnya baik gambar penampang melintang
ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya.
b. Cara memutuskan benang.
Apabila berasal dari serat kapas, benang mudah diputus karena berserat pendek. Serat linen benangnya
sukar diputus. Serat wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang dulu/ elastis, ujung benang seperti
spiral (berombak). Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya halus dan tidak berumbai. Serat rayon
mudah putus, dan ujung benang bercabang.
c. Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai berikut:
1. Asam sulfat melarutkan serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
2. Kaustik soda (soda api) melarutkan serat yang berasal dari hewan, seperti wol dan sutra.
3. Kupramonium melarutkan kapas.
4. Aseton melarutkan kain asetat.
5. Fenol 90% melarutkan nilon.
d. Penyelidikan Dengan Uji Pembakaran
Untuk mengetahui secara pasti seratserat yang tidak dikenal. Percobaan dengan pengujian yang paling
mudah untuk dilakukan adalah dengan pembakaran. Prosedur ini memerlukan ketelitian dan secara singkat
menyalakan seberkas serat, atau potongan kecil bahan, sambil mengamati proses pembakaran sebelum
memadamkan apinya. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Serat-serat protein
Serat - serat seperti wol, rambut/bulu binatang lainnya dan sutra akan segera mengeriting oleh
api dengan sedikit meleleh, terbakar dengan lambat, meninggalkan butiran abu hitam yang lembut
padat, bisa diremuk, dengan berbau seperti rambut yang terbakar. Wol akan padam segera setelah
sumber apinya dialihkan.
2. Serat-serat selulosa
Jenis serat ini yaitu katun, linen/flak dan rayon. Pengapian dilakukan dengan segera hingga
serat terbakar dengan cepat, dan tercium bau seperti kertas yang terbakar. Abu yang ditinggalkan
lembut seperti bedak. Rayon akan terbakar tanpa nyala atau meleleh sehingga tidak meninggalkan
butiran seperti plastik, sisanya hanya bulu kapas ringan.
3. Asetat dan sintetis
Bahan ini meleleh langsung dari api sebelum terbakar dan meninggalkan butiran abu hitam,
bentuknya tidak rata dan rapuh, baunya seperti asam cuka. Poliestermengerut dengan api,
lelehannya akan meninggalkan butiran bulat yang keras berwarna abu-abu atau coklat, berbau
kimiawi. Nylon seperti di atas meninggalkan butiran abu-abu yang keras, susah diremuk, berbau
seperti daun seledri. Pengujian lain untuk asetat adalah dengan menggunakan larutan aseton (cairan
yang biasa dipakai untuk menghilangkan cat kuku). Aseton menghancurkan asetat dan melarutkan
serat-serat bila dikenakan pada bahan tekstil. Serat-serat anorganik tidak terbakar. Walaupun begitu,
lapisan poliester yang dipergunakan di atas adalah metalik yang akan terbakar.
e. Pengamatan Dengan Meraba
Permukaan bahan yang halus mencerminkan permukaan yang lebih ringan daripada permukaan buram,
kusam, atau berbulu, sehingga pengamatan visual dihubungkan dengan sesuatu yang dapat diraba (tactile).
Benda-benda yang "terasa" halus juga "kelihatan" halus.
Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu:
1) Yang dapat diraba (tactile)
Perubahan-perubahan pada permukaan bahan-bahan karena pengaturan dari benang-benang
individual pada tenunan atau rajutan dapat dirasakan di kulit. Dengan rabaan dapat dirasakannya
lembut, kasar, jatuhnya bahan (drape), atau kaku dan berat.
2) Yang dapat didengar (audible)
Gesekan dapat diciptakan oleh permukaan bahan dengan saling menggosokkan sehingga dapat
didengar, misalnya gemersik dari sutra taffeta.
f. Penyelidikan Tentang Sifat-sifat Serat
Struktur fisika dan kimia sangat mempengaruhi sifat-sifat serat yang meliputi daya kekuatan,
kemuluran dan elastisitas, daya serap, kelenturan, dan ketahanan terhadap gosokan, zat kimia dan lainnya.
1. Daya mulur
Daya mulur atau elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali ke panjang semula setelah
mengalami tarikan. Kain yang dibuat dari serat yang mulur dan elastisitasnya baik, stabilitas
dimensinya juga baik dan tahan kusut. Makin tinggi derajat penarikan, makin tinggi kekuatan serat dan
makin rendah mulurnya.
2. Daya serap
Jumlah uap air yang diserap oleh berbeda-beda, tergantung dari kelembaban relatif, suhu udara,
dan seratnya. Beberapa jenis serat menyerap uap lebih banyak daripada jenis serat lainnya, ditentukan
oleh struktur kimia dari seratnya. Misalnya, serat-serat selulosa akan menyerap uap air lebih banyak
sehingga lebih enak dipakai, mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statik, cocok
dipakai pada udara lembab dan panas.
3. Daya susut (sanforized)
Susutnya bahan pada waktu pencucian dapat disebabkan karena regangan-regangan yang tidak
dapat dihindarkan pada waktu pembuatan kain tersebut sejak pembuatan benang. Serat kain menyerap
air sehingga diameter serat menjadi bertambah besar dan panjangnya berkurang.
4. Daya luntur (fast colour)
Merupakan penyempurnaan yang dilakukan pada bahan tekstil yang bertujuan untuk
menguatkan warna dari pudar. Berdasarkan sifat-sifat zat warna, biasanya zat warna yang larut dalam
air, ke tahanan lunturnya kurang/ tidak baik. Zat pewarna yang tidak larut dalam air, ketahanan
lunturnya tinggi, misalnya zat warna bejana untuk pencelupan serat selulosa dan wol, serta nilon. Zat
warna belerang digunakan untuk pencelupan serat kapas, zat warna naftol untuk pencelupan serat
selulosa, batik, poliester, asetat, rayon dan sebagainya.
g. Sifat Fisik
1) Kapas
SIFAT KARAKTERISTIK
Tampilan mikroskopis Datar, dipilin dan seperti pita
Panjangnya Serat stapel, panjang berkisar 1-5,5 cm
Warna Putih krem dalam bentuk alami, kecuali jika diperlakukan
Kilauan Sedang, kecuali jika diperlakukan agar berkilau
Kekuatan Cukup
Elastisitas Rendah
Ketahanan Rendah
Daya serap air Baik sekali
Panas Akan menahan panas sedang/ Terurai setelah terlalu lama terkena suhu
150°C / 320°F atau lebih
Sifat mudah terbakar Mudah terbakar
Tabel 7.3 Sifat Fisik Kapas Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat/

2) Linen
SIFAT KARAKTERISTIK
Tampilan mikroskopis Penampang terdiri dari bentuk poligonal tidak beraturan
Panjangnya Stapel panjang, 25-120 cm
Warna Putih pudar
Kilauan Tinggi
Kekuatan Baik
Elastisitas Rendah
Ketahanan Sedikit
Daya serap air Baik
Panas Akan menahan panas sedang
Sifat mudah terbakar Mudah hangus dan terbakar
Tabel 7.4 Sifat fisik linen Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat

3) Woll
SIFAT KARAKTERISTIK
Tampilan mikroskopis Berkerut
Panjangnya Serat stapel, hingga 40cm
Warna Umumnya berwarna putih krem, beberapa jenis domba
menghasilkan warna natural
seperti hitam, coklat, perak, dan campuran acak.
Kilauan Tinggi
Kekuatan Tinggi
Elastisitas Baik
Ketahanan Tinggi
Daya serap air Awalnya cenderung menolak cairan, tapi daya serap baik.
Panas Menjadi keras pada suhu 100°C/ 212°F, terurai pada suhu yang
sedikit lebih tinggi.
Sifat mudah terbakar Hangus pada suhu 204°C /400°F, akan gosong

Tabel 7.5 Sifat fisik wol


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat

4) Sutra
SIFAT KARAKTERISTIK

Tampilan mikroskopis Struktur prisma seperti segitiga


Panjangnya Filamen bersambungan
Warna Biasanya berwarna putih pudar, dan juga warna beige pucat, coklat,
dan abu-abu
Kilauan Baik sekali
Kekuatan Baik
Elastisitas Tinggi
Ketahanan Tinggi
Daya serap air Baik
Panas Sensitif dan bisa terurai
Sifat mudah terbakar Terbakar pada suhu 165°C/330°F
Tabel 7.6 Sifat fisik sutra
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat/
5) Rayon
SIFAT KARAKTERISTIK

Tampilan mikroskopis Striasi terlihat pada viskos dan rayon berkekuatan tinggi
Jika tidak berkilau, bintik pigmen yang tersebar dapat dilihat
Panjangnya Filamen dan Stapel
Warna Transparan kecuali jika dicelup
Kilauan High
Kekuatan Cukup hingga baik sekali
Rayon biasa memiliki kekuatan cukup
Jenis rayon dengan keuletan tinggi memiliki kekuatan
yang baik
Elastisitas Rayon biasa: rendah Rayon berkekuatan tinggi: baik
Ketahanan Rayon berkekuatan tinggi basah lebih baik
Daya serap air Lebih tinggi dari selulosa alami
Serat mengembang dalam air
Serat mengembang dalam air
Panas Terurai antara suhu 176°C /
350°F dan 204°C / 400°F
Terurai antara suhu 176°C/350°F dan 204°C / 400°F
Cepat terbakar jika tidak diperlakukan

Cukup – listrik statis dapat dikurangi dengan finishing khusus


Tabel 7.7 Sifat Fisik Rayon
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat

6) Asetat
SIFAT KARAKTERISTIK

Tampilan mikroskopis Striasi terurai jauh dari viskos rayon


Penampang berlekuk
Panjangnya Filamen dan stapel
Warna Transparan kecuali diredupkan oleh pigmen
Kilauan Cerah, agak terang atau redup
Kekuatan Sedang, kurang dari rayon bila basah
Elastisitas Tidak terlalu tinggi, mirip dengan rayon
SIFAT KARAKTERISTIK
Ketahanan Buruk
Daya serap air 6%, kehilangan sedikit kekuatan ketika basah
Panas Suhu setrika yang baik 135°C/275°F
Sifat mudah terbakar Mudah terbakar perlahan
Konduktivitas listrik Baik
Tabel 7.8 Sifat Fisik Asetat
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat/
7) Nilon
SIFAT KARAKTERISTIK

Microscopic appearance Sangat halus dan rata


Panjangnya Filamen dan stapel
Warna Putih pudar
Kilauan Kilau alami tinggi yang dapat dikendalikan
Kekuatan Sangat tinggi
Elastisitas Sangat tinggi
Ketahanan Sangat baik
Daya serap air 3,80%
Panas Resistensi tinggi, meleleh pada suhu 250°C / 482°F
Mencair perlahan
Sifat mudah terbakar
Tidak membantu pembakaran
Konduktivitas listrik Rendah, menghasilkan listrik statis
Tabel 7.9 Sifat Fisik Nilon
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat

8) Poliester
SIFAT KARAKTERISTIK

Tampilan mikroskopis Halus, rata, seperti batang,bentuk penampang berbeda


Panjangnya Filamen dan staple
Warna Putih
Kilauan Terang atau kusam
Kekuatan Baik hingga sangat baik
Elastisitas Cukup baik
Ketahanan Excellent
Daya serap air Kurang dari 1%
Panas Melunak atau menempel pada suhu di atas 204°C / 400°F
Sifat mudah terbakar Terbakar perlahan
Konduktivitas listrik Mengumpulkan muatan statis
Tabel 7.10 Sifat Fisik Poliester
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat/
9) Akrilik
SIFAT KARAKTERISTIK

Permukaan sama dan halus


Tampilan mikroskopis
Striasi berjarak tidak teratur
Panjangnya Terutama serat staple
Warna Putih
Kilauan Bright or dull
SIFAT KARAKTERISTIK
Kekuatan Kekuatan cukup hingga baik
Elastisitas Baik
Ketahanan Baik
Daya serap air 1-3%
Panas Bisa menguning di atas suhu148°C / 300°F
Penguningan dapat terjadi diatas suhu 148°C / 300°F
Melunak atau menempel pada suhu sekitar 232°C / 450°F
Sifat mudah terbakar Terbakar dengan api kuning
Konduktivitas listrik Cukup baik
Tabel 7.11 Sifat Fisik Akrilik
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Serat/
B. Jenis dan Karakteristik Kain

Berikut ini jenis-jenis bahan kain yang banyak beredar di pasaran Indonesia:
1. Acrylic
Acrylic merupakan jenis kain berbahan serat sintetis. Biasa dikenal juga dengan nama dagang
Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel dan lainnya.Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Jika dipegang,
acrylic terasa lembut ringan dan merupakan isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak
menyebabkan gatal pada kulit.Pencucian dapat menggunakan sabun biasa dan tahan terhadap bahan kimia dry
cleaning serta pelarut organik lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas, bisa menyebabkan kain menjadi
penyok. Jadi gunakan penyetrikaan hangat saja.

2. Aramid
Aramid terbuat dari serat sintetis yang banyak digunakan pada pakaian pemadam kebakaran atau
pembalap. Aramid termasuk jenis nylon dan sangat tahan terhadap api dan suhu tinggi, dapat terbakar pada
suhu 53 C.
3. Katun/ Cotton
Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas. Mirip dengan kain
Polyester, namun bisa dibedakan dengan cara membakarnya. Kain katun akan berbau seperti kertas atau kayu
dibakar, sedangkan polyester akan beraroma seperti plastik terbakar.
Katun adalah suatu bahan yang selalu berubah-ubah atau tidak tetap, sehingga sifat penampilannya pun susah
untuk diketahui, tetapi katun tenunan memperlihatkan sifat sebagai:
a. suatu bahan yang kaku
b. suatu bahan yang bertekstur kusam
c. suatu bahan yang terasa kuat

Gambar 7.3 kain katun


Sumber : http://ridhayanisaputra.blogspot.com/2012/11/proses-pencucian-lundry-dan-dry-cleaning.html?m=1

Katun adalah bahan yang paling ekonomis dari segala bahan alami, sehingga kebanyakan tipe katun
pada kenyataannya 100% memiliki serat katun. Ada suatu trend yang populer bagi pabrik-pabrik tekstil untuk
mencampur bahan katun dengan poliester, hal ini akan memberikan suatu bahan yang berpenampilan serupa
katun dengan perbaikan daya lentingnya.
Oleh karena ada komponen sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis benang
jahit, serta temperatur setrika, dan tentu saja cara pemeliharaan atau pencuciannya. Sifat-sifat bahan katun
adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya
bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut
mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih
licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan
bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya.
Penggunaan bahan katun kebanyakan untuk pakaian harian dan santai, khususnya koleksi musim
panas, contoh: celana pendek (shorts), kemeja, Jeans, celana Tailored, gaun-gaun sejuk, pakaian anak-anak,
pakaian bayi, dan pakaian tidur. Bahan campuran merupakan pilihan yang tepat untuk kemeja bisnis dan
seragam sekolah.
Keunggulannya:
a. Tidak kisut apabila dicuci
b. Tidak luntur untuk bahan berwarna
c. Mudah disablon
d. Menyerap keringat
e. Tidak berbulu
Kelemahannya:
a. Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
b. Mudah kusut
c. Pakaian/ kain akan rusak jika direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
d. Rentan terhadap jamur
Jenis-jenis kain katun
a. Katun Jepang
Katun jepang adalah istilah untuk jenis bahan yang terbuat dari combed 100% full cotton, jadi apabila
ada yang mengkategorikan bahan CVC adalah bahan katun jepang sebenarnya salah.
b. Katun Paris Motif
Katun Paris Motif hampir sama dengan katun jepang dalam beberapa hal yaitu:
1) memiliki kode warna pada kain
2) daya serap keringat bagus
3) harga relatif lebih mahal
4) warna dan permukaan kain sama dengan katun jepang , perbedaannya adalah kain katun paris
lebih tipis dibanding katun jepang. Biasa digunakan untuk blouse wanita.
c. Katun Paris
Polos Katun jenis ini sebenarnya hampir sama dengan katun biasa, hanya saja lebih tipis. Tidak
memiliki kode warna dan biasanya digunakan untuk blouse wanita dan bahan kerudung.
d. Katun Silk/India/Zada
Katun jenis ini ada 2 jenis, yaitu tipis dan tebal. Ciri-cirinya permukaan kain lebih mengkilap, harga
sedikit lebih mahal dari katun biasa, namun tidak semahal katun jepang.Katun jenis ini memiliki daya
serap keringat rendah, warna kilapnya awet meskipun sering dicuci.
e. Katun Minyak
Kain katun ini sama dengan katun lainnya, hanya saja permukaanya terkesan berminyak (kilapnya
berbeda dengan katun silk). Harga sama dengan katun biasa, daya serap keringat lumayan bagus. Kilap
akan berkurang setelah beberapa kali pencucian.
f. Katun Biasa
Motifnya macam-macam, polos, garis, kotak, bunga atau abstrak. Harga relatif lebih murah, tidak ada
ciri khusus seperti kode warna. Daya serap keringat sedang hingga bagus, tergantung persentase bahan
katunnya. Warnanya awet meskipun masih di bawah katun jepang.
g. Katun Kombed/Cotton Combed
Katun kombed merupakan kain katun yang diproduksi dengan finishing disisir (combed) dengan
tujuan agar serat-serat kapas halus dapat dipisahkan sehingga kain yang dihasilkan lebih halus dan tidak
berbulu. Kain katun kombed tersedia dalam 2 ukuran, yaitu 20s dan 30s. Kain jenis ini biasa digunakan
untuk bahan kaos distro. Katun kombed 20s adalah kain katun kombed yang terbuat dari benang berukuran
20s. Begitu juga dengan 30s. Kain katun kombed 20s lebih tebal dari 30s, sehingga kain katun 30s lebih
lemas dari 20s.
h. Katun Karded/Cotton Carded
Katun karded tidak disisir pada proses finishing-nya sehingga masih terdapat serat-serat kapas halus
yang tersisa agar harganya lebih murah dari katun kombed. Katun jenis ini umumnya digunakan untuk
kaos dengan target pasar kelas menengah ke bawah.
Meskipun tekstur kurang halus, tetapi tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alami,
dapat menyerap keringat dan tidak panas.
i. Teteron Cotton/ TC
Bahan kaos ini terbuat dari jenis serat campuran, yaitu cotton combed 35% dan polyester 65%.
Memiliki karakteristik kurang menyerap keringat dan agak panas.Kain jenis ini lebih tahan kusut dan tidak
melar meskipun dicuci berkali-kali, biasa digunakan untuk bahan sprey, hem dan celana.
j. Cotton Viscose/CVC
Bahan kaos ini terbuat dari serat campuran cotton combed 55% Viscose 45%. Memiliki tingkat susut
lebih kecil dari cotton dan dapat menyerap keringat.
4. Denim
Denim adalah bahan pembuat jeans. Jenis kain ini akan memberikan kesan rapi dan formal apabila
warnanya semakin gelap daripada berwarna terang, akan terlihat lebih kusam.

5. Drill/ Twill
Kain drill memiliki permukaan kain yang terlihat bergaris diagonal, permukaan kain bagian depan
dengan belakang berbeda serta tenunannya lebih rapat.Kain drill lebih lembut dan tahan kusut. Biasa
digunakan untuk seragam kerja untuk kemeja lapangan, mekanik, sales dan berbagai jenis celana dan jacket.

6. Hyanget
Bahan hyanget terbuat dari plastik namun lebih tipis. Banyak digunakan untuk keperluan bahan
spanduk karena harganya yang sangat murah.
7. Jersey
Bahan jersey merupakan bahan kain yang terbuat dari tekstil rajutan yang terdiri
dari serat katun seluruhnya atau dicampur dengan serat sintetis. Ciri dari bahan jersey merupakan kain katun
strech, halus namun lebih tebal jika dibanding kain spandex rayon dan tidak berbulu.Bahan kain jersey saat ini
banyak digunakan desainer pakaian muslimah untuk memberikan bermacam model busana muslim yang syar'i.

8. Cahsmere
Nama cashmere memang diambil dari nama kota Kasmir, India karena bahan dari kain ini terbuat dari
bulu kambing yang banyak terdapat di Kasmir. Kain kasmir memiliki warna dasar hitam, cokelat dan putih.
Namun dengan melalui beberapa proses, kain cashmere bisa memiliki waran beragam. Bahan ini tergolong
mewah dan memiliki kualitas yang bagus. Harganya pun sangat tinggi. Semakin sering dicuci, bahan ini
menjadi semakin halus. Namun mencucinya harus menggunakan shampoo.

9. Linen
Linen lebih kuat dari bahan katun, cocok untuk casual wear dan dress. Cirinya bahan terasa dingin,
menyerap keringat dan sangat nyaman dipakai.Namun bahan linen sangat mudah kusut dan berkerut sehingga
perlu perhatian ekstra saat mencuci seperti pemilihan detergent yang lembut dan direndam pada air bersuhu
hangat (bisa dilihat pada label pakaian).
10. Lacoste
Kain lacoste adalah jenis bahan yang biasa digunakan untuk membuat kaos polo dan berkerah.
11. Lycra
Lycra merupakan merek dagang bahan spandex yang nyaman karena mengandung katun, sutera,
polyster atau bahan sistetis lainnya. Lycra cenderung tidak mengkilap, bisa melekat ketat di tubuh karena
sifatnya yang lentur. Bahan ini bersifat ringan, elastis, menyerap keringat dan nyaman dipakai. Jika dicuci
akan cepat kering dan tahan terhadap bakteri, sinar UV dan khlorin (cairan pemutih). Lycra banyak digunakan
untuk pakaian dalam, baju renang, baju atletik dan lain-lain.
12. Leather dan Suede
Seperti namanya, bahan kain ini terbuat dari kulit, baik itu kulit buaya, kerbau, sapi, katak, ular dan
lainnya. Namun ada juga yang sintetis (buatan). Semua jenis bahan kulit membutuhkan perawatan khusus
seperti menyimpan di tempat yang kering agar tidak berjamur, menjaga kelembaban bahan agar kulit tidak
pecah serta jangan dijemur di matahari langsung.
13. Lotto
Dengan tekstur yang tidak mengkilat, lembut dan sangat elastis, bahan ini banyak digunakan sebagai
bahan kaos olah raga. Memiliki ketebalan bahan yang sama dengan bahan katun.
14. Paragon
Jenis bahan paragon memiliki karakter susah menyerap keringat, tekstur kain terlihat sedikit
mengkilap dan fleksibel apabila dipakai. Bahan ini biasa digunakan untuk pembuatan kaos olahraga misalnya
pada olahraga basket.
15. Nylon (Polymade)
Biasa juga dikenal dengan perlon trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya. Terbuat dari bahan
serat sintetik dan dapat menimbulkan listrik statis. Tahan terhadap jamur, bakteri dan serangga. Namun
memiliki daya serap keringat yang rendah. Kain jenis ini dapat dicuci dengan sabun alkali dan pencucian kimia
(dry cleaning). Perlu kehati-hatian pada saat mensetrika, karena bahan nylon tidak tahan terhadap panas yang
terlalu tinggi. Bisa lengket pada suhu 180 C dan meleleh pada suhu 250 C.

a. Serat nilon halus, lebih kuat dari pada katun.


b. Serat nilon berkilau, lembut, kurang elastis, mudah kusut, dan tidak tahan seterika panas.
c. Serat nilon mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan
meninggalkan abu berwarna kelabu

Gambar 7.4 Nylon


Sumber : http://ridhayanisaputra.blogspot.com
16. Polyester
a. Tingkat Kehalusan: 1.3 denier,
b. Panjang: 38 mm,
c. Kekuatan tarik: 6.6 gram/ denier,
d. kekuatan Mulur: 22%,
e. kemampuan Mengkerut: 6.3%,
f. Krimp: 5.2 per Cm,
g. Kandungan oil: 0.15%,
h. Kandungan air: 0.4%

Gambar 7. 5. Kain polyester


Sumber: http://ridhayanisaputra.blogspot.com/2012/11/proses-pencucian-lundry-dan-dry-cleaning.html?m=1

Berbahan dasar dari benang polyester yang merupakan serat sintetis atau buatan dari hasil minyak
bumi. Kain ini memiliki tingkatan dibawah bahan katun .Memiliki tekstur yang mirip dengan katun, namun
jika dibakar akan menghasilkan bau seperti plastik terbakar dan segera menjadi arang. Kekuatan bahan dari
serat polyester terhadap lekukan dan kekusutan membuat bahan ini tidak perlu disetrika dengan suhu yang
panas. Namun memiliki daya serap yang rendah dan kekakuannya tinggi sehingga mengurangi kenyamanan.
PE memiliki harga yang relatif murah, namun memiliki kekurangan yaitu pada beberapa jenis PE untuk bahan
kaos, kain ini rawan kisut dan apabila dicuci mudah luntur, namun tahan terhadap pelarut organik dan
pencucian dry cleaning. Jenis PE untuk bahan sweater, biasanya berbulu setelah beberapa kali dicuci. Dikenal
dengan nama dagang Terylene, Dacron, Trivera, Tetoron.

17. Cathionic Dyeable Polyester


Jenis serat sintetik yang merupakan modifikasi dari serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat
warna.
18. Diadora
Bahan ini sangat mirip dengan bahan Lotto, namun lebih lembut tekturnya dan memiliki kualitas yang
lebih baik.
19. Lightweight Wools
Seperti bahan wool namun lebih ringan dan tetap hangat.

20. Rayon Viscosa


Rayon Viscosa adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya berupa kayu yang mempunyai kadar
selulosa tinggi sehingga mempunyai kenyamanan pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi.
21. Polysnosic
Sejenis rayon viskosa namun dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi. Memiliki struktur mikro
fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon. Karakteristiknya dapat dicuci dengan sabun atau
detergen dan pelarut organik bahkan pencucian kimia/ drycleaning. Kain jenis ini harus disetrika dengan suhu
sedang.
22. Pike/ Pique
Sama seperti kain Lacoste/ Adidas. Biasa dibuat untuk membuat kaos polo/ kerah/ wangki.
23. Rayon Asetat
Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk
memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon Asetat biasa digunakan sebagai kain pelapis. Pencucian dapat
dilakukan dengan sabun alkali dan dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan
setrika hangat dan tidak langsung. Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak
tahan terhadap jamur terutama pada kondisi lembab.

24. Satin
Kain satin memiliki permukaan rata dan licin serta berkilau karena sifatnya yang bisa memantulkan
cahaya. Bagian belakang kain satin terlihat suram. Tenunannya rapat namun kurang kuat karena float-nya
panjang sehingga mudah putus jika ditarik.
25. Rajut (Knit)
Sesuai namanya, kain ini dibuat dengan jeratan-jeratan benang atau mengaitkan benang dengan
benang, sering disebut merajut. Ciri kain ini dapat ditarik dan elastis.Contoh kain rajut misalnya jersey,
interlock, rib, single jersey, tricot dan lainnya.
26. Serena
Bahan ini hampir mirip dengan bahan paragon, sukar menyerap keringat, memiliki tekstur kain yang
terlihat mengkilat dan fleksibel. Dari segi kualitas dan kenyamanan, masih dibawah paragon. Serena biasa
digunakan untuk pembuatan kaos team sepakbola.
27. Sifon (Chiffon)
Kain sifon adalah bahan yang sangat lembut, halus, transparan dan jatuh mengikuti bentuk badan.
Karena sifatnya mengikuti bentuk tubuh, kain ini cocok digunakan sebagai selendang, veil (hijab) atau
pelengkap kebaya lainnya.
28. Spandex
Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan trademark dari Du Pont. Mempunyai sifat
elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis serat sintetis
yang memiliki elastisitas lebih baik dari rubber.
29. Sutra/ Silk
Jenis kain ini merupakan jenis kain alami yang terbuat dari kepompong ulat sutra. Sutra dikenal
memiliki harga yang mahal dengan penawaran kenyamanan yang istimewa.
a. Serat sutera berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus.
b. Serat sutera kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari.
c. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam.

Beberapa tipe bahan sutra terbukti mengandung 100% sutra asli, sedangkan sutra tiruan
mempergunakan serat-serat buatan pabrik, seperti poliester dan rayon. Sutra sintetis berdaya lenting sangat
tinggi serta mudah pemeli-haraannya, tetapi kurang menyerap air dan kurang nyaman seperti yang terdapat
pada sutra asli. Bahan sutra rayon menawarkan drape yang sangat bagus tetapi daya lenting-nya terbatas.

Bahan-bahan sutra untuk pakaian yang populer biasanya bersifat:


a. Halus dan anggun
b. Drape (sampiran) yang bagus jatuhnya.
c. Bertekstur mewah.

Gambar 7.6 sutra


Sumber: http://ridhayanisaputra.blogspot.com/
2012/11/proses-pencucian-lundry-dan-dry-cleaning.html?m=1

Beberapa tipe bahan sutra terbukti mengandung 100% sutra asli, sedangkan sutra tiruan
mempergunakan serat-serat buatan pabrik, seperti poliester dan rayon. Sutra sintetis berdaya lenting sangat
tinggi serta mudah pemeliharaannya, tetapi kurang menyerap air dan kurang nyaman seperti yang terdapat
pada sutra asli. Bahan sutra rayon menawarkan drape yang sangat bagus tetapi daya lenting-nya terbatas.
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang
kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa
sejuk.
Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan sutra yang lembut dan halus sering kali dipilih untuk gaun-gaun, blus, kemeja, pakaian malam
(evening dress), busana-busana anggun, bahkan juga pakaian tidur yang mewah. Tipe bahan sutra
mentah/kasar jika dibuat busana tailored harian akan kelihatan sangat bagus sekali karena memiliki kilapan
yang lebih buram daripada bahan sutra yang halus.Tipe bahan sutra brocade dianjurkan penggunaannya untuk
rompi (vest), jas malam, dan kemeja pesta.

Jenis-jenis kain sutra:


a. Silk Tafeta
Kain ini memiliki karakteristik mengkilat dan kaku sehingga terkesan mewah jika dipakai.
b. Raw Silk
Karakteristik dari kain rawsilk ini mengkilat karena 100% sutra dengan tekstur yang tidak rata (berserat)
seperti cacat produksi, ada benang yang keluar dari tenunan, padahal itu ciri khasnya.
c. Thai Silk
Karakteristik dari kain thai silk ini mengkilat dan tidak kaku, sehingga nyaman dipakai dan terkesan
mewah.
d. Japan Silk
Karakteristiknya mirip dengan thai silk, hanya kainnya lebih lembut dan lebih mahal.
e. Dupon Silk
Mirip dengan Raw Silk, hanya agak kusut dan tipis
f. Dupioni Silk
Lebih tebal dari dupion silk, dengan tekstur dan corat seperti hujan gerimis. Harga lebih mahal dari
dupion silk namun lebih nyaman jika dipakai.
g. Nep Silk
Karakteristik dari kain ini mirip seperti sifon, hanya saja bercorak dan bertekstur garis-garis.
h. Paper Silk
Karakter dari kaini ini tipis, mengkilat dan kaku seperti kertas. Permukaan kainnya halus, ringkih
dan seperti mudah sobek
30. Viscose
Terbuat dari kayu sejenis pohon pinus. Kelenturannya sangat sesuai dengan berbagai model busana
pesta, casual wear, lingerie, underwear dan jacket. Ciri-ciri viscose terasa lembut dan dingin di kulit, bahannya
jatuh tidak kaku dan memiliki permukaan mengkilat. Mudah menyerap keringat. Bahan mudah rusak jika
direndam dengan detergen lebih dari 1 jam, bisa dicuci atau di dry clean.
31. Moven
Kain ini terbuat dari hasil penyilangan dua benang dengan teknik tenun atau dianyam. Cirinya kain
woven ini tidak elastis, tidak dapat ditarik.
32. Kain Wool
a. Serat woll kekenyalan dan elastisitas tinggi.
1) Serat wool merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri.
2) Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
Gambar 7.7 : kain wool
Sumber : http://ridhayanisaputra.blogspot.com/2012
/11/proses-pencucian-lundry-dan-dry-cleaning.html?m=1
b. Bahan wol memiliki sifat:
1) Hangat dan berbulu
2) Bertekstur kusam
3) Memiliki ketebalan dan berbentuk besar
Tipe bahan wol jarang yang mengandung 100% wol, karena harganya yang tinggi. Pembeli mengagumi
kehangatan yang luar biasa dan kecantikan dari bahan wol tersebut, tetapi beberapa orang bisa menjadi alergi
pada tekturnya yang berbulu. Campuran bahan pada pabrik tekstil telah sukses membuat bahan wol tiruan
dengan biaya produk yang sedikit sehingga diperoleh permintaan yang lebih besar. Bahan wol memiliki sifat
sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya
berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan , bila
dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat

Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan wol yang berat baik untuk mantelluar(coat,overcoat),blazer,setelan (suits), rompi (vest), dan
celana tailored. Sedangkan bahan wol yang agak ringan biasanya dipilih untuk model pakaian yang halus,
seperti blus, rok bawah (skirt), gaun (dress), dan bahkan untuk dasi.Macam Kain Berdasarkan Berat
Kain :Selain kita mengetahui persilangan padatenunanyangmenghasilkankekuatan serta efek yang dihasilkan,
kita juga harus mengetahui penggolongan kain berdasarkan beratnya.
Berdasarkan berat kain digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Kain ringan dengan berat 60 gr/m2
b. Kain menengah dengat berat 60-140 gr/m2
c. Kain berat dengan berat 140-250 gr/m2
Dengan kita mengetahui berat kain, maka kita dapat memilih bahan menurut jatuhnya bahan sesuai dengan
disain.
Contoh jenis kain berdasarkan beratnya:
No
Berat Nama Kain Contoh Bahan
.
1. Ringan · Kain Batiste
· Kain Lawn
· Kain Nainsook
· Kain Voile
· Kain Organdy
· Kain Dimiti

No
Berat Nama Kain Contoh Bahan
.
2. Menengah · Kain Cambridge
(medium) · Kain Mori
· Kain Gingham
· Kain Chambray
Kain Blacu
3. Berat ·K ain Tweed
·K ain Kanvas

Tabel 7.12 Jenis Kain berdasarkan beratnya


Sumber : Anna Isro Illiani, 2005
C. Jenis-jenis Noda
1. Kotoran dan Noda
a. Kotoran
Daya lekat dari berbagai jenis kotoran pada bahan/ kain berbeda-beda, ada yang melekat dan
menempel secara kimia dan ada yang secara fisik. Jenis kotoran yang memiliki ikatan secara fisik biasanya
lebih banyak daripada ikatan kimia terhadap kain/bahan cucian. Untuk menghilangkannya akan lebih banyak
digunakan gaya mekanis atau mesin tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Jenis-jenis Kotoran yang
dimaksudkan adalah sebagai berikut.
1. Kotoran yang larut dalam air:
a) Garam
b) Gula
c) Sari buah
2. Kotoran yang mudah dihilangkan dengan bantuan tenaga mekanis
a) Debu
b) Sebuk gergaji
3. Kotoran yang lepas dengan sabun
Digunakan sabun yang mengandung alkali disertai uap panas air atau temperatur yang cukup tinggi
didalam proses pemakaiannya.
a) lemak hewan
b) tanah berlemak
4. Kotoran yang dapat lepas dengan proses penyatuan atau pencampuran bahan kimia detergen yang
memilki kekuatan tegangan permukaan, dengan noda/kotoran yang melekat pada bahan (emulsi) atau
pencampuran dua jenis zat yang tidak dapat menyatu. Untuk memebersihkan minyak bumi dan oli.

Menurut Richard sihite, S.sos dengan mengetahui berbagai jenis noda dan kotoran pada kain akan
memudahkan proses pencucian yang digunakan dengan pemilihan formula yang tepat.
1) Water soluble soil
Kotoran yang larut dalam air seperti muntah dan sebagainya. Dihilangkan dengan semburan air
dingin atau air hangat, masingmasing diperlukan, tergantung tingkat kotorannya. Sisa kotoran akan
hilang pada saat dilakukan proses pencucian dengan aksi alkali, detergen, atau bleach.
2) Alkali soluble oil
Seperti kotoran makan, kotoran berminyak dan keringat. Dapat dihilangkan dengan proses
pencucian air hangat dengan alkali. Kotoran- kotoran ini memerlukan aksi alkali, detergen dan juga air
panas baru.

3) Solvent soluble soil


Kotoran yang berupa minyak, hanya akan hilang dengan alkali, detergen dan untuk mendapatkan
hasil yang baik dapat menggunakan tambahan solvent. Lambatnya kotoran itu dihilangkan akan
menimbulkan problem pada kain itu sendiri.

b. Jenis pengotor kain


Kotoran yang melekat pada pakaian berasal dari berbagai sumber misalnya debu, keringat, tinta,
parfum, tanah, dan lain-lain. Setiap sumber kotoran memiliki perbedaan daya lekat dari setiap pengotor. Daya
lekat ini akan memengaruhi proses pembersihan sesuai dengan karakternya masing- masing.
Secara umum, jenis pengotor ini dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Type of soil (jenis kotoran)


Jenis kotoran dapat dikelompokkan dari debu,keringat, bekas makanan, tanah, pewarna. Oli,
minyak bumi, darah, dan lain-lain. Masing-masing jenis kotoran sangat unik dan memerlukan wash
formula dan chemical yang berbeda dalam proses cleaning guna mendapatkan hasil yang baik. Misalnya
kain yang dikotori oleh darah, proses pembersihannya memerlukan wash formula yang diawali dengan
temperatur rendah untuk melunakkan darah di kain. Apabila kita langsung menggunakan air panas maka
darah tersebut akan mengeras dan menguat di kain sehingga akan semakin susah dibersihkan. Untuk jenis
kotoran dari industri seperti oli dan minyak bumi memerlukan kombinasi wash formula dan chemical
yang berbeda. Apabila noda (stains) tidak dapat dilepaskan oleh detergen, maka bleaching diperlukan
untuk menghilangkan noda.
2) Colour (warna)
Pengklasifikasian warna kain akan membantu memaksimalkan tingkat putih (whiteness),
menekan pemudaran warna, dan mencegan pemindahan warna dari kain berwarna ke kain putih.
Langkah-langkah klasifikasi dan sorting kain berwarna adalah sebagai berikut.
a) Hindari pencucian kain katun berwarna dengan bahan-bahan kain campuran polyester karena
bahan polyester akan menarik zat warna dari katun sehingga warna kain katun akan cepat memudar.
b) Chlorine bleach dapat memudar-kan warna kain, oleh sebab itu gunakan oxygen bleach untuk
menghilangkan noda pada kain berwarna.
c) Temperatur yang terlalu tinggi/ panas juga dapat memudarkan warna kain, gunakan
temperatur yang tepat dalam pencucian agar tetap menjaga kecerahan warna
d) Cucilah kain berwarna dengan warna sejenis atau tingkat warna sejenis.
3) Soil degree (tingkat kotoran)
Tingkat kekotoran berati jumlah atau berat dari kotoran pada satu kain. Tingkat kotoran dapat
dikelompokkan seperti ringan (light), sedang (medium), dan berat (heavy). Heavy soil memerlukan
temperatur pencucian lebih tinggi, chemical yang lebih banyak, atau wash formula yang lebih komplit
dengan step cycle yang lebih banyak. Mencuci light soil dengan wash formula untuk heavy soil akan
memberikan hasil cucian yang lebih bersih tetapi menggunakan lebih banyak air, energi dan chemicai
dari yang seharusnya sehingga menyebabkan biaya pencucian semakin besar. Sebaliknya, mencuci heavy
soil dengan wash formula light soil akan menghemat waktu, energi dan chemical tetapi hasil pencucian
tidak akan bersih sehingga harus dilakukan berulang-ulang.
4) Fiber content (bahan kain)
Untuk memperoleh wash formula yang efektif, perbedaan jenis dan serat kain harus
dipertimbangkan. Serat alami (natural fiber) terbuat dari bahan-bahan hasil perkebunan seperti kapas dan
jerami atau dari hewan seperti wool dan sutera (silk).
Serat-serat buatan dibuat dari proses kimiawi dari bahan seperti minyak bumi. Serat alami (katun) dan
serat buatan (polyester merupakan individu atau kombinasi serat yang hanyak digunakan sebagai bahan
linen di hotel).

2. Jenis dan Karakteristik Noda


a. Noda Lemak
Noda ini bisa dihilangkan dari baju katun dengan mencucinya dengan air hangat yang dicampur
sodium. Sementara itu, pada baju-baju berbahan sutra, baik yg alami maupun yg sintetis, noda lemak bisa
dihilangkan dengan bensin. Caranya dapat dilakukan dengan menggosokkan sepotong kain yang sudah
dibasahi bensin pada bagian yang terkena noda, lalu semprot daerah yang terkena noda tersebut dengan
bedak talk, kemudian hilangkan bedak tersebut dengan sikat yang lembut, dan ulangi proses ini berkali-kali.
Ada pun pada baju-baju wol, noda lemak bisa dihilangkan dengan bensin atau menggosok-gosoknya
dengan campuran terpenting (minyak tusam) dan alkohol putih bertakaran sama.

Gambar 7. 8 Noda lemak pada pakaian


Sumber : https://rubeshandayani.wordpress.com /tag/macam-macam-noda/
b. Noda Teh dan Kopi
Jika baju yang terkena noda teh dan kopi berasal dari katun atau kapas, rendamlah pada larutan panas
dari asam tartaric atau di dalam larutan panas dari boraks. Sementara itu, pada warna-warna yang permanen,
noda jenis ini bisa dihilangkan dengan larutan air jaafiil.
Sementara, jika baju yang terkena noda jenis ini berbahan sutra alami ataupun sintetis, atau juga wol maka
rendamlah di larutan boraks yang hangat atau larutan ultraoksidasi edrogen (air oksigen) yang hangat.

Gambar 7. 9 Noda kopi pada pakaian


Sumber : https://rubeshandayani.wordpress.com/ tag/macam-macam-noda/
c. Noda Keringat
Noda keringat sering terjadi di musim panas bisa dihilangkan dengan larutan penghilang warna jika
memang baju yang terkena noda ini tidak berwarna atau berbahan katun putih. Namun, jika berwarna dan
berbahan selain katun, noda bisa dihilangkan dengan larutan ultraoksida edrogen (air oksigen) yang telah
dibubuhi amonia.

Gambar 7.10 Noda Keringat


Sumber : https://www.bing.com/search?q= noda+keringat+pada+pakaian&FORM=HDRSC1

d. Noda Tinta
Jika Anda temukan noda tinta di baju katun anak-anak, baik yang berwarna biru ataupun merah,
lakukan proses seperti proses penghilangan noda oksidan , ditambah dengan penggunaan boraks setelah
diasami (dengan cuka).

Gambar 7.11 Noda Tinta (Sumber : https://rubeshandayani.


wordpress.com/tag/macam-macam-noda/)
e. Noda Minyak
Noda minyak mekanik biasanya menimpa para pekerja dan insinyur bangunan. Untuk
menghilangkannya, Anda bisa menggosok-gosoknya dengan bensin atau minyak tanah, kemudian
semprotkan bedak ke daerah yang ternoda. Proses ini berlaku untuk semua jenis pakaian.

Gambar 7.12 Noda minyak


(Sumber : https://rubeshandayani.wordpress.com/tag/macam-macam-noda/

f. Noda Buah-buahan
Noda buah-buahan bisa diatasi dengan larutan boraks yang telah dididihkan selama lima menit atau
dengan larutan penghilang warna.

Gambar 7.13 Noda buah-buahan


Sumber: http://seragamkantorsurabaya.blogspot.com/
2016/09/4-langkah-mudah-menghilangkan-noda-buah.html
g. Noda Darah
Noda darah jika mengenai kain-kain katun berwarna dan bahan-bahan lainnya maka rendamlah kain-
kain tersebut di dalam larutan boraks yang panas. Jika pakaian-pakaian yang terkena noda darah ini bisa
dicuci, gunakanlah larutan penghilang warna untuk pakaian putih atau larutan boraks untuk yang berwarna.
Namun, jika tidak boleh dicuci, buatlah adonan dari amonia dan tempelkan pada noda. Tunggu beberapa
lama hingga amonia menyerap noda tersebut. Baru setelah amonia kering, sikatlah dengan sikat lembut dan
ulangi proses ini sesuai kebutuhan.Selain bahan di atas kita juga bisa menggunakan sabun mandi, caranya
basahi kain yang terkena noda darah lalu gosok-gosok dengan sabun mandi dan kucek sampai bersih dan
bilas, ini bisa dilakukan berulang sampai noda hilang.
Gambar 7.14 Noda Darah
Sumber : https://www.merdeka.com/gaya/cara
-mudah-hilangkan-noda-darah-pada-pakaian.html
h. Noda Oksidan
Jika pakaian yang ternoda ini berasal dari bahan siluzi (katun, kapas) dan berwarna putih maka
basahilah kain yang ternoda, lalu letakkan diember kecil dan siram dengan air mendidih, kemudian
tambahkan lapisan asam lemonik dan kucek dengan lembut. Biarkan rendaman beberapa detik, kemudian
siram lagi dengan air mendidih atau letakkan pakaian tersebut di dalam larutan panas berupa asam aksalik
dengan takaran setengah sendok yang dicampurkan ke segelas air. Jika pakaian berwarna dan berbahan non
katun maka lakukan cara di atas, tetapi dengan larutan yang hangat dan ringan.

3. Chemical Penghilang Jenis Jenis Noda


Dalam opeasional laundry banyak chemical yang digunakan untuk menghilangkan noda pada pakaian,
baik yang diproduksi oleh pabrik(merk) maupun produk yang umum dan sudah ada dipasaran.
a. Bahan yang digunakan penghilang noda yang sudah ada dipasaran.
No. Jenis Noda Cara/Solusi Chemical (Penghilang Noda)
1 Kopi, teh, susu, kaldu, coklat,telur, darah, Gunakan deterjen vinegar(cuka), solvent, soda,
ice cream, saos, bumbu salad. borax, amoniak
2 Minuman alkohol, buah-buahan, Menggunakan Vinegar (cuka), air dan deterjen.
manisan, soft drink.
3 Buah-buahan, tinta, kotoran bayi Menggunakan Vinegar (cuka), air dan deterjen.

b. Bahan dari pabrik (Product : A.L Willson Chemicals, New Jersey, USA)
No. Jenis Chemical Kegunaan
1 Qwik GO susu, kaldu, Menghilangkan noda seperti darah, telur, coklat, kaldu,ice cream,
coklat,tm, susu, bumbu-bumbu salad nakan deterjen vinegar(cuka), solvent, s
2 Bon GO alkohol, buah- Menghilangkan noda seperti kopi, coklat, kaldu, soft drink, teh
buahan, manisan, soft d dllterjen.
3 Tar GO kotoran bayi Menghilangkan noda seperti crayon (pastel)kan Vinegar (deterjen.
4 Rust Go Menghilangkan noda seperti karat
5 Ink GO Menghilangkan noda tinta, lumut , obat - obatan , darah , bekas
Buah

Teknik perawatan baju sangat dipengaruhi oleh jenis kain dan seratnya. Agar baju lebih awet dan tidak
cepat rusak, teknik mencuci baju memegang peran penting. Cara paling umum yang patut diketahui dan
dilakukan adalah memisahkan bajubaju putih dan baju berwarna ataupun gelap. Tapi selain warna, kita harus
mengenali jenis kainnya. Jangan sampai baju malah rusak setelah dicuci hanya karena kita menggabungkan baju
berbahan sutra dengan denim misalnya. Mari kenali jenis kain dan panduan mencuci baju yang baik sesuai
dengan jenis kainnya tersebut.
1) Wol
Tidak semua baju berbahan wol diperkenankan untuk dicuci. Baju berbahan wol yang boleh dicuci
pun, ada yang hanya boleh dicuci dengan tangan adapula yang boleh dicuci di mesin cuci. Jika dicuci
dengan tangan, rendam pakaian terlebih dulu dengan air dingin sebelum dicuci. Dalam pencucian, hindari
meremas atau mengucek baju wol secara kasar. Remas dengan lembut untuk mengeluarkan air sebanyak
mungkin.
2) Sutra
Baju yang mengandung atau 100% terbuat dari benang sutra paling baik dirawat dengan dry clean atau
pencucian dengan tangan. Pelarutan deterjen pada air bersuhu hangat juga menjadi kunci keawetan baju
berbahan sutra. Jangan merendam pada larutan air sabun; langsung cuci dengan tangan, hindari sikat, begitu
larutan air sabun cuci sudah siap. Mengurut kain dari atas ke bawah adalah cara terbaikuntuk
mengeringkannya ketimbang memerasnya.
3) Katun
Kain serat alami ini bertekstur tipis dan ringan yang sangat umum sebagai material pakaian di negara
tropis seperti Indonesia. Baju berbahan katun dapat dicuci dengan air bersuhu panas atau dingin, karena
tidak mudah berkerut. Untuk pakaian cenderung berwarna gelap lebih baik dicuci dengan air dingin karena
air panas dapat menyebabkan warna pudar.
4) Nilon
Kain nilon dikenal sangat mudah menyerap warna pakaian lain dan rentan terkena noda luntur. Untuk
itu, pisahkan baju berbahan nilon, terutama yang berwarna putih, dari bahan lainnya yang berwarnawarna
pekat. Jika diperlukan bleach pada pencucian kain serat sintetis ini, gunakan bleach yang tidak mengandung
klorin.
5) Spandex
Poin utama bahan baju yang elastis ini adalah agar tidak cepat melar. Oleh karena itu, saat dicuci,
hindari gerakan membanting pakaian berbahan spandex ini.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar

1. Apa yang kamu ketahui tentang serat ?


2. Klasifikasikan ada berapa macam jenis serat? Jelaskan!
3. Jelaskan jenis-jenis kain!
4. Apa perbedaan noda dan kotoran?
5. Sebutkan jenis-jenis noda dan spotting agent yang digunakan untuk membersihkan noda tersebut!

Anda mungkin juga menyukai