Anda di halaman 1dari 17

Analisis PP No.

31 Tahun
2021 tentang
penyelenggaran bidang
pelayaran

Kelompok 13
Hukum Pengangkutan
Peraturan pemerintah no. 31/2021 penyelenggaraan bidang
pelayaran dengan peraturan pemerintahan ini yang di maksud
dengan :

01 02
Pelayaran Perairan Indonesia
Pelayaran adalah satu kesatuan Perairan indonesia adalah
sistem yang terdiri atas angkutan di laut teritorial indonesia
perairan, keplabuhanan, berserta perairan
keselamatan dan keamanan, serta kepulauan dan perairan
perlindungan maritim pedalamannya

03 04
Angkutan Laut Trayek
Angkutan Laut Khusus adalah
kegiatan angkutan untuk melayani Trayek adalah rute atau lintasan
kepentingan usaha sendiri dalam pelayanan angkutan dari satu
menunjang usaha pokoknya Pelabuhan ke Pelabuhan lainnya
Usaha Jasa Terkait adalah kegiatan
usaha yang bersifat memperlancar
proses dalam kegiatan di
bidangPelayaran. Usaha Pokok adalah
jenis usaha yang disebutkan di dalam
surat izin usaha suatu
perusahaan.Kepelabuhan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan
untukmenunjang kelancaran, keamanan,
dan ketertiban arus lalu lintas kapal,
penumpang dan latau
barang,keselamatan dan keamanan
berlayar, tempat perpindahan intra-dan
latau antarmoda serta
mendorongperekonomian nasional dan
daerah dengan tetap memperhatikan tata
ruang wilayah
Pembinaan Pelayaran

1. Pelayaran 2. Pembinaan Pelayaran 3. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dikuasai oleh sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi penetapan kebijakan umum dan
negara dan ayat (1) meliputi: teknis, paling sedikit memuat:
pembinaanya -a. Pengaturan -a. Norma
dilakukan oleh -b. Pengendalian -b. Standar
menteri -c. Pengawasan -c. Pedoman
-d. Kriteria
-e. Perencanaan
-f. Prosedur
-g. Prasyaratan keselamatan dan keamanaan
pelayaran
-h. Perizinan berusaha
4. Pengendalian 5. Pengawasan
sebagaimana sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat pada ayat (2) huruf c
(21 huruf b meliputi meliputi kegiatan
pemberian arahan, pengawasan
bimbingan, pelatihan, pembangunan dan
perizinan pengoprasian agar sesuai
berusaha,sertifikasi, dengan ketentuan
serta bantuan teknis peraturan perundang
di bidang undangan ternasuk
pembangunan dan melakuan
pengoprasian audit,inspeksi,pengamatan,
pemantauan,dan uji petik
Pasal 3 Pembinaan pelayaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 :

1. Memperlancar arus 2. Meningkatkan 3. Mengembangkan 5. Menciptakan


perpindahan orang dan penyelenggaraan kemampuan armada lapangan kerja
barang secara masal kegiatan angkutan angkutan nasional pada jasa terkait
melalui perairan dengan diperairan dan dengan angkutan
selamat, aman, lancar, kepelabuhan, 4. Mengembangkan diperairan
tertib dan teratur dan keselamatan dan usaha jasa angkutan
biaya terjangkau keamanan pelayaran diperairan yang baik
8. Memenuhi
perlindungan lingkungan
7. Mewujudkan sumber
maritim dengan upaya
daya manusia yang
6. Meningkatkan pencegahan dan
berjiwa bahari,
kemampuan dan peranan penangulangan
profesional, dan mampu
kepelabuhan serta pencemaran yang
mengikuti perkembangan
kesehatan dan keamanan bersumber dari kegiatan
kebutuhan
pelayaran angkutan di perairan,
penyelengaraan
kepelabuhan, serta
pelayaran
keselmatan dan
keamanan pelayaran
Angkutan di Perairan
Pasal 4

•(1) Penyusunan jaringan Trayek tetap dan teratur


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) Peraturan
Pemerintah No 60 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
sebagaimana telah diubah dalam dengan Peraturan
Pemerintah No 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2010 tentang Angkutan
di Perairan dilakukan bersama oleh Pemerintah
Pusat,Pemerintah Daerah,dan asosiasi perusahaan angkutan
laut nasional dengan memperhatikan masukan asosiasi
pengguna jasa angkutan laut.

•(2) Penyusunan jaringan Trayek tetap dan teratur


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikordinasikan Menteri
(1) Kegiatan Angkutan Laut Khusus dilakukan oleh badan usaha untuk
menunjang Tjsaha Pokok untuk kepentingan sendiri dengan menggunakan
kapal berbendera indonesia yang memenuhi persayaratan kelaiklautan dan
diwakili oleh awak kapal berkewenegaraan indonesia

(2) Kegiatan Angkutan Laut Khusus sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi perizman
Berusaha

(3) Kegiatan Angkutan Laut Khusu sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) diselengarakan dengan menggunakan kapal berbendera
indonesia yang laik laut dengan kondisi dan persaratan kapal
sesuai dengan jenis kegiatan

(4) Kegiatan Angkutan Laut Khusus sebagaimana dimaksud pasa


ayat (1) dilarang mengangkut muatan atau barang milik pihak lain
dan mengangkut muatan atau barang umum
(5) Pelaksanaan kegiatan angkutan melakukan
angkutan laut khusus ke pelabuhan indonesia
atau terminal khusus yang terbuka bagi
perdagangan luar negeri wajib keagenan kapal

(6) Pelaksanaan kegiatan angkutan laut khusus


sebagaimana pada ayat 5 hannya dapat
menjadi agen bagi kapalny sendiri
7) Badan Usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan
badan
hukum indonesia yang melakukan (8) Ketentuan lebih
Kegiatan usaha pokok di bidang : lanjut mengerlai
A. Industi keangenan kapal
B. Kelautan sebagaiamana
C. Pariwisata dimaksud pada ayat (5)
D. Pertambangan diatur dengan peraturan
E. Pertanian menteri
F. Perikanan
G. Jasa konstruksi
H. Kegiatan penelitian,
pendidikan dan pelatiha
Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana dimaksud dalam (2) Kerja sama sebagaimana
Pasal 9 ayat (2) huruf a merupakan kegiatan usaha yang bergerak dalam dimaksud pada ayat (1)
bidang bongkar dan muat barang dari dan ke Kapal di bertujuan untuk menjarnin kelancaran
Pelabuhan.Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana arus barang,
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usaha yang didirikan meningkatkan efektivitas kinerja
khusus untuk bongkar muat barang di Pelabuhan.Badan Usaha yang operasional
didirikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat melakukan Pelabuhan dan untuk mengetahui
kegiatan bongkar muat barang di Ternrinal multipurpose dan tingkat kinerja
konvensional.Badan Usaha sebagaimana dimaksurl pada ayat (3) wajib pelayanan bongkar muat sesuai
bekerja sama dengan:a. penyelenggara Pelabuhan; atau b. Badan Usaha dengan standar
Pelabuhan yang telah mendapatkan Konsesi kinerja pelayanan operasional
Pelabuhan yang
Isi Pasal 9 ditetapkan oleh Penyelenggara
(1) Pelaksana bongkar muat sebagaimana dimaksud Pelabuhan setempat.
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a, yang telah memiliki (3) Kerja sama dengan Badan Usaha
perizinan berusaha, dalam pelaksanaan kegiatannya Pelabuhan
dilakukan melalui kerja sama dengan: sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
a. Unit Penyelenggara Pelabuhan untuk Pelabuhan dituangkan
yang belum diusahakan secara komersial; atau dalam bentuk perjanjian kerja sama
b. Badan Usaha Pelabuhan yang telah mendapatkan dan diketahui
Konsesi untuk Pelabuhan yang telah diusahakan oleh Penyelenggara Pelabuhan
secara komersial. setempat.
Tarif angkutan perairan Pelabuhan terdiri atas tarif
angkutan penumpang dan tarif angkutan barang.
(1) tarif angkutan penumpang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 21 terdiri atas jenis tarif
untuk :a.kelas ekonomib.kelas non ekonomiPasal
3(1) Jenis Tarif Angkutan Penyeberangan terdiri
atas:a. Tarif ekonomi; danb. Tarif nonekonomi.(2)
Tarif Angkutan Penyeberangan untuk Tarif
ekonomisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a ditetapkan oleh:a. Menteri, untuk lintas
penyeberangan antarnegaraatau antarprovinsi;untuk
lintas penyeberanganb.
gubernur,antarkabupaten/kota dalam provinsi; danc.
bupati/wali kota, untuk lintas penyeberangan dalam
kabupaten/kota.(3) Tarif Angkutan Penyeberangan
untuk tarif nonekonomi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b ditetapkan oleh Badan Usaha
Angkutan Penyeberangan berdasarkan tingkat
pelayanan yang diberikan.
(2) Besaran tarif
pelayanan jasa
angkutan perairan
PelabuhanDitetap
kan atas dasar
kesepakatan
bersama antara
penyedia jasa (3) Struktur tarif
danpengguna jasa angkutan
berdasarkan jenis, penumpang
struktur, dan kela ekonomi
golongan tarif sebaga-
denganmengguna inra.nadimaksu
kan pedoman d pada ayat (1)
perhitungan yang huruf a terdiri
ditetapkan olch atas tarif dasar
Menteri. dan tarif jarak.
(1) Kegiatan usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau
peralatan jasa terkait dengan angkutan laut merupakan kegiatan
usaha yang bergerak dalam bidang yang diperlukan bagi
terlaksananya penyewaan peralatan angkutan laut atau penyewaan
peralatan jasa terkait dengan angkutan laut yang dapat
mencakup kegiatan :

a . penyewaan peralatan angkutan laut ;


b . penyewaan peralatan bongkar muat ;
c . penyewaan peralatan jasa pengurusan transportasi ;
d . penyewaan peralatan tallg mandiri ;
e . penyewaan peralatan depo peti kemas ; dan / atauf . penyewaan peralatan perbaikan dan
pemeliharaan Kapal
(2) Kegiatan usaha penyewaan peralatan
angkutan laut atau peralatan tasa terkait
dengan angkutan laut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh badan usaha
yang didirikan khusus untuk usaha penyewaan
peralatan angkutan laut atau peralatn
buasa terkait dengan angkutan laut

(3) Dalam hal pelaksanan penyewaan


peralatan angkutan laut atau peralatan
jasa terkait dengan angkutan laut
perusahaan angkutan laut nasional atau
perusahaan Usaha Badan Usaha Jasa
terkait angkutan laut nasional dapat
menunjuk
CREDITS: perusahan
This presentation penyewaan
template was createdperalatan
by Slidesgo,
angkutan
including icons bylaut atau
Flaticon peralatan
and infographics jasaby Freepik
& images
terkait dengan angkutan laut stempat
dimana kegiatan tersebut dilakukan
Sekian & Terima
Kasih!
1. 20211450 ANDREAN ALI RAHMAN
2. 20211179 M. RIZKY RAMADHAN
3. 21211019 MANGANJU EKO KRISTOPE SILABAN
4. 20211175 AGUNG SAPUTRA
5. 21211259 M. RAFA ANARGYA PUTRA
6. 20211037 KRIS CHANDRA ALDYANTO
7. CREDITS:
20211248 ThisJON RIKO SILABAN
presentation template was created by Slidesgo,
8. including
20211278 BINTANG KASIDI
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
9. 20211039 ADITYA PERKASA

Anda mungkin juga menyukai