Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KSOP SUNDA KELAPA

KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN


KELAS III SUNDA KELAPA
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

TAHUN ANGGARAN : 2021


SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KSOP SUNDA KELAPA

KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN


KELAS III SUNDA KELAPA

TAHUN ANGGARAN 2021

Kementerian : Kementerian Perhubungan


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Satker : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas III Sunda Kelapa
Program : Pembangunan Bangunan Operasional
Kegiatan : Pembangunan Gedung Kantor KSOP Sunda Kelapa
Hasil (outcome) : Terwujudnya Bangunan Gedung Kantor KSOP
Kelas III Sunda Kelapa
Indikator Kinerja Kegiatan : Terpenuhinya Sarana dan Prasarana untuk
Pelayanan keselamatan Pelayaran serta
Kepelabuhanan di Wilayah Kerja KSOP Kelas III
Sunda Kelapa
Jenis Keluaran (Output) : Pelayanan Pengguna Jasa Transportasi Laut
Volume : 1 (Satu)
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Paket

Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda
Kelapa adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian
Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan antar pulau di
Indonesia yang sebagian besar menghubungkan jalur pelayaran
daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh kapal-kapal
besar, antara lain : Wilayah Perairan Bengkulu dan sekitarnya,
Wilayah Perairan Palembang dan sekitarnya, Wilayah Perairan
Riau dan sekitarnya, Wilayah Perairan Bangka Belitung, Wilayah
Perairan Jambi dan sekitarnya, Wilayah Perairan Lampung dan
sekitarnya, Wilayah Perairan Banjarmasin dan sekitarnya,
Wilayah Perairan Pontianak dan sekitarnya
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan, dan penegakan hukum di
bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi
kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan,
pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial. Dalam
melaksanakan tugas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan menyelenggarakan fungsi sebagaimana telah di atur
dalam PM No. 36 Tahun 2012
a. pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan
kapal, sertiflkasi keselamatan kapal, pencegahan
pencemaran dari kapal dan penetapan status hokum kapal;
b. pelaksanaan pemeriksaan manajemen keselamatan kapal;
c. pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan
pelayaran terkait dengan kegiatan bongkar muat barang
berbahaya, barang khusus, limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi
dan debarkasi penumpang, pembangunan fasillitas
pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, laik layar dan
kepelautan, tertib lalu lintas kapal di perairanpelabuhan dan
alur pelayaran, pemanduan dan penundaan kapal, serta
penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
d. pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal, pencegahan
dan pemadaman kebakaran di perairan pelabuhan,
penanganan musibah di laut, pelaksanaan perlindungan
lingkungan maritim dan penegakan hukum di bidang
keselamatan dan keamanan pelayaran;
e. pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan
yang terkait dengan pelaksanaan pengawasan dan
penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan
pelayaran;
f. pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan,
Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan, serta pengawasan penggunaannya,
pengusulan tarif untuk ditetapkan Menteri;
g. pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan
penggunaan lahan daratan dan perairan pelabuhan,
pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur
pelayaran dan jaringan jalan serta Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran;
h. pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian
lingkungan di pelabuhan, keamanan dan ketertiban,
kelancaran arus barang di pelabuhan;
g.. pelaksanaan pengaturan lalu lintas kapal ke luar masuk
pelabuhan melalui pemanduan kapal, penyediaan
danJatau pelayanan jasa kepelabuhanan serta pemberian
konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha
Pelabuhan;

2. Maksud dan a Maksud :


Tujuan Maksud dilaksanakannya pengadaan ini adalah terlaksananya
pekerjaan pembangunan fisik Pembangunan Gedung KSOP
Kelas III Sunda Kelapa.
b Tujuan :
Tujuan dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk
mendapatkan Gedung Kantor KSOP Kelas III Sunda Kelapa
guna menunjang pelaksanaan Pelayanan bagi pengguna jasa
transportasi laut.
3. Sasaran Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi
adalah tersedianya Gedung Kantor KSOP Kelas III Sunda Kelapa
guna menunjang pelaksanaan Pelayanan bagi pengguna jasa
transportasi laut.
4. Lokasi Pekerjaan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda
Kelapa
5. Sumber Kegiatan ini di biayai dari sumber pendanaan : PNBP,
Pendanaan Kementerian Perhubungan TA 2021. NOMOR : SP DIPA-
022.04.2.412797/2021 tanggal : 23 November 2020
Dengan Nilai Pagu : Rp. 11.669.900.000,- (Sebelas Milyar Enam
Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah)

6. Nama dan Pejabat Pembuat Komitmen Kantor Kesyahbandaran dan


Organisasi Pejabat Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa
Pembuat
Komitmen
Data Penunjang

7. Data Dasar a. Gambar Kerja Pembangunan Gedung Kantor KSOP Kelas III
Sunda Kelapa;
b. Daftar Kuantitas dan Harga;
c. Rancana Kerja dan Syarat-syarat;
d. Data Tanah;

Ruang Lingkup

8. Lingkup Pekerjaan a) Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan


berikut alat bantu lainnya;
b) Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan selesai sesuai dengan
persyaratan;
c) Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam Lokasi
Pekerjaan sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan;
d) Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung
Kantor KSOP Kelas III Sunda Kelapa item pekerjaan sebagai
berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN STRUKTUR
4. PEKERJAAN ATAP
5. PEKERJAAN DINDING
6. PEKERJAAN KUSEN
7. PEKERJAAN PLAFON
8. PEKERJAAN LANTAI
9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
10. PEKERJAAN TATA UDARA
11. PEKERJAAN INSTALASI AIR BESIH DAN AIR KOTOR
12. PEKERJAAN PENGECATAN
13. PEKERJAAN LAIN-LAIN
14. PEKERJAAN TATA SUARA
15. PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM
16. PEKERJAAN SISTEM BAHAYA KEBAKARAN
9. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan 210 (Dua Ratus
Penyelesaian Sepuluh) hari kalender.
Pekerjaan

10. Persyarat Teknis I. Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk


pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
Personil Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
ini meliputi:
a. Manajer Proyek :
 SKA Managemen Proyek Muda
 Berpengalaman Kerja minimum 4 tahun;
 Jumlah personil : 1 orang.

b. Manajer Teknik :
 SKA Teknik Bangunan Gedung Muda
 Berpengalaman Kerja minimum 4 tahun;
 Jumlah Personil : 1 orang.

c. Manajer Keuangan :
 Berpengalaman Kerja minimum 2 tahun;
 Jumlah Personil : 1 orang.

d. Ahli/Petugas K3 :
 SKA K3 Konstruksi Muda (603),
 Berpengalaman Kerja minimum 3 tahun;
 Jumlah Personil : 1 orang.

Keterangan :
a) Sertifikat Kompetensi kerja dibuktikan saat rapat persiapan
penunjukan penyedia;
b) Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan
lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun
anggaran);
c) Melampirkan scan persyaratan personil tersebut dan Daftar
Riwayat Hidup, jika tidak dilampirkan dianggap gugur.
II. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk
pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
No Jenis Alat Kapasitas Jumlah
. Minimum
1 . Hydrolic Static Pile Driver 80 ton 1 unit
2 . Excavator 0,8 m3 1 unit
3 . Concrete Pump Jangkau 28 m 1 unit
4 . Pickup - 1 unit
5 . Dump Truck 5 m3 2 unit
6 . Peralatan Survey - 1 unit
Theodolite

Keterangan :
a) KEPEMILIKAN PERALATAN dapat berupa milik sendiri, sewa
beli, dan/atau sewa kepada pihak lain dengan perjanjian sewa
bersyarat (bukan surat dukungan);
b) Untuk peratan tersebut di atas apabila milik sendiri agar
menguppload (scan) bukti kepemilikan (contoh : STNK, BPKB,
INVOICE PEMBELIAN);
c) untuk alat yang merupakan sewa harus menguppload (scan)
perjanjian sewa dan bukti kepemilikan peralatan dari pemberi
sewa;
d) untuk alat yang sewa beli harus melampirkan bukti
pembayaran sewa beli (contoh : invoice uang muka,
angsuran)
e) peralatan utama yang disampaikan , beralamat / lokasi yang
jelas, sehingga apabila diperlukan dapat dilakukan klarifikasi
peralatan yang ditawarkan . apabila peralatan yang ditawarkan
tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka dianggap
tidak memenuhi persyaratan.
11. Rencana Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi
Keselamatan persyaratan, yang memuat:
Konstruksi (RKK): (1) Elemen SMKK, meliputi:
(a) Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam
keselamatan konstruksi;
(b) Perencanaan Keselamatan Konstruksi:
i. uraian pekerjaan;
ii. manajemen risiko dan rencana tindakan,
meliputi:
i) penjelasan manajemen risiko meliputi
mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat
risiko, dan mengendalikan risiko;
ii) penjelasan rencana Tindakan meliputi
sasaran khusus dan program khusus.
(c) Dukungan Keselamatan konstruksi;
(d) Operasi Keselamatan Konstruksi;
(e) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi.
(2) Pakta komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan
tertinggi perusahaan penyedia jasa.

Catatan :
Dasar Penyusunan RKK adalah Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019, Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Peserta menyampaikan rencana keselamatan konstruksi


sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya
di bawah ini

DESKRIPSI RESIKO

NO.
IDENTIFIKASI BAHAYA
URAIAN PEKERJAAN
(Skenario Bahaya)

1 2 3
Pemancangan Tiang
1. Kejatuhan Tiang Pancang atau alat pancang, terjepit peralatan pancang
Pancang
12. Jadwal waktu Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah
Pelaksanaan terima pertama pekerjaan (PHO) yang ditawarkan tidak
melampaui batas waktu. Adapun jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan dan penggunaan peralatan harus sejalan dengan
metode pelaksanaan.

13. Kualifikasi Persyaratan kualifikasi:


Penyedia 1) Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka
jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling
banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama
operasi
2) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK);
3) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi
Usaha : Menengah, serta disyaratkan subbidang
klasifikasi/layanan Konstruksi Bangunan Gedung Komersial
(BG004) dan Jasa Pelaksana Instalasi Tenaga Listrik Gedung
dan Pabrik (EL010);
4) Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha
menengah dan Besar, memiliki Kemampuan dasar (KD) sama
dengan 3 x NPt (nilai pengalaman tertinggi dalam 15 tahun
terakhir) : Untuk kualifikasi usaha menengah, pengalaman
pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang
disyaratkan;
5) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban pelaporan
perpajakan (SPT Tahunan) tahun pajak 2019;
6) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan);
7) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/ pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti di luar tanggungan Negara;
8) Surat Pernyataan tidak menuntut ganti rugi apabila kegiatan ini
dibatalkan/dikurangi dana (efesiensi) karena adanya kebijakan
Pemerintah;
9) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan
konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi Pelaku Usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
10) Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling
kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
HPS;
Laporan Keuangan tahun 2019 disampaikan melalui fasilitas
pengunggahan kualifikasi lain pada SPSE dengan ketentuan
Untuk Usaha Menengah, laporan keuangan yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik; atau
11) Dalam hal peserta akan melakukan KSO :
a. Evaluasi persyaratan pada angka 2, 5 s/d 9 dilakukan untuk
setiap perusahaan yang tergabung dalam KSO;
b. evaluasi pada angka 3, dilakukan secara saling
melengkapi oleh anggota KSO dan setiap anggota KSO
harus memiliki salah satu SBU yang disyaratkan;
c. evaluasi pada angka 10, dilakukan dengan
menjumlahkan SKN seluruh anggota KSO, dan setiap
anggota KSO harus menyampaikan laporan keuangan dan
daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
d. evaluasi pada angka 4 hanya dilakukan kepada leadfirm
KSO ;dan
e. dalam hal KSO dilakukan antara usaha kualifikasi
menengah dengan usaha kualifikasi kecil, maka evaluasi
pada angka 11 tetap dilakukan terhadap usaha kecil
tersebut.

14. Pelaporan

a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada Pejabat
Pembuat Komitmen mengenai volume presentasi dan nilai bobot bagian-bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan
jadwal yang telah disetujui;
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan;
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat terutama yang
mengakibatkan tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta
gambar konstruksi yang dibuat (Shop drawing);
e. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran;
f. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan
atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran;
g. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan Berita Acara
kemajuan pekerjaan penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya
yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan
pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.

Hal-Hal Lain

15. Kelengkapan K3 Guna mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan


konstruksi,
personil yang ditugaskan harus memenuhi syarat-syarat
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kegiatan konstruksi sekurang-kurangnya sesuai dengan
Perencanaan Keselamatan Konstruksi yang telah dibuat.

16. Produksi dalam Semua kegiatan pekerjaan berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan
menggunakan 100% tenaga kerja dan material bangunan dari
dalam negeri.
17. Pedoman a. Untuk melaksanan tugasnya penyedia harus mencari sendiri
Pengumpulan Data informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan
Lapangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
b. Penyedia harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksnaaan tugasnya, baik yang berasal
dari kegiatan maupun yang dicari sendiri. Kesalahan /kelalaian
pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari penyedia.
c. Informasi penyedia antara lain :
1) Dokumen pelaksanaan yaitu :
 gambar-gambar pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Berita acara aanwijzing sampai dengan penunjukan
penyedia
 Dokumen kontrak pelaksanaan.
2) Bar Chart dan S-Curve serta Net work Planning dari
pekerjaan yang dibuat oleh penyedia.
3) Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan
4) Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku
untuk pekerjaan konstruksi, termasuk petunjuk teknis mutu
pekerjaan dll.
5) Informasi lainnya.

18. Lain-Lain a) Sewaktu-waktu Penyedia apat diminta oleh Penguna Jasa


mengadakan diskusi atau memberi penjelasan mengenai
tahap atau hasil kerjanya;
b) Penyedia harus menyerahkan dokumenasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan survey lapangan;
c) Penyedia harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil
pekerjaan ini dengan Pemilik pekerjaan;
d) Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia;
e) Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini
akan dijelaskan dalam berita acara penjelasan pekerjaan;
f) Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun, maka
Penyedia hendaknya memeriksa dan mempelajari semua
bahan yang telah diterima dan mencari bahan masukan yang
diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian

Jakarta,19 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai